PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN PDF

Title PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN
Author Indah Meitasari
Pages 4
File Size 99.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 257
Total Views 411

Summary

PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN A. Pendahuluan Pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupan...


Description

PENDIDIKAN IPS : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

A. Pendahuluan Pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannya mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA, atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Pendidikan IPS bukan merupakan program pendidikan disiplin ilmu tetapi adalah suatu kajian tentang masalah-masalah sosial yang dikeas sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor psikologis perkembangan peserta didik dan beban waktu kurikuler untuk program pendidikan. Pendidikan IPS pada hakikatnya merupakan program pendidikan yang mengkaji manusia dalam kehidupannya. Mengemukakan bahwa mempelajari, menelaah, mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi, itulah hakikat yang dipelajari dalam pengajaran IPS. Pendidikan IPS membantu kita memahami diri sendiri maupun orang lain, mulai dari lingkungan keluarga, tetangga sampai pada mereka yang jauh di sebagian lingkaran dunia. Tujuan pengajaran IPS di sekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu, ada beberapa pendapat mengenai tujuan pengajaran IPS di sekolah, yaitu : 1. Mendidik para siswa untuk memahami secara umum ilmu ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. 2. Menumbuhkan warga negara yang baik. 3. Membimbing/membina siswa yang akan meneruskan pendidikan ke universiatas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat. Menurut rumusan Forum Komunikasi II himpunan ahli ilmu sosial HISPIPSI di Yogyakarta (1991), pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi sosial. Jatidiri pendidikan IPS menurut Somantri dalam buku Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS (2001, hal 207) : 1. Adanya hubungan interdisipliner dan/atau transdisipliner antara disiplin ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, bahkan dengan ilmu, teknologi, seni dan agama. 1|P age

Indah Meitasari M.Si

2. Hubungan antara disiplin itu disebabkan adanya kebutuhan dan kegunaan, yaitu untuk kepentingan pendidikan sebagai advance knowledge. 3. Proses pendekatan antardisipliner merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan. 4. Bahan pendidikan diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. B. Kenyataan Pendidikan IPS Secara akademis dan profesional, pendidikan IPS agak sukar dipahami oleh pembuat kebijakan, pengembang kurikulum, guru dan siswa, masyarakat dan pengamat pendidikan sekalipun. Hal ini disebabkan baik para pembuat kebijkan, pengembang, kurikulum, maupun pengamat pendidikan kurang/tidak memahami hakikat, tujuan, dan jatidiri pendidikan IPS. Keadaan seperti ini menyebabkan para pelaksana di lapangan (guru) mengalami kesulitan dalam memahami arah pendidikan IPS dan mengimplementasikan tujuan Pendidikan IPS kepada siswa dan masyarakat. Kenyataan dalam Pendidikan IPS adalah ketidakpastian karena terjadi perbedaan pandangan manusia dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk didalamnya para pengamat. Kondisi seperti ini membingungkan apalagi mereka yang kurang atau tidak memahami hakikat, tujuan dan jatidiri Pendidikan IPS. Materi dalam pembelajaran IPS banyak yang tidak menghubungkan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat, terlalu terpaku pedoman dan buku teks yang umumnya diseragamkan atau kurang mengakomodasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau daerah tertentu. Hasil mempelajari IPS siswa diharapkan juga memiliki kepekaan sosial, mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di lingkungannya menurut tingkat usia dan keterampilan yang dimilikinya.

C. Harapan dalam Pendidikan IPS

Agar pendidikan IPS tidak membosankan, maka dalam pembelajarannya, alangkah baiknya memperhatikan formulanya, dimana proses belajar mengajar ilmu-ilmu sosial akan tangguh apabila melakukan banyak kegiatan aktif seperti : 1. Belajar-mengajar aktif harus disertai dengan berfikir reflektif dan mengambilan keputusan selama kegiatan berlangsung, karena proses pembelajaran berlangsung dengan cepat dan peristiwa dapat berkembang secara tiba-tiba. 2. Melalui proses belajar aktif, siswa lebih mudah mengembangkan dan memahami pengetahuan baru mereka.

2|P age

Indah Meitasari M.Si

3. Proses belajar aktif membangun kebermaknaan pembelajaran yang diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan pemahaman sosialnya. 4. Peranan guru secara bertahap bergeser dari berbagai sumber pengetahuan atau model kepada peranan yang tidak menonjol untuk mendorong siswa agar mandiri dan berdisiplin. 5. Proses belajar mengajar ilmu-ilmu sosial yang tangguh menekankan proses pembelajaran dengan kegiatan aktif di lapangan untuk mempelajari kehidupan nyata dengan menggunakan bahan dan keterampilan yang ada di lapangan. Belajar dan mengajar ilmu-ilmu sosial agar menjadi berdaya apabila proses pembelajarannya bermakna (meaningful), yakni : 1. Siswa belajar menjalin pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan sikap yang mereka anggap berguna bagi kehidupannya di sekolah atau di luar sekolah, 2. Pengajaran ditekankan kepada pendalaman gagasan-gagasan penting yang terdapat dalam topik-topik yang dibahas, demi pemahaman apresisasi dan aplikasi siswa. Dengan menempuh formula pembelajaran tersebut, diharapkan Pendidikan IPS relevan dengan kehidupan dan kebutuhan masyarakat. Disamping itu kepekaan guru-guru IPS terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat akan menentukan tingkat relevansi Pendidikan IPS dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, cara guru mengembangkan materi pembelajaran menggambarkan karakteristik budaya bangsa. Guru-guru yang berbudaya egaliter biasanya menggunakan sebagian waktunya dalam kelas dengan mendengarkan para siswanya berbicara, menyampaikan gagasan atau berdiskusi. Menempatkan semua pihak dalam posisi equal, sederajat. Dalam posisi yang demikian, ilmu pengetahuan dapat dionstruksi melalui proses dialog semua pihak yang terkait, sehingga materi pembelajaran dapat terus berkembang sesuai perkembangan pengetahuan dan pengalaman seluruh komponen dalan pembelajaran. Muhammad Hatta mengatakan, ͞Dalam memelihara dan memajukan ilmu, karakterlah yang yang terutama, bukan kecerdasan, Kurang kecerdasan dapat diisi, kurang karakter sukar memenuhi͟. (Gunawan dalam buku Pendidikan IPS: Filolosi, Konsep, dan Aplikasi, 2011, hal 164). Kalimat tersebut setidaknya mampu menggugah guru-guru IPS, bahwa pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi supaya siswa cerdas, tetapi lebih dari itu, supaya siswa didik memiliki karakteristik pribadi yang peka nurani dan tanggap nalarnyam dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Materi Kuliah Pendidikan IPS Semester 3, Program Studi Pendidikan IPS UHAMKA Diambil dari Buku Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi Karya Dr. Rudy Gunawan, M.Pd Penerbit : Alfabet Jakarta, 1 Desember 2017 3|P age

Indah Meitasari M.Si

4|P age

Indah Meitasari M.Si...


Similar Free PDFs