PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIRASI AEROB PDF

Title PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIRASI AEROB
Author Alfiah Mar'atus
Pages 11
File Size 778.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 246
Total Views 371

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIRASI AEROB Oleh : Alfiah Mar’atus S 151810401016 Kelompok 1/Zoologi LABORATORIUM BOTANI DAN KULTUR JARINGAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017 PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIR...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIRASI AEROB

Oleh

:

Alfiah Mar’atus S 151810401016 Kelompok 1/Zoologi

LABORATORIUM BOTANI DAN KULTUR JARINGAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP RESPIRASI AEROB Alfiah Mar’atus Solechah Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember 68121 Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Jember, Jawa Timur, Indonesia Abstrak Respirasi atau oksidasi glukosa adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi. Sebagaimana pada semua organisme hidup, respirasi pada tumbuhan merupakan sumber energi metabolisme dan sumber energi karbon untuk pertumbuhan dan perkembangan. Percobaan ini mengamati pengaruh temperatur terhadap respirasi aerob. Percobaan dilakukan dengan menggunakan kecambah kacang yang ditumbuhan pada media botol yang berisi NaOH dan diletakkan pada tiga tempat yang berbeda. Hasil dari percobaan ini menunjukkan hasil semakin rendah temperatur maka semakin banyak CO2 yang dihasilkan. Kata kunci: Respirasi, Temperatur, CO2, Kecambah kacang

PENDAHULUAN Respirasi atau oksidasi glukosa adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila dibandingkan dengan lemak dan protein (Paramita, 2010). Sebagaimana pada semua organisme hidup, respirasi pada tumbuhan merupakan sumber energi metabolisme dan sumber energi karbon untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu respirasi merupakan salah satu peristiwa penting pada tumbuhan sebagai pabrik penghasil karbon. Berdasarkan jenis spesies dan kondisi lingkungannya, respirasi menggunakan 25-75 % dari keseluruhan zat yang dihasilkan dalam fotosintesis terlebih lagi pada laju pertumbuhan yang lambat. Respirasi dalam tumbuhan tidak hanya berperan dalam sebagai sumber penyusun karbon dan sumber energi metabolisme, tetapi juga dalam hal penyaluran panas (Lambers dan Carbo, 2007).

Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron. Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati bagaimana pengaruh temperatur terhadap respirasi aerob yang dilakukan oleh tumbuhan. METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilakukan di laboratorium botani dan kultur jaringan FMIPA Biologi Universitas Jember pada tanggal 25 September 2017 sampai 27 September 2017. Alat dan Bahan Larutan NaOH 0,2 N yang digunakan sebagai media tumbuh kecambah kacang / kacang hijau, kecambah kacang / kacang hijau digunakan sebagai obyek yang diamati respirasi aerobnya, BaCl2 1%, HCl 0,1 N digunakan untuk titrasi, Phenolphthaline, botol 250 cc, timbangan, termometer, kain selambnakan sebagai (tile), buret, pipet, dan erlenmeyer.

Prosedur Kerja Praktikum

di siapkan 4 botol di masukkan 50 cc larutan NaOH 0, 2N dan tutup

di timbang 3 kelompok kecambah masing-masing 10 gram, dan bungkus dengan tile di gantung ke dalam tiap botol, dan botol ditutup Digunakan sebagai kontrol untuk botol Di letakkan ke-3 botol pada tempat dan temperatur yang berbeda Dikeluarkan kecambah dan botol cepat-cepat ditutup Di tentukan banyak CO2 dengan titrasi Hasil

Analisis Data Percobaan ini terdiri dari 3 kali perlakuan dan 1 kontrol. Model percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut: % CO2 =

HASIL DAN PEMBAHASAN No 1 2 3 4

Tempat Perlakuan Kontrol Greenhouse Laboratorium Herbarium

% CO2 -0,132 0,308 0,520

Respirasi merupakan proses penting dalam kehidupan. Respirasi merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Energi yang lepas tersebut digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi untuk seluruh aktivitas kehidupan. Respirasi dapat terjadi dengan adanya oksigen (respirasi aerobik) atau dengan tidak adanya oksigen (respirasi anaerobik) (Adirahmanto dkk, 2013). Respirasi merupakan proses metabolisme yang menyediakan energi untuk proses biokimia tanaman. Proses metabolisme melibatkan disintegrasi senyawa organik kompleks seperti gula, asam organik, asam amino, dan asam lemak yang menghasilkan molekul dengan berat molekul rendah dengan produksi energi selanjutnya, ATP, yang pada gilirannya terkait dengan pembebasan panas. Dengan kata lain, respirasi dapat dianggap sebagai proses metabolisme untuk pemecahan oksidatif substrat organik menjadi molekul sederhana seperti CO2 dan H2O dengan hasil produksi berupa energi (Barbosa dan Carciofi, 2011). Pada praktikum ini respirasi dihitung berdasarkan CO2 yang dihasilkan. Awalnya botol berisi NaOH dengan dan tanpa kacang hijau ditutup rapat dan diberi perlakuan suhu. Mula-mula terjadi reaksi antara NaOH yang terdapat pada masing-masing botol dengan CO2 yang merupakan hasil respirasi dari kecambah kacang hijau. NaOH yang ada didalam botol berfungsi untuk menyerap karbondioksida dalam botol, sehingga reaksi tersebut menghasilkan Na2CO3 dan H2O. Penambahan BaCl2 bertujuan untuk mengikat air yang dihasilkan dari reaksi NaOH dan CO2. Sementara itu, reaksi antara Na2CO3 dengan BaCl2 menghasilkan BaCO3 dan NaCl. Penambahan larutan warna phenolphthaline bertujuan untuk memberikan tanda tercapainya titik ekuivalen pada saat titrasi.

Proses titrasi dihentikan pada saat warna larutan yang semula berwarna merah jambu berubah menjadi bening. Volume HCl yang digunakan untuk merubah warna larutan tersebut dapat menunjukkan CO2 yang diserap kacang hijau. Kecambah dibungkus dengan kain kasa, kain kasa memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga dapat digunakan untuk memberi ruang atau celah yang dapat dilewati oleh oksigen dan karbon dioksida pada saat proses respirasi. Kecambah dimasukkan kedalam botol yang ditutup rapat. Penutupan rapat ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk kedalam botol dan tidak ada karbondioksida yang keluar dari botol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecambah kacang hijau yang ditempatkan di greenhouse (ruang terbuka/suhu tertinggi) menghasilkan CO2 0,132 %, yang ditempatkan di laboratorium (suhu sedang) menghasilkan CO2 0,308 %, dan yang ditempatkan di herbarium (suhu rendah) menghasilkan CO2 0,520%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kecambah kacang hijau yang ditempatkan pada suhu yang lebih tinggi akan melepaskan lebih banyak CO2. Menurut Sutcliffe, Fitter and Hay (1981) menyebutkan bahwa hal ini terjadi dikarenakan kenaikan temperatur sel tanaman akan mempengaruhi proses biokimia di dalam dua cara antagonistik mutualistis. Pertama kenaikan suhu menyebabkan pergerakan molekul-molekul yang bereaksi semakin bertambah. Reaksi tersebut pada hakekatnya dipercepat oleh enzim. Dengan kenaikan suhu, peningkatan rangsangan molekul akan merusak struktur tersier yang diikuti dengan penurunan aktivitas enzim dan laju reaksi.

KESIMPULAN Suhu dapat mempengaruhi laju respirasi aerob. Hal ini dapat dilihat dari kadar CO2 yang berbeda di setiap perlakuan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh data kadar CO2 kecambah kacangyang diletakkan di greenhouse -0,132, di laboratorium 0,308, dan herbarium 0,520. Hal ini berbanding terbalik dengan literatur yang menyatakan bahwa seharusnya

kecambah kacang hijau yang ditempatkan pada suhu yang lebih tinggi akan melepaskan lebih banyak CO2.

DAFTAR PUSTAKA

Adirahmanto, K.A., Hartanto, R., Novita, D.D. 2013 Perubahan Kimia dan Lama Simpan Buah Salak Pondoh (Salacca edulisREINW) dalam Penyimpanan Dinamis Udara CO2. Jurnal Teknik Pertanian Lampung vol 2, No. 3: 123132. Barbosa, L.D.N., Carciofi, B.A.M. 2011. Influence of Temperature on the Respiration Rate of Minimally Processed Organic Carrots (Daucus carota L.cv Brasilia). Cienc Tecnol Aliment Campinas 31(1): 78-85. Lambers, H., Carbo, M.R. 2007. Plant Respiration: From Cell to Ecosystem. Advances in Photosynthesis and Respiration volume 18. Paramita, Octavianti. 2010. Pengaruh Memar terhadap Perubahan Pola Respirasi, Produksi Etilen, dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera indica L) Var Gedong Gincu pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1. Sutcliffe cit. Fitterm A.H. and Hay R.K.M. 1981. Enviromental Physiology of Plants (Fisiologi Lingkungan Tanaman, alih bahasa: Sri Andani dan Purbayanti). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

LAMPIRAN

....


Similar Free PDFs