Makalah tentang mineral, batuan dan geomorfologi PDF

Title Makalah tentang mineral, batuan dan geomorfologi
Course Geologi Struktur
Institution Universitas Diponegoro
Pages 16
File Size 469.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 116
Total Views 392

Summary

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan terbesar di dunia dan dua pertiga dari wilayahnya merupakan wilayah perairan. Secara geografis Indonesia merupakan negara maritim. Namun pengetahuan tentang bentuk muka bumi juga diperlukan sebag...


Description

PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan wilayah

perairan terbesar di dunia dan dua pertiga dari wilayahnya merupakan wilayah perairan. Secara geografis Indonesia merupakan negara maritim. Namun pengetahuan tentang bentuk muka bumi juga diperlukan sebagai salah satu materi yang harus dipelajari. Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan terutama tentang kulit bumi baik mengenai komposisi struktur dan sejarahnya. Geologi atau perolehan geologi (bahasa latin petra = batu - batuan, roek atau stone dalam bahasa Inggris). Dalam kehidupan dimuka bumi ini, Kulit bumi (daratan) terdiri dari macam ± macam batuan. Batuan ± batuan beku ini berasal dari akibat pendinginan magma atau meletusnya gunung merapi. Perubahan bentuk batuan ini dikarenakan proses alamiah hujan, erosi,banjir, angin, kemudian terkikisnya batuan ini terbawa oleh aliran. Selain aspek geomorfologi, dalam kerangka geologi kelautan seperti halnya proses geologi yang terjadi di darat, juga terdapat pengaruh sedimentasi, baik itu sedimen di daerah dekat pantai (Nearshore) ataupun di perairan laut dalam (Deepsea). Sedimentasi di laut sangat penting artinya dalam kerangka geologi kelautan, diantaranya adalah karena morfologi permukaan dasar laut juga ikut dikontrol oleh pengaruh supply sedimen, juga batas-batas antar bagian-bagian morfologi dasar laut juga ikut dikontrol oleh sedimentasi. Disamping itu proses sedimentasi di laut juga akan mempengaruhi proses-proses di bagian lainnya. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian mineral, sifat fisik, dan contohnya. 2. Mengetahui pengertian batuan, jenis batuan, dan contohnya. 3. Mengetahui pengertian geomorfologi.

MINERAL Mineral di definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral juga dapat di definisikan sebagai suatu benda yang dibentuk dengan melalui proses dari alam dan pada umumnya bentuknya padat serta tersusun dari beberapa kandungan kimia. Ilmu yang mempelajari hal-hal tentang mineral adalah mineralogi. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik). Mineral dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. Sifat Fisik Mineral Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah: 1. Bentuk kristal, mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut Amorf (tidak berbentuk kristal). 2. Bidang belah, Belahan adalah kemampuan satu mineral untuk membelah pada bidang belahnya, ini dicirikan dengan bidang belahan yang rata dan licin serta beraturan. Dalam pengamatan belahan akan nampak jelas pada

pengamatan dibawah mikroskop. Karena bidang belah mineral hanya nampak sebagai garis-garis yang beraturan pada mineral. bidang belah mineral ini mencerminkan struktur atom yang ada di dalam susunan kristal mineral. 3. Warna, warna adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum daripada menunjuk yang spesifik.Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap.Mineral berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih. 4. Kekerasan, Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.

5. Kilap, kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya. Secara garis besar, kilap dibedakan dengan: 1. Kilap Logam (Metallic Luster), Mineral-mineral yang dapat menyerap pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral ini terbentuk sebagai fragmen-fragmen yang tipis. Mineral-mineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas. Mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh: Galena, Pirit, Magnetite, Kalkopirit, Granite, Hematite. 2. Kilap Non Logam (Non-Metallic Luster), terbagi atas : 3. Kilap Intan (Adamantine Luster), kilapannya cemerlang seperti intan. 4. Kilap Kaca (Viteorus Luster), misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit. 5. Kilap Sutera (Silky Luster), kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gypsum. 6. Kilap Damar (Resinous Luster), kilapannya menyerupai damar seperti pada sphalerite. 7. Kilap Mutiara (Pearly Luster), kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal, nepelin. 8. Kilap Tanah (Earthy Luster), kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolinite, bauxit dan limonite. 6. Cerat, cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Cerat ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Cerat ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keping porselin. 7. Pecahan, pecahan merupakan kemampuan satu mineral untuk membelah tidak melalui bidang belahnya. Pecahan tidak mengekspresikan susunan atom di dalam kristal satu mineral. Pecahan dibagi menjadi concloidal, fibrous, irregular, hackly.

Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Contoh-contoh mineral:

apatite

azurite

corondum

flourite

intan

topaz

augite

quartz

BATUAN Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun utama kerak bumi serta terbentuk sebagai hasil proses alam. Batuan bisa mengandung satu atau beberapa mineral. Atas dasar cara terbentuknya, batuan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu batuan beku, sebagai hasil proses pembekuan atau kristalisasi magma; batuan sedimen, sebagai hasil proses sedimentasi; dan batuan metamorf, sebagai

hasil proses

metamorfisme. Mineral-mineral pada umumnya terdapat dalam campuran untuk membentuk batuan bumi. Sebagai contoh, batu kapur merupakan batuan sedimen yang penting dan terdiri atas sebagian besar kalsium dan magnesium karbonat serta jumlah mineral-mineral lain yang jumlahnya bervariasi sebagai selingan. Mineralmineral yang dominan dalam batuan-batuan ini adalah feldspar, amfibol, piroksen, kuarsa, mika mineral tanah liat, limonit (oksida besi), dan mineralmineral karbonat. Berdasarkan proses terbentuknya batuan dibedakan atas: 1. Batuan beku, Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe

batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas : 1. Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam 2. Batuan korok, membeku di daerah korok 3. Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi

Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu : 1. Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan. 2. Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam. Struktur Batuan Beku 1. Struktur batuan beku ekstrusif Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya: a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam. b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil. d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air. e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran. 2. Struktur Batuan Beku Intrusif Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

2. Batuan sedimen Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. 1. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari materialmaterial yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source

rocks). Klasifikasi

sediment klastik

dibedakan

berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut : 1.Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256 mm. 2. Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,062 mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar. 3. Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar. Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin. 2. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon

dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut: Batuan endapan biasanya berlapis-lapis mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu. Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya. Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu. 3. Batuan malihan atau metamorfis. Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Batuan metamorf berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan pualam. Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak bumi. Batuan metamorf terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Batuan metamorf juga

terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Ciri-ciri batuan ini : 

Adanya perlapisan,



Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.

Contoh batuan

batuan beku apung

batuan beku diorit

batuan beku gabro

batuan sedimen breksi

batuan sedimen pasir

batuan sedimen teristris

batuan metamorf marmer

batuan metamorf gneiss

batuan metamorf pneumatolitis

batuan metamorf sabak

GEOMORFOLOGI Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya termasuk deskripsi, klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah permukaan bumi. Kata Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Bentuk lahan mengalami proses perubahan secara dinamis selama proses geomorfologi bekerja pada bentuklahan tersebut. Tenaga yang bekerja disebut dengan tenaga geomorfologi yaitu semua media alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi, tenaga ini dapat berupa air mengalir, air tanah, gelombang, arus, tsunami, angin, dan gletser. Berdasarkan pada proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal dengan proses, fluvial, marine, eolin, pelarutan, dan proses gletser. Akibat dari adanya proses tersebut maka terjadi proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangakan agradasi menyebabkan penaikan permukaan bumi. Pada proses degradasi didalamnya terdapat proses pelapukan, gerak massa dan erosi Salah satu studi geomorfologi adalah mempelajari bentuk-bentuk erosi dan gerak massa tanah. Keadaan topografi (meliputi daratan dan bawah laut) harus memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan untuk pengembangan di masa mendatang. Bathimetri/pemeruman merupakan bagian terpenting dan mendasar dari pekerjaan survey hidrografi yang didefinisikan sebagai pengumpulan data dengan metode penginderaan/rekaman dari permukaan dasar laut yang dibuat berdasarkan hasil sounding (pengukuran kedalaman) yang dihubungkan dengan hasil pengukuran

elevasi pasang surut, orientasi medan, hasil pengukuran geodetik. Kontur kedalaman pada peta bathimetri diukur terhadap LWL (Low Water Level). Luas areal yang diukur tergantung areal operasional yang harus mencakup seluruh wilayah pengelolaan pelabuhan. Untuk kebutuhan design pemetaan secara detail, dilakukan pada wilayah yang lebih sempit yaitu di sekitar areal yang direncanakan. Fungsi dari survey bathimetri adalah: 1.untuk mengetahui kedalaman dasar laut, untuk mengetahui struktur dermaga yang sesuai dengan kondisi yang ada, untuk mengetahui daerahdaerah yang bahaya bagi kapal sehingga dapat diantisipasi dengan memberi tanda, 2. untuk mengetahui lokasi aman bagi perencanaan pelabuhan baru sehingga didapatkan hasil efisien. Gerak massa tanah (mass movement) merupakan proses bergeraknya puingpuing batuan (termasuk di dalamnya tanah) secara besar-besaran menuruni lereng secara lambat hingga cepat, oleh adanya pengaruh langsung dari gravitasi. Gerakan massa tanah (mass movement) atau batuan pada lereng dapat terjadi akibat interaksi pengaruh antara beberapa kondisi yang meliputi kondisi morfologi, geologi, hidrogeologi, dan tata guna lahan. Kondisi-kondisi tersebut saling berpengaruh sehingga mewujudkan suatau kondisi yang mempunyai kecenderungan atau berpotensi untuk bergerak. Lipatan (fold) Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis. Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masing-masing disebut antiklinorium dan sinklinorium. Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut: 1. Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.

2. Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial. 3. Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah. 4. Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja. Lipatan terjadi karena adanya tekanan-tekanan mendatar terhadap lapisan sedimen. Lipatan memiliki dua bagian, yaitu antiklinal dan sinklinal. a. Antiklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki posisi lebih tinggi dari bagian lipatan lainnya. Lipatan antiklinal akan membentuk bumi menjadi cembung, contohnya pengunungan dan perbukitan. b. Sinklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki bagian yang lebih rendah dari bagian lipatan lainnya. Lipatan sinklinal akan membentuk permukaan bumi menjadi cekung contohnya lembah. Suatu formasi lipatan yang kompleks dapat terjadi apabila ada gabungan lipatan sinklinal dan antiklinal. Puncak lipatan biasanya disebut antiklinorium, sedang cekungan lipatan biasa disebut sinklinorium. Bentuk-bentuk lipatan ada beberapa macam di antaranya adalah lipatan tegak, miring, menggantung, isoklinal, dan rebah. Puncak lipatan dapat berbentuk memanjang, sehingga membentuk suatu rangkaian pegunungan hingga ribuan kilometer. Rangkaian pegunungan ini dinamakan sirkum. Di permukaan bumi, ada dua rangkaian sirkum pegunungan lipatan, yakni Sirkum Pegunungan Mediterania dan Sirkum ...


Similar Free PDFs