METODE NAVIGASI PELAYARAN TRADISIONAL PDF

Preview

Summary

METODE NAVIGASI PELAYARAN TRADISIONAL NELAYAN PINRANG1 Muh Rizal A. Pengantar Pada zaman dahulu yang belum terpengaruh kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, metode pelayaran atau dalam hal ini metode pelayaran tradisional tentunya sudah punya metode sebaga acuan dalam berlayar. Berbagai penjel...

Description

METODE NAVIGASI PELAYARAN TRADISIONAL NELAYAN PINRANG1 Muh Rizal

A.

Pengantar

Pada zaman dahulu yang belum terpengaruh kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, metode pelayaran atau dalam hal ini metode pelayaran tradisional tentunya sudah punya metode sebaga acuan dalam berlayar. Berbagai penjelajah alam seperti kekhalifahan Ustmaniyah menggunakan alat semacam kompas yang bernama sundial. Ada juga beberapa pelayaran yang menggunakan acuan bintang, bantuan burung-burung, bantuan kilat, bantuan rumput laut, bantuan awan, bantuan gelombang laut, dan menggunakan insting yang tentunya dengan resiko yang cukup tinggi. Pemahaman tentang metode pelayaran tradisional sangat penting karena apabila dalam pelayaran terjadi kesalahan teknis dengan gagalnya fungsi teknologi tentunya akan sangat berguna jika kita memahami tentang metode navigasi dengan pemanfaatan alam. Contohnya, apabila terjadi kesalahan teknis dalam kapal yang sedang melintasi lautan yang begitu luas, tentunya pemahaman tentang navigasi tradisional akan sangat membantu. Namun, dengan kecanggihan teknologi seperti zaman sekarang ini manusia hanya akan bergantung pada kecanggihan teknologi yang ada, seakan-akan kegagalan fungsi teknologi tidak akan terjadi. Permasalahan dalam navigasi tradisional berada pada tingkat keakuratan perjalanan yang menggunakan metode alam, contohnya dengan panduan bintang.

B.

Tinjauan pustaka

Metode navigasi pelayaran tradisional merupakan suatu cara yang dilakukan para pelaut tradisional untuk mengetahui rute atau jalur pelayaran yang betul dan berdasar pada pemanfaatan keadaan alam. Contohnya dengan panduan bintang. Pelaut tradisional memiliki pemahaman yang baik tentang perbintangan. Oleh karena itu, mereka dapat melakukan pelayaran dengan panduan bintang. Para pelaut mengetahui posisi dari bintang tertentu, sehingga mereka dapat menjadikan bintang tersebut sebagai patok atau penanda jalur yang nantinya akan dilintasi. Pelayaran ini salah satunya di buktikan oleh bangsa Polinesia dengan mengarungi Samudra Pasifik 1

Artikrel ini adalah tugas kelas WSBM 27 prodi HAN, Fak Hukum, Unhas

dengan kano kayu. Menurut Thor Heyerdahl, seorang penjelajah asal Norwegia, mengungkapkan bahwa orang Polinesia berasal dari Amerika Selatan dan bahwa mereka tiba di kepulauan Pasifik dengan dihanyutkan oleh arus laut dan angin yang ada. Di lain sisi, Andrew sharp dalam bukunya Ancient Voyagers in Polynesia, yang ditulis pada tahun1963, ia menyebutkan macam-macam penemuan arkeologis dan linguistic untuk mendukung pandangan yang lebih konvensional di kalangan sejarawan dan pakar bahwa orang Polinesia berasal dari barat. Kemudian ia membantah bahwasanya orang Polinesia adalah pelaut yang ulung. Pada zamannya metode navigasi pelayaran tradisional menjadi sesuatu yang sangat ekstrem. Ini dibuktikan karena metode yang digunakan adalah metode yang memiliki tingkat kepastian yang kurang tepat. Namun, tekad dan kegigihan yang tinggi melahirkan kekuatan untuk mengarungi keganasan lautan walaupun hanya menggunakan peralatan seadanya dalam hal ini metode penentuan rute pelayaran. Tentunya pelayaran yang dilakukan oleh pelaut zaman dahulu menjadi acuan pelayaran untuk masa mendatang. Pengaruh dari pelayaran tradisional tentunya memiliki dampak untuk pelayaran masa kini dengan kecanggihan teknologi yang sudah sangat canggih.

C.

Pembahasan

Indonesia adalah negara yang dibentuk dari kumpulan pulau-pulau. Dilain sisi, Indonesia memiliki bentangan laut yang sangat luas. Sehingga dibutuhkan metode agar bisa menyebrangi bentangan laut yang luas. Zaman sekarang ini adalah zaman dimana pengetahuan sudah sangat berkembang sehingga dapat menghasilkan terobosan tentang berbagai macam teknologi yang dapat mempermudah aktifitas kehidupan manusia dalam segala lini. Kecanggihan teknologi juga mempengaruhi aktifitas pelayaran yang dilakukan oleh manusia. Salah satu contoh terobosan teknologi dalam pelayaran adalah munculnya berbagai kapal-kapal yang memiliki peralatan yang sangat canggih. Peralatan ini memberikan kenyamanan penumpang saat berada dalam perjalanan menyebrangi lautan. Pengunaan teknologi tersebut bergantung dari jenis kapal tersebut. Contohnya kapal pesiar yang focus pada kenyamanan penumpang dalam perjalanan pelayaran. Kapal perang sendiri focus pada kecanggihan yang berguna untuk peperangan ataupun penyelamatanpenyelamatan. Satu hal yang menjadi hal yang sangat menarik perhatian adalah bgaimana cara kapal-kapal tersebut menentukan arah pelayarannya padahal jika kita berada ditengah laut hanya ada hamparan laut yang luas. Hasil dari kecanggihan teknologi juga menciptakan peralatan yang mempermudah penentuan arah dalam pelayaran.

Sejarah dari penemuan navigasi pelayaran ini sendiri dimulai dengan penemuan jam pasir pada abad ke-17. Selain itu, penemuan telegraf oleh S.F.B Morse dan radio oleh C.Marconi, terlebih penggunaan radar dan sonar yang ditemukan pada ke 20 yang tampaknya juga mempengaruhi peran navigator. Menjelang akhir abad ke-20, navigasi dipermudah oleh teknologi GPS, yang lebih modern dengan bantuan satelit. Sehingga tidak bisa lagi diragukan tentang keakuratan dari pemilihan jalur pada pelyaran terkecuali jikalau terjadi kegagalan fungsi pada sistem terssebut. Namun kebanyakan kecanggihan teknologi yang ada di zaman sekarang ini tdak tersebar secara menyeluruh. Contohnya pada daerah-daerah pesisir yang tdak mampu menggunakan teknologi yang bgitu canggih. Teknologi yang canggih tentunya memerlukan modal berupa biaya yang sangat mahal dan oleh itu penggunaan kecanggihan tekonologi tersebut hanya dipergunakan oleh kapal-kapal besar. Salah satu wilayah yang tidak terjangkau oleh kecanggihan teknologi tersebut adalah wilayah pesisir pantai kabupaten Pinrang. Kabupaten Pinrang adalah salah satu daerah di provinsi Sulawesi Selatan, indonesia. Kabupaten ini memiliki pesisir yang juga sangat panjang. Pemanfaatan SDA laut dimanfaatkan dengan berbagai macam cara di daerah pinrang ini. Profesi dari masyarakat peisir pinrang bnyak yang menjadi nelayan. Nelayan dari daerah ini masih menggunakan metode pelayaran tradisonal, diamana mereka menggunakan beberapa cara untuk mengarungi luas lautan dengan tujuan menangkap ikan. Salah satu metode yang digunakan adalah berlayar dengan pedoman langit. Terbit dan terbenamnya fajar menjadi acuan yang dapat digunakan oleh para nelayan, diamana terbitnya fajar menunjukkan arah timur dan terbenamnya fajar menunjukkan arah barat. Cara lain yang digunakan adalah dengan menetapkan sebuah tanda. Dalam hal ini, tanda tersebut bisa berupa gunung yang menjulang tinggi. Jika sedang melakukan pelayaran, gunung tersebut menjadi penanda tempat awal pelayarannya. Selain itu, kebanyakan nelayan juga menggunakan kompas seadanya jikalau mmang sdah sulit untuk menentukan arah. Sebagian dari mereka juga menggunakan keadaan alam sebagai acuan untuk berlayar.

D.

Penutup

Masyarakat Indonesia tidak akan bisa lepas dari kegiatan pelayaran karena pada dasarnya Indonesia adalah negara kepulauan yang berada dibentangan laut yang luas. Beberapa masyarakat masih menggunakan peralatan seadanya saat melakukan pelayaran. Metode tradisional masih menjadi pilihan terbaik dari masyarakat yang dengan modal berlayar yang tidak terlalu besar. Nelayan yang mempunyai modal yang kecil akan memilih metode

pelayaran menggunakan cara tradisional yang tentunya memiliki resiko keberhasilan yang tdak seperrti dengan menggunakan kecanggihan teknologi saat ini.

E.

Daftar pustaka

(1) Berlayar dengan panduan bintang, (2) bernavigasi dengan air,langit, dan angin https://wol.jw.org. (2) (3)

Navigasi tradisional ala pelaut Sulawesi https://www.kompasiana.com Mengenal sundial dengan panduan bintang https://www.republika.co.id...