MAKALAH LOMBA BETON NASIONAL PDF

Title MAKALAH LOMBA BETON NASIONAL
Author Mochammad Irham
Pages 34
File Size 718.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 102
Total Views 256

Summary

MAKALAH LOMBA BETON NASIONAL CBR UNILA 2015 PENGGUNAAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR PADA SELF COMPACTING CONCRETE ACCELERATOR 13 ANDI MOCHAMMAD IRHAM B (Ketua Tim) RETNO DWI LELYASTUTI (Anggota 1) PIQRAH YANTI (Anggota 2) UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 LEMBAR PENGESAHAN PESERTA LOMBA BETON N...


Description

MAKALAH LOMBA BETON NASIONAL CBR UNILA 2015

PENGGUNAAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR PADA SELF COMPACTING CONCRETE

ACCELERATOR 13 ANDI MOCHAMMAD IRHAM B

(Ketua Tim)

RETNO DWI LELYASTUTI

(Anggota 1)

PIQRAH YANTI

(Anggota 2)

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

LEMBAR PENGESAHAN PESERTA LOMBA BETON NASIONAL CBR UNILA 2015

1. Nama Tim

: Accelerator 13

2. Nama Beton

: Beton Self Compacting Concrete (SCC)

3. Nama Perguruan Tinggi

: Universitas Hasanuddin

4. Nama Dosen Pembimbing

: Dr. Eng. Rita Irmawaty, S.T., M.T

5. Nama Anggota Tim 1). Nama, NIM

: Andi Mochammad Irham B, D111 13 035

2). Nama, NIM

: Retno Dwi Lelyastuti, D111 13 313

3). Nama, NIM

: Piqrah Yanti, D111 13 038

6. Alamat Perguruan Tinggi Telepon

: (0411) 586200, (0411) 584200

Faksimile

: (0411) 585188

E-mail

:[email protected]

Makassar, 2 Februari 2015 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M.T) Nip. 19601231 198609 1 001

(Dr. Eng. Rita Irmawaty, S.T., M.T) Nip. 19720619 200012 2 001

Menyetujui, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

(Dr. Ir. Abdul. Rasyid Jalil, M.Si.) Nip. 19650303 199103 1 004 ii

DATA DIRI PESERTA Nama Tim

: Accelerator 13

Nama Beton

: Beton Self Compacting Concrete (SCC)

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, 90245 Sulawesi Selatan, Indonesia. Telepon

: (0411) 586200, (0411) 584200

Faksimile

: (0411) 585188

E-mail

: [email protected]

Dosen Pembimbing Nama Lengkap

: Dr. Eng. Rita Irmawaty, S.T., M.T

NIP

: 132308002

Jurusan/Prodi

: Teknik Sipil / Sipil

Alamat Rumah

: Jl. Maccini Raya Lr. 4 nomor 43

Telepon/Faksimile/Hp

: 08114619672

Mahasiswa 1 Nama Lengkap

: Andi Mochammad Irham B

NIM

: D111 13 035

Jurusan/Prodi/Semester

: Teknik Sipil / Sipil / Semester 4

Alamat Rumah

: BTN Minasa Upa Blok A 2 Nomor 3

Telepon/Faksimile/HP

: 082393365527 / 089674368717

Mahasiswa 2 Nama Lengkap

: Retno Dwi Lelyastuti

NIM

: D111 13 313

Jurusan/Prodi/Semester

: Teknik Sipil / Sipil / Semester 4

Alamat Rumah

: Jl. STO VI Blok E Nomor 76 Telkomas

Telepon/Faksimile/HP

: 081310003098

iii

Mahasiswa 3 Nama Lengkap

: Piqrah Yanti

NIM

: D111 13 038

Jurusan/Prodi/Semester

: Teknik Sipil / Sipil / Semester 4

Alamat Rumah

: Jl Manggis No. 5 PKG

Telepon/Faksimile/HP

: 082348266443

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memanfaatkan air laut sebagai pengganti air tawar dalam pembuatan beton, mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan komposisi air laut dan menghasilkan beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan, dan bermutu tinggi dengan judul Penggunaan Air Laut Sebagai Air Pencampur Pada Self Compacting Concrete.

Dengan membuat makalah ini kami mengharapkan dapat menginspirasi semua orang yang berkaitan dengan dunia konstruksi agar dapat menerapkan pengaplikasiannya dilapangan.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga makalah ini, dapat menambah referensi pembaca mengenai beton dengan komposisi air laut sebagai pencampur pada beton, dan bisa melanjutkan penelitian ini hingga mencapai hasil yang memuaskan.

Hormat kami,

Accelerator 13

v

DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................................... i Halaman judul ................................................................................................... i Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii Data diri peserta ............................................................................................... iii Kata Pengantar .................................................................................................. v Daftar isi ............................................................................................................. vi Abstrak .............................................................................................................. vii

Bab I. Pendahuluan ............................................................................................ 1 a. Latar Belakang .......................................................................................... 1 b. Permasalahan ............................................................................................ 2 c. Tujuan ....................................................................................................... 2 Bab II. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 3 Bab III. Metode Pelaksanaan ........................................................................... 15 a. Waktu dan tempat pelaksanaan ............................................................... 15 b. Instrumen pelaksanaan ............................................................................ 16 c. Tahapan pelaksanaan .............................................................................. 17 Bab IV. Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 19 a. Pemilihan material yang digunakan ........................................................ 19 b. Perhitungan mix desain benda uji ........................................................... 19 c. Hasil pengujian benda uji ........................................................................ 21 d. Analisa aplikasi beton di lapangan ......................................................... 21 Bab V. Rencana Anggaran Biaya .................................................................... 22 Bab VI. Penutup ................................................................................................ 23 a. Kesimpulan ............................................................................................. 23 b. Saran ....................................................................................................... 23 Daftar Pustaka .................................................................................................. 24 Lampiran-lampiran .......................................................................................... 25 a. Log book kegiatan ................................................................................... 25 b. Hasil pengujian beton ............................................................................. 27

vi

ABSTRAK

Beton self compacting concrete (SCC) adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadat sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan beton SCC yang menggunakan air laut sebagai air pencampur pada beton yang diambil dari Tanjung Bayang Kota Makassar dan mengurangi pemakaian air tawar yang pada umumnya digunakan pada beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan membuat benda uji silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. 3 buah benda uji dengan material air laut diuji untuk pengukuran kuat tekan yang akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan rata-rata beton SCC dengan material laut yang dicapai pada umur 3 hari adalah 37,35 MPa. Kuat tekan beton rata-rata usia 28 hari dapat diperkirakan dapat mencapai 93,37 MPa.

Kata Kunci : self compacting concerete, air laut, kuat tekan beton.

vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan dunia

konstruksi khususnya di

Indonesia ikut

mendorong

bertambahnya penggunaan beton sebagai material perkuatan struktur. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (kerikil dan pasir), semen, dan air. Kekakuan, keawetan, dan sifat beton yang lain tergantung pada sifat bahan-bahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukan, maupun cara pengerjaan.

Komposisi pembuatan beton umumnya memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari alam maka secara tidak langsung kita telah melakukan eksploitasi alam secara terus-menerus. Eksploitasi alam secara terus-menerus akan berdampak pada kerusakan alam dan lingkungan.

Era modern yang semakin canggih mampu menghasilkan penemuan-penemuan baru yang berdasarkan pada berbagai riset dan penelitian. Khususnya dalam bidang teknik sipil, berbagai

penemuan dapat memajukan kegiatan pembangunan. Hal ini

bertujuan untuk menciptakan sebuah bangunan struktur yang kuat, awet, hemat biaya, dan mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Air merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan beton karena air bereaksi dengan semen menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila di hembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum. Namun belakangan ini, ketersediaan air tawar semakin berkurang yang lambat laun akan berpengaruh pada penggunaannya dalam produksi beton. Diperkirakan kedepannya banyak Negara akan mengalami krisis air. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam dunia teknik sipil untuk dapat membuat beton dengan kualitas dan ketahanan tinggi dengan menggunakan material penyusun yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan air

1

laut sebagai salah satu material penyusun beton. Air laut memiliki potensi yang sangat banyak untuk digunakan dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu ada pemikiran untuk menggunakan air laut sebagai bahan pencampuran beton.

B. Permasalahan 1.

Apakah penggunaan air laut sebagai air pencampur beton dapat meningkatkan kuat tekan pada beton ?

2.

Apakah air laut efektif dalam mengurangi pemakaian air tawar pada beton ?

3.

Apakah beton dengan material air laut dapat di aplikasikan dalam lingkup ketekniksiplan ?

C. Tujuan 1.

Dapat meningkatkan kuat tekan pada beton dengan air laut sebagai pencampur pada beton.

2.

Dapat mengurangi pemakaian air tawar dengan alternatif air laut sebagai air pencampur pada beton.

3.

Dapat membuat beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan, berkualitas dan ketahanan tinggi.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama dengan tulangan baja, sehingga disebut beton bertulang (batang baja berada di dalam beton). Pada saat ini sebagian besar bangunan dibuat dari beton bertulang, disamping kayu dan baja (Febriyatno, 2014).

Beton mempunyai kelebihan daripada bahan yang lain, antara lain karena harganya relatif lebih murah daripada baja, tidak memerlukan biaya perawatan seperti baja (baja harus selalu dicat pada setiap jangka waktu tertentu untuk mencegah karat), dan tahan lama karena tidak busuk atau berkarat. Akan tetapi, beton yang tampaknya mudah dibuat bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti akan menghasilkan bahan yang kurang baik, atau kurang kuat. Oleh karena itu cara-cara membuat beton harus dipelajari dengan baik (Astanto, 2001).

Dalam keadaan yang mengeras, beton memiliki kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif . Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus, misalnya diekspose agregatnya (agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan dibagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya). Selain tahan terhadap serangan api, beton juga tahan terhadap serangan korosi (Mulyono, 2003).

Beton mempunyai beberapa kelebihan, antara lain yaitu (Mulyono,2003) : 1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. 2. Mampu memikul beban yang berat. 3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi. 4. Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton adalah relatif tinggi.

3

5. Biaya pemeliharaan yang kecil.

Selain kelebihan, beton juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain yaitu : (Mulyono, 2003) 1. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah. 2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi. 3. Kekuatan tarik beton relatif rendah. 4. Daya pantul suara yang besar.

Material penyusun beton Agregat Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai bahan pengisi akan tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau betonnya sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton. (Astanto, 2001)

Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

A. Agregat halus Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :

1. Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan 2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.

4

3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.

b. Agregat kasar Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan. 2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya. 3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat-zat yang reaktif terhadap alkali. 4. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Tabel 1. Syarat pemakaian agregat kasar dan agregat halus AGREGAT KASAR Ayakan

%-lewat ayakan (berat kering)

AGREGAT HALUS Ayakan

%-lewat ayakan (berat kering)

30,0 mm

100

10,00 mm

100

25,0 mm

90-100

5,00 mm

90-100

15,0 mm

25-60

2,50 mm

80-100

5,0 mm

0-10

1,20 mm

50-90

2,5 mm

0-5

0,60 mm

25-60

0,30 mm

10-30

0,15 mm

2-10

5

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai. ( Astanto, 2001)

Sifat yang paling penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil, pasir dan lain-lain) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan, yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan (Murdock dkk., 1991).

Air Laut Air merupakan bahan dasar yang sangat penting dalam pembuatan konstruksi bahan bangunan dengan struktur beton. Pada konstruksi beton, air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga dapat menjadi bahan perekat antara agregat halus ( pasir), agregat kasar (kerikil), serta bahan campuran beton lainya. Dalam pembuatan konstruksi beton harus digunakan air yang baik sehingga dapat tercipta beton yang kuat serta tahan lama.

Menurut SK SNI 03-2847-2002, syarat air untuk beton adalah air bersih. Namun, pada daerah dengan keterbatasan air bersih dapat digunakan air laut sebagai air pencampur.

Air laut adalah larutan yang memiliki kandungan berbagai garam-garaman. Unsur kimia yang tergabung dalam larutan air laut itu ialah Chlorida (Cl) 55%, Natrium (Na) 31%, kemudian Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Sulfur (S), dan Kalium (K). Selain itu, dalam jumlah kecil terdapat juga Bromium (Br), Karbon (C), Strontium (Sr), Barium (Ba), Silikon (Si), dan Fluorium (F). Kandungan air laut juga terdiri dari berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut.

Bentuk kandungan garam-garaman air laut dikenal dengan sebutan kadar garam atau salinitas. Kadar garam air laut yang normal ialah 3,5%. Air laut di daerah tropis pada

6

umumnya memiliki kandungan garam rendah karena curah hujan yang tinggi. Beberapa bagian laut mempunyai kandungan kadar garam tinggi, karena curah hujan yang sangat rendah dan suhu yang tinggi, misalnya laut yang berdampingan dengan gurun, seperti Laut Merah 4%, Laut Tengah 3,8%, Teluk Persia 4% dan Laut Mati sebuah danau yang berkadar garam 26%. Sebalikanya kadar garam air laut rendah, jika laut itu banyak mendapat tambahan air tawar dari muara sungai dan cairan es, seperti Laut Baltik 1,9%.

Dengan mencampurkan air laut pada beton dapat menurunkan jumlah pori-pori, dimana kemudian meningkatkan kekuatan semen BFS (Blast Furnace Slag) terhadap kuat tekan dari semen BFS dengan menggunakan air tawar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aman menggunakan air laut sebagai air pencampuran, dengan penanggulangan menggunakan air laut sebagai air pencampuran adalah sebagai berikut : gunakan semen BFS atau semen dic...


Similar Free PDFs