MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK MOHAMMAD HATTA MENGENAI DEMOKRASI _Desi Nur Rahma Virian_193501516024_Tugas 2 Pra UAS_Filsafat Politik R.01 (4.005)_Universitas Nasional PDF

Preview

Summary

MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK MOHAMMAD HATTA MENGENAI DEMOKRASI Dibuat Untuk Melengkapi Nilai Filsafat Politik R.01 Disusun Oleh: Nama : Desi Nur Rahma Virian NPM : 193501516024 UNIVERSITAS NASIONAL PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur ...

Description

MAKALAH PEMIKIRAN POLITIK MOHAMMAD HATTA MENGENAI DEMOKRASI Dibuat Untuk Melengkapi Nilai Filsafat Politik R.01

Disusun Oleh: Nama

: Desi Nur Rahma Virian

NPM

: 193501516024

UNIVERSITAS NASIONAL PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA 2021

KATA PENGANTAR Puji syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Atas nikmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PEMIKIRAN POLITIK MOH. HATTA MENGENAI DEMOKRASI” makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai mata kuliah Filsafat Politik, pada Universitas Nasional, Program Studi Ilmu Politik. Pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada 1. Ayahanda Iwan Virian dan Ibunda Heni Sumarto 2. Dr Firdaus Syam, M.A. selaku dosen Universitas Nasional Jakarta yang telah mencurahkan segenap perhatian dan ilmunya kepada penulis. 3. Bapak dan Ibu Dosen pada program Studi Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta yang telah memberikan segenap perhatian dan ilmunya kepada penulis. Semoga makalah ini menjadi setitik sumbangan bagi samudera ilmu yang amat luas. Kritik dan saran dari pembaca dapat disampaikan ke email [email protected] Jakarta, Januari 2021 Penulis

Desi Nur Rahma Virian

ii

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………..i KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 ABSTRAK ............................................................................................................................. 1 1.1

Latar Belakang ......................................................................................................... 2

1.2

Rumusan Masalah.................................................................................................... 3

1.3

Tujuan ...................................................................................................................... 4

1.4

Sumber Data ............................................................................................................ 4

1.5

Metode Penelitian .................................................................................................... 4

BAB II........................................................................................................................................ 5 KERANGKA TEORI ................................................................................................................ 5 2.1

Teori Demokrasi ...................................................................................................... 5

2.2

Teori Sosiologi Pengetahuan Karl Menhei .............................................................. 6

BAB III ...................................................................................................................................... 7 GAMBARAN UMUM .............................................................................................................. 7 3.1

Biografi Moh Hatta.................................................................................................. 7 3.1.1Berasal Dari Keluarga Minang .................................................................... 7 3.1.2 Pendidikan Mohammad Hatta..................................................................... 8 3.1.3Moh. Hatta Aktif Dalam Pergerakan ........................................................... 9

BAB IV .................................................................................................................................... 10 PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 10 4.1

Bentuk Pemikiran Moh. Hatta Mengenai Demokrasi............................................ 10 4.1.1 Demokrasi Barat Menurut Moh. Hatta ..................................................... 10 4.1.2 Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi ............................................ 11 4.1.3 Koprasi Sebagai Perwujudan Demokrasi Ekonomi Indonesia ................. 12 4.1.4 Kebangsaan dan Kerakyataan ................................................................... 12

4.2

Demokrasi yang Diinginkan Moh. Hatta............................................................... 13

BAB V...................................................................................................................................... 15 PENUTUP................................................................................................................................ 15 5.1

Kesimpulan ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii

BAB I PENDAHULUAN ABSTRACT This paper is based on the background of the implementation of Indonesian democracy, which in practice is further away from the original idea of the founding fathers, especially Mohammad Hatta. The author uses qualitative research methods using library data as the main data source of this study. The author uses Carol C. Gould's theory of democracy to analyze the background of Mohammad Hatta's thoughts, and Karl Manheim's sociology of knowledge as a basis for analyzing Mohammad Hatta's thoughts. The results of this research are, first, that Mohammad Hatta is an Indonesian intellectual and thinker who has critical thinking and broad insight into politics. Second, Hatta's version of democratic thinking is different from Suharto's thought, which disagrees with western democracy as a whole and Sjahrir who agrees with complete western democracy, Hatta's thought on democracy is a concept with noble goals, namely independence, brotherhood and equality. Third, Hatta believed that a typical Indonesian democracy was the future of Indonesian politics. Keywords: Democracy, Political Thought, Mohammad Hatta.

ABSTRAK Penulisan ini berlatar belakang pada implementasi demokrasi Indonesia yang pada praktiknya semakinjauh dari gagasan awal para founding fathers terkhusus Mohammad Hatta. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan data pustaka sebagai sumber data utama dari penelitian ini. Penulis menggunakan teori demokrasi milik Carol C. Gould untuk menganalisis latar belakang pemikiran Mohammad Hatta, dan sosiologi pengetahuan Karl Manheim sebagai landasan untuk mengalisis pemikiran dari Mohammad Hatta. Hasil dari penelitian ini ialah, pertama, Mohammad Hatta merupakan seorang intelektual dan pemikir Indonesia yang memiliki pemikiran kritis dan wawasan luas terhadap politik. Kedua, pemikiran demokrasi versi Hatta berbeda dengan pemikiran Soeharto yang tidak setuju dengan demokrasi barat seutuhnya dan Sjahrir yang menyetujui demokrasi barat seutuhnya, pemikiran Hatta pada demokrasi ialah suatu konsep dengan tujuan yang mulia, yaitu kemerdekaan, persaudaraan, dan persamaan. Ketiga, Hatta mempercayai bahwa demokrasi khas Indonesia merupakan masadepan politik Indonesia. Kata Kunci: Demokrasi, Pemikiran Politik, Mohammad Hatta.

1

1.1 Latar Belakang Syarat berdirinya suatu negara ialah memiliki wilayah, memiliki sistem dan aturan yang mengatur prilaku individu dalam negara tersebut, memiliki rakyat, dan berdiri secara mandiri. Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka memiliki konstitusi dan cara untuk menjalankan pemerintahan. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan Demokrasi sebagai cara untuk bernegara yang mana telah disepakati oleh seluruh rakyat dan UUD 1945 sebagai Konstitusi tertiggi dalam kenegaraan. Demokrasi ialah sebuah sistem alternatif dalam bernegara, demokrasi merupakan sistem yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan, dan kekuasaan tertinggi berada pada keputusan bersama (rakyat). Menurut Henry B. Mayo ia menyatakan bahwa sebagai sistem politik, demokrasi merupakan sistem yang menempatkan mayoritas sebagai dasar dari terbentuknya kebijakan umum, wakil-wakil yang diawasi oleh rakyat dengan pemilihan secara berkala dengan mendasarkan kepada prinsip kesamaan politik dan adanya jaminan dalam kebebasan berpolitik. Demokrasi Indonesia ialah model demokrasi yang menjungjung tinggi nilai kebebasan dalam berfikir, berkumpul, berserikat, serta musyawarah. Sistem demokrasi Indonesia berlandaskan pada konsep Pancasila yang terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia tahun 1945, dan sila keempat pada Pancasila yang berbunyi ”Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan perwakilan” dengan ’kerakyatan’ yang dapat dimaknai dengan kedaulatan rakyat atau demokrasi. Dalam hal tersebut yaitu demokrasi diartikan dengan tiga aspek yaitu demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi budaya. Indonesia yang menganut sistem demokrasi membuat kekuasaan berpindah-pindah tangan, dan cara mengaplikasikan demokrasi pada pemerintahan pun berbeda. Seperti pada masa Orde Lama yang dipimpin oleh Soekarno, demokrasi yang digunakan ialah sistem demokrasi terpimpin. Pada masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto demokrasi yang digunakan ialah demokrasi Pancasila. Pelaksanaan demokrasi di kedua zaman itu mendapat banyak kritik dan kecemasan, seperti pada zaman Orde Lama ’Demokrasi Terpimpin’ mendatangkan kecemasan dari berbagai lapisan masyarakat dan tokoh politik. Pasalnya pelaksanaan demokrasi terpimpin ini dinilai menyimpang dari nilai-nilai yang ada pada Pancasila dan salah satu tokoh politik Indonesia yang merupakan Bapak bangsa yaitu Bung Hatta pun ikut mengecam demokrasi terpimpin ala Soekarno tersebut. Sedangkan

2

Demokrasi Pancasila pada rezim Orde Baru dijadikan bahan kritik mengenai arti dari demokrasi itu sendiri. Kondisi Demokrasi Indonesia era reformasi sampai saat ini mengarah pada kondisi post-democracy, dalam situasi ini terjadi kecenderungan dimana secara subtansi demokrasi di Indonesia menjadi elitis yang di lingkupi oleh praktik oligarki yang sulit untuk ditandingi. Maka dengan ini demokrasi yang hadir saat ini di Indonesia hanya demokrasi yang tanpa demos (rakyat) hanya ada kekuatan (kratos) saja. Berdasarkan pada porsoalan ketiga zaman tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan demokrasi di Indonesia selalu berbeda-beda pada setiap zamannya. Jika merujuk secara tekstual, landasan dari demokrasi Indonesia ialah merujuk pada Pancasila. Namun dibutuhkan pemahaman dan penafsiran yang mendalam dan jernih dalam memahami hal tersebut, dengan ini diperlukan adanya upaya penelitian secara mendalam mengenai pemikiran tokoh bangsa Indonesia yang berperan aktif dalam perumusan Pancasila, salah satu tokoh dari perumusan Pancasila tersebut ialah Moh. Hatta. Berdasarkan pada latar belakang yang sudah penulis tulis di atas mengenai demokrasi dan segala macam permasalahannya, penulis tertarik mengkaji mengenai Pemikiran Politik Moh. Hatta mengenai Demokrasi. Penulis tertarik membahas ini karena Moh. Hatta merupakan salah satu founding fathers ia pun menjadi salah satu tokoh yang merumuskan Pancasila. Selain itu Moh. Hatta dan pemikirannya mengenai demokrasi tidak seperti Soekarno yang sangat anti dengan demokrasi Barat dan Syahrir yang sepenuhnya menerima demokrasi Barat, Moh. Hatta sendiri memaknai demokrasi sebagai konsep dengan tujuan yang mulia, yaitu kemerdekaan, persaudaraan, dan persamaan. Dengan ini penulis tertarik untuk membahas mengenai pemikiran Moh. Hatta mengenai demokrasi, dengan tujuan agar para pembaca dapat berfikir kritis tentang jalannya demokrasi di Indonesia yang saat ini sudah tidak lagi berdasarkan pada persaudaraan dan kerakyatan yang dimaknai oleh Moh. Hatta. Dengan menulis makalah ini penulis berharap agar tulisan ini dapat menambah litelatur dan menambah pemahaman kita mengenai demokrasi yang sesunggunnya diinginkan oleh para founding fathers yang mana sesuai dengan sila yang terkandung dalam Pancasila. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada tulisan ini ialah: 1.1.1

Bagaimana bentuk dari Pemikiran Moh. Hatta mengenai demokrasi?

1.1.2

Bagaimana demokrasi yang dimaknai oleh Moh. Hatta? 3

1.3 Tujuan Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari tulisan ini ialah: 1.1.3

Untuk mengetahui pemikiran Moh. Hatta mengenai demokrasi.

1.1.4

Untuk mengetahui demokrasi apa yang dimaknai oleh Moh. Hatta.

1.4 Sumber Data Data yang penulis sajikan dalam makalah ini merupakan data yang bersumber dari jurnal, buku, dan artikel yang berasal dari internet. Data yang di dapatkan tersbut berhubungan dengan topik yang penulis angkat dalam makalah ini. 1.5 Metode Penelitian Dalam tulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan yang berasal dari internet sebagai sumber utama dalam penulisan ini. Dalam menganalisis pemikiran tokoh, penulis menggunakan teori demokrasi untuk menganalisis pemikiran Moh. Hatta, dan menggunakan sosiologi pengetahuan Karl Menhei sebagai latar belakang dari pemikiran tersebut.

4

BAB II KERANGKA TEORI Dalam menulis makalah ini penulis membutuhkan dukungan teori untuk menjadi landasan dari tulisan ini terbuat. Menurut Jonathan H. Turner ia menyatakan bahwa teori merupakan suatu proses yang mengembangkan ide-ide dengan tujuan untuk membantu kita (peneliti) dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa hal/pristiwa tersebut dapat terjadi (Lentera Kecil, 2017). Dalam menganalisis pemikiran Moh. Hatta penulis menggunakan teori demokrasi untuk menganalisis pemikiran demokrasi Moh. Hatta, dan menggunakan sosiologi pengetahuan Karl Menhei sebagai latar belakang dari pemikiran tersebut. 2.1 Teori Demokrasi Demokrasi merupakan suatu sistem yang digunakan oleh banyak negara dalam menjalankan praktik politik. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang memiliki arti rakyat, dan ”kratos” yang memiliki arti berkuasa atau kekuasaan. Dengan ini demokrasi memiliki arti pemerintahan oleh rakyat, yang mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dengan di jalankan secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat dengan Pemilihan umum (Pemilu). Dalam menganalisis pemikiran Moh. Hatta mengenai demokrasi penulis memilih untuk menggunakan klasifikasi tiga model teori demokrasi milik Carol C. Gould dalam buku yang berjudul Demokrasi Ditinjau kembali, sebagai landasan dalam berfikir dalam tulisan ini. Alasan penulis memakai teori demokrasi Carol C. Gould ialah karena dalam teori yang dikembangkan oleh Carol merupakan jenis teori yang terus berkembang, serta penulis menimbang bahwa teori Carol ini mengikutsertakan adanya kerangka ontologi yang berhubungan pada tataran filosofis mengenai tinjauan konsep dasar demokrasi sendiri. Dalam mengklasifikasikan demokrasinya Carol mengklasifikasikan dmeokrasinya berdasarkan pada tiga teori yaitu; 1) Model pluralis; model ini memusatkan perhatinnya pada kepentingan kelompok sebagai suatu agresi dari kepentingan individu, serta dalam kemunculannya mendatangkan konflik dalam proses politik. 2) Model sosialisme holistik; model ini merupakan pendekatan yang menekankan pada demokrasi ekonomi yang muncul sebagai tanggapan atas ditolaknya hubungan sosial ekonomi dalam model individualisme liberal.

5

3) Model indivudualisme liberal; model ini merupakan yang menginginkan adanya kesamaan universal bagi seluruh rakyat dan adanya kesamaan hak bagi seluruh rakyat dalam proses politik. 2.2 Teori Sosiologi Pengetahuan Karl Menhei Dalam penulisan ini penulis meneliti mengenai bagaimana latar belakang dari lahirnya pemikiran Moh. Hatta mengenai demokrasi. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Karl Manheim, mengenai perubahan dinamika pemikiran yang tertuang dalam sosiologi pengetahuian yang memiliki kaitan dengan gagasan dan struktur dalam sejarah. Sosiologi pengetahuan sendiri menitikberatkan pada sebuah analisis mengenai eksistensi dari gagasan dengan studi historis kongkret yang dimaknai, sejarah sendiri sebuah konteks dari lahirnya pemikiran. Manheim (1936) “Rather, the sociology of knowledge seeks to comprehend thought

in the cocrete setting of

an historicalsituation out of

which

individually differentiated thought only very gradually emerges” (Sholikin, 2012, hlm: 197). Sosiologi pengetahuan memiliki dasar asumsi bahwa sebuah gagasan tidak lahir hanya dari dialektika internal maupun psikologis, namun subjek pemikir tidak dapat dilepaskan dari sejarah yang mewarnai lahirnnya pemikiran tersebut. Selain itu sosiologi pengetahuan pun dapat disebut sebagai sosioanalisa, yang merupakan bentuk dari studi dokumenter biografi maupun autobiografi tokoh dengan melihat keterkaitan pemikiran tersebut dengan berbagai teori atau pemikiran yang kemudian hadir. Dengan ini teori sosiologi pengetahuan, weltanschauung (wordview) memiliki peran metodelogis yang sangat penting. Dengan hal tersebut pemikiran dapat lahir melalui serangkaian perdebatan dan adanya dominasi pemikiran tertenru dalam konteks historis, kemudian pemikiran yang dominan tersebut diberikan sebuah respon dan kebanyakan dipahami sebagai suatu pandnagan hidup. Bagi Manheim sendiri intelektual merupakan suatu kelompok yang sangat penting dalam tatanan masyarakat, intelektual ialah orang yang merespon keadaan pada zaman dan sejarah sehingga terlahirlah suatu pandangan hidup bagi masyarakat. Pada hakikatnya, sosiologi pengetahuan merupakan suatu usaha untuk mengetahui bagaimana sebuah pemikiran dapat lahir melalui serangkaian dinamika historis yang berkaitan daengan konteks sosial di masyarakat. Dengan ini penulis menggunakan sosiologi pengetahuan untuk mengetahuan bagaimana pemikkiran demokrasi Moh. Hatta dapat lahir. 6

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Biografi Moh Hatta 3.1.1

Berasal Dari Keluarga Minang Mohammad Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar ia lahir di Kota Bukittinggi

pada 12 Agustus 1902, Moh Hatta merupakan salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia. Saat kecil ia hidup seperti kebanyakan anak lainnya, Hatta merupakan anak lakilaki satu-satunya dalam keluarga. Kepribadian Hatta saat kecil merupakan anak yang hemat dan gemar membaca buku, selain itu ia memiliki watak rajin dan tertib yang merupakan warisan dari ayahnya. Ayah dari Mohhamad Hatta ialah H. Mohammad Djamil, ayahnya meninggal dunia saat berusia 30 tahun saat itu Hatta masih berumur delapan bulan. Ayah Hatta berasal dari daerah Batu Hampar yang jaraknya dekat dengan Payakambuh dimana tempat tersebut merupakan tempat dari orang-orang santri (siak). Ayah dari Mohammad Hatta pun merupakan seorang keturunan ulama besar Minangkabau. Kakek dari Moh Hatta pun merupakan seorang ulama besar dan memiliki nama di Sumatera Barat yang dikenal dengan Syekh Abdurrachman atau Syekh Batu Hampar. Keluarganya tersebuat merupakan keluarga terpandang di Batu Hampar, kakeknya pun merupakan seorang pemimpin yang kemudian di lanjutkan oleh pamannya dengan gelar syaikh nan mudo. Selepas ayah Hatta meninggal, pihak keluarga Batu Hampar berdiskusi mengenai bagaimana Hatta kedepannya misalnya seperti pendidikan. Walapun pada akhirnya dalam masalah pendidikan formal mengarah pada keinginan pihak ibunya. Namun hal tersebut tidak membuat dua keluarga berselisih. Ibu Hatta pun menikah lagi dengan Haji Ning, awalnya hubungan hata dan Haji Ning sangat dekat bahkan Hatta mengang...