MODUL METODE KONTRASEPSI KELUARGA.pdf PDF

Title MODUL METODE KONTRASEPSI KELUARGA.pdf
Author Intan kumalasari
Pages 68
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 99
Total Views 233

Summary

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN MATERNITAS Mata Kuliah:Keperawatan Maternitas METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA Disusun oleh : Intan Kumalasari, APP, M.KM JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2018 1 Mata Kuliah:Keperawatan Maternitas KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan...


Description

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN MATERNITAS Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA Disusun oleh : Intan Kumalasari, APP, M.KM

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2018

1

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas disusunnya “Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas disusunnya “Modul Metode Kontrasepsi Keluarga Berencana”. Modul pembelajaran ini disiapkan untuk meningkatkan pengetahuan /pemahaman mahasiswa tentang Metode Kontrasepsi Keluarga Berencana, jenisnya, cara kerja, serta indikasi dan kontra indikasinya Kepada semua pihak yang telah banyak berperan dan berkontribusi dalam memberikan sumbangan pemikiran, saran serta pendapat dalam penyusunan modul pembelajaran ini kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul pembelajaran ini, semoga bermanfaat untuk kelancaran dalam pelaksanaan Pendidikan dan pembelajaran mahasiswa serta menambah ketrampilan mahasiswa dalam mempraktikkan pemasangan alat kontrasepsi.

Palembang,

2018

Penulis (Intan Kumalasari)

2

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

DAFTAR ISI K a t a P e n g a n t a r . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . . . . 2 D a f t a r I s i . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . . 3 P e n d a h u l u a n .. . ... . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . . . . .. . .. . .. .. . . .. . . 4 K o n s e p d a s a r Ko n t r a s e p s i . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . . . . . . . .. . .. .. . . .. . . 4 P e n d a h u l u a n . .. . ... . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .4 T u ju a n / K D .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. 5 K e g i a t a n P e mb e l a ja r a n 1 D e f i n i s i , c a r a k e r j a , je n i s k o n t r a se p s i … … … … … … … … .8 Indikator………………………………………………...8 U r a i a n M a t e r i … … … … … … … … … … … … … .. . .. . .. .. . .8 La t i h a n .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . . . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . 1 5 R a n g k u ma n . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . . . . .. . . 1 6 1 . K e g i a t a n P e mb e l a ja r a n 2 M e t o d e Ko n t r a s e p s i M o d e r n … … … … … … … … … … … 1 8 2 . K e g i a t a n P e mb e l a ja r a n 3 M e t o d e Ko n t r a s e p s i M o d e r n I mp l a n t … … … … … … … . 3 5 3 . K e g i a t a n P e mb e l a ja r a n 4 M e t o d e Ko n t r a s e p s i M o d e r n A K DR … … … … … … … … 3 9 4 . K e g i a t a n P e mb e l a ja r a n 5 M e t o d e Ko n t r a s e p s i M a n t a p … … … … … … … … … … … .5 6 S e n a r a i .. . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . 6 7 D a f t a r P u s t a k a . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . .. . 6 7

3

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

PENDAHULUAN Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Juga responsif terhadap berbagai tahap kehidupan reproduksi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metodemetode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode KB sama sekali. 4

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

Perasaan dan kepercayaan wanita mengenai tubuh dan seksualitasnya tidak dapat dikesampingkan dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan kontrasepsi. Banyak wanita tidak bersedia mengubah siklus normalnya, karena takut bahwa perdarahan yang lama dapat mengubah pola hubungan seksual dan dapat mendorong suami berhubungan seks dengan wanita lain. Siklus yang memanjang atau perdarahan intermiten dapat membatasi partisipasi dalam aktivitas keagamaan maupun budaya. Oleh karena itu, pendapat suami mengenai KB cukup kuat pengaruhnya untuk menentukan penggunaan metode KB oleh istri. Karena wanita mempunyai semacam kendali apabila mereka bertanggung jawab dalam penggunaan kontrasepsi. Dilain pihak, mereka juga dapat merasa kecewa karena harus menolak permintaan seks pasangannya dan memikul beban berat dari setiap efek samping dan risiko kesehatan. Wanita mungkin takut, karena alasan kesopanan atau rasa malu, untuk berbicara dengan pasangannya, baik tentang KB maupun menolak keinginan pasangannya untuk berhubungan ataupun mempunyai anak. Akhirnya, beberapa wanita memilih menggunakan kontrasepsi tanpa sepengetahuan pasangannya. Dalam modul ini akan diuraikan beberapa cara dan pemakaian alat kontrasepsi, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing kontrasepsi. Modul ini diharapakan dapat memberi masukan dan menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi mahasiswa dalam memahami alat kontrasepsi

DESKRIPSI SINGKAT Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan keperawatan pada ibu dalam memilih alat kontrasepsi didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil evidence based.

5

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

RELEVANSI Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah biologi dasar dan anatomi fisiologi system reproduksi. Materi konsep dasar anatomi fisiologi system reproduksi sebagai dasar untuk memahami materi Metode Kontrasepsi.



PETUJUK BELAJAR Pada modul ini, mahasiswa akan mempelajari konsep dasar

Kontrasepsi dengan cara : 1. Mempelajari tujuan pada setiap kegiatan 2. Mempelajari materi secara bertahap pada setiap kegiatan mulai kegiatan 1 yang membahas definisi persalinan, jenis-jenis persalinan, teori terjadinya persalinan, kegiatan 2 membahas tentang tanda dan gejala persalinan dan tahap-tahap persalinan. 3. Melakukan tugas sesuai dengan latihan belajar pada setiap kegiatan. 4. Mempelajari rangkuman pada setiap kegiatan belajar. 5. Mengerjakan tes formatif pada setiap akhir kegiatan.

6

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

KONSEP DASAR KONTRASEPSI  200 Menit

PENDAHULUAN Tugas utama Perawat adalah menjaga kesejahteraan ibu dan bayi, dengan memberikan asuhan keperawatan yang prima sejak sebelum/persiapan hamil. Dengan semboyan ibu sehat, bayi sehat, keluarga sehat dan bangsa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini yaitu dengan mendukung pemberian ASI dan menjaga jarak kehamilan. Ada pilihan yang tepat untuk mencapai kedua sasaran ini, yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi, yang mempunyai keuntungan dan sekaligus mendukung program ASI eksklusif sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan RI Cara kerja metode kontrasepsi secara umum adalah Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, Melumpuhkan sel sperma, Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Peran perawat adalah memberikan penerangan kepada para ibu yang baru melahirkan, bahwa semua metode kontrasepsi dapat digunakan pada ibu yang aktif menyusui bayinya tanpa takut menjadi hamil lagi dan bahwa pemakaian kontrasepsi yang tepat tidak akan mempengaruhi ASI atau bayinya.

TUJUAN (KD) Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang konsep dasar kontrasepsi dengan menjelaskan definisi kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, metode kontrasepsi, keuntungan dan kerugian kontrasepsi dan cara pemasangan serta pelepasan alata kontasepsi

7

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 DEFINISI, CARA KERJA DAN JENIS KONTRASEPSI

INDIKATOR PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi kontrasepsi 2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengklasifikasikan cara kerja kontrasepsi 3. Mahasiswa mampu mengklasifikasi Pembagian Cara kerja kontrasepsi 4. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis kontrasepsi

URAIAN MATERI A. Pengertian Kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari kata ; kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah; pertemuan antara sel telur ( sel wanita ) yang matang dan sel sperma ( sel pria ) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah; menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. B. Cara kerja kontrasepsi 1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. 2. Melumpuhkan sel sperma 3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

8

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

C. Pembagian Cara kerja kontrasepsi. Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi: 1. Metode sederhana a)

Tanpa alat atau tanpa obat. (1) Metode Amenore laktasi (MAL) (2) Senggama terputus. (3) Pantang berkala.

b)

Dengan alat atau dengan obat (1) Kondom (2) Diafragma atau cap (3) Cream, yelly dan cairan berbusa. (4) Tablet berbusa ( Vagina tablet )

2. Metode efektif a) Pil KB b) AKDR ( alat kontrasepsi dalam rahim ) c) Suntikan KB d) Susuk KB / Imflan ( AKBR) 3. Metode Kontap dengan cara operasi ( kontrasepsi Mantap) a) Tubektomi ( pada wanita) b) Vasektomi ( pada Pria ) Cara kerja kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektifitas yang berbedabeda dalam memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu diingat ada 3 aksioma ( azas ) kontrasepsi yaitu : 1.

Cara apapun yang dipakai adalah lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali. 9

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

2. Cara yang terbaik hasilnya (efektif ) adalah cara yang digunakan oleh pasangan dengan teguh secara terus menerus. 3. Penerimaan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting untuk menghasilkan suatu cara kontrasepsi.

I. METODE KONTRASEPSI SEDERHANA A. Tanpa Alat / tanpa obat

1. Senggama Terputus Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar. 2. Pantang Berkala (Sistem Kalender) Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan

3. Metode Amenore Laktasi (MAL) Metode Amenore laktasi (MAL) adalah salah satu cara kontrasepsi yang didasari oleh menurunnya kesuburan secara fisiologis yang dialami oleh ibu menyusui dengan mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI).

Mekanisme Kerja Laktasi dapat diandalkan sebagai metode kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Mekanisme kerja kontrasepsi Metode amenore 10

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

Laktasi (MAL) adalah terjadinya penundaan / penekanan ovulasi. Ada2 refleks yang mempengaruhi penundaan/ penekanan ovulasi selama masa laktasi. Pertama, pada proses menyusui isapan mulut bayi akan menstimulus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis posterior mengeluarkan hormone oksitosin (refleks oksitosin) yang bekerja pada payudara untuk memeras ASI pada kelenjar susu (alveoli) sehingga ASI berkumpul pada duktus dan akhirnya disekresi. Sedangkan pada ovarium, oksitosin akan menekan estrogen sehingga tidak terjadi pematangan sel telur dan tidak terjadi ovulasi. Kedua, keluarnya ASI merangsang hipofisis anterior menghasilkan rangsangan (refleks prolaktin) untuk meningkatkan sekresi prolaktin yang bekerja pada payudara untuk memproduksi ASI yang mengisi alveoli. Sekresi prolaktin yang tinggi akan menekan hormone estrogen dan progesterone sehingga mengurangi kadar hormone LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus haid. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitive terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mulai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas yang menurun. Sehingga gambaran dari keadaan 3 minggu pertama post partum adalah gambaran dari inaktivasi poros hypofisis-hipotalamus-ovarium yang akan bertambah lama oleh laktasi dibawah pengaruh sekresi prolaktin. Makin lama ibu menyusui bayinya, makin cenderung bahwa akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut dan makin cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post partum tadi. Makin sering bayi menghisap ASI, makin lama kembalinya/ tertundanya haid ibu. Selain 2 refleks tersebut, perasaan/motivasi ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI.

11

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

Mekanisme isapan bayi terrhadap reflek oksitosin dan prolaktin dapat diringkas pada bagan berikut :

OVARIUM

12

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

Langkah-langkah Penentuan Saat Penggunaan Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL)

Kontrasepsi ini dalam pelaksanaannya membutuhkan kemampuan menilai segala keadaan yang mempengaruuhi penggunaan kontrasepsi ini. Ada 3 hal penting yang dinilai dalam penentuan penggunaan kontrasepsi MAL ini, antara lain ; 1. Apakah ibu sudah haid lagi ?  Ketika ibu sudah mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali & harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya.  Perdarahan sebelum 56 hari pasca persalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid) 2. Apakah ibu sudah memberikan makanan tambahan atau dalam jangka waktu lama tidak menyusui?  Selama bayi tumbuh & berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan. Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.  Menyusui pada siang hari tidak lebih dari 4 jam dan pada malam hari tidak lebih dari 6 jam, bila tidak memungkinkan ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin 3. Apakah bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan?  Pada usia 6 bulan bayi sudah bisa mendapatkan makanan tambahan, sehingga ASI sudah tidak diberikan secara eksklusif lagi Bila jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut adalah “tidak”, kemungkinan untuk dapat hamil sangat kecil hanya 1- 2 % saja. Namun, bila dari pertanyaan tersebut ada satu yang dijawab “iya” maka ibu dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tidak menggunakan kombinasi hormone dan tetap menyusui karena berbagai keadaan tersebut akan mempercepat terjadinya ovulasi sehingga menyusui tidak dapat 100 % mencegah kehamilan. Oleh karena itu diperlukan kontrasepsi tambahan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Namun kontrasepsi yang digunakan jangan menekan produksi ASI atau mengandung estrogen sehingga komposisi ASI tidak mengalami gangguan baik kualitas maupun kuantitasnya. Bayi akan tetap mendapatkan ASI sampai system pencernaannya matur. 13

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

BAGAN LANGKAH – LANGKAH PENENTUAN SAAT PENGGUNAAN METODE AMENORE LAKTASI (MAL) 1. Apakah ibu sudah haid ?

Ya

Tidak

2. Apakah ibu memberikan makanan lain selain ASI ? Apakah interval menyusui lama (siang & malam)?

Ya Kemungkinan kehamilan tinggi, untuk proteksi  ibu dinasehati untuk menggunakan kontrasepsi tambahan & tetap dianjurkan memberikan ASI untuk kesehatan bayinya.

Tidak

3. Apakah umur bayi lebih dari 6 bulan?

Ya

Tidak

Apabila jawaban tarhadap salah satu dari 3 pertanyaan adalah “Ya” Hanya 1 – 2 % kemungkinan terjadi kehamilan pada kondisi ini

14

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

B. Dengan alat/dengan obat 1. Kondom/Diafragma Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS. Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat. 2. Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.

LATIHAN 1. Hormon yang merangsang produksi ASI, adalah.. A. Esterogen B. Progesteron C. Gonadotropin D. FSH E. Prolaktin

15

Mata

Kuliah:Keperawatan Maternitas

2. Mekanisme kerja kontrasepsi Metode amenore Laktasi (MAL) adalah A. Penundaan / penekanan ovulasi B. Pengentalan lendir servik C. Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

D. Mencegah penularan mikroorganisme/ PMS dari satu pasangan kepasangan lain E. Membunuh sebagian besar sperma sebelum dapat masuk melalui mulut rahim 3. Mekanisme Kerja kontrasepsi Metode Amneore Laktasi (MAL) dipengaruhi refleks... A. Gonadotropin dan oksitosin B. Oksitosin dan prolaktin C. FSH dan LH D. Prolaktin dan LH E. Oksitosin dan FSH 4. Langkah-langkah penentuan penggunaan Kontrasepsi Metode Amenorea laktasi (MAL), kecuali.. A. Apakah ibu sudah haid lagi ? B. Apakah ibu sudah memberi makanan tambahan selama menyusui? C. Apakah ibu sudah memberi minuman tambahan selama menyusui? D. Apakah bayi sudah ber...


Similar Free PDFs