Makalah Manajemen Kualitas PDF

Title Makalah Manajemen Kualitas
Author Mega Putri
Pages 22
File Size 126.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 581
Total Views 880

Summary

MANAJEMEN KUALITAS Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Dosen Pengampu : Faizatul Almas, S.E.I., M.Si. Oleh : Nama : Mega Purwaning Putri NIM : 63040190170 KELAS 4E PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALAT...


Description

MANAJEMEN KUALITAS Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Dosen Pengampu : Faizatul Almas, S.E.I., M.Si.

Oleh : Nama

: Mega Purwaning Putri

NIM

: 63040190170

KELAS 4E PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “MANAJEMEN KUALITAS” ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional. Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

kita dalam mempelajari manajemen operasional

khususnya dalam hal memanajemen kualitas. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya memohon kritik dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan makalah berikutnya.

Salatiga, 21 Juni 2021

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 C. Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kualitas dan Manajemen Kualitas ............................................... 3 B. Sejarah Singkat Pengendalian Mutu .............................................................. 4 C. Konsep Pengendalian Mutu ........................................................................... 6 D. Standar Mutu/Kualitas Internasional.............................................................. 8 E. Total Quality Management (TQM) ................................................................ 12 F. Pentingnya Manajemen Kualitas.................................................................... 14 G. Studi Kasus Manajemen Kualitas .................................................................. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 18 B. Saran............................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Mutu produk menjadi syarat mutlak untuk bersaing di Era Global. Oleh karena itu mutu mempengaruhi seluruh organisasi, dari pemasok sampai ke konsumen dan dari rancangan produk sampai aspek pemeliharaan peralatan. Bab ini merupakan kunci untuk memahami kualitas.

Dikatakan

demikian

karena

di

dalamnya

memberikan

pemahaman kepada para pembaca tentang kualitas suatu barang dan jasa. (Akhmad, 2018, p. 301) Seperti yang telah ditemukan oleh Rumah Sakit Arnold Palmer dan banyak organisasi lain, kualitas adalah tonik yang luar biasa untuk meningkatkan operasi. Mengelola kualitas membantu membangun strategi diferensiasi yang sukses, biaya rendah, dan respons. Misalnya, mendefinisikan ekspektasi kualitas pelanggan telah membantu Bose Corp. berhasil membedakan speaker stereonya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Nucor telah belajar untuk memproduksi baja berkualitas dengan biaya rendah dengan mengembangkan proses efisien yang menghasilkan kualitas yang konsisten. Dan Dell Computers dengan cepat menanggapi pesanan pelanggan karena sistem kualitas, dengan sedikit pengerjaan ulang, telah memungkinkannya mencapai hasil yang cepat di pabriknya. Memang, kualitas mungkin menjadi faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan ini seperti halnya di Rumah Sakit Arnold Palmer. (Render, 2011, p. 221) B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kualitas dan manajemen kualitas? 2. Bagaimana awal munculnya diterapkannya pengendalian/manajemen kualitas?

1

3. Bagaimana konsep pengendalian kualitas/mutu yang benar? 4. Bagaimana

standar

mutu/kualitas

yang

diterapkan

secara

internasional? 5. Apa itu Total Quality Management (TQM)? 6. Seberapa pentingkah manajemen kualitas dalam perusahaan? 7. Bagaimana contoh studi kasus tentang manajemen kualitas? C. Tujuan 1. Dapat mengetahui pengertian tentang yang dimaksud dengan kualitas dan manajemen kualitas. 2. Dapat mengetahui sejarah perkembangancditerapkannya pengendalian kualitas. 3. Dapat memahami konsep pengendalian kualitas/mutu yang benar. 4. Dapat mengetahui standar mutu/kualitas yang diterapkan secara internasional. 5. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Total Quality Management (TQM). 6. Dapat menjelaskan dan memahami pentingnya manajemen kualitas. 7. Dapat memberikan contoh studi kasus mengenai implementasi manajemen kualitas.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kualitas dan Manajemen Kualitas Goetsch dan Davis dalam Fendi Ciptono dan Anastasia Diana (1996:4) mendefinisikan: Kualitas adalah merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sementara American Society for Quality Control dalam Berry Render (2001) mengemukakan: Kualitas/mutu adalah totalitas bentuk atau karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas meupun yang tersembunyi. (Akhmad, 2018, p. 302) Namun, yang lain percaya bahwa definisi kualitas terbagi dalam beberapa kategori. Beberapa definisi didasarkan pada pengguna. Mereka mengusulkan bahwa kualitas "terletak di mata yang melihatnya." Orangorang pemasaran menyukai pendekatan ini dan begitu juga pelanggan. Bagi mereka, kualitas yang lebih tinggi berarti kinerja yang lebih baik, bagus: fitur, dan peningkatan lainnya (terkadang mahal). Bagi manajer produksi, kualitas didasarkan pada manufaktur. Mereka percaya bahwa kualitas berarti sesuai dengan standar dan "membuatnya benar untuk pertama kalinya." Namun pendekatan ketiga adalah berbasis produk, yang memandang kualitas sebagai variabel yang tepat dan terukur. Dalam pandangan ini, misalnya, es krim yang benar-benar enak memiliki kadar lemak mentega yang tinggi. (Render, 2011, p. 223) Manajemen kualitas dapat didefinisikan sebagai berikut: “All activities of the overall management function that determine the quality policy, objective, and responsibilities, and implement them by means such as quality planning, quality control, quality assurance, and quality

3

improvement within quality system” (Zhang, 2000). Manajemen kualitas yang baik adalah mengintegrasikan perhatian pada kualitas produk, fokus pada konsumen, dan orientasi pada karyawan dengan menyediakan pendekatan integral dengan isu-isu organisasi (Damayanti. 2005) Berdasarkan persepsi tersebut, maka manajemen kualitas didefinisikan sebagai kreasi dari sistem organisasi, di mana ketika dipergunakan oleh anggota organisasi, dapat membimbing mereka untuk meningkatkan nilai produk atau jasa kepada konsumen. (Rahmana, 2010, p. 105) Bagi manajer operasi, salah satu pekerjaan terpenting adalah memberikan produk dan layanan yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan. Pengembangan produk berkualitas buruk, karena desain dan proses produksi yang tidak memadai, tidak hanya menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi tetapi juga menyebabkan cedera, tuntutan hukum, dan peningkatan peraturan pemerintah. Jika sebuah perusahaan percaya bahwa ia telah memperkenalkan produk yang dipertanyakan, perilaku etis harus mendikte tindakan yang bertanggung jawab. Ini mungkin merupakan penarikan kembali di seluruh dunia, seperti yang dilakukan oleh Johnson & Johnson (untuk Tylenol) dan Perrier (untuk air soda), ketika masing-masing produk ini ditemukan terkontaminasi. Produsen harus menerima tanggung jawab untuk setiap produk berkualitas buruk yang dirilis ke publik. Dalam beberapa tahun terakhir, Ford (pembuat SUV Explorer) dan Firestone (pembuat ban radial) telah dituduh gagal mengeluarkan penarikan produk, menahan informasi yang merusak, dan menangani keluhan secara individual. (Render, 2011, p. 224) B. Sejarah Singkat Pengendalian Mutu Total Quality Control (TQC) atau Pengendalian Mutu Terpadu (PMT), merupakan suatu konsep manajemen pengendalian mutu yang mengikutsertakan pimpinan dan karyawan perusahaan dari semua lapisan organisasi dengan menerapkan metode statistik, dan dengan tujuan memberi kepuasan kepada para pelanggan dan karyawan serta mencapai

4

perkembangan perusahaan. Konsep ini berasal dari Amerika dan dikembangkan di Jepang, kemudian diekspor negara-negara lain-nya termasuk Amerika. Pengendalian mutu dimulai di Amerika tahun 1920-an untuk produksi barang manufaktur. Pada tahun 1924 Dr. W.A. Shewart memperkenalkan bagan pengendalian, yang disusul dengan metode Statistical Quality Control oleh Dr. J.M. Juran dan W.E. Daming pada tahun 1948. Kedua tokoh ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan PTM di Jepang. Pada tahun 1949 dibentuk Panitia Penelitian teknis Luar Negeri dari Union of Jepanese Scientists and Engineers (JUSE). Dalam panitia ini dibentuk pula sebuah SubPanitia pengendalian Mutu, yang kemudian berkembang menjadi kelompok penelitian kendali mutu. Kelompok inilah yang memperkenalkan pengendalian mutu di Jepang, dengan Dr. Kaoru Ishikawa sebagai pelopornya. Bulan Juni 1949 Jepanese Standards Assosiation mengada-kan seminar tentang Statistical Quality Control dan segera setelah itu, mulai dari bulan September 1949, JUSE mengadakan kursus dan latihan pengendalian mutu yang kian meluas. Pada bulan Juli 1950 Dr. W.E. Daming di undang ke Jepang oleh JUSE untuk suatu Seminar Pengendalian Mutu, yang berlangsung selama 8 hari. Pada bulan Juli 1954. J.M. Juran diundang oleh JUSE untuk sebuah Seminar Manajemen pengendalian mutu, dan pada saat itulah dicetuskan agar pengendalian mutu diterapkan sebagai bagian yang integral dari pengendalian manajemen. Pada bulan juli 1954, JUSE mulai mengadakan kursus pengenda-lian mutu melalui udara, yang disiarkan radio-radio gelombang pendek di Jepang. Penyebarluasan pengendalian mutu ini dikukuhkan dengan dicanangkannya Bulan Mutu yang diadakan pada bulan Nopember 1960. Sementara itu terjadi perkembangan-perkembangan lain di Amerika. Peter Druker mengembangkan konsep Manajemen by objectives

5

(1955), yang dapat dipadukan dengan pengendalian mutu. Tidak ada artinya pengendalian mutu jika tidak dimulai dengan perencanaan. Perkembangan lain adalah tercetusnya teori X dan Y oleh McGregor tahun 1960, teori motivasi oleh Maslow tahun 1954 dan Herzberg tahun 1966, yang sejalan falsafahnya dengan pengendalian mutu. Semua itu turut mempengaruhi perkembangan PMT sebagai suatu konsep manajemen. Sejarah Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) di Indonesia tidak dapat disahkan dengan peran serta Astra Internasional, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Perindustrian dan PMMI (Perhimpunan Manaje-men Mutu Indonesia. Tahap Permulaan PMT diperkenalkan oleh Astra Internasional, pada tahun 1980-1981. Dengan cepat program ini diikuti oleh banyak perusahaan yang tertarik untuk mempelajari dari tahun 1981-1993. Setelah 3 tahun mempelajari, awal tahun 1994 merupakan awal dimana Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perindustrian secara bersama-sama menandai permulaan gerakan ini dengan menerapkan sistem TQC ke dalam 52 perusahaan BUMN. Pada tahun yang sama para pakar memiliki minat yang sama bergabung membentuk QC Glub, yang merupakan cikal bakal PMMI yang terbentuk tanggal 1 Maret 1985. Konvensi nasional pertama diadakan pada tahun 1985 dan sejak itu diadakan setiap tahun. Sampai tahun 1990 tercatat sejumlah perusahaan yang menerapkan program PMT yang terdiri dari 425 perusahaan besar menengah. (Akhmad, 2018, pp. 302-305) C. Konsep Pengendalian Mutu Pengendalian mutu yang berlangsung pada tingkat organisasi secara keseluruhan dinamakan Company Wide Quality Control (CWQC). Di Jepang CWQC memilki tiga ciri yaitu: 1. Partisipasi semua bagian (termasuk para subkontraktor perusahaan penjualan, dan pemeliharaan/service). 2. Partisipasi semua pekerja dari pucuk pimpinan sampai pekerja paling bawah sampai pramuniaga.

6

3. Pengendalian proses terpadu termasuk mutu, laba, biaya dan harga, kualitas jadwal penyerahan, keamanan dan nilai sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan adalah orientasi interen dan eksteren. Orientasi keluar ditujukan kepada pemuasan kebutuhan pelanggan, atas dasar mana diadakan orientasi ke dalam untuk perbaikan mutu barang atau jasa yang dihasilkan, melainkan juga pada biaya, harga, jumlah, jadwal penye-rahan dan nilai sosial. Sifat keterpaduan tersebut berlaku untuk pengendalian mutu pada tingkat perusahaan, berlaku juga untuk pengendalian mutu pada tingkat bengkel kerja yang dilaksanakan oleh QCC atau Gugus Kendali Mutu (GKM). Dengan QCC atau GKM, dimaksudkan kelompok karyawan yang berada di garis depan produksi antara 2 sampai 10 orang, misalnya bengkel kerja yang langsung melaksanakan produksi. Definisi dan ciri dari GKM yakni gugus kendali mutu adalah suatu kelompok kecil yang secara suka rela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Tiap anggota kecil ini berpartisipasi sepenuhnya secara terus-menerus, sebagai dari kegiat-an kendali mutu menyeluruh perusahaan, mengembangkan diri serta pengembangan bersama, pe-ngendalian dan perbaikan didalam tempat kerja dengan menggunakan teknik-teknik kendali mutu. Dengan teknikteknik kendali mutu dimaksudkan alat pengenda-lian mutu (1) stratifikasi, (2) diagram pareto (3) lembaran pe-riksa (4) histogram (5) diagram sebab akibat (6) grafik dan bagan pengendalian dan (7) diagram tebar. Teknikteknik ini baru dapat diterapkan secara efektif jika dapat dilakukan pengumpulan data yang relevan, benar, cukup dan tepat waktu di garis depan produksi. Telah dikatakan bahwa GKM adalah kelompok yang permanen di garis depan produksi, yang memecahkan masalah yang mereka hadapi sendiri. Dalam prakteknya suatu masalah yang dihadapi dapat meluas

7

keluar lingkaran GKM, sehingga menjangkau lebih dari 1 GKM. Dalam hal ini dapat dibentuk gugus kendali mutu bersama oleh orang-orang dari gugus yang bersangkutan, yang akan bubar setelah masalah dihadapi terpecahkan. Dalam hal ini kelihatan ciri mana-jemen organisasi matriks yang bersifat sukarela. Dalam hal lain dapat saja dibentuk Tim kendali mutu oleh perusahaan, bukan oleh para anggota GKM yang bertugas memecahkan masalah antara satuan organisasi, Tim ini juga mempunyai ciri manajemen organisasi mat-riks yang akan bubar setelah tugasnya selesai dikerjakan. Ishikawa mengingatkan bahwa CWQC dan QCC adalah dua hal yang berbeda tapi saling mengisi. CWQC bergerak pada tingkat organisasi secara keseluruhan dan diarahkan oleh manajemen perusahaan, sedangkan QCC bergerak di garis depan produksi pada tingkat satuan kerja yang terbawah dari lapisan organisasi dan diarahkan oleh para anggotanya sendiri. Keduanya menerapkan kendali mutu terpadu. (Akhmad, 2018, pp. 306-308) D. Standar Mutu/Kualitas Internasional Manajemen kualitas mengalami evolusi yang dimulai dari kualitas inspeksi (inspection quality), pengendalian kualitas (quality control), penjaminan kualitas (quality assurance), sampai dengan manajemen kualitas total (total quality management). Total Quality Management (TQM) merupakan proses untuk mengelola kualitas; sebuah filosofi yang menekankan pada perbaikan dalam segala hal, yang terdiri atas sejumlah prinsip dan merupakan fondasi untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (Rampersad, 2005). Pendekatan yang digunakan dalam konsep manajemen kualitas adalah pendekatan sistem. Manajemen kualitas tidak hanya terdiri dari sistem nilai, melainkan didukung oleh teknik dan alat (Hansso, 2003). Implementasi manajemen kualitas berkaitan dengan manajemen perubahan organisasi, sehingga diperlukan tahapan untuk menerapkannya di perusahaan. Tahapan implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu

8

pembentukan

komitmen,

penentuan

tujuan,

pengembangan

misi,

pemahaman proses, pemilahan proses (breaking down), monitoring, dan penyesuaian (Oakland, 1995). Pendapat lain mengatakan bahwa tahapan implementasi manajemen kualitas terdiri dari tahap pemahaman konsep dan filosofi, tahap persiapan dan perencanaan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi (Taylor, 1996). (Rahmana, 2010, p. 106) Salah satu kunci sukses untuk bersaing di pasar global dewasa ini adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang menuhi atau melebhi standar yang berlaku. Terdapat beraneka ragam standar seperti halnya banyaknya jenis produk manufaktir yang dihasilkan oleh suatu negara. Dengan adanya situasi global dewasa ini mengakibatkan situasi seperti ini tidak dapat lagi dipertahankan. Apabila suatu produk ditentukan oleh pelanggan, maka standarstandar kualitas sama dengan harapan pelanggan yang tertulis. Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibuat standarstandar yang sama pula. Dengan cara seperti ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek yang penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar yang peling penting dalam perdagangan global dewasa ini adalah ISO-9000 yang didihasilkan oleh Internasional Organisation for Standardization di Jenewa Swiss. ISO 9000 adalah sekumpulan standar sistem kualitas universal yang memberikan rangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan diseluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 ini adalah: 1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli. 2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang telah dihasilkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.

9

3. Organisasi harus dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual. (Akhmad, 2018, pp. 312-314) ISO 9000 sendiri adalah merupakan suatu rangkaian dari 5 standar mutu Internasional. Seri tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga terdiri lima set standar atau kriteria, dengan angka berurutan yang dimulai dari 9000. Kelima standar tersebut adalah: Tipe

Nama

Deskripsi

Pedoman

ISO 9000 (1987)

Pedoman

ISO 9000-2 (Orisoective)

pemeliharaan

ISO 9000-3 (1991)

penggunaan

ISO 8402 (1986)

Pedoman

untuk dan stadar persiapan

ISO 9001, ISO 9002, dan

ISO

9003

Pedoman

dalam

penerapan ISO 9001 untuk Pengembangan, perawatan,

dan

pemeliharaan perangkat

lunak

Perbedaan

Istilah

kualitas Sistem

Kualitas ISO 9001 (1987)

Model untuk jaminan

(Model Konstruksi) ISO 9002 (1987)

kualitas dalam desain

ISO 9003 (1987)

pengem-bangan produksi, istalasi dan pelayanan jasa Model untuk kualitas

jaminan dalam

produksi dan Instalasi

10

Model untuk jaminan kualitas

dalam

inspeksi

akhir

dan

pengujian Unsur-Unsur

ISO 9004 (1987)

Pedoman

Manajemen

ISO 9004-2 (1991)

Bagian

kualitas dan Sistem
<...


Similar Free PDFs