PENGGUNAAN TANDA BACA PDF

Title PENGGUNAAN TANDA BACA
Author Yopi Ofiza
Pages 17
File Size 59 KB
File Type PDF
Total Downloads 19
Total Views 969

Summary

MAKALAH BAHASA INDONESIA “PENGGUNAAN TANDA BACA” KELOMPOK II 1. YORA HARINA SINDRI 2. MELDA WATI 3. ROSI MARNITA 4. NISA YUWITA 5. WIRA OKTA RITA MODERATOR : WIKENDARI PUTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK 2016 1 PENGGUNAAN TANDA BACA A. LATAR BELAKANG Setiap karya tulis ...


Description

MAKALAH BAHASA INDONESIA “PENGGUNAAN TANDA BACA”

KELOMPOK II 1. YORA HARINA SINDRI 2. MELDA WATI 3. ROSI MARNITA 4. NISA YUWITA 5. WIRA OKTA RITA

MODERATOR : WIKENDARI PUTRI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK 2016

1

PENGGUNAAN TANDA BACA

A. LATAR BELAKANG Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan aturan ejaan bahasa indoneisa yang disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah salah satu dari pedoman yang ada yaitu penggunaan tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting.Karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca. Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam memakai

tanda baca.Masalah tersebut muncul akibat kurangnya

memmahami tanda baca dengan baik dan benar.Namun masalah tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa macam, antara lain :Tanda Titik (.),Tanda Koma ,Tanda Titik Koma (;) Tanda Titik Dua (:),Tanda Hubung (-),Tanda Pisah (––),Tanda Elipsis (…),Tanda Tanya (?),Tanda Seru (!),Tanda Kurung (( )), Tanda Kurung Siku ([ ]),Tanda Petik (“ “), Tanda Petik Tunggal (‘ ‘),Tanda Garis Miring (/),Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘). Bahasa tulisan sebagai salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena dengan penguasaan terhadap EYD, dapat dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya (syarif yunus,2012). Banyak sekali buku,makalah, media massa yang membahas penggunaan tanda baca dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif. Pembahasan mengenai tanda baca akan diperjelas, dengan memperhatikan aturan yang ada (EYD). Dengan mempertimbangkan kajian tersebut, makalah ini mengkaji pengguanan tanda – tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah.

2

B. PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN TANDA BACA Tanda baca menurut Ensiklopedi Wikepedia, dipahami sebagai berikut: Tanda baca adalah symbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan penilaian tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri.

2. FUNGSI TANDA BACA 1) Menghubungkan ataupun memisahkan bagian kalimat. 2) Memisahkan unsure-unsure dalam suatu perincian. 3) Menunjukkan ciri khas suatu kalimat dan penjelasan suatu sematis konteks kalimat. 4) Menciptakan kesesuaian untuk keselarasan dan pengaturan vocal seseorang dengan adanya tanda dalam suatu perincian.

3. JENIS TANDA BACA A. Tanda Titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan Contoh : Ayahku tinggal di Solo. Sebuah kalimat di akhiri dengan titik.Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. b. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

3

Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar. Misalnya : III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir system desimal. 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik c. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf. d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya: 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0 .30 am (30 detik) f. Tanda ttik dipakai di antara penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda Tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.

4

g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa. h. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan ribuan kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678. i. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya: Acara kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kedaulatan(Bab I UUD ’45) j. Tanda titik tidak dipakai di belakang (I) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Misalnya: Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik) Jakarta (tanpa titik) 1 April 1985 (tanpa titik) Yth.Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) Jalan Arif 43 (tanpa titik) Atau: Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini (tanpa titik) Jakarta (tanpa titik)

5

B. Tanda Koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya: Saya ingin dating, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting. e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya: … Oleh Karena itu, kita harus berhati-hati. … Jadi, soalnya tidak semudah itu. f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! 6

Hati-hati, ya, nanti jatuh. g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “Saya gembira sekali.” “Saya gembira sekali, “kata Ibu, “karena kamu lulus.” h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: (i)

Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.

(ii)

Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor

(iii)

Surabaya,10 mei 1960

(iv)

Kuala Lumpur, Malaysia.

i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat. j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. k. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Presiden RI, Susilo

Bambang Yudhoyono,

berkunjung ke

Manado.Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

7

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma. Misalnya: Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia. l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m Rp 12,50 m. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: a) Dalam

pembinaan

dan

pengembangan

bahasa,

kita

memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. b) Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: a) Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. b) Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar. n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tand Tanya atau tanda seru. Misalnya: “ Di mana Saudara tinggal?” Tanya Karim. “ Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

C. Tanda Titik Koma (;) a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. 8

Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur, Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.

D. Tanda Titik Dua (:) a. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Ketua : Moch. Achyar Sekretaris : Tati Suryati b. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya: (v)

Tempo, I (34), 1971:7

(vi)

Surah Yasin:9

(vii)

Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penerbar Swadaya. c. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ayah : “Karyo, sini kamu!” Karyo : (dating menghampiri) “Ada apa,Pak?” Ayah :“Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!” d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.

9

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

E. Tanda hubung (-) a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris. b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondarmandir, c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.

Misalnya: p-a-n-i-t-i-a 17-08-1945 d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf. Misalnya: se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2, S-1, tahun 50-an e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash, pen-tackle-an

F. Tanda Pisah (―) a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Mislanya: Kemerdekaan bangsa itu―saya yakin akan tercapai―diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 10

b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya: Rangkaian temuan ini―evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan

atom―telah mengubah konsepsi ita tentang alam

semesta. c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya: 2004―2009 tanggal 1―10 Mei 2007 Jakarta―Bandung

G. Tanda Elipsis (…) a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus. Misalnya: Kalau begitu … ya, ayo kita berangkat. b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: … selanjutnya akan di bawa ke pengadilan Ibu baru pulang … pasar. Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: Ibu baru pulang dari …

H. Tanda Tanya (?) a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan? 11

b. Tanda Tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

I. Tanda seru (!) a. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah. Misalnya: Bersihkan kamar itu sekarang juga! Jangan berisik! b. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu! Indah sekali pemandangan alam ini! Merdeka!

J. Tanda kurung (( )) a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program Kerja) dalam siding pleno tersebut. b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Keteranga itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan perekonomian Indonesia lima tahun terakhir. c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya: Factor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal. 12

d. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Misalnya: Kata cocainediserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.

K. Tanda kurung Siku ([ ]) a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik. b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35―38] perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda Petik (“ “) a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya. Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “Tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.” b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.

13

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja dikenal dengan “jomblo”. Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.

M. Tanda Petik Tunggal (‘ ‘) a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan. b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya: Feed-back berarti ‘balikan’.

N. Tanda Garis Miring (/) a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 12/PK/2005 Jalan Kramat III/10 Masa Bakti 2005/2006 Tahun Ajaran 2006/2007 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Misalnya: Laki-laki/perempuan 120 km/jam

14

4. AKIBAT SALAH PEMAKAIAN TANDA BACA Pemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jikalau ada kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah. Contoh berikut mudah mudahan dapat membantu kita sekalian dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar tentunya.

Contoh: 1. Semisal nama jabatan, pemakaian tandanya di contohkan sebagai berikut. a. Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo,S.sos.,M.si

SALAH

b. Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo,S.sos.M.si

BENAR

a. Di manakah dr. Ageng Mkes bertugas?

SALAH

b. Di manakah dr. Ageng M.kes. bertugas?

SALAH

c. Di manakah dr. Ageng, M.kes. bertugas?

BENAR

C. PENUTUP Berdasarkan pembahasan dimuka, dapat ditarik empat butir kesimpulan : Tanda baca adalah symbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.Dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan diatas, bukan soal tahu saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering mucul (penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah. Salam dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya mengetahui hal tersebut. Sarana belajar dan giat merupakan jalan keluar dari masalah yang kadang timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.

15

DAFTAR PUSTAKA Arifin zainal,E, Tasai Amran, S, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademi pressindo,2010. Jupriono,D. 2012.”penggunaan EYD dalam penulisan surat”.www.komposiana.com. Diakses senin, 17 oktober 2016. Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI.Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka. Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia Effendi, J.S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya http://www.ardianzzz.com/tanda-baca.html. diakses senin,17 oktober 2016. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca. diakses senin,17 oktober 2016. http://gomsinaga.blogspot.com/2010/01/tugas-bahasa-indonesia-makalah.html. diakses

senin,17

oktober 2016. http://rinerlis.blogspot.co.id/2011/11/makalah-tanda-baca.html. diakses senin,17 oktober 2016

16

17...


Similar Free PDFs