Makhluk Manusia diantara Makhluk Lain.pdf PDF

Title Makhluk Manusia diantara Makhluk Lain.pdf
Author Lusi Agustianti
Pages 28
File Size 2.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 136
Total Views 545

Summary

Untuk referensi lainnya, kunjungi https://sgd.academia.edu/lusiagustianti MAKALAH MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKHLUK-MAKHLUK LAIN Dosen Pengampu. Endah Ratna Sonya M.Si Disusun oleh: Kelompok 1 Indah Hartanti (1168030091) Meilana Ayu T.S (1168030116) Jenal Arifin (1168030103) M. Ridho Fergiawan (11680...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makhluk Manusia diantara Makhluk Lain.pdf Lusi Agustianti

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SOSIOANT ROPOLOGI PENDIDIKAN Hikmawat i Suhardi

EVOLUSI PRIMATA Siska Yuanit a MAKALAH EVOLUSI ORGANIK RAS-RAS DAN SPESIES MANUSIA SERTA MASALAH ASAL-USUL Amin Hidayat i

Untuk referensi lainnya, kunjungi https://sgd.academia.edu/lusiagustianti

MAKALAH MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKHLUK-MAKHLUK LAIN Dosen Pengampu. Endah Ratna Sonya M.Si

Disusun oleh: Kelompok 1 Indah Hartanti Jenal Arifin Jeni Shahrin Khifni Khaifih Lusi Agustianti

(1168030091) (1168030103) (1168030104) (1168030107) (1168030111)

Meilana Ayu T.S M. Ridho Fergiawan Muhammad. Bari A M. Ridwan

(1168030116) (1168030122) (1168030131) (1168030123)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2016

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pengantar Antropologi dengan judul “Makhluk Manusia Diantara Makhluk-Makhluk Lain”. Tak lupa serta sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatnya. Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu sangat diperlukan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bandung, September 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR·········································································i DAFTAR ISI··················································································· ii BAB I PENDAHULUAN···································································· 1 A. Latar Belakang············································································· 1 B. Rumusan Masalah··········································································1 C. Tujuan Penulisan··········································································· 2 BAB II PEMBAHASAN·····································································3 A. Makhluk Manusia diantara Makhluk Lain············································· 3 B. Evolusi Ciri-ciri Biologis································································· 4 C. Evolusi Primata dan Manusia···························································· 7 D. Aneka Ragam Manusia····································································17 E. Organ Manusia··············································································20 BAB III PENUTUP··········································································· 23 Kesimpulan······················································································ 23 DAFTAR PUSTAKA········································································· 24

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makhluk manusia diantara makhluk-makhluk lain dipandang dari sudut biologis manusia hanya merupakan suatu macam makluk diantara lebih dari sejuta macam. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan salah satunya adalah Charles Darwin, mengumumkan teori tentang proses evolusi biologi. Menurut teori itu bentuk- bentuk hidup tertua dimuka bumi ini, terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya protozoa. Lalu teori ini berkembang lagi dan menjelaskan bahwa terdapat evolusi yang memakan waktu sangat lama dari organisme manusia. Dalam masa yang amat lama makhluk Primata induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai sub-suku dan infra-suku khusus, dan diantaranya telah terjadi proses percabangan antara keluarga kera-kera Pongid atau kera-kera besar dari keluarga Hominid yang mempunyai sebagai anggota makhluk nenek moyang manusia. Jika dilihat dari panjangnya dan juga lamanya waktu yang dianggap sebagai evolusi

menuju manusia saat ini, tentu harus ada beberapa tahapan-tahapan yang

layak untuk dijelaskan seperti apa perkembangan dan bagaimana masa-masa perkembangan tersebut sampai pada pengertian saat ini. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka akan dijelaskan dalam makalah ini mengenai kedudukan manusia diantara makhluk lain secara lebih rinci.

1

B. Rumusan Masalah 1.

Bagaimana kedudukan manusia diantara makhluk lainnyadipandang dari sudut biologis dengan Teori Evolusi?

2.

Seperti apa ciri-ciri Evolusi Biologis?

3.

Bagaimana proses evolusi primata dan manusia?

4.

Apa saja keanekaragaman yang dapat dilihat dari manusia?

5.

Apa perbedaan organisme manusia dan organisme binatang?

C. Tujuan Penulisan 1.

Mengetahui kedudukan manusia dengan makhluk lainnya dipandang dari Teori Evolusi Biologis.

2.

Mengetahui proses ciri-ciri Evolusi Biologis.

3.

Mengetahui evolusi primata dan manusia.

4.

Mengetahui keanekaragaman manusia.

5.

Mengetahui perbedaan organisme manusia dengan organisme binatang.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Makhluk Manusia diantara Makhluk Lain Dipandang dari sudut biologi, manusia hanya merupakan satu jenis makhluk diantara lebih dari sejuta makhluk hidup lain yang pernah dan masih menduduki alam dunia. Pada pertengahan abad ke-19, Charles Darwin mengumumkan tentang teori proses evolusi biologi. Dalam jangka waktu beratus ratus juta tahun lamanya, timbul dan berkembang makhluk-makhluk dengan organisme yang semakin kompleks, dalam waktu terakhir telah berkembang atau berevolusi makhluk seperti kera dan manusia. Dalam proses evolusi biologi, banyak makhluk hidup sederhana yang hilang atau punah dari muka bumi. Namun ada juga bentuk-bentuk makhluk baru yang bercabang dari makhluk hidup bentuk-bentuk lama itu menjadi sekian banyak sehingga jumlah jenis makhluk hidup yang sekarang menduduki bumi mendekati angka satu juta. Untuk mengetahui ragam jenis makhluk hidup yang ada dimuka bumi, para ahli biologi telah membuat satu sistem klasifikasi semua makhluk hidup yang mendapat tempat sewajarnya berdasarkan morfologi dan organismenya. Sama halnya dengan beribu-ribu makhluk hidup lain, manusia juga menyusui keturunannya

dan

berdasarkan

ciri

itulah

manusia

dikelaskan

bersama

makhluk-makhluk lain yaitu kelas binatang menyusui atau mamalia. Dalam kelas mamalia, terdapat satu sub-golongan atau suku yakni Primata. Dalam suku ini, semua kera dari terbesar sampai terkecil digolongankan dengan manusia. Namun. tentu saja pandangan tersebut salah jika dilihat dari persfektif Islam Dalam pandangan Islam, manusia diciptakan “menurut gambar Allah,” keberadaan Allah sebagai contoh untuk keberadaan manusia sebagai hamba yang berakal. Berlainan dengan makhluk lainnya, hanya manusia saja yang diciptakan menurut

3

gambar Allah. Dengan demikian, penciptaan manusia oleh Allah dapat disimpulkan walaupun manusia merupakan makhluk utama, manusia bukanlah illahi, melainkan makhluk ciptaan dan sebagai manusia berdiri dipihak-pihak makhluk lain. B. Evolusi Ciri-ciri Biologis 1.

Sumber ciri-ciri Organisme Fisik. Dalam evolusi ciri-ciri bentuk makhluk baru timbul sebagai proses

pengembangan dari bentuk-bentuk makhluk hidup yang lebih tua. Dalam proses tersebut, ciri biologis baru berwujud pada organisme suatu makhluk tertentu menyebabkan terjadinya bentuk yang agak berbeda dari organisme induk yang lama, terus berubah dan perbedaan bentuk tersebut semakin besar. Menurut para ahli biologi, termasuk didalam gen/gene (bahasa Inggris), organisme dari seluruh makhluk didunia tidak hanya makhluk satu sel saja, tetapi juga kera dan manusia yang jumlah selnya mencapai 1 triliun dan berbeda menurut fungsi dan tugasnya masing-masing dalam organ. Sebenarnya para ahli biologis belum lama berselang, mengembangkan alat untuk mengobservasi dan meneliti gen manusia yaitu mikroskop elektron yang memiliki daya membesarkan hingga 2 juta kali kemampuan mata manusia. Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan terjadi suatu sel buah atau zygot. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygot tadi, dengan sebuah proses yan disebut mitosis. Tiap-tiap kromosom akan membelah menjadi dua sel baru. Melalui proses yang sama 2 buah sel baru tersebut akan menjadi empat, delapan hingga seterusnya sampai jumlahnya mencapai triliunan yang merupakan bahan suatu organisme lengkap. Proses mitosis bagi semua sel sama saja, kecuali pada sel-sel gamete atau sel-sel kelamin(sel sperma pada laki-laki dan sel telur pada perempuan). Disini sel-sel baru tidak timbul karena pemisahan dari 46 kromosom menjadi 2 golongan A dan A1 yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom dan masuk kedalam 2 sel

4

kelamin yang berbeda. Saat ini merupakan saat yang sangat penting, karena disini banyak gen yang menentukan berbagai ciri tertentu dari organisme yang akan masuk sel kelamin A atau A1, semuanya terjadi secara kebetulan belaka. Jadi dengan demikian, dari ciri-ciri ayah dan ibu yang kebetulan dibawa oleh sel-sel kelamin tadi, tidak semua akan tampak dalam organisme baru, tetapi hanya ciri-ciri pada gen yang dominan saja yang akan tamapak, sedangkan pada ciri-ciri gen yang tiak kuat tidak. Dengan demikian anggapan populer yang mengatakan bahwa kalau rambut kriting dari ayah bercampur dengan rambut kejur dari ibu amaka anak akan mendapatkan rambut setengah kejur dan setengah kriting adalah salah sama sekali. Anggapan populer itu, disebabkan karena orang awam yang tidak mengetahui proses penurunan ciri-ciri organisme mengira bahwa ciri-ciri itu diturunkan melalui darah dan bahwa dua macam ciri yang berbeda dari ayah dan juga ibu akan tercampur melalui darah itu. Anggapan bahwa ciri-ciri tubuh tidak diturunkan melalui darah, tetapi melalui saluran lain, sebebanrnya telah lebih seabad lamanya diajukan oleh seorang pendeta asal Austria bernama Gregor Mendel, ia mengobservasi bahwa proses menurunkan ciri-ciri organisme adalah kenyataan alam. Kesimpulannya yang merupakan suatu teori tentang proses menurunkan ciri-ciri organisme itu diterbitkan dalam beberapa karangan sekitar tahun 1865. Teori Mendel mengenai itu sekarang sudah cukup terkenal. Mula-mula dunia ilmiah tidak menaruh perhatian pada teori Mendel tersebut, perhatian itu baru muncul lagi ketika terbukti melalui penelitian gen itu bahwa prinsip-prinsip proses menurunkan ciri-ciri yang telah lama dianjukan Mendel itu cocok dengan kenyataan. Suatu pegertian yang amat penting untuk kita adalah bahwa ciri-ciri yang lahir itu (fenotipe) tidak usah sama dengan susunan ciri-ciri pada gen-gennya (genotipe). Ayah secara genotipe maupun fenotipe memiliki rambut kriting, Ibu secara genotipe maupun fenotipe memiliki rambut kejur. Anak secara genotipe meiliki gen-gen kriting dari ayah dan gen rambut kejur dari

5

ibu, tapi karena gen rambut kriting itu dominan, maka anak secara fenotipe memiliki rambut kriting. Anak kawin dengan ciri-ciri gen genotipe yang sama, cucu tiap-tiap satu diantara empat secara genotipe memiliki gen rambut kriting dan secara fenotipe memiliki rambut kriting, tiap-tiap dua diantara empat secara genotipe mempunyai gen rambut untuk kriting dan juga gen rambut kejur dan secara fenotipe memiliki gen untuk rambut kejur dan secara fenotipe mempunyai rambut kejur pula. 2.

Perubahan dalam Proses Keturunan. Dari uraian diatas terbukti bahwa suatu ciri yang berasal dari suatu nenek

moyang laki-laki atau perempuan tidak dapat pernah di”campur”, tetapi selalu tetap dapat tersimpan dalam gen yang diturunkan atau disebarkan kepada berpuluh-puluh generasi, bahkan beratus-ratus generasi berikutnya. Hanya kekuatan dari gen lain yang dominan yang akan menyebabkan ciri-ciri tersebut tidak tampak lahir. Tentu timbul pertanyaan, apakah sebenarnya sumber kekuatan yang menyebabkan proses percabangan (timbulnya ciri-ciri baru dan terjadinya organisme-organisme baru) itu apabila gen dari nenek moyang masih tetap tersimpan? Percabangan itu terjadi karena beberapa evolusi yang menurut analisis para ahli biologi dapat dibagi kedalam 3 golongan; a.

Proses mutasi

b.

Proses seleksi dan adaptasi

c.

Proses kehilangan gen secara kebetulan Mutasi merupakan suatu proses yang berasal dari dalam oranisme. Suatu gen

yang telah lama diturunkan dari generasi kegenerasi beribu-ribu tahun lamanya saat terbentuk pada zygot yang baru dapat berubaha sedikit sifatnya. Akibatnya, individu yang baru dari zygot tadi akan mendapat suatu ciri tubuh baru yang

6

tidak ada pada nenek moyangnya. Proses seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari alam sekitar. Menurut para ahli sekarang, banyak ciri baru yang terjadi karena mutasi pada kelompok-kelompok manusia yang sering lebih cocok dengan alam sekitar yang sering berubah-ubah. Individu-individu dengan ciri-ciri lama lambat laun selalu akan berkurang jumlah kelahirannya dan sampai tidak ada kelahiran lagi. Dengan tidak adanya lagi individu dengan dengan ciri-ciri lama dalam suatu kelompok, gen-gen yang menyebabkan ciri-ciri yang lama tadi akan hilang juga (punah). Sebaliknya hanya gen baru yang mampu diseleksi alam atau yang telah mengadaptasikan diri dengan alam sekitar yang baru tadi akan terbawa langsung dalam organisme- organsme dalam kelompok. Dapat disempulkan bahwa, suatu ras baru dengan ciri-ciri baru telah “bercabang” dari suatu ras yang lama. Sedangkan menghilangkan gen tertentu sering juga disebabkan oleh peristiwa yang tidak berasal dari dalam organisme atau dari alam sekitar tetapi disebabkan secara kebetulan. C. Evolusi Primata dan Manusia 1.

Proses Percabangan Makhluk Primata Manusia merupakan suatu jenis makhluk cabang dari semacam makhluk

primata yang telah melalui proses evolusi. Soal asal mula dan proses evolusi makhluk manusia itu secara khusus dipelajari dan diteliti dari suatu subilmu dari ilmu antropologi biologi, yaitu ilmu Paleoantropologi. Ilmu tersebut meneliti fosil tubuh manusia yang terkandung dalam lapisan-lapisan bumi. Namun karena manusia hanya merupakan cabang yang paling muda dari makhluk primata itu, maka soal asal mulanya dari proses evolusi tidak dapat dilepaskan dari seluruh proses pencabangan dari makhluk primata pada umumnya.

Walaupun

masih

banyak terdapat perbedaan pendapat para ahli paleoantropologi mengenai berbagai aspek dari proses percabangan itu, tetapi akhir-akhir ini mereka telah

7

sepaham mengenai garis besar proses tersebut. Mereka juga menggunakan data ilmu-ilmu lain seperti paleogeografi, paleoekologi serta metode analisis potasium argon dari ilmu geologi. Menurut penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku primata muncul dibumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia sekitar 70 juta tahun yang lalu didalam suatu zaman yang disebut Paleosen tua. Dalam masa yang amat lama, induk dari primata bercabang lebih lanjut kedalam berbagai subsuku dan infrasuku khusus dan diantaranya telah menjalani proses percabangan antara keluarga kera pengoid (kera-kera berukuran besar) dengan keluarga hominid yang merupakan anggota makhluk nenek moyang manusia. Rupa-rupanya telah terjadi paling sedikit 5 proses percabangan. Percabangan tertua yang timbul kira-kira 30 juta tahun yang lalu dalam Kala Eosen akhir, yaitu merupakan percabangan yang mengevolusikan kera Gibon (bylobatidae).

Cabang

kedua

yang

timbul

adalah

orang

utan

(Kera

Pongopygmeus), yaitu muncul pada permulaan Kala Miosen, kira-kira 20 juta tahun yang lalu. Cabang yang ketiga, adalah sejenis makhluk hidup yang diyakini sebagai nenek moyang dari manusia, percabangan ini terjadi kira-kira 10 juta tahun yang lalu pada bagian terakhir dari Kala Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukan sifat yang lain dari pada yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih besar dari pada dari pada Gorila yang masih hidup saat ini. Fosoil-fosil itu ditemukan di Bukit Siwalik dikaki Gunung Himalaya, dekat dengan Simla (India Utara), disebuah kedai jamu di Hongkong dan yang terakhir ada dilembah Bengawan Solo di Jawa. Oleh para ahli, fosil-fosl itu disebut gigantanthropus (kera manusia raksasa). Cabang ke empat adalah, cabang-cabang kera pongoid yang lain yaitu Gorila dan Simpanse terjadi kira-kira 12 juta tahun yang lalu pada akhir kala Miosen. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antar Gorila dan Simpanse terjadi perkebangan dari dua lingkungan yaitu ekologi khusus di Afrika Tengah yaitu

8

dari evolusi kera Gorila dan Afrika Barat dari evolusi orgaisme Simpanse. Proses percabangan berikut yang terjadi di Afrika Timur timbul dari evolusi makhluk gigantanthropus sebelum kera raksasa itu menghilang dari benua Afrika. Cabang inilah yang menurut para ahli akan berkembanag menjadi makhluk manusia. Manusia seperti apakah nenek moyang manusia itu? 2.

Makhluk Primata Pendahulu Manusia Kira-kira seabad yang lalui, para ahli biologi dan Paleoantropologi masih

mengira bahwa asal-usul nenek moyang manusia itu dapat dipecahkan apabila dapat ditemukan sejenis makhluk hidup yang merupakan penghubung antara kera dan manusia dalam silsilah hidup. Jadi yang harus dilakukan oleh para ahli pada saat itu adalah mencari makhluk penghubung yang hilang (missing link) dalam silsilah perkembangan makhluk dibumi. Sekarang, dengan kemajuan dibidang ilmu paleoantropologi dan geologi, konsepsi para ahli mengenai missing link sudah berubah. Makhluk itu sudah tidak dipandang sebagai makhluk hidup yang berbeda diantara kera dan manusia, tetapi sebagai seekor makhluk hidup pendahuluan (precursor) atau makhluk induk yang mendahului baik kera-kera besar atau manusia, keduanya hanyalah spesialisasi khusus dari makhluk induk tadi. Karena proses percabangan antara berbagai jenis kera besar dan manusia tidak terjadi hanya sekali dan berada dibeberapa tempat yang tidak menetap, maka demikian sebenarnya ada lebih dari satu makhluk induk. Makhluk primata yang dianggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti orang utan, gorila dan simpanse maupun manusia adalah makhluk yang fosilnya berupa rahang bawah ditemukan di Saint-Gaudens, Prancis Selatan pada peretengahan abad lalu. Makhluk tersebut dinamakan dryopithecus itu hidup dalam akhir Kala Oligosen dan permulaan Kala Miosen (21 juta tahun yang lalu) dihutan-hutan didaerah yang kini menjadi Eropa Selatan dan Afrika Utara.

9

Terbatasnya jumlah fosil yang ditemeukan oleh pata ahli biologi, pengetahuan mengenai wujud, sifat dan penyebaran makhluk hidup kera raksasa ini masih terlampau sedikit. Sebaliknya, mengenai pengetahuan nenek moyang yang langsung dari manusia kini sudah cukup baik. Pendahulu manusia itu adalah makhluk yang sudah dapat berjalan tegak diatas kedua kaki belakangannya menempuh

jarak

yang

cukup

jauh.

Makhluk

tersebut

hidup

dalam

kelompok-kelompok yang rata-rata terdiri dari delapan sampai sepuluh orang dan secara kelompok mereka dapat melawan binatang-binatang p...


Similar Free PDFs