MAKALAH Sejarah Indonesia kelas xii PDF

Title MAKALAH Sejarah Indonesia kelas xii
Author Skew Zayn
Pages 8
File Size 138.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 346
Total Views 956

Summary

C. Peran Pelajar, Mahasiswa, Dan Tokoh Masyarakat Dalam Perubahan Politik Dan Ketatanegaraan Di Indonesia 1. Peran Pelajar, Mahasiswa, Dan Tokoh Masyarakat Pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Pelajar dan mahasiswa serta tokoh masyarakat merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki peran pe...


Description

C. Peran Pelajar, Mahasiswa, Dan Tokoh Masyarakat Dalam Perubahan Politik Dan Ketatanegaraan Di Indonesia 1. Peran Pelajar, Mahasiswa, Dan Tokoh Masyarakat Pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Pelajar dan mahasiswa serta tokoh masyarakat merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki peran penting dalam kancah politik sepanjang sejarah ketatanegaraan Indonesia. Berdirinya organisasi Boedi Oetomo dan organisasi – organisasi pergerakan nasional lainnya yang kemudian muncul banyak dipelopori oleh para pemuda, khususnya mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di lembaga – lembaga pendidikan masa kolonial. Pada masa itu mahasiswa Indonesia telah berperan memperjuangkan

nasionalisme

Indonesia.

Mereka

kerap

mendiskusikan

dan

memperjuangkan hak–hak bangsa Indonesia yang saat itu masih dijajah. Dari berdirinya Boedi Utomo 1908, peristiwa sumpah pemuda pada 1928 hingga proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, pemuda dan mahasiswa dengan pemikirannya yang berani dan kritis memperjuangkan hak – hak bangsa Indonesia sehingga kemerdekaan Indonesia pun dapat diraih pada 17 agustus 1945. Selain para pelajar dan mahasiswa, tak bisa dilupakan komponen bangsa lainnya yang memiliki andil dalam perubahan politik dan dinamika ketatanegaraan Indonesia yakni tokoh masyarakat. Tercatat dalam sejarah Indonesia tokoh masyarakat diantaranya adalah Dr. Wahidin Soedirohusodo, H. Samanhudi, H.O.S Tjokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy’ari. Mereka merupakan tokoh – tokoh yang mempunyai kepedulian terhadap masyarakat dan turut andil dalam pendirian beberapa organisasi yang tumbuh dan berkembang pada masa pergerakan nasional. Bahkan H.O.S Tjokroaminoto merupakan guru para pemimpin – pemimpin besar di Indonesia yang melahirkan keberagaman ideologi di Indonesia. Beberapa pemimpin besar yang pernah menimba ilmu pada H.O.S Tjokroaminoto, yaitu Soekarno, Kartosuwiryo, Semaoen, Alimin, Muso dan Tan Malaka.

Peran pemuda, mahasiswa dan tokoh – tokoh seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Subardjo tampak dalam peristiwa rengasdengklok menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa rengasdengklok telah menjadi cermin sekaligus inspirasi dan motivasi bagi pelajar dan mahasiswa generasi berikutnya untuk berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia. Para pelajar dan mahasiswa dalam peristiwa

itu

terbukti

ampuh

mendesak

dua

tokoh

bangsa

untuk

segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Arah kehidupan politik Indonesia pun berubah sesuai kebutuhan zaman.

2. Peran Pemuda, Mahasiswa, Dan Tokoh Masyarakat Pada Masa Orde Lama Hingga Awal Reformasi Di era Demokrasi Liberal (1950 – 1959) organisasi kemahasiswaan tumbuh dan berkembang pesat. Sistem multipartai yang diterapkan saat itu mempengaruhi berbagai organisasi

kemahasiswaan

untuk

berafiliasi

dengan

partai-partai.

Misalnya

perhimpunan mahasiswa katholik republik Indonesia (PMKRI) dengan partai katholik, gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) dengan partai nasionalis Indonesia (PNI), concentrasi gerakan mahasiswa Indonesia (CGMI) dengan partai komunis Indonesia (PKI), pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan partai Nahdlatul Ulama (NU), serta himpunan mahasiswa islam (HMI) dengan masyumi. Pada masa orde baru tepatnya tanggal 25 oktober 1966, sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh menteri perguruan tinggi dan ilmu pendidikan (PTIP) syarief thayeb membentuk kesatuan aksi mahasiswa Indonesia (KAMI). Organisasi mahasiswa yang menyetujui kesepakatan tersebut adalah PMKRI, HMI, PMII, gerakan mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Serikat bersama organisasi – organisasi local (SOMAL). Mahasiswa pancasila (Mapancas), dan ikatan pers mahasiswa (IPMI). KAMI didirikan terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan tethadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan. Munculnya KAMI lantas diikuti berbagai aksi lainnya, seperti kesatuan aksi pelajar Indonesia (KAPI), kesatuan aksi pemuda pelajar Indonesia (KAPPI), dan kesatuan aksi sarjana Indonesia (KASI). Pelajar dan mahasiswa ini bergerak secara nasional dan terlibat dalam pendirian orde baru. Gerakan mahasiswa 1966 yang mengantarkan bangsa Indonesia memasuki tatanan baru atau orde baru, terus memberikan inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa dan pelajar pada umumnya untuk terus turut berkiprah dalam bidang politik. Kepemimpinan orde baru dibuat geger pada 15 januari 1974 dengan terjadinya peristiwa yang dikenal dengan malari (Malapetaka Lima Belas Januari).

Malari merupakan gerakan mahasiswa yang merasa tidak puas terhadap kebijakan peemrintah terkait kerja sama dengan pihak asing untuk pembangunan nasional. Para mahasiswa menganggap kebijakan pemerintah kala itu sudah menyimpang dan tidak berhaluan kepada pembangunan yang mementingkan rakyat. Mahasiswa menilai malah dengan kerja sama ini semakin memperburuk kondisi ekonomi rakyat. Peristiwa malapetaka lima belas januari (MALARI) ditandai oleh unjuk rasa besar – besaran menentang kedatangan perdana menteri jepang, tanaka. Mahasiswa menilai bahwa pengaruh jepang di bidang ekonomi perlu dibatasi, karena bergantung berlebih – lebihan terhadap investasi asing justru akan merusak ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Ada banyak peristiwa yang mendahului malaria. Deklarasi Golput tahun 1972 sebagai protes atas dominannya kekuasaan politik, protes pembangunan TMII 1972, kerusuhan rasialis di Bandung bulan Agustus 1973 hingga kedatangan ketua IGGI J.P Pronk bulan November 1973 adalah diantaranya. Puncak peristiwa malari sendiri terjadi saat perdana menteri jepang tanaka kakuei melawat ke Jakarta (14 – 17 januari 1974). Mahasisw a UI yang dipimpin Hariman siregar, syahrir dan lain – lain yang sejak lama menentang lubernya modal asing menggunakan momen itu untuk menggerakkan demonstrasi menentang modal asing, yang saat itu dipresentasikan oleh jepang.

Berawal dari Long March mahasiswa dari kampus Universitas Indonesia (UI) di salemba menuju kampus Universitas Trisakti di Grogol. Mahasiswa kemudian memaklumatkan Tritura 1974, yang meminta pemerintah menurunkan harga – harga, membubarkan aspri (asisten presiden), dan menggantung koruptor – koruptor. Pasca malaria 1974 demonstrasi masih sering terjadi. Pada periode 1977 – 1978 tercatat beberapa kali terjadi demonstrasi yang berujung pendudukan kampus oleh pihak militer. Upaya menumpas gerakan mahasiswa dengan memenjarakan aktivis – aktivis malari tak cukup untuk mengatasi masalah. untuk memadamkan protes kritik mahasiswa

melalui demonstrasi, soeharto melalui menteri pendidikan, daud yusuf mengeluarkan kebijakan normalisasi kehidupan kampus/badan koordinasi kemahasiswan (NKK/BKK). Dewan mahasiswa, organisasi kampus yang sangat otoritatif dan otonom saat itu dibekukan dan diganti dengan lembaga lain yang lebih mudah dikontrol oleh pemerintah semisal senat mahasiswa. Konsep NKK/BKK ini memberikan wewenang besar kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan semua kegiatan mahasiswa, termasuk tanggung

jawab

kemahasiswaan.

pembentukan, Praktis,

pengarahan,

pemberlakuan

dan

NKK/BKK

pengembangan dan

pengebirian

lembaga lembaga

mahasiswa membuat gerakan kemahasiswaan berangsur lumpuh dan menjauhkan mahasiswa dari aktifitas politik. Pemberlakuan UU No.8/1985 tentang organisasi kemasyarakatan makin membuat sulit gerakan mahasiswa. Seperempat abad kemudian pasca malari lahirlah gerakan koreksi yang berhasil menurunkan pemerintahan orde baru. Gerakan reformasi tahun 1998 dipicu oleh issue-issue kebijakan liberalisme yang di anut oleh pemerintahan orde baru dan dianggap ikut merusak perekonomian Indonesia hingga berujung pada krisis ekonomi sepanjang akhir 1990-an. Posisi ekonomi Indonesia yang rapuh terhadap larinya modal menunjukkan betapa tak berdayanya bangsa besar ini. Demonstrasi besar-besaran pun terjadi. Aksi ini juga di dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat. Aksi tersebut terjadi pada 12 mei 1998. Mereka melakukan aksi damai dari kampus trisakti menuju gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari pasukan anti huru-hara dan pasukan pendukung militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegoisasi dengan pihak porli. Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari tanggal 12 mei 1998, para mahasiswa bergerak mundur, dikuti bergerak majunya aparat keamanan. Keadaan mulai memanas. Korban pun berjatuhan di pihak mahasiswa trisakti. Peristiwa yang kemudian dikenal tragedi trisakti menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari mahasiswa yaitu Elang mulia lesmana, heri hertanto, hafidin royan, dan hendriawan sie. Gerakan mahasiswa pada tahun 1998

ini berhasil menurunkan soeharto yang telah berkuasa 32 tahun di kursi kepresidenan Indonesia. Babakan baru dimulai yakni lahirnya era reformasi. Sejarah telah mengajarkan bahwa persatuan antara golongan tua dan golongan muda dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan. Masih ingatkah kamu dengan peristiwa rengasdengklok? Nilai sejarah pun itu berulang saat Indonesia hendak mewujudkan babakan baru kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis. Gerakan mahasiswa 1998 sebagai gerakan reformasi yang menuntut mundurnya soeharto dari kursi kepresidenan membawa hasil. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran penting tokoh masyarakat seperti Gus Dur, Megawati, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tokoh-tokoh itu pada 10 november 1998 bertemu, berdiskusi di rumah kediaman Gus Dur antara K.H. Abdurrahman Wahid, pertemuan menghasilkan deklarasi ciganjur. Isi deklarasi itu antara lain sebagai berikut. a. Mengupayakan terciptanya kesatuan dan persatuan nasional b. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat c. Melaksanakan reformasi sesuai dengan kepentingan generasi bangsa d. Melaksanakan pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masa pemerintahan transisi e. Menghapus dwifungsi ABRI secara bertahap Pertemuan dan “Deklarasi Ciganjur” telah memainkan peranannya sendiri yang penting dan unik. “Pertemuan Ciganjur” telah memberikan sumbangannya pada gerak maju usaha reformasi.

Peran Pelajar, Mahasiswa Dan Tokoh Masyarakat Dalam Perubahan Politik Dan Ketatanegaraan Di Indonesia

Disusun oleh: kelompok 2:

1. Ahmad Khadavi 2. Ainia Aminah 3. Anis Nurul Laili 4. Imtiaz Amani 5. Muhammad Yahya Suhada

Madrasah Aliyah Negeri 7 JAKARTA Jalan Binawarga 99 Kp. Kalibata Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2017-2018...


Similar Free PDFs