Title | PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS |
---|---|
Author | Ahmad Ihsan |
Pages | 17 |
File Size | 174.2 KB |
File Type | |
Total Downloads | 43 |
Total Views | 178 |
I. Pengertian Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994: a. Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. b. Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas...
I. Pengertian Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994: a.
Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b.
Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah : 1 Kas kecil (petty cash) dalam rupiah maupun mata uang asing. 2 Saldo rekening giro di bank dalam rupiah maupun mata uang asing. 3 Bon sementara. 4 Bon-bon kas kecil yang belum di reimburse. 5 Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun diluar negeri, misalnya karena dibekukan. Menurut PSAK No. 2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI:2002) Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan dapat disajikan dalam kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. II. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas yang dapat dilakukan dengan membuat Internal Control Questioner (ICQ) dimana atas keyakinan internal control yang baik akan mempersempit dalam melakukan substantive test. Serta pemeriksaan terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. 2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence) yang dapat dilakukan dengan melakukan Cash Opname baik pada cash on hand maupun pada cash on bank pada periode audit. 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk menggunakan saldo kas dan setara kas. 4. Untuk memeriksa seandainya saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan. 1
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia. (Presentation dan Disclosure) III. Pembagian Kas Dalam Perusahaan Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Kas di Tangan (Kas Kecil) Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaranpengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. 2. Kas di bank Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan diberikan secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya dari segi keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh bank kepada perusahaan. Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu: 1 Metode Imprest Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat, karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali. 2 Metode Fluktuasi Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. IV. Membuat KKP Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga perlu dipastikan kebenarannya.
2
Format buku besar : PT. LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA BUKU BESAR KAS KECIL TANGGAL
NO. VOUCHER
KETERANGAN
PC/01/01 PC/01/02 PC/01/03
Saldo Awal Biaya transportasi Biaya Materai Biaya Makan
01/01/2005 05/01/2005 10/01/2005 15/01/2005
DEBIT
KREDIT
SALDO
250.000 750.000 1.200.000
3.000.000 2.700.000 2.000.000 800.000
Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tersebut. Jika buku besar yang kita terima dalam bentuk : 1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K) dan yaitu yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara softcopy dan hardcopy. 2. Softcopy, tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K). 3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar tersebut. Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam bentuk softcopy, namun pada kenyataanya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mengcopy buku besarnya saja. Top Schedule Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top Schedule ini akan memperlihatkan ; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, setelah saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).
3
Format Top Schedule PT. Labamen Healthcare Indonesia Top Schedule – Kas (1110000) Periode Januari – Desember 2005 KETERANGAN
WP REF
PER BOOK 31/12/2005
ADJUSMENT DEBIT
Dibuat Oleh :
Direview Oleh :
Client :
Tanggal :
Tanggal :
Schedule :
KREDIT
ADJUSMENT BALANCE 31/12/2005
Periode :
BALANCE 31/12/2005
Index KKP
Supporting Schedule Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit). Sehingga antara Top dan Supporting Schesule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk standar, yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule Contoh Bentuk Dari Supporting Schedule Kas PT. Labamen Healthcare Indonesia Supporting Schedule - Kas Periode Januari - Desember 20XX Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XA
Rp.
Ditambah : -
Pengisian Kas
Rp.
Dikurangi : -
Biaya fotokopi
Rp.
-
Biaya makan
Rp.
-
Biaya materai
Rp.
-
Biaya pembelian ATK
Rp.
-
Biaya rapat Biaya transportasi
Rp.
-
Rp.
Sub Total
Rp.
Total Saldo menurut Audit
Rp.
Total Saldo menurut Buku Besar
Rp.
4
Selisih
Rp.
Dibuat Oleh :
Tanggal
:
Direview Oleh :
Client :
Tanggal :
Schedule :
Periode :
-
Index KKP :
Test Transaksi (Test of Recorded Transaction) Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan publik harus melakukan compliance test atau test recorded transaction. Compiance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen. Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document) b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension) c. Otorisasi dari pejabat yang berwenang d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ kredit e. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar No.
Ket : A : B : C : D : E : F :
Keterangan
Voucher
Nominal
A
B
Test C D
E
F
Bukti Penjumlahan Otorisasi Jurnal Dok. Pendukung Rek. Koran
Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus melakukan subtantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam subtantive test antara lain : Inventarisasi aktiva tetap Observasi atas stock opname Konfirmasi piutang, utang,dan bank Subsequent collection dan subsequent payment Kas opname Pemeriksaan rekonsisliasi bank, dll
5
Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan publik biasanya tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan, tetapi diperiksa secara “test basis’ atau secara sampling. Bebrapa cara pemilihan yang sering digunakan adalah : a. Random /Judgment Sampling Pemilihan sample dilakukan secara random dengan menggunakan judgement si akuntan publik. Salah satu cara misalnya, dalam melalukan test transaksi atas pengeluaran kas auditor menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar atau sama dengan Rp 5.000.000,- harus di vouching, ditambah dua setiap bulan yang berjumlah di bawah Rp 5.000.000,Cara lainnya, auditor bisa menggunakan random sampling table dalam memilih sample. Pemilihan sample bisa juga dilakukan dengan menggunakan komputer. b. Block Sampling Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu sebagai sample, misalnya Januari, Juni dan Desember. Keberhasilan kedua cara diatas walaupun paling mudah, tetapi sangat tergantung pada judgement si auditor, semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik hasilnya, dalam arti sample yang dipilih betul-betul representative. c. Statistical Sampling Pemilihan sample dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih sulit namun sample yang terpilih betul-betul representative. Karena memakan waktu lebih banyak, statistical sampling lebih banyak digunakan dalam audit perusahaan yang sangat besar dan mempunyai internal control yang cukup baik. Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah egagement letter disetujui oleh klien. Isi audit plan mencakup : 1. Hal-hal mengenai klien 2. Hal-hal yang mempengaruhi klien 3. Rencana kerja auditor Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit program yang baik mencantumkan : Tujuan pemeriksaan Prosedur audit yang dijankan Kesimpulan pemeriksaan Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaanya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan. Audit Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik. Audit teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti konformasi, observasi, dll. 6
Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Jenis resiko audit : a. Resiko Bawaan, adalah kerentangan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait. b. Resiko Pengendalian, adalah resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. c. Resiko Deteksi, adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Materialitas Materialitas : besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dalam LK dianggap material jika pengetahuan atas salah saji mempengaruhi keputusan pemakai laporan. Tingkat materialitas : 1. Jumlah tidak material. 2. Jumlah material tidak mengganggu LK secara keseluruhan. 3. Jumlah sangat material sehingga kewajaran menyeliruh dari laporan dipertanyakan. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal baik, baik secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, sedangkan bebrapa hal lainnya adalah tidak penting. Berikut akan kita pelajari tatacara pemeriksaan Kas di Tangan dan Kas di Bank tahap demi tahap samapi dengan terciptanya laporan hasil pemeriksaan (KKP) kas dan setara kas. KKP terdiri dari tiga bagian yaitu Supporting Schedule, Top Schedule dan Test Transaksi. Pemeriksaan Kas di Tangan :
7
Contoh buku besar kas kecil: PT. LABAMEN HEALTHCARE INDONESIA BUKU BESAR KAS KECIL TANGGAL
NO.VOUCH
1/1/20XX
KETERANGAN
DEBIT
KREDIT
Saldo Awal
SALDO 3.000.000
5/1/20XX
PC/01/01
Biaya Transportasi
250.000
2.750.000
10/1/20XX
PC/01/02
Biaya Materai
750.000
2.000.000
15/1/20XX
PC/01/03
Biaya Makan
1.200.000
800.000
20/1/20XX
PC/01/04
Pengisian Kas Kecil
5/2/20XX
PC/02/01
Biaya ATK
1.200.000
1.800.000
10/2/20XX
PC/02/02
Biaya Rapat
1.000.000
800.000
15/2/20XX
PC/02/03
Biaya Fotokopi
20/2/20XX
PC/02/04
Pengisian Kas Kecil
5/3/20XX
PC/03/01
Biaya Materai
10/3/20XX
PC/03/02
15/3/20XX
PC/03/03
20/3/20XX
PC/03/04
Pengisian Kas Kecil
2.200.000
3.000.000
800.000 4.500.000
0 4.500.000
250.000
4.250.000
Biaya Makan
1.250.000
3.000.000
Biaya Fotokopi
2.200.000
800.000
4.000.000
4.800.000
5/4/20XX
PC/04/01
Biaya Rapat
2.150.000
2.650.000
10/4/20XX
PC/04/02
Biaya Transportasi
1.650.000
1.000.000
15/4/20XX
PC/04/03
Biaya Fotokopi
750.000
250.000
20/4/20XX
PC/04/04
Pengisian Kas Kecil
5/5/20XX
PC/05/01
Biaya ATK
1.550.000
3.200.000
10/5/20XX
PC/05/02
Biaya Rapat
1.000.000
2.200.000
4.500.000
4.750.000
Langkah 1 : Copy buku besar tersebut dan pindahkan ke sheet baru (sheet pemeriksaan) agar file master yang kita terima dari perusahaan tidak mengalami perubahan. Langkah 2 : Setelah buku besar tersebut dicopy maka pada sheet hasil copy (sheet pemeriksaan) lakukan perhitungan kembali jumlah saldo yang ada per transaksi dengan rumus perhitungan saldo sbb: SALDO = SALDO AWAL + DEBIT - KREDIT, dan letakkan disamping dikolom saldo sehingga kita dapat memeriksa apakah terdapat kesalahan perhitungan saldo oleh perusahaan disetiap transaksi yang terjadi
8
Langkah 3 : Lakukan pengurutan data (sort) berdasarkan kolom keterangan ditahun pembukuan yang tengah diaudit agar kita dapat menghitung jumlah total dari masing – masing biaya terkecuali SALDO AWAL pada kolom KETERANGAN, DEBIT dan KREDIT. Sehingga akan berbentuk sebagai berikut : Biaya ATK
1.200.000
Biaya ATK
1.550.000
Biaya Fotokopi
800.000
Biaya Fotokopi
2.200.000
Biaya Fotokopi
750.000
Biaya Makan
1.200.000
Biaya Makan
1.250.000
Biaya Materai
750.000
Biaya Materai
250.000
Biaya Rapat
1.000.000
Biaya Rapat
2.150.000
Biaya Rapat
1.000.000
Biaya Transportasi
250.000
Biaya Transportasi
1.650.000
Pengisian Kas Kecil
2.200.000
Pengisian Kas Kecil
4.500.000
Pengisian Kas Kecil
4.000.000
Pengisian Kas Kecil
4.500.000
Dari bentuk pengurutan diatas kita dapat menghitung total jumlah dari masing – masing akun untuk digunakan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebagai berikut : PT. Labamen Healthcare Indonesia Supporting Schedule - Kas Periode Januari - Desember 20XX Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XA
Rp.
3.000.000
Sub Total
Rp.
(800.000)
Total Saldo menurut Audit
Rp.
2.200.000
Ditambah : -
Pengisian Kas
Rp.
15.200.000
Dikurangi : -
Biaya fotokopi
Rp.
3.750.000
-
Biaya makan
Rp.
2.450.000
-
Biaya materai
Rp.
1.000.000
-
Biaya pembelian ATK
Rp.
2.750.000
-
Biaya rapat Biaya transportasi
Rp.
4.150.000
-
Rp.
1.900.000 16.000.000
9
Total Saldo menurut Buku Besar
Rp.
Selisih
Rp.
Dibuat Oleh :
Tanggal
:
Direview Oleh :
Client
Tanggal :
Schedule :
:
Periode :
2.200.000
-
Index KKP : C1
Keterangan : Kolom Saldo Awal
: Diisi sesuai dengan saldo awal yang terdapat pada buku besar.
Kolom Sub Total
: Hasil perhitungan dari Penambah kas dengan Pengurang Kas.
Kolom Saldo Menurut Audit : Saldo Awal – Sub Total Kolom Saldo Menurut Buku Besar : Jumlah saldo yang terdapat pada buku besar sesuai tanggal pada terjadinya transaksi akhir ditahun yang diaudit. Selisih
: Diisi jika terdapat selisih antara saldo menurut audit dengan saldo menurut buku besar.
Karena kas terdiri dari kas ditangan dan kas dibank maka setelah selesai membuat supporting schedule kas di tangan, selanjutnya kita harus melakukan pemeriksaan kas di bank. Yang perlu kita ingat karena karena pemeriksaan kas dibank terdapat ...