PEDOMAN KEGIATAN GIZI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA PDF

Title PEDOMAN KEGIATAN GIZI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Author Nurul Inayah
Pages 88
File Size 1.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 421
Total Views 1,016

Summary

613.2 Ind BA A AD TI K S HU p KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN KEGIATAN GIZI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIREKTORAT BINA GIZI 2012 Katalog Dalam Terbitan. Kementrian Kesehatan RI 623.2 Ind Indonesia. K...


Description

K

A AD

BA

TI

HU

S

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

613.2 Ind p

PEDOMAN KEGIATAN GIZI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIREKTORAT BINA GIZI 2012

Katalog Dalam Terbitan. Kementrian Kesehatan RI 623.2 Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, P Pedoman pelaksanaan penanganan gizi dalam situasi darurat. - Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010. I. Judul

1. NUTRITION 2. FOOD 3. EMERGENCY CARE

KATA PENGANTAR Indonesia secara geografis dan demografis rentan terhadap terjadinya bencana alam dan bencana non alam, termasuk potensi bencana akibat konflik sosial. Kejadian bencana mengakibatkan korban bencana harus mengungsi dengan segala keterbatasan. Kondisi ini dapat berdampak pada perubahan status gizi korban bencana khususnya kelompok rentan yaitu bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia. Untuk mengantisipasi kejadian bencana dengan segala dampaknya, Direktorat Bina Gizi telah menerbitkan buku “Pedoman Penanggulangan Masalah Gizi Dalam Keadaan Darurat, 2002” dan telah digunakan selama 1 dekade dalam penanganan kegiatan gizi di berbagai daerah bencana dengan beberapa revisi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Buku “Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana” ini, merupakan penyempurnaan dari edisi sebelumnya, antara lain dengan melengkapi bagan kegiatan penanganan gizi mulai dari pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Pedoman ini merupakan acuan bagi petugas untuk mengelola kegiatan penanganan gizi dalam situasi bencana. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam pembahasan pedoman edisi revisi ini. Saran dan masukan konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini di masa mendatang. Jakarta, Mei 2012 Direktur Bina Gizi,

DR. Minarto, MPS

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

iii

iv I

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................. 1. B. Tujuan ............................................................................. 3 1. Tujuan Umum .............................................................. 3 2. Tujuan Khusus .............................................................. 3. C. Definisi Operasional ........................................................ 4 BAB II RUANG LINGKUP KEGIATAN GIZI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ............................................. 7. A. Pra Bencana .................................................................... 7. B. Situasi Keadaan Darurat Bencana ..................................... 9. 1. Siaga Darurat ................................................................9. 2. Tanggap Darurat ............................................................9. 3. Transisi Darurat ........................................................ 15. C. Pasca Bencana ............................................................ 16 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PENANGANAN GIZI ..................... 17 A. Penanganan Gizi Kelompok Rentan ................................. 18 1. Penanganan Gizi Anak Usia 0-23 bulan ....................... 18 2. Penanganan Gizi Anak Balita Usia 24-59 bulan ........... 25 3. Penanganan Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui .............25 4. Penanganan Gizi Lanjut Usia ..................................... 28 B. Penanganan Gizi Kelompok Dewasa .......................................28

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

v

BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI .............................................. 29 1. Pra Bencana .................................................................. 29 .. 2. Tanggap Darurat Awal dan Tanggap Darurat Lanjut...............29 3. Pasca Bencana ............................................................... 30. BAB V DAFTAR PUSTAKA...................................................................31. LAMPIRAN............................................................................................32

vi I

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh Ransum Fase II Tahap Tanggap Darurat Awal dan Cara Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan Untuk Pengungsi...................32 Lampiran 2 Penyusunan Menu Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak (PMBA) Usia 6 – 59 Bulan.........................37 Lampiran 3 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia (Orang/Hari).................................47 Lampiran 4 Formulir I Registrasi Keluarga, Balita dan Ibu Hamil....................................................................48 Lampiran 5 Formulir II Hasil Pengukuran Antropometri dan Faktor Penyulit Pada Anak Balita................................49 Lampiran 6 Formulir III Hasil Pengukuran Antropometri Pada Ibu Hamil..................................................................50 Lampiran 7 Pernyataan Bersama United Nations Childrens Fund (Unicef), World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)..........................51 Lampiran 8 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Mengenai Air Susu Ibu (ASI) dan Menyusui....................................................................57 Lampiran 9 Checklist Pemantauan dan Evaluasi..................................76

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

vii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 viii I

Halaman

Contoh Standar Ransum Fase I Tahap Tanggap Darurat Awal........................................................................32 Contoh Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan Mentah untuk 1500 Orang Selama 3 Hari pada Fase I Tahap Tanggap Darurat Awal................................................33 Contoh Perhitungan Bahan Makanan Mentah Fase II Tahap Tanggap Darurat Awal .. ..................................... 34 Contoh Standar Bantuan Pangan Terbatas Untuk Dibawa Pulang (Dry Ration) orang/hari..............................35 Contoh Standar Bantuan Pangan Terbatas Untuk Dimakan Ditempat/Dapur Umum ( Wet Ration ) g/orang/hari .......................................................................36 Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Bayi 6-8 Bulan (650 kkal) .................................................................... 38 Contoh Menu Hari I sampai V Untuk Bayi 6-8 Bulan (650 kkal) ..................................................................................... 38 Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Bayi 9-11 Bulan (900 kkal).................................................39 Contoh Menu Hari I - Hari V Untuk Bayi 9 - 11 Bulan (900 kkal).................................................................40 Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Anak 12-23 Bulan (1250 kkal)............................................41 Contoh Menu Hari I - Hari V Untuk Anak 12 - 23 Bulan (1250 kkal)...............................................................42 Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Anak 24-47 Bulan (1300 kkal)............................................43 Contoh Menu Hari I - Hari V Untuk Anak 24-47 Bulan (1300 kkal)...............................................................44 Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari Untuk Anak 48-59 Bulan (1750 kkal)..................................45 Contoh Menu Hari I - Hari V Untuk Anak 48-59 Bulan (1300 kkal)...............................................................46

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Posisi wilayah Indonesia, secara geografis dan demografis rawan terjadinya bencana alam dan non alam seperti gempa tektonik, tsunami, banjir dan angin puting beliung. Bencana non alam akibat ulah manusia yang tidak mengelola alam dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya bencana alam, seperti tanah longsor, banjir bandang, kebakaran hutan dan kekeringan. Selain itu, keragaman sosio-kultur masyarakat Indonesia juga berpotensi menimbulkan gesekan sosial yang dapat berakibat terjadi konflik sosial.



Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2009 tercatat 287 kali kejadian bencana dengan korban meninggal sebanyak 1.513 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 1.495 orang, luka ringan/rawat jalan 56.651 orang, korban hilang 72 orang dan mengakibatkan 459.387 orang mengungsi. Selanjutnya, pada tahun 2010 tercatat 315 kali kejadian bencana dengan korban meninggal sebanyak 1.385 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 4.085 orang, luka ringan/rawat jalan 98.235 orang, korban hilang 247 orang dan mengakibatkan 618.880 orang mengungsi. Sementara itu, pada tahun 2011 tercatat 211 kali kejadian bencana dengan korban meninggal sebanyak 552 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 1.571 orang, luka ringan/rawat jalan 12.396 orang, korban hilang 264 orang dan mengakibatkan 144.604 orang mengungsi. Dampak bencana tersebut, baik bencana alam maupun konflik sosial, mengakibatkan terjadinya kedaruratan di segala bidang termasuk kedaruratan situasi masalah kesehatan dan gizi.



Dampak akibat bencana secara fisik umumnya adalah rusaknya berbagai sarana dan prasarana fisik seperti permukiman, bangunan fasilitas pelayanan umum dan sarana transportasi serta fasilitas umum lainnya. Namun demikian, dampak yang lebih mendasar adalah timbulnya permasalahan kesehatan dan gizi pada kelompok masyarakat korban Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

1

bencana akibat rusaknya sarana pelayanan kesehatan, terputusnya jalur distribusi pangan, rusaknya sarana air bersih dan sanitasi lingkungan yang buruk.

Masalah gizi yang bisa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan balita, bayi tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari ibunya dan semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat. bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan dan terbatasnya ketersediaan pangan lokal dapat memperburuk kondisi yang ada.



Masalah lain yang seringkali muncul adalah adanya bantuan pangan dari dalam dan luar negeri yang mendekati atau melewati masa kadaluarsa, tidak disertai label yang jelas, tidak ada keterangan halal serta melimpahnya bantuan susu formula bayi dan botol susu. Masalah tersebut diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk bayi dan balita.



Bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta) merupakan kelompok yang paling rentan dan memerlukan penanganan gizi khusus. Pemberian makanan yang tidak tepat pada kelompok tersebut dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian, terlebih pada situasi bencana. Risiko kematian lebih tinggi pada bayi dan anak yang menderita kekurangan gizi terutama apabila bayi dan anak juga menderita kekurangan gizi mikro. Penelitian di pengungsian menunjukkan bahwa kematian anak balita 2-3 kali lebih besar dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian terbesar terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan (WHOUNICEF, 2001). Oleh karena itu penanganan gizi dalam situasi bencana menjadi bagian penting untuk menangani pengungsi secara cepat dan tepat.



Dalam pelaksanaannya, upaya penanganan gizi dalam situasi bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak sebelum terjadinya bencana (pra bencana), pada situasi bencana yang meliputi tahap tanggap darurat awal, tahap tanggap darurat lanjut dan pasca bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal adalah kegiatan pemberian makanan agar pengungsi tidak lapar dan dapat

2 I

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

mempertahankan status gizinya, sementara penanganan kegiatan gizi pada tahap tanggap darurat lanjut adalah untuk menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai masalah gizi yang ada. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut di atas perlu memaksimalkan pemanfaatan anggaran operasional penanggulangan bencana Kementerian Kesehatan.

Buku ini merupakan acuan bagi petugas gizi dan para pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam penanggulangan bencana agar penanganan gizi dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum

Petugas memahami kegiatan gizi dalam penanggulangan bencana mulai dari pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana secara cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya penurunan status gizi korban bencana.

2. Tujuan Khusus a. Petugas memahami kegiatan penanganan bencana

gizi pada pra

b. Petugas memahami pengelolaan penyelenggaraan makanan pada situasi bencana c. Petugas mampu menganalisis data hasil Rapid Health Assessment (RHA) kejadian bencana d. Petugas mampu menganalisis data status gizi balita dan ibu hamil korban bencana. e. Petugas mampu melaksanakan pemantauan dan evaluasi pasca bencana

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

3

C. Definisi Operasional a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. b. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia c. Pengungsi (Internal Displaced People) adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggal untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. d. Kelompok rentan adalah sekelompok orang yang membutuhkan penanganan khusus dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia baik dengan fisik normal maupun cacat. e. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. f. Surveilans gizi pada situasi bencana adalah proses pengamatan keadaan gizi korban bencana khususnya kelompok rentan secara terus menerus untuk pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan intervensi. g. Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. h. Makanan tambahan bagi balita adalah makanan tambahan yang diperuntukan bagi balita usia 24 - 59 bulan dengan kandungan gizi sekitar 1/3 dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu energi 350-400 kkal dan 12 - 15 g protein per hari makan. 4 I

Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

i.

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI bagi anak usia 6 – 24 bulan untuk mencapai kecukupan gizi, dengan kandungan yaitu energi minimum 400 kkal dan 8 - 12 g protein per hari makan.

j.

Makanan tambahan bagi ibu hamil adalah makanan tambahan yang diperuntukan bagi ibu hamil, dengan kandungan gizi sesuai dengan AKG, yaitu energi 300 kkal dan 17 g protein per hari makan.

k. Keadaan serius (serious situation) adalah keadaan yang ditandai dengan prevalensi gizi balita kurus lebih besar atau sama dengan 15%, atau 10-14,9% dan disertai faktor penyulit. l.

Blanket supplementary Feeding adalah makanan tambahan yang diberikan kepada seluruh kelompok rentan terutama balita dan ibu hamil yang diberikan pada keadaan gawat (serious situation).

m. Keadaan berisiko (risky situation) adalah keadaan yang ditandai dengan prevalensi gizi balita kurus lebih besar atau sama dengan 10-14,9%, atau 5-9,9% dan disertai faktor penyulit. n. Targetted supplementary feeding adalah makanan tambahan yang diberikan kepada kelompok rentan kurang gizi terutama balita kurus dan ibu hamil risiko KEK dengan LiLA 1 per 10.000/hari.



Angka kematian balita > 2 per 10.000/hari.



Terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak atau pertusis.



Peningkatan kasus ISPA dan diare.

p. Prevalensi balita kurus adalah jumlah anak berusia 0 – 59 bulan yang berdasarkan indeks antropometri BB/TB mempunyai nilai Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana

I

5

z score...


Similar Free PDFs