OCR (OVER CURRENT RELAY) DAN GFR (GROUND FAULT RELAY) SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA MAIN TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SAGULING PDF

Title OCR (OVER CURRENT RELAY) DAN GFR (GROUND FAULT RELAY) SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA MAIN TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SAGULING
Pages 64
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 110
Total Views 141

Summary

LAPORAN PRAKTEK KERJA OCR (OVER CURRENT RELAY) DAN GFR (GROUND FAULT RELAY) SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA MAIN TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SAGULING Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik Oleh : Novianti Prita Larasati Ndaru E.5051.13...


Description

LAPORAN PRAKTEK KERJA OCR (OVER CURRENT RELAY) DAN GFR (GROUND FAULT RELAY) SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA MAIN TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SAGULING

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik

Oleh : Novianti Prita Larasati Ndaru E.5051.1300941

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2017

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. INDONESIA POWER-UP SAGULING

Disusun Oleh : Novianti Prita Larasati Ndaru 1300941 Disetujui oleh, Koordinator Praktek Industri

Dosen Pembimbing

Tommi Hariyadi, S.T., M.T

Dr .Jaja Kustija, M.sc

NIP.19820428 200912 1 006

NIP. 19591231 198503 1 002 Mengetahui,

Ketua Departemen Pend. Teknik Elektro

Dr.Hj. Budi Mulyanti. MSIE NIP.19630109 199402 2 001

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN OCR (OVER CURRENT RELAY) DAN GFR (GROUND FAULT RELAY) SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA MAIN TRANSFORMATOR DI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SAGULING

Waktu pelaksanaan : 16 Januari s/d 16 Maret 2017 Telah diperiksa dan disahkan oleh:

SPS Pemeliharaan

Pembimbing Lapangan

Jajang Sujana

Rudi Satriana

NIP. 6585041K3

NIP. 7720420111

Mengetahui, Manager Sipil dan Lingkungan PT. Indonesia Power UP Saguling

Haryanto NIP. 638487K3

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik pada waktu yang tepat. Tidak lupa sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW dan kepada para sahabat, keluarga serta umatnya hingga akhir zaman. Pengalaman merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan kerja praktik ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman di dalam dunia kerja. Selama melaksanakan kerja praktik dan menyusun laporan ini, penulis banyak mendapatkan manfaat baik berupa pengetahuan, kerterampilan maupun hal lain yang berkaitan dengan sistem kerja perusahaan di bidang sistem tenaga listrik. Penulis menyadari bahwa keberhasilan kegiatan kerja praktik dan proses pembuatan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Segenap keluarga atas limpahan do’a, dukungan dan semangat yang tidak pernah padam. 2. Ibu Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si selaku Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Bapak Tommi Hariyadi, ST., M.T. selaku Koordinator Praktik Industri Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 4. Bapak Dr. Jaja Kustija, M.Sc selaku dosen pembimbing dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro yang dengan ikhlas membimbing, memberikan arahan kepada penulis

dalam melaksanan

menyelesaikan laporan Praktik Industri ini.

Praktik

Industri dan

5. Bapak Rudi Satriana selaku Supervisor Pemeliharaan Listrik PT. Indonesia Power UP Saguling yang telah membimbing dalam terlaksananya program Praktek Industri. 6. Bapak Ahmad Ramdani, Bapak Sugeng Widodo, Bapak Cepi, Bapak Jaja, Bapak Dadang dan Bapak Ega Surya sebagai staff karyawan yang dengan sabar dan senang hati telah membimbing penulis dalam melaksanakan kerja praktik. 7. Kepada rekan kerja Rizqi Adri Fauzan dan Nirwan Muhammad yang telah membantu selama kerja praktik berlangsung. 8. Kepada seluruh rekan-rekan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2013 yang terus memberi semangat. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik dalam melaksanakan maupun menyelesaikan pelaksanaan dan laporan kerja praktik ini. Semoga laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini masih terdapat banyak kekurangn. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menghasilkan laporan yang lebih baik.

Bandung, Februari 2017

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya teknologi saat ini, ketersediaan energi listrik harus terpenuhi dengan sangat baik. Karena telah kita ketahui bahwasannya hampir semua kegiatan manusia membutuhkan energi listrik. Untuk memenuhi keandalan ketersediaan dan penyaluran energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai sangat mutlak diperlukan. Fungsi peralatan sistem proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih dalam keadaan normal serta sekaligus mengamankan bagian ini dari kerusakan yang dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar. Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) adalah relay pengaman arus lebih yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada Jaringan Tegangan Tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga. Relay ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa untuk OCR dan gangguan phasa-tanah untuk GFR. OCR dan GFR adalah suatu relay yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melewatinya. Fungsi OCR dan GFR adalah untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat antar phasa, hubung singkat satu phasa ketanah dan dapat digunakan sebagai pengaman beban lebih. OCR dan GFR digunakan sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi, pengaman cadangan generator, transformator daya dan saluran transmisi.

1.2. Rumusan Masalah Adapun maksud dan tujuan penulisan dari laporan kerja praktek di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling: 1. Bagaimana sistem proteksi Main Transformator pada PT. Indonesia Power UP Saguling? 2. Bagaimana prinsip kerja relay arus lebih (OCR dan GFR) pada PT. Indonesia Power UP Saguling? 3. Bagaimana karakteristik relay arus lebih (OCR dan GFR) pada PT. Indonesia Power UP Saguling? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan laporan Kerja Praktik ini adalah: 1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem proteksi Main Transformer pada PLTA PT. Indonesia Power UP Saguling 2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari relay arus lebih (OCR dan GFR) pada PT. Indonesia Power UP Saguling 3. Mengetahui karakteristik relay arus lebih (OCR dan GFR) pada PT. Indonesia Power UP Saguling 1.4. Manfaat Kerja Praktik Adapun manfaat dari penulisan laporan Kerja Praktik ini adalah: 

Manfaat teoritis: Laporan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait relay arus lebih pada mahasiswa maupun khalayak umum yang berkecimpung dalam bidang kelistrikan khususnya Listrik Tenaga agar lebih memahami tentang Relay arus lebih.



Manfaat praktis: Dapat mengetahui prinsip kerja, penggunaan dan pengaturan relay arus lebih, dan karakteristik relay arus lebih dalam sistem proteksi tenaga listrik.

1.5.Batasan Masalah Hal-hal yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pembahasan mengenai komponen-komponen utama sistem pembangkitan listrik pada PLTA Saguling secara umum dan mengetahui prinsip dasar sistem proteksi Relay arus lebih Transformator di PLTA Saguling. Dalam penulisan laporan ini, penulis hanya menjelaskan tentang pengujian dan prinsip kerja Relay Arus Lebih (OCR dan GFR) pada Main Tranformator 2 (MTR 2) dengan menggunakan relay type Mitshubishi SOC 3AA – R3S.

1.6.Metode Pengukuran Data Metode yang digunakan merupakan metode eksperimen, sedangkan teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut : 1. Studi pustaka. 2. Observasi lapangan. 3. Wawancara. 4. Data yang didapat dari perusahaan

1.7.Waktu dan Tempat Kerja Praktik Tempat

: PLTA PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling

Alamat

: Jl. Komplek PLN Cioray, Tromol Pos No. 7 Rajamandala Kabupaten Bandung Barat 40754, Indonesia.

Waktu

: 16 Januari 2017 s.d 16 Maret 2017

1.8. Struktur Laporan Penulisan Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami laporan praktik industri ini, maka disusun struktur organisasi laporan sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup bahasan, metode pengumpulan data, waktu dan tempat praktikum, dan struktur organisasi laporan. 2. BAB II PROFIL PT. INDONESIA POWER Berisi tentang sejarah singkat perusahan, tujuan visi misi dan nilai perusahaan, lokasi pembangkit, struktur organisasi, serta iklim kerja di PT. Indonesia Power. 3. BAB III KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang teori dasar mengenai Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga air, transformator, sistem proteksi, OCR dan GFR. 4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang temuan data trafo MTR 2 dan data relay arus lebih, prinsip kerja Over Current Relay dan Ground Fault Relay pada PT. Indonesia Power UP Saguling. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang didasarkan pada hasil dan pembahasan yang diperoleh, serta perbandingan antara studi pustaka secara umum dan hasil yang di dapat secara langsung di PT. Indonesia Power UP Saguling.

BAB 2 PROFILE PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power UP Saguling Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sector ketenagalistrikan. Langkah kea rah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber daya swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) kerangka dasar kebijakan (saran dan kebijakan pengembangan sub sector ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia dengan delapan unit pembangkitan utama dibeberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Pulau Bali serta satu unit yang bergerak dibidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Jasa Pembangkitan (UJP). Unit pembangkitan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Unit Pembangkitan (UP) Suralaya 2. Unit Pembangkitan (UP) Periok 3. Unit Pembangkitan (UP) Saguling 4. Unit Pembangkitan (UP) Kamojang 5. Unit Pembangkitan (UP) Mrica 6. Unit Pembangkitan (UP) Semarang 7. Unit Pembangkitan (UP) Perak & Grat 8. Unit Pembangkitan (UP) Bali

PT. Indonesia Power terus melakukan upaya-upaya penambahan kapasitas pembangkit baik di pulau Jawa maupun diluar pulau Jawa dengan kapasitas 10.000 MW tahap 1. PT. Indonesia Power dipercaya PT. PLN (Persero) untuk mengelola empat Pembangkit OM/UBOH yaitu: 1. PLTU Banten I Suralaya 2. PLTU Banten II Labuan 3. PLTU Banten III Lontar 4. PLTU Jabar III Pelabuhan Ratu

Gambar 2.1 Area Pengusahaan Pembangkit PT. Indonesia Power Berdasarkan Gambar 2.1 mengenai area pengusahaan pembangkit PT. Indonesia Power yaitu total hasil produksi yang diperoleh sebesar 8.977 MW untuk seluruh pulau Jawa dan Bali. UP Suralaya memberikan hasil produksi paling besar yaitu 3.400 MW dengan presentase 37,87% dari total hasil produksi yang diperoleh PT. Indonesia Power. Sedangkan hasil produksi yang paling kecil yaitu UP Mrica sebesar 3-6 MW dengan presentase sebesar 3,41% dari total hasil produksi yang diperoleh dari PT. Indonesia Power.

Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang dibidang pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. Cigondo Daya Bersama (saham 99,9%) yang bergerak dalam bidang jasa pelayan dan menejemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan distributed generation. PT. Indonesia Power juga mempunyai saham 60% di PT. Arta Daya Coalindo yang bergerak dibidang juga usaha perdagangan batu bara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan perusahaan dimasa mendatang. Adapun visi dan misi PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut: 1. Visi Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan. 2. Misi Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan.

2.2 Logo PT. Indonesia Power Logo atau lambang merupakan bagian dari identitas perusahaan, sedangkan yang dimaksud dengan identitas perusahaan adalah suatu cara atau hal yang memungkinkan perusahaan dapat dikenal dan dibedakan dari perusahaan lain. PT. Indonesia Power mempunyai logo atau lambing yang dijadikan sebagai identitas perusahaan dengan tujuan agar konsumen atau public pada umumnya mudah mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang dimiliki PT. Indonesia Power adalah bertuliskan Indonesia dan Power. Selanjutnya bentuk logo PT. Indonesia Power dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.2 Logo PT. Indonesia Power Lambang mempunyai arti penting karena lambing merupakan identitas bagi setiap perusahaan. Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya secara keseluruhan. Nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkuo usaha perusahaan sebagai Power Utility Company di Indonesia. 2.2.1

Bentuk Logo PT. Indonesia Power Karena nama yang kuat, Indonesia dan Power ditampilkan dengan

menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat, future book/regular dan future bold. Aplikasi bentuk kilayan petir pada huruf “O” melambangkang “Tenaga Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. Titik/bulatan merah (red dot) diujung kilat petir merupakan symbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PJB 1. Titik ini merupakan symbol yang digunakan sebagian besar materi komunikasi perusahaan dengan symbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. 2.2.2

Warna Logo PT. Indonesia Power Warna merah di aplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas yang

kuat dan kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri. Warna biru di aplikasikan pada kata power, pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan diaplikasikan 2.3

Sejarah Unit Pembangkit (UP) Saguling Unit Pembangkitan Saguling merupakan salah satu Unit Pelaksana

Pengusahaan yang berada dibawah PT. Indonesia Power dan sebelumnya bernama

PLN sector Saguling terbentuk sesuai surat PLN Pusat No. 064/DIR/1984 tanggal 10 Mei 1984 yang mengelola PLTA Saguling. Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pimpinan PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian barat No. 006.K/023/KJB/1991 tanggal 28 Februari 1991 dan SK Direksi PT. PLN PJB I NO. 001.K/030/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula mengelola 1 (satu) Unit PLTA ditambah 7 (tujuh) Unit PLTA. PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah barat kota Bandung dan 100 km sebelah tenggara kota Jakarta dengan kapasistas terpasang 4 x 175,18 MW dan produksi listrik rata-rata per tahun = 2.156 GWH (CF = 35,12%). Fungsi PLTA Saguling dalam sistem kelistrikan Jawa dan Bali, selain untuk memikul beban puncak juga berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem.hal ini memungkinkan dengan diterapkannya peralatan LFC (Load Frequency Control) di PLTA Saguling. Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistem kaskade di aliran sungai Citarum dan salah satunya adalah PLTA Saguling yang lokasinya berada paling hulu. Sedangkan dibagian hilirnya berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan melalui GITET Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem Jawa dan Bali melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV untuk selanjutnya melalui GI-GI dan Gardu Distribusi disalurkan ke konsumen. Untuk menjaga keandalan unit pembangkit, maka dilaksanakan pemeliharaan, baik yang bersifat rutin, predictive maintenance maupun periodik. Begitu pula untuk mengetahui lebih dini jika terjadi kelainan-kelainan pada kondisi penggunaan air, secara rutin dilaksanakan pemantauan instrumentasi (monitoring) yang meliputi monitoring survey, geoteknik, instrumentasi dam dan sedimentasi. Dalam rangka pelestarian lingkungan dilakukan pemantauan kualitas air waduk, menghijaukan daerah aliran sungai dan pembersihan sampah/gulma air secara rutin.

Sedangkan untuk pemantauan curah hujan di DAS Citarum (Saguling) dan debit air masuk waduk serta air keluar pembangkit di monitor dengan telemetering. Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju kearah persialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN pembangkitan dan penyaluran Jawa bagian barat No. 006.K/023/KJB/1991 tanggal 28 Februari 1991 2.3.1

Visi dan Misi UP Saguling PT. Indonesia Power UP Saguling memiliki visi yaitu “Menjadi Unit Bisnis

Pembangkit Hydro dengan kinerja kelas dunia dan peduli lingkungan”. Untuk mewujudkan visi tersebut PT. Indonesia Power UP Saguling menetapkan misi yaitu “Mengelola Bisnis Pembangkit Hydro dan memberdayakan sumber daya melalui kemitraan, guna menjamin kontinuitas dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang”. Perbedaan visi dan misi antara PT. Indonesia Power dengan UP Saguling yaitu PT. Indonesia Power memiliki cakupan yang luas yaitu menjadi perusahaan public sedangkan untuk visi UP Saguling dipersempit menjadi pembangkit hydro, tetapi visi dan misi UP Sagluling masih tetap mengacu pada visi PT. Indonesia Power yaitu menjadi perusahaan dengan kinerja kelas dunia dan peduli lingkungan dan misi PT. Indonesia Power yaitu mengelola untuk mengembangkan perusahaan dalam jangka panjang. 2.3.2

Kelebihan PLTA Saguling Beberapa kelebihan PLTA Saguling yaitu:

1. Waktu pengoperasian relative lebih cepat (15 menit) 2. Sistem pengoperasian mudah mengikuti beban dan frekuensi yang diinginkan oleh sistem penyaluran 3. Biaya produksi relative lebih murah, karena menggunakan air dan tidak perlu dibeli. 4. Putaran turbin relative lebih rendah dan tidak berhubungan dengan panas, sehingga tingkat kerusakan peralatan menjadi lebih kecil.

5. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas pembakaran. 6. PLTA yang dilengkapi dengan waduk dapat difungsikan secara multiguna. 2.3.3

Sub Unit PLTA Saguling

UP Saguling membawahi 8 (delapan) sub unit pembangkitan, yaitu: 1. PLTA Saguling 2. PLTA Kracak 3. PLTA Ubrug 4. PLTA Plengan 5. PLTA Lamajan 6. PLTA Cikalong 7. PLTA Bengkok & Dago 8. PLTA Parakankondang Tabel pengolaan delapan Unit Pembangkitan Saguling berikut daya terpasang dan total yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut. No

PLTA

Tahun Operasi

Daya Terpasang

Total

1

Saguling

1985, 1986

4 x 175,18

700,72

2

Kracak

1827, 1956

3 x 6,30

18,90

3

Ubrug

1924

2 x 5,94

18,90

1950

1 x 6,48

1922

3 x 1,08

1982

1 x 2,02

1996

1 x 1,61

4

Plengan

6,87

5

Lamajan

1925, 1934

3 x 6,52

19,56

6

Cikalong

1961

3 x 6,52

19,20

7

Bengkok & Dago

1923

3 x 1,05

3,85

1 x 0,7 8

Parakan Kondang

1955

2 x 2,49

9,90

2 x 2,46 Jumlah Daya Terpasang

797,36 MW

Tabel diatas menjelaskan mengenai PLTA yang dikelola oleh UP Saguling Unit tertua dan termuda yaitu PLTA Plengan dengan kapasitas 6,87 MW yang terletak di daerah Bandung ...


Similar Free PDFs