ORGANISASI MUHAMMADIYAH DAN PERKEMBANGANNYA DOC

Title ORGANISASI MUHAMMADIYAH DAN PERKEMBANGANNYA
Author Leni Susila
Pages 1
File Size 54 KB
File Type DOC
Total Downloads 17
Total Views 214

Summary

ORGANISASI MUHAMMADIYAH DAN PERKEMBANGANNYA Latar Belakang Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah lahir gerakan pembaharuan Islam, terutama di Timur Tengah seperti Jamaluddin al-Afghani (1839-1897), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935), dan terutama Muhammad Abduh (1849-1905) menciptakan suatu...


Description

ORGANISASI MUHAMMADIYAH DAN PERKEMBANGANNYA Latar Belakang Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah lahir gerakan pembaharuan Islam, terutama di Timur Tengah seperti Jamaluddin al-Afghani (1839-1897), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935), dan terutama Muhammad Abduh (1849-1905) menciptakan suatu gerakan pembaharuan yang disebut Modernisme atau Islam Modern dengan pusatnya di Kairo. Modernisme mempunyai tujuan ganda. Di satu pihak, gerakan ini ingin membebaskan diri dari keempat mazhab abad pertengahan dan kembali pada sumber-sumber islam yang asli: Qur'an, perintah Tuhan yang disampaikan kepada Nabi- Nya, Muhammad, dan hadth atau Sunnah, tradisi-tradisi mengenai kehidupan Nabi. Gerakan pembaharuan ini juga dilakukan oleh orang-orang Indomesia setelah mereka manunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu agama Islam di Mesir. Sepeti gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh orang-orang Minangkabau di Sumatera Barat. Gerakan pembaharuan juga melebar kepulau Jawa. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah Muhammadiyah adalah Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan. Ide untuk mendirikan sebuah organisasi oleh KH Ahmad Dahlan ini dimulai setelah beliau menunaikan ibadah haji dan belajar ilmu agama Islam di tanah suci, sepulang dari sana langkah awal yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan adalah dengan memperbaiki arah kiblat. Perbaikan arah kiblat ini mendapat tantangan dari Kanjeng Kyai Penghulu H. Muhammad khalil Kamaludiningrat. Setelah kepulangan menunaikan ibadah hajinya yang kedua beliau membangun sebuah pondok untuk murid-muridnya dengan memberikan materi pengajian yaitu ilmu falak, tauhid dan tafsir. Keinginan KH Ahmad Dahlan tidak cukup sampai disini saja, tahun 1909 KH Ahmad Dahlan bertamu kerumah Dr. Wahidin Sudirohusodo di Ketandan, Yogyakarta, beliau menanyakan berbagai hal tentang perkumpulan Budi Utomo dan tujuannya. Setelah mendengar jawaban lengkap dan menurut pikirannya secara umum sesuai dengan cita-citanya, maka ia menyatakan ingin menjadi anggota. Kehausan...


Similar Free PDFs