MAKALAH PNEUMONIA PDF

Title MAKALAH PNEUMONIA
Author Kristina wati
Pages 17
File Size 562.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 843
Total Views 1,013

Summary

MAKALAH PNEUMONIA Di Susun Oleh : Aris Budiyono Della Puspitasari Faidhotun Hasanah Kristinawati AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA Program DIII Keperawatan 2014/2015 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis telah berhasil menyusun makalah tentang etika...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MAKALAH PNEUMONIA Kristina wati

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MAKALAH DILEMA ET IK KEPERAWATAN Yoga Agung P

BUKU MANAJEMEN MAK 165 197 convert ed yuli aqila Et ika-Keperawat an-dan-Keperawat an-Profesional-Komprehensif.pdf Yoyok Nugroho

MAKALAH PNEUMONIA

Di Susun Oleh : Aris Budiyono Della Puspitasari Faidhotun Hasanah Kristinawati

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA Program DIII Keperawatan 2014/2015

Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis telah berhasil menyusun makalah tentang etika keperawatan. Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai dengan kurikulum terbaru program DIII keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis kompetensi. Maka makalah ini sudah mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru sehingga lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini. Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh mahasiswa DIII keperawatan karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran yang di sempurnakan. Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang etika keperawatan.

i

Daftar Isi Kata pengantar ...........................................................................................................

i

Daftar isi.....................................................................................................................

ii

Bab I Pendahuluan .....................................................................................................

1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1

1.2 Rumusan masalah ....................................................................................

1

1.3 Tujuan masalah ........................................................................................

1

Bab II Pembahasan ....................................................................................................

2

2.1 Model proses pengambilan keputusan etik ..............................................

2

2.2 Otonomi pasien ........................................................................................

4

2.3 Sikap terhadap kematian ..........................................................................

5

2.4 Kajian biotekhnologi ................................................................................

6

2.5 Penerapan beberapa pengambilan keputusan keperawatan secara etik ....

7

2.6 Skenario ...................................................................................................

9

2.7 Soal...........................................................................................................

11

Bab III Penutup ..........................................................................................................

12

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

12

3.2 Saran .........................................................................................................

12

Daftar pustaka ............................................................................................................

13

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini,sukar untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anakanak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan kematian pada anak B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit pneukomia 2. Penyebab pneukomia 3. Gejala pneukomia C. Tujuan dan mamfaat 1. Mengetahui defenisi dari Pneumonia. 2. Mengetahui penyebab dari Pneumonia. 3. Mengetahui gejala atau manifestasi klinis dari Pneumonia. 4. Mengetahui

komplikasi

dan

bagaimana

dari Pneumonia.

1

cara

penatalaksanaan

(therapy)

BAB II PEMBAHASAN 2.1

MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Model pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon sebagai dasar menjelaskan proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap pokok (Gambar 7-a}, yaitu: 1. Penyelidikan (Inteligence). Mempelajari lingkungan untuk menentukan kondisi keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan disajikan untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan. 2. Perancangan (Design). Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut. 3. Pemilihan (Choice). Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

Model pengambilan keputusan menurut Rubenstein dan Haberstroh, mengemukakan langkah-langkah berikut: 1. Pengenalan Masalah atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan 2. Analisis dan laporan alternatif 3. Pemilihan diantara alternatif 4. Komunikasi dan pelaksanaan keputusan 5. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.

Model pemecahan masalah (Megan, 1989) Ada 5 langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema teik yaitu: a. Mengkaji situasi b. Mendiagnosa masalah etik moral c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan d. Melakasanakan rencana e. Mengevaluasi hasil

Kerangka pemecahan masalah dilema etik (Kozier, 1989) a. Mengembangkan data dasar b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut 2

c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat e. Mengidentifikasi kewajiban perawat f. Membuat keputusan

Model murphy dan murphy a. Mengidentifikasi masalah kesehatan b. Mengidentifikasi masalah etik c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan d. Mengidentifikasi peran perawat e. Mempertimbangkan berbagai alternatif yang mungkin dilaksanakan f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan g. Memberi keputusan h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk keperawatan klien i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya

Model curtin a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah b. Mengidentifikasi bagian- bagian etik dari masalah pengambilan keputusan c. Mengidentifikasi orang- orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan d. Mengidentifikasii semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu e. Mengaplikasikan teori, prinsip dan peran etik yang relevan f. Memecahkan dilema g. Melaksanakan keputusan

Model Levine- Ariff Gron a. Mendefinisikan dilema b. Mengidentifikasi faktor- faktor pemberi pelayanan c. Mengidentifikasi faktor bukan pemberi pelayanan d. Memikirkan faktor- faktor tersebut satu per satu 3

e. Mengidentifikasi item- item kebutuhan sesuai klasifikasi f. Mengidentifikasi pengambil keputusan g. Mengkaji ulang pokok- pokok dari prinsip- prinsip etik h. Mennetukan alternatif- alternatif i. Menindaklanjuti

Langkah- langkah menurut Purtillodan Cassel (1981) a. Mengumpulkan data yang relevan b. Menngidentifikasi dilemma c. Memutuskan apa yang harus dilakukan d. Melengkapi tindakan

Langkah- langkah menurut Thompson & Thompson (1981) a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi c. Mengidentifikasi isu etik d. Mengidentifiaski posisi moral dari petunuuk individual yang terkait e. Mengidentifikasi konflik yang ada

2.2 OTONOMI PASIEN Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri dan mengatur diri sendiri. Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Prinsip otonomi sangat penting dalam keperawatan. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien tersebut. Autonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

4

2.3 SIKAP TERHADAP KEMATIAN Menurut Kubler-Ross (dalam DiMatteo, 1991), penyesuaian diri pada pasien dengan penyakit kronis dalam menghadapi kematian, dapat dijelaskan dengan pola yang berurutan, melalui 5 tahap. Kelima tahap tersebut yaitu: 1. Denial 



Penyangkalan dari pasien mengenai diagnosa penyakit kronis



Muncul karena merasa sangat cemas akan penyakitnya



Pasien menolak untuk mempercayai diagnosa penyakitnya



Berusaha keras mencegah kenyataan itu masuk ke kesadaran



untuk tidak memikirkannya



tindakan yang dianggap positif



Bagi pasien yang mengetahui dan memahami kenyataan tersebut, mereka memilih

Tetap berusaha memperbaiki dan memperbesar kesempatan hidup dengan melakukan

Selama tahap denial, pasien mencari-cari cara coping sesuai dengan dirinya Denial kemudian akan menghilang setelah beberapa waktu dan berganti menjadi anger

2. Anger 



Setelah denial, muncul anger atau kemarahan karena kecemasan yang belum hilang



memutuskan untuk mencari pendapat dari dokter lain



Pasien biasanya merasa marah dengan diagnosa yang diberikan dokter, sehingga

Kemarahan muncul karena adanya keinginan seseorang untuk tetap hidup Perlu diperhatikan bahwa ekspresi marah dapat menjauhkan pasien dari orang-orang terdekatnya, seperti keluarga dan para perawat

3. Bargaining 

Beberapa pasien akhirnya menunjukkan usaha yang rasional untuk bertahan hidup



sehingga dapat memperbesar kesempatan untuk hidup



terhadap penyakitnya

Ada juga yang melakukan usaha namun usaha tersebut tidak memiliki efek langsung

Contohnya: pasien yang religius bisa saja mengucap janji kepada Tuhan untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dan akan menjalani hidup dengan sungguhsungguh jika diberikan kesempatan hidup lebih lama olehNya

5



Usaha seperti itu membuat pasien merasa lebih baik dari sisi emosional, namun menghalangi usaha-usaha untuk meningkatkan kesempatan hidup

4. Depression 



Depresi bisa terjadi seketika ataupun beberapa lama setelah bargaining



mereka sembuh



Merasa tidak memiliki harapan



mereka lewati di masa mendatang



pasien



berusaha terlebih dahulu



Pasien yang gagal dalam berusaha menjadi depresi karena usahanya tidak membuat

Depresi muncul ketika pasien merasa waktu hidupnya akan segera habis

Muncul penyesalan akan apa yang terjadi di masa lalu dan akan hal-hal yang akan

Depresi dapat berlangsung cukup lama dan rentang waktunya berbeda-beda di setiap

Depresi merupakan reaksi awal dari seorang pasien yang telah menyerah tanpa

Pasien yang depresi tidak lagi berusaha bertahan hidup dan melewatkan kesempatan untuk menjalani hidup sebaik mungkin

5. Acceptance 

Setelah depresi, pasien biasanya menerima kondisinya (acceptance) yang akan



berakhir pada kematian



Pasien berusaha menghadapi kematian dengan tenang



dijalani



Dalam tahap ini mereka sudah paham bahwa kematian tidak dapat dihindari

Pasien cenderung berusaha sebaik mungkin untuk memahami arti hidup yang telah

Ada kalanya ketika pasien sudah mengalami rasa sakit berkepanjangan dan kelelahan akibat usaha-usaha yang dilakukan untuk hidup, mereka menilai bahwa kematian merupakan suatu kelegaan / pembebasan dari terminal illness

2.4 KAJIAN BIOTEKHNOLOGI 1. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. 2. Menurut Primrose (1987), bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti: sel, enzim. 6

3. Menurut OECD (1982), Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa. 4. Menurut OTA-US (1982), Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodivikasi suatu produk dan meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.

2.5 PENERAPAN BEBERAPA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPERAWATAN SECARA ETIK DALAM BIDANG KESEHATAN Terdiri dari : a. Ciri-ciri keputusan yang etis 



Mempunyai pertimbangan benar salah



Tidak mungkin dielakkan



Sering menyangkut pilihan yang sukar

Dipengaruhi norma,situasi,iman,lingkungan social

DEFINISI 

Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan bahwa pneumonia adalah terjadinya peradangan pada salah satu atau kedua organ paru yang di sebabkan oleh infeksi. Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan pada paru terisi oleh cairan dan tak jarang menjadi mati dan timbul abses (Prabu, 1996:37). Penyakit ini umunya terjadi pada anak anak dengan ciri ciri adanya demam, batuk di sertai napas cepat (takipnea) atau napas sesak. Defenisi kasus tersebut hingga kini digunakan dalam program pemberantasan dan penanggulangan ISPA oleh Departemen Kesehatan RI setelah sebelumnya di perkenalkan oleh WHO pada tahun 1989.

ETIOLOGI Tubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi dari bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius yang terdidi dari : 



Susunan anatomis dari rongga hidung Jaringan limfoid di naso faring

7



Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret yang di



keluarkan oleh sel epitel tersebut



Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi



Refleks batuk



Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional Fagositas, aksi enzimatik dan respon immunohumoral terutama dari IgA

Pembagian pneumonia menurut etiologis atau agen penyebab infeksinya adalah : 1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa) : 





Staphylococcus aureus Legionella Hemophillus influenzae

2. Virus 



Virus influenzae Chicken pox (cacar air)

3. Mycoplasma pneumoniae (organisme yang mirip bakteri) 4. Jamu 





Aspergilus Histoplasma koksidioidomikosis

Pada umumnya pneumonia terjadi akibat adanya infeksi bakteri pneumokokus (streptokokus pneumoniae ). Beberapa penelitian menemukan bahwa kuman ini menyebabkan pneumonia hampir pada semua kelompok umur dan paling banyak terjadi di negara negara berkembang.

GEJALA/MANIFESTASI KLINIS Gejala pada pneumonia adalah antara lain : 

Kesulitan dan sakit pada saat bernapas : nyeri pleuritik, nafas dangkal dan



mendengkur,tachipnoe.



hilang, ronchi





Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi : mengecil, kemudian menjadi

Gerakan dada tidak simetris Menggigil dan demam 38,8’C sampai 41,1’C Diaforesis, Anoreksia, Malaise

8

 



Batuk kental, produktif : sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat Gelisah, Cyanosis Masalah masalah psikososial : disorientasi dan anxietas Kejadian pneumonia pada balita diperlihatkan dengan adanya ciri ciri demam, batuk, pilek, disertai sesak napas dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, serta cyanosis pada infeksi yang berat. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam terjadi karena gerakan paru yang mengurang akibat infeksi pneumonia yang berat..

FAKTOR RESIKO PNEUMONIA Faktor faktor resiko kesakitan (morbiditas) pneumonia adalah antara lain umur, jenis kelamin, gizi kurang, riwayat BBLR, pemberian ASI yang kurang, defesiensi Vit A, status imunisasi, polusi udara, ventilasi rumah dan pemberian makanan yang terlalu dini.

SKENARIO Sdr. Budi , umur 20 tahun, mahasiswa semester 3 perguruan tinggi negeri di Jember. Karena kecelakaan ia menderita kelumpuhan total (quadriplegia) dan harus bed rest dalam waktu lama. Akibat dari bed rest, ia menderita pneumonia. Dokter menetapkan untuk pemasangan infus dan pemberian antibiotik dosis tnggi. Pada waktu akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan injeksi antibiotik oleh perawat, klien meminta untuk tidak memberikan obat atau melakukan tindakan apapun kepadanya. Klien menyatakan ingin meninggal dengan damai dan bermartabat. Dilema etik : Masalah / konflik terjadinya terkait dengan hak klien untuk menentukan hal yang terbaik untuk dirinya sendiri. Apa yang sebaiknya perawat lakukan pada situasi tersebut ? Gunakan teori etika atau moral dan tahapan proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian dilema etis tersebut ? Patofisiologi Pneumonia adalah suatu peradangan ...


Similar Free PDFs