MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN PDF

Title MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN
Author Alfiah Mar'atus
Pages 14
File Size 962.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 27
Total Views 98

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN Oleh : Alfiah Mar’atus S 151810401016 Kelompok 1/Zoologi LABORATORIUM BOTANI DAN KULTUR JARINGAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017 MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN Alfiah Mar’atus Sole...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN

Oleh

:

Alfiah Mar’atus S 151810401016 Kelompok 1/Zoologi

LABORATORIUM BOTANI DAN KULTUR JARINGAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017

MELIHAT DAERAH TUMBUH TANAMAN Alfiah Mar’atus Solechah Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember 68121 Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Jember, Jawa Timur, Indonesia Abstrak Pakar fisiologi tumbuhan mendefinisikan pertumbuhan sebagai pertambahan volume yang irreversibel. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantumg pada letak meristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan se-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang hijau. 10 kecambah kacang hijau diberikan tanda pada akar dengan interval 2 mm dan 10 kecambah kacang hijau diberikan tanda pada batang dengan interval 2 mm, sedangkan untuk kontrol akar maupun batang masing-masing diberikan tanda dengan interval 20 mm dengan menggunakan tinta. Pada kontrol akar rata-rata panjang akar setelah 48 jam yaitu 26,8 mm (bertambah panjang). Pada perlakuan 10 titik (akar) pertambahan panjang paling tinggi yaitu terjadi pada interval ke-sembilan yaitu dengan 2,9 mm sedangkan yang paling kecil terjadi pada interval ke-sepuluh yaitu dengan 2 mm. Sedangkan pada kontrol batang, rata-rata pertambahan panjang batangnya yaitu 33 mm. Pada perlakuan 10 titik rata-rata tertinggi terjadi pada interval keempat dengan rata-rata pertambahan panjang 5,8 mm, sedangkan yang paling kecil pada interval ke-sembilan dan ke-sepuluh dengan rata-rata pertambahan panjang masing-masing 2,2 mm. Kata kunci: Pertumbuhan, meristem apikal, kecambah kacang hijau

PENDAHULUAN Pakar

fisiologi

tumbuhan

mendefinisikan

pertumbuhan

sebagai

pertambahan volume yang irreversibel. Kata irreversibel merupakan kunci yang penting karena banyak organ tanaman yang telah dewasa, misalnya daun-daun mengalami perubahan volume sepanjang siang dan malam karena perubahan sementara kandungan air dan turgiditasnya. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada waktu fase pembesaran sel. Walaupun pada waktu pembelahan sel dan pendewasaan sel juga terjadi sedikit kenaikan volume. Apakah suatu sel akan tumbuh sangat tergantung apakah dinding sel yang mengelilingi protoplasma, dapat mengalami pembentangan yang irreversibel (mengalami deformasi plastis). Jika dinding sel dapat membentang maka penyerapan air akan terjadi dan akan

menyebabkan kenaikan ukuran sel itu. Pertumbuhan akan disertai dengan kenaikan protoplasma dan bahan-bahan dinding sel. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantumg pada letak meristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan se-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini disebut pertumbuhan primer yang memungkinkan akar membuat jalinan di dalam tanah dan tunas untuk meningkatkan pemaparannya terhadap cahaya matahari dan karbondioksida. Pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus tanah. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar, secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah yang abrasif. Tudung akar juga mensekresikan lendir polisakarida yang melumasi tanah disekitar ujung akar yang sedang tumbuh. Pertumbuhan panjang akar terkonsentrasi didekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Dari ujung akar kearah atas, terdapat zona pembelahan sel, pemanjangan sel, dan zona pematangan. Daerah-daerah ini melebur bersama, tanpa perbatasan yang jelas (Campbell dkk, 1999). Menurut Loveless (1991) Daerah meristematis pucuk batang juga mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya. Sel-sel inisial membentuk selsel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris (Campbell dkk, 1999).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang. METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilakukan di laboratorium botani dan kultur jaringan FMIPA Biologi Universitas Jember pada tanggal 9 Oktober 2017. Alat dan Bahan Kertas filter, plat kaca ukuran 7,5 x 10 cm, kecambah biji kacang tanah, karet gelang, tinta cina, gelas piala 600 CC, petridish Analisis Data Rata-rata = jumlah total data Banyaknya data

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Akar 1. Kontrol Ulangan

Panjang Akar (mm) Awal

1 2 3 4 5 Rata-Rata

2.

Akhir

20 20 20 20 20 20

31 21 40 21 21 26,8

Perlakuan 10 titik

Interval

Panjang Akar (mm) Akhir 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 22 29

Awal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 24

Ratarata 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25

5 9 3 3 2 2 3 3 3 3 2 33

3,4 2,4 2,4 2,8 2,4 2,4 2,4 2,8 2,9 2,0 26

B. Batang 1. Kontrol Ulangan

Panjang Akar (mm) Awal

1 2

20 20

Akhir 24 40

3 4 5 Rata-Rata 3.

20 20 20 20

37 41 23 33

Perlakuan 10 titik

Interval Awal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 2 4 8 5 4 2 2 3 2 2 34

Panjang Akar (mm) Akhir 2 3 2 3 3 2 6 4 7 7 4 6 5 4 5 2 4 2 3 2 3 2 42 34

Ratarata 4 2 4 2 8 8 5 5 3 2 2 41

5 4 2 3 2 6 10 3 5 2 2 39

2,6 3 4,6 5,8 5,6 5,2 3,4 3,4 2,2 2,2 38

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang hijau. 10 kecambah kacang hijau diberikan tanda pada akar dengan interval 2 mm dan 10 kecambah kacang hijau diberikan tanda pada batang dengan interval 2 mm, sedangkan untuk kontrol akar maupun batang masing-masing diberikan tanda dengan interval 20 mm dengan menggunakan tinta karena tinta ini tidak luntur pada saat terkena air sehingga garis pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap daerah tumbuh pada akar dan batang kacang hijau selama 48 jam yang di simpan di tempat terang menunjukkan adanya pertambahan panjang pada akar dan batang kecambah kacang hijau tersebut. Pada kontrol akar rata-rata panjang akar setelah 48 jam yaitu 26,8 mm (bertambah panjang). Pada perlakuan 10 titik (akar) pertambahan panjang paling tinggi yaitu terjadi pada interval ke-sembilan yaitu dengan 2,9 mm sedangkan yang paling kecil terjadi pada interval ke-sepuluh yaitu dengan 2 mm. Sedangkan pada kontrol batang, rata-rata pertambahan panjang batangnya yaitu 33 mm. Pada

perlakuan 10 titik rata-rata tertinggi terjadi pada interval ke-empat dengan ratarata pertambahan panjang 5,8 mm, sedangkan yang paling kecil pada interval kesembilan dan ke-sepuluh dengan rata-rata pertambahan panjang masing-masing 2,2 mm. Menurut Kaufman (1975), proses pemanjangan akar dan batang bagian yang aktif membelah dan tumbuh serta terdapat zona pembelahan sel yang meliputi meristem apical dan turunannya, zona pemanjangan, dan zona pematangan. Hasil praktikum menunjukkan variasi pertambahan panjang tiap lokus batang dan akar. Menururt Kaufman (1975), aktivitas meristem apeks batang yang terletak pada bagian batang yang aktif membelah dan tumbuh yang mengakibatkan batang tumbuh memanjang yang kemudian disebut pertumbuhan primer. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh karena ada beberapa interval kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan yang mungkin disebabkan karena kinerja dari hormon pertumbuhan tanaman (auksin) tidak bekerja secara optimal. Pada hasil pengamatan bagian batang yang mengalami pemanjangan yaitu meristem apeks yang terletak pada titik tumbuh yaitu epikotil (ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang). Meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada bagian ujung akar sehingga seharusnya pada akar kecambah juga terjadi pertambahan panjang, tetapi pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur karena pada daerah tumbuh akar ada beberapa interval yang tidak mengalami pertambahan. Hal ini mungkin disebabkan karena kerusakan jaringan pada saat memberikan tinta dan kesalahan dalam pengukuran. Faktor – faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman adalah suplai air, suhu, suplai cahaya, dan suplai hara-hara penting (Sawen, 2012). Pertumbuhan tanaman pada dasarnya dibagi dalam dua fase yaitu fase vegetatif dan reproduktif (Haryadi, 1991). Fase ini meliputi tiga proses penting yaitu pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi sel. Pembelahan sel terjadi pada jaringan meristematik pada titik tumbuh batang, ujung akar dan pada

kambium. Pembelahan sel menghasilkan sel-sel baru yang memerlukan karbohidrat dan jumlah air yang banyak karena dindingnya tersusun dari selulosa dan protoplasmanya sebagian terbuat dari gula. Pembesaran sel diikuti dengan terjadinya pemanjangan sel, proses ini membutuhkan banyak air. Daerah pembesaran sel dibelakang titik tumbuh. Apabila sel-sel di daerah ini mulai membesar, vakuola-vakuola besar terbentuk dan secara intensif menghisap air, sehingga sel memanjang. Tahap diferensiasi merupakan hasil perkembangan yang tidak hanya perubahan kuantitatif tetapi juga kualitatif di antara sel, jaringan dan organ. Proses-proses perkembangan berlangsung terus secara lambat atau bertahap selama separuh atau seluruh hidup tumbuhan. Pada fase vegetatif dapat terjadi pertumbuhan reproduktif, antara lain pembentukan organ penyimpan cadangan makanan (Haryanti, 2012). Aktivitas meristem apikal sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang disebabkan aktivitas cacing tanah. Kotoran cacing tanah juga mengandung hormon auksin yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan tanaman terutama pada meristem apikal yaitu tinggi tanaman (Darmi dkk, 2012).

KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah daerah tumbuh dari batang dan akar dari kecambah kacang hijau adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar, karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L.G., 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta. Darmi., Supriati, R., Sari, M.P. 2012. Peran Populasi Cacing Tanah (Pontoscolex corethrurus Fr. Mull) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Organik. Jurnal Konservasi Hayati Vol.08 No.02 hlm. 18-26 ISSN 0216-9487. Haryadi, S. l99l. Pengantar Agronomi.PT.Gramedia Jakarta. Haryanti, S. 2012. Pertumbuhan Jahe Emprit (Zingiber officinale var.

Rubrum) Setelah diberi Perlakuan Pupuk Kuda. Laboratorium Biologi Stuikturdan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S., 1975, Laboratory Experiment in Plant Physiology, Macmillan Publishing Co., Inc, New York. Loveless, A. R., 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sawen, Diana. 2012. Pertumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dan Benggala (Panicum maximum) Akibat Perbedaan Intensitas Cahaya. Agrinnimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol.2 No. 1 ISSN 20883609

LAMPIRAN...


Similar Free PDFs