Pengelasan Dibawah Air PDF

Title Pengelasan Dibawah Air
Author Handika Sandria
Pages 21
File Size 2.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 25
Total Views 183

Summary

BAMBANG DWI HARI PRIADI 1320912006 PASCASARJANA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ANDALAS Apa itu Underwater Welding ? Underwater welding merupakan pengembangan dari proses pengelasan umum dan dilakukan di bawah air, umumnya laut. Penerapannya terutama dalam bidang perkapalan ataupun perbaikan instalasi eksp...


Description

BAMBANG DWI HARI PRIADI 1320912006 PASCASARJANA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ANDALAS

Apa itu Underwater Welding ? Underwater welding merupakan pengembangan dari proses pengelasan umum dan dilakukan di bawah air, umumnya laut. Penerapannya terutama dalam bidang perkapalan ataupun perbaikan instalasi eksplorasi lepas pantai. Namun di Indonesia sendiri masih jarang digunakan. Pengelasan bawah air biasanya menggunakan arc welding, dengan menggunakan elektroda tahan air.

Pada pelaksanaannya, pengelasan di permukaan air masih merupakan prioritas utama sedangkan pengelasan di bawah air adalah alternatif lain yang dipilih bilamana tidak memungkinkan untuk dikerjakan di permukaan air.

        

Power Source: Sumber tenaga. 400Amp Knife Switch: Tombol keselamatan, jika arus yang terjadi melebihi batas tertentu maka pengerjaan akan berhenti. Work Cable: Penghubung antara Power Source dengan Work Clamp. Electrode Cable: Penghubung antara Power Source dengan Electrode Holder. Work Clamp: Penjepit bahan kerja terhadap benda yang akan di las. Electorde Holder: Benda berbentuk pegangan yang berguna seabagai tempat penyimpanan elektroda untuk pengelas Water Proof: Bahan yang digunakan dari karet atau komponen lain yang tahan terhadap air. Telephone: Untuk mengetahui instruksi kerja dari atas. Oxygen Supply: Persediaan oksigen dari atas untuk pekerja.





Rangkaian pengelasan harus menyertakan rangkaian positif dari switch, biasanya knife switch dan dioperasikan di permukaan dan juga diperintahkan oleh weldernya. Knife switchnya digunakan untuk alasan keamanan. Arus yang digunakan adalah DCSP. Jika menggunakan arus DCRP, akan terjadi elektrolisis dan menyebabkan kerusakan yang cepat pada tiap komponen logam holder elektroda.

Power Supply +

Waterproof Electrode Holder

electrode

work •

Untuk pengelasan wet welding arus AC tidak digunakan dikarenakan pertimbangan keamanan dan kesulitan dalam mempertahankan busur Knifecahaya Switchdi bawah air



1. 2.

Terdapat 2 Metode Pengelasan dalam Air, yaitu: Pengelasan Kering ( dry underwater welding ) Pengelasan Basah ( wet underwater welding )



Metode pengelasan ini tidak berbeda dengan pengelasan pada udara terbuka. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan suatu peralatan yang bertekanan tinggi yang biasa disebut dengan Dry Hyperbaric Weld Chamber, dimana alat ini secara otomatis didesain kedap air seperti layak desain kapal selam.



Aplikasi pengelasan sampai kedalaman 150 m kebawah. Seorang welder /diver sebelum menjalankan tugas ini tidak boleh langsung terjun pada kedalaman yang dituju, tetapi harus menyesuaikan terlebih dahulu step by step tekanan yang terjadi pada kedalaman tertentu sampai dapat menyesuaikan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang dituju, otomatis untuk pengelasan 1 joint bisa memakan waktu yang cukup lama.

1.Full encirclement reinforcing saddle 2.Valve assembly for connecting pipeline 3.Preheat blanket 4.Welder’s ’ hood 5.Topside dive station box with knife switch, volt and amp 6.meters, and radio for communications 7.Trunk line (main pipeline)

Dimana proses pengelasan ini berlangsung dalam keadaan basah dalam arti bahwa elektrode maupun benda berhubungan langsung dengan air.

Aplikasi pengelasan basah ini maksimal di kedalaman 100 m, tetapi agar mendapat hasil yang lebih baik biasanya welder hanya melakukan pengelasan maksimal 30m dibawah permukaan laut. Metoda pengelasan basah ini menggunakan batang elektroda las (stick elektroda) pada SMAW, disamping itu memerlukan juru las yang memiliki keahlian menyelam yang tangguh dan memerlukan pakaian khusus selam, gelembung gas yang terjadi selama proses pengelasan sangat mengganggu pengamatan juru las. Adapun proses pengelasan yang dipakai SMAW, FCAW dan MIG.

Prinsip Kerja Wet Welding : Pengelasan basah tidaklah berbeda jauh dengan pengelasan di udara terbuka. Yang menjadi perbedaan utama adalah media antara elektroda las dengan benda kerja yaitu air tawar atau air laut yang juga dapat mengalami proses ionisasi bila mengalami proses pemanasan yang tinggi. Dalam hal ini, air lebih bersifat konduktor daripada udara sehingga memungkinkan terjadi kebocoran arus ke sekelilingnya, akibatnya diperlukan arus yang lebih besar supaya proses las basah dalam air dapat berlangsung kontinyu. Untuk mengurangi kebocoran arus listrik, maka fluks yang ada pada elektroda diberi lapisan kedap air (waterproof coating).

Untuk lingkungan pengelasan bawah air, metalurgi lasnya agak sedikit berbeda. Mulai dari parameter las, seperti input panas. Pada pengelasan bawah air untuk mencapai Hnett yang sama dengan pengelasan di udara dibutuhkan input panas yang lebih besar. Untuk sifat mekanis dari benda kerjanya, seperti logam lasan dan HAZ yang dihasilkan, akan bersifat lebih getas. Kandungan hidrogen pada pengelasan bawah air lebih banyak dibandingkan pengelasan di udara sehingga ini menyebabkan baik logam lasan maupun HAZ bersifat brittle, mudah retak dan terbentuknya porositas.

1. Tingginya resiko hydrogen cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai kadar karbon equivalent lebih tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya biasa menggunakan material ini. 2. Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman, teruatama ductility dan toughness (charpy impact). 3. Karena kontak langsung dengan air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan terionisasi menjadi gas oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar lainnya akan mengalir ke udara. Bila aliran ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan penyelam.

1.

Hydrogen cracking dan hardness di area HAZ bisa diminimalisasi atau dihindari dengan penerapan teknik multiple temper bead (MTB). Konsep dari teknik ini adalah dengan mengontrol rasio panas (heat input) diantara lapisan-lapisan bead pengelasan

2.

Teknik buttering juga bisa digunakan terutama untuk material dengan CE lebih dari 0.4%. Elektroda butter yang digunakan bisa elektroda yang punya oxidizing agent atau elektroda thermit.

3.

Pemakain elektroda dengan oxidizing agent. Agent ini akan menyerap kembali gas hidrogen atau oksigen yang terserap di HAZ.

4.

Elektroda berbasis nikel bisa menahan hidrogen untuk tidak berdifusi ke area HAZ.

Pengerjaan las bawah air tersebut rentan terhadap resiko kecelakaan terhadap sang welder seperti mendapatkan electrical shock atau biasa kita sebut kesetrum, gas tabung yang digunakan untuk mengelas didalam laut berpotensi meledak, nitrogen yang digunakan untuk pengelasan bisa terhirup dan bercampur dengan darah welder, hingga resiko karena factor alam bawah laut ( Arus pusaran air laut dan serangan ikan hiu). Resiko pekerjaan yang begitu tinggi sebagai tukang las bawah laut tentunya berbanding lurus dengan hasil atau sallary yang didapat....


Similar Free PDFs