MATERI AKM 2 AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN DAN ANALISIS KESALAHAN (ACCOUNTING CHANGES AND ERROR ANALYSIS PDF

Title MATERI AKM 2 AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN DAN ANALISIS KESALAHAN (ACCOUNTING CHANGES AND ERROR ANALYSIS
Author Zaki Adhi Putra
Pages 10
File Size 293.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 12
Total Views 479

Summary

MATERI AKM 2 AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN DAN ANALISIS KESALAHAN (ACCOUNTING CHANGES AND ERROR ANALYSIS) A. Accounting Changes (Akuntansi Perubahan) Sebuah kerangka kerja pelaporan membantu menjaga komparabilitas ketika ada akuntansi perubahan. Apa tujuan perubahan itu? Kita mengenal tiga motif perubah...


Description

MATERI AKM 2 AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN DAN ANALISIS KESALAHAN (ACCOUNTING CHANGES AND ERROR ANALYSIS) A. Accounting Changes (Akuntansi Perubahan) Sebuah kerangka kerja pelaporan membantu menjaga komparabilitas ketika ada akuntansi perubahan. Apa tujuan perubahan itu? Kita mengenal tiga motif perubahan pada unit bisnis, yakni mendapatkan struktur modal (capital structure) yang lebih baik, mengelola biaya (political cost), dan memperbaiki capaian laba (smooth earnings). IASB menyediakan sebuah kerangka kerja pelaporan yang melibatkan dua jenis akuntansi perubahan : 1) Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi = Sebuah perubahan dari penerapan satu kebijakan akuntansi yang diterima ke kebijakan yang lain. Contoh : perubahan metode inventory dari average ke FIFO, perubahan metode pengakuan pendapatan dari Cost Recovery ke Percentage of Completion, dsb. 2) Perubahan dalam Estimasi Akuntansi = Sebuah perubahan yang terjadi sebagai hasil dar informasi atau pengalaman tambahan. Contoh : perubahan estimasi sisa masa manfaat ekonomi atas aset tetap, perubahan jumlah piutang tak tertagih, dsb. Sedangkan untuk kategori berikutnya: 3) Kesalahan dalam laporan keuangan, sebagai hasil dari kesalahan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, dsb, tidak dipertimbangkan sebagai akuntansi perubahan.

B. Changes in Policy (Perubahan dalam Kebijakan) 1. Deskripsi Akuntansi untuk Perubahan Kebijakan Definisi : sebuah perubahan dalam kebijakan akuntansi yang melibatkan perubahan dari penerapan satu kebijakan akuntansi ke kebijakan yang lain. Perusahaan harus berhati-hati dalam menguji setiap kasus untuk memastikan bahwa perubahan kebijakan telah secara nyata terjadi. Penerapan kebijakan baru dalam pengakuan kejadian yang telah terjadi untuk pertama kali atau yang sebelumnya tidak material adalah bukan perubahan dalam kebijakan akuntansi. Ada 3 pendekatan dalam melaporkan perubahan : 1) Melaporkan perubahan saat ini (Currently). Perusahaan melaporkan dampak kumulatif atas perubahan yang hanya muncul dalam laporan laba-rugi tahun ini.Perusahaan tidak merubah laporan keuangan tahun sebelumnya 2) Melaporkan perubahan secara retrospektif (Retrospectively). Penerapan retrospektif mengacu pada peneratapan atas perbedaan kebijakan akuntansi untuk melaporkan kembali (recast) dan menyesuaikan laporan keuangan sebelumnya – seolah-olah kebijakan baru selalu digunakan. Perusahaan memperlihatkan dampak kumulatif atas perubahan sebagai penyesuaian Retained Earnings di awal tahun terbaru yang disajikan. 3) Melaporkan perubahan secara prospektif IASB mengharuskan perusahaan menggunakan (Prospectively/masa depan). Dengan pendekatan restropektif dalam melaporkan pendekatan ini, laporan sebelumnya perubahan kebijakan karena pendekatan ini menghasilkan sisa. Hasilnya, perusahaan menyediakan informasi lebih berguna tidak menyesuaikan saldo awal untuk merefleksikam perubahan kebijakan. Sekali manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan kebijakan akuntansi yang dapat diterima, itu adalah final: manajemen tidak dapat merubah periode sebelumnya dengan

1

menerapkan kebijakan baru, sehingga penyesuaian dampak kumulatif periode saat ini tidak tepat dilakukan. 2. Perhitungan untuk Pendekatan Akuntansi Perubahan Retrospektif IASB mengizinkan perusahaan untuk merubah kebijaan akuntansi jika : 1) Diwajibkan dengan IFRS (e.g. IFRS baru pada instrumen keuangan menjadi subjek untuk IAS 8 (Internasional) / PSAK 25 penyesuaian akuntansi untuk perubahan dalam (Indonesia) mengatur tentang hirarki pedoman untuk pertimbangan dalam kebijakan akuntansi) pemilihan kebijakan akuntansi. 2) Kebijakan baru menghasilkan laporan keuangan informasi yang lebih reliabel dan relevan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan. Ketika perusahaan merubah kebijakan akuntansinya, perusahaan sebaiknya melaporkan perubahan menggunakan penerapan restrospektif. Secara umum, perusahaan harus : 1) Menyesuaikan (melaporkan kembali/ recast) laporan keuangannya untuk setiap periode sebelumnya yang disajikan pada basis yang sama dengan kebijakan akuntansi yang baru. 2) Menyesuaikan nilai terbawa (Carrying amount) aset dan liabilitas sebagai awal mula tahun yang disajikan, yang merefleksikan dampak kumulatif pada periode sebelumnya. Perusahaan juga mengimbangi penyesuaian untuk saldo awal RE/ komponen ekuitas lain yang tepat/ net aset sebagai awal mula tahun yang disajikan

PT XYZ sebagai perusahaan kontraktor menghitung kontrak jangka panjang menggunakan cost recovery. Pada tahun 2015 perusahaan berencana mengganti ke metode percentage of completion. Berikut dipaparkan informasi laba rugi:  Sebelum perubahan metode, laba bersih sebelum pajak tahun 2012, 2013, 2014 berturutturut adalah $1.005.000, $1.239.500, $938.000  Sesudah perubahan metode, laba bersih sebelum kena pajak tahun 2012, 2013, 2014 berturut-turut adalah $1.139.000, $1.407.000, $1.172.500  Tarif pajak 30%, laba ditahan Jan 1,2012=$2.440.000, tidak ada dividen Tentukan: a. Laporan laba rugi sebelum dan sesudah perubahan metode b. Perhitungan atas perubahan akuntansi di atas c. Journal entries d. Pelaporan atas perubahan kebijakan akuntansi Jawab : a. Laporan laba rugi sebelum (cost recovery) dan sesudah (percentage of completion) Cost – Recovery Method PT XYZ Income Statement (Partial) For the Year Ended December 31 2014 2013 2012 Income before Income Tax 938.000 1.239.500 1.005.000 Income Tax (281.400) (371.850) (301.500) Net Income $ 656.600 $ 867.650 $ 703.500 Percentage of Completion Method PT Pecinta AKM Income Statement (Partial) For the Year Ended December 31 2014 2013 2012 2

Income before Income Tax Income Tax Net Income

1.172.500 (351.750) $ 820.750

b. Perhitungan atas perubahan akuntansi Income Adjustment Pretax Income From P-o-C C-R Year (a) (b) Prior to 2013 $ 1.139.000 $ 1.005.000 In 2013 1.407.000 1.239.500 Total at $ 2.244.500 Beginning of $ 2.546.000 2014 Total in 2014 1.172.500 938.000

1.407.000 (422.100) $ 984.900

1.139.000 (341.700) $ 797.300

Difference in Income Difference Tax Effect (c)=(a-b) $ 134.000 167.500

(d)=(c.tax) $ 40.200 50.250

Income Effect (e)=(c-d) $ 93.800 117.250

$ 301.500

$ 90.450

$ 211.050

234.500

70.350

164.150

Retained Earnings Adjustment Retained Earnings, Jan 1, 2013 (percentage of completion) Retained Earnings, Jan 1, 2013 (cost recovery) Cumulative effect difference

$ 3.237.300 3.143.500 $ 93.800

Penyesuaian RE hanya dilakukan pada tahun terakhir penyajian laporan keuangan perbandingan, sedangkan tahuntahun berikutnya akan mengakumulasi dampak kebijakan sehingga total income effect = total cumulative effect.

c. Jurnal Date 2015 Jan 1

Description

Dr.

Construction in Process Deffered Tax Liability Retained Earnings

Cr.

301.500 90.450 211.050

d. Pelaporan PT XYZ Income Statement (Partial) For the Year Ended December 31

Income before Income Tax Income Tax Net Income PT Pecinta AKM Retained Earnings Statement For the Year Ended December 31 Retained Earnings, Jan 1, as reported Add : Cumulative effect Retained Earnings, Jan 1, as adjusted Add : Net Income Less : Dividend Increase (decrease) in RE Retained Earnings, Dec 31 PT Pecinta AKM

2014 1.172.500 (351.750) $ 820.750

2014 $ 4.222.200 820.750 820.750 $ 5.042.950

2013 As adjusted 1.407.000 (422.100) $ 984.900

2013 $ 3.143.500 93.800 $ 3.237.300 984.900 984.900 $ 4.222.200

3

Statement of Financial Position (Partial) December 31 2014

2013

Current Liabilities Deffered Tax Liability*

-

-

Equity Retained Earnings

$ 5.042.950

$ 4.222.200

*Deffered Tax Liability $ 90.450 karena laba bersih kena pajak > laba bersih buku (SKPKB) diakui sebagai utang lancar pada saat 1 Jan 2014, jika laba bersih kena pajak < laba bersih buku (SKPLB) diakui Deffered Tax Asset sebagai aset lancar (Current Assets) 3. Dampak Perubahan secara Langsung dan Tidak Langsung a. Dampak Langsung. IASB menerapkan bahwa perusahaan sebaiknya secara retrospektif menerapkan dampak langsng atas perubahan kebijakan akuntansi. Misalnya, penyesuaian saldo inventory sebagai hasil perubahan metode penilaian; penyesuaian impairment yang dihasilkan dari penerapan LCNRV pada saldo inventory yang disesuaikan, termasuk dampak deffered income tax atas penyesuaian impairment. b. Dampak Tidak Langsung = perubahan apapun pada arus kas perusahaan di masa kini atau mendatang yang dihasilkan dari perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara retrospektif.

Contoh dampak tidak langsung: pembayaran atas bagi-hasil atau royalti berdasarkan jumlah pendapatan atau laba bersih. IASB tidak menerapkan apa yang harus dilakukan dalam situasi ini, tetapi US.GAAP mengharuskan dampak tidak langsung tidak merubah jumlah periode sebelumnya, dengan demikian perusahaan melaporkan beban tambahan dalam periode saat ini, tidak merubah periode lalu. Jika perusahaan menyajikan laporan keuangan komparatif, maka tidak ada penyajian ulang atas beban tambahan ini di periode lalu. Jika dalam aturan bagi-hasil tersebut mengindikasikan tidak ada pembayaran dalam periode saat ini akibat perubahan akuntansi, maka perusahaan tidak perlu mengakui beban tambahan pada periode saat ini, tidak pula melaporkan perubahan jumlah untuk periode sebelumnya. Ketika perusahaan mengakui dampak tidak langsung atas perubahan kebijakan akuntansi, sebaiknya mengungkapkan deskripsi atas dampak tidak langsung dan mengungkapkan jumlah yang diakui serta informasi yang berhubungan dengan per saham. 4. Ketidakmampuan Penerapan (impracticability) Perlu diketahui bahwa tidak selalu memungkingkan bagi perusahaan untuk menentukan bagaimana mereka melaporkan informasi keuangan periode lalu di bawah penerapan retrospektif atas perubahan kebijakan akuntansi. Perusahaan sebaiknya tidak menggunakan penerapan restrospektif jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: 1) Perusahaan tidak dapat menentukan dampak penerapan retrospektif 2) Penerapan retrospektif mengharuskan asumsi mengenai tujuan manajemen dalam periode lalu 3) Penerapan retrospektif mengharuskan estimasi signifikan untuk periode lalu, dan perusahaan tidak dapat secara objektif memverifikasi kebutuhan informasi untuk mengembangkan estimasi ini. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan secara prospektif kebijakan akuntansi baru dari tanggal terkini dimana penerapan dapat dilakukan. Perusahaan harus mengungkapkan hanya dampak atas perubahan yang dihasilkan dari operasi usaha dalam periode perubahan. Selain itu, 4

perusahaan sebaiknya menjelaskan alasan melewatkan perhitungan dampak kumulatif untuk periode masa lalu (misalnya, karena data pendukung hilang). Akhirnya, perusahaan mengungkapkan justifikasi atas perubahan dalam kebijakan akuntansi secara prospektif.

C. Changes in Estimates (Perubahan dalam Estimasi) Beberapa contoh item yang mengharuskan estimasi: 1) Piutang tak tertagih 2) Persediaan usang 3) Masa manfaat dan nilai sisa aktiva 4) Periode yang bermanfaat atas biaya yang ditangguhkan 5) Liabilitas atas biaya garansi dan PPh 6) Cadangan mineral yang dapat dipulihkan 7) Perubahan dalam estimasi depresiasi 8) Nilai wajar atas financial assets atau financial liabilities Estimasi akuntansi akan merubah kejadian baru, memperoleh pengalaman atau informasi tambahan. 1. Pelaporan Prospektif Perusahaan melaporkan perubahan secara prospektif perubahan dalam estimasi akuntansi. Oleh karena itu, perusahaan dilarang menyesuaikan laporan sebelumnya. Perhitungan untu perubahan estimasi dalam: 1) Periode perubahan jika perubahan berdampak pada hanya periode tersebut. (e.g. perubahan estimasi piutang tak tertagih) 2) Periode perubahan dan periode masa depan (e.g. perubahan estimasi masa manfaat aset tetap) IASB melihat perubahan dalam estimasi sebagai Perusahaan kadang kesulitan dalam koreksi berulang dan penyesuaian normal, menentukan untuk membedakan antara kelaziman sebagai hasil proses akuntansi. Dilarang perubahan dalam estimasi dan perubahan dalam kebijakan. Misal dalam menentukan memperlakukan retrospektif. terdapat keragu-raguan. Jika tidak mungkin untuk menentukan apakah perubahan dalam Contoh lain adalah perubahan metode depresiasi kebijakan atau dalam estimasi telah terjadi, (sejenis dengan amortisasi dan deplesi). Karena aturannya adalah : Pertimbangkan sebagai perusahaan mengubah metode depresiasi berdasarkan perubahan dalam estimasi. perubahan dalam estimasi mengenai manfaat masa depan aset berumur panjang, maka tidak memungkinkan memisahkan dampak perubahan kebijakan akuntansi dari estimasi. Hasilnya, perusahaan menghitung perubahan metode depresiasi/amortisasi/deplesi seperti perubahan dalam estimasi.

Permasalahan yang mirip juga terjadi dalam membedakan antara perubahan estimasi dan koreksi kesalahan. Bagaimana perusahaan menentukan apakah hal itu terlihat sebagai infomasi dalam periode terkini (sebuah kesalahan) atau apakah memperoleh informasi baru (perubahan estimasi)? Klasifikasi yang tepat adalah penting karena perlakuan akuntasi yang berbeda antara koreksi error dan Aturan umumnya adalah: Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan dengan perubahan estimasi. teliti estimasi yang nanti terbukti salah

sebagai perubahan estimasi. Hanya ketika perusahaan seyogyanya menghitung estimasi yang salah karena ketiadaan keahlian atau ketidak percayaan sebaiknya dipertimbangkan sebagai koreksi eror. Tidak ada batasan disini. Perusahaan harus menggunakan pendapat yang bagus dalam kenyataan. Perusahaan sebaiknya mengungkapkan sifat dan jumlah atas perubahan estimasi yang telah berdampak pada periode saat ini atau diperkirakan memiliki dampak di masa depan.

5

Contoh Soal: PT XYZ dalam memiliki peralatan senilai $1.000.000 yang diestimasi memiliki masa manfaat 10 tahun dengan nilai residu $50.000. Di tahun 2016, perusahaan menentukan estimasi umur manfaat menjadi 15 tahun dengan nilai residu $25.000. Tentukan penerapan perubahan estimasi akuntansi di tahun 2016 jika: a. Peralatan dibeli 1 Januari 2010, depresiasi menggunakan metode Garis Lurus b. Peralatan dibeli 1 April 2010, depresiasi menggunakan metode Double Decline Balance c. Peralatan dibeli 1 Agustus 2010, depresiasi menggunakan Sum of The Year Jawab: a. Metode Garis Lurus, dibeli 1 Januari 2010 BV per 2016 = $1.000.000 – [{($1.000.000 – $50.000) / 10} x 6] = $1.000.000 – (95.000 x 6) = $430.000 Depreciation change = ($430.000 – $25.000) / 9 = $45.000 Date Description Dr. Cr. 2016 Dec 31 Depreciation Expense – Equipment 45.000 Accumulated Depreciation – Equipment 45.000

b. Metode Double Declining Balance, dibeli 1 April 2010 Year BV Begin Rate Depreciation Accum Depr. BV End 2010 $1.000.000 1/10 x 2 x 150.000 150.000 850.000 9/12 2011 850.000 1/10 x 2 170.000 320.000 680.000 2012 680.000 1/10 x 2 136.000 456.000 544.000 2013 544.000 1/10 x 2 108.800 564.800 435.200 2014 435.200 1/10 x 2 87.040 651.840 348.160 2015 348.160 1/10 x 2 69.632 721.472 278.528 Depreciation change, telah berjalan 5, 75 tahun, sisa manfaat (15 – 5,75) tahun = 9,25 tahun 2016 278.528 1/9,25 x 2 60.222 781.694 218.306 Date 2016 Dec 31

Description

Dr.

Depreciation Expense – Equipment Accumulated Depreciation Equipment



60.222

c. Metode Sum of Year, dibeli 1 Agustus 2010 Year Depreciable cost Rate Depreciation 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1.000.00050.000 1.000.00050.000 1.000.00050.000 1.000.00050.000 1.000.00050.000 1.000.000-

10/55 x 5/12

71.970

10/55 x 7/12 9/55 x 5/12 9/55 x 7/12 8/55 x 5/12 8/55 x 7/12 7/55 x 5/12 7/55 x 7/12 6/55 x 5/12 6/55 x 7/12

100.757 64.773 90.682 57.576 80.606 50.379 70.530 43.182 60.455

Cr.

60.222

Acc. Depr. 71.970

BV End

165.530

237.500

712.500

148.258

385.758

564.242

130.985

516.743

433.257

113.712

630.455

319.545

96.440

726.895

223.105

878.030

6

50.000 Depreciation change 1.000.0002016 50.000 222.726-25.000 Date 2016 Dec 31

Description

5/55 x 5/12

35.985

5/55 x 7/12

50.379

50.379

777.274

222.726

9/45 x 5/12

16.477

16.477

793.751

206.249

Dr.

Depreciation Expense – Equipment 66.856 (50.379+16.477) Accumulated Depreciation – Equipment

Cr.

66.856

D. Accounting Errors (Kesalahan dalam Akuntansi) Kesalahan dalam mengklasifikasikan dalam laporan keuangan tidak secara signfikan berpengaruh dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan dapat menghasilkan overstated aset maupun laba. Investoer sebaiknya tahu dampak potensial atas semua kesalahan. Meskipun “tidak berbahaya”, misklasifikasi dapat mempengaruhi rasio-rasio penting. Juga beberapa kesalahan dapat memberi sinyal penting atas kelemahan dalam internal control yang dapat mengarahkan pada kesalahan yang lebih banyak. Secara umum, kesalahan dalam akuntansi termasuk jenis-jenis berikut ini: 1. Perubahan dalam kebijakan akuntansi yang tidak diterima secara umum 2. Kesalahan matematis 3. Perubahan dalam estimasi yang terjadi karena perusahaan tidak mempersiapkan estimasi yang andal. Contoh: depreciation rate yang tidak realistis 4. Berlebihan, termasuk kegagalan untuk meng-accrue atau men-defer beban tertentu dan pendapatan pada akhir periode 5. Penyalahgunaan, termasuk kegagalan untuk menggunakan nilai residu dalam menghitung depreciation base untuk pendekatan SLM 6. Ketidakbenaran dalam klasifikasi atas biaya sebagai beban dan bukan sebagai aset, dan lain-lain. Segera setelah perusahaan menemukan kesalahan, harus dilakukan koreksi kesalahan. Perusahaan mencatat koreksi kesalahan dari periode lalu sebagai penyesuaian saldo RE awal dalam periode saat ini. Koreksi ini disebut prior period adjustment (penyesuaian periode lalu). Jika perusahaan menyajikan laporan komparatif, perusahaan sebaiknya Penyajian laporan komparatif sebagai akibat kesalahan dalam akuntansi pada prinsipnya seperti perubahan dalam melaporkan ulang laporan keuangan yang kebijakan akuntansi. Perusahaan sebaiknya membuat berdampak untuk mengoreksi kesalahan penyesuaian untuk mengoreksi jumlah yang berdampak dalam laporan keuangan untuk semua periode yang (disebut dengan istilah retrospective dilaporkan. Perusahaan menyajikan ulang data berdasarkan restatement/ pelaporan ulang, berbeda basis yang benar untuk setiap periode. Sebaiknya dengan perubahan kebijakan akuntansi memperlihatkan penyesuaian sebagai penyesuaian periode sebelumnya untuk RE periode terbaru yang dengan istilah restrospective application/ dilaporkan penerapan ulang). Perusahaan tidak harus mengulangi pengungkapan dalam laporan keuangan periode setelahnya.

7

a. Pengungkapan yang harus dilakukan oleh perusahaan terkait kesalahan akuntansi:  Mengungkapkan sifat atas kesalahan tersebut  Dampak atas kesalahan tersebut dalam laporan keuangan item tersebut dan jumlah per saham yang berdampak untuk setiap periode yang disajikan  Dampak kumulatif atas perubahan pada RE atau kompnen ekuitas lain yang tepat atau net aset dalam neraca, sebagai penyajian periode awal periode terbaru. Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi Gunakan pendekatan retrospektif dengan: a. Mengubah laporan keuangan atas semua periode lalu yang disajikan b. Mengungkapkan dalam tahun atas perubahan, dampak laba bersih dan EPS untuk semua periode lalu yang disajikan c. Melaporkan penyesuaian untuk saldo RE awal dalam laporan laba ditahan dalam tahun terbaru yang disajikan. Jika tidak dapat dipraktikkan untuk menentukan dampak periode lalu: a. Jangan mengubah laba periode sebelumnya b. Gunakan saldo aset awal dalam tahun diman...


Similar Free PDFs