PENGUKURAN ANTROPOMETRI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2017 PDF

Title PENGUKURAN ANTROPOMETRI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2017
Author Arief Wicaksono
Pages 50
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 427
Total Views 484

Summary

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN EPIDEMIOLOGI GIZI PENGUKURAN ANTROPOMETRI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2017 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Praktikum Mata Kuliah Epidemiologi Gizi Disusun oleh : Kelompok I 1. Arief Wicaksono (G1D115037) 2. Aulia Rachmawati (G1D115039) 3...


Description

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN EPIDEMIOLOGI GIZI

PENGUKURAN ANTROPOMETRI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2017

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Praktikum Mata Kuliah Epidemiologi Gizi

Disusun oleh : Kelompok I

1. Arief Wicaksono

(G1D115037)

2. Aulia Rachmawati

(G1D115039)

3. Dina Seprina

(G1D115042)

4. Dyla Wihdati Dinasri

(G1D115028)

5. Fitrah Anggina Pulungan

(G1D115071)

6. Friska Boang Manalu

(G1D115027)

7. Gyanti Fermata Sari

(G1D115012)

8. Hadisa Fadilla

(G1D115082)

9. Indah Nurul Khotimah

(G1D115029)

10. Mia Oktaviani

(G1D115004)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI 2017

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek ini telah diteliti dan disahkan pada tanggal, Desember 2017

Mengetahui,

Jambi,

Ketua Program Studi

Dosen Koordinator

M. Dody Izhar, S.KM., M.KM NIP : 197507222000031003

Desember 2017

Dr. Ummi Kalsum, S.KM., M.KM. NIP : 197503211997032002

ii

RINGKASAN Pada mata kuliah Epidemiologi Gizi semester V dilaksanakan praktek lapangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi Tahun 2017. Kami sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat semester V peminatan Epidemiologi melakukan pengukuran antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi untuk mengetahui status gizi secara langsung. Hasil dari identifikasi masalah yang ditemui pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi Tahun 2017 di antaranya yaitu : 1. Berdasarkan status gizi menurut IMT dari 252 responden dengan umur >=18 tahun diperoleh 157 responden yang dikategorikan kurus dan 30 responden dikategorikan gemuk. 2. Berdasarkan status gizi IMT/U dari 23 responden dengan umur 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut : 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)

IMT = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) 3

Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut : Kategori Kurus

IMT

Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17,0

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 – 18,4

Normal

Normal

18,5 – 25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 – 27,0

Obes

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0

sekali

2.

Klinis Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan secra klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan

yang

terjadi

yang

dihubungkan

dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organorgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit. 3.

Biokimia Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati. Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4.

Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

4

B. Pengukuran Gizi Secara Tidak Langsung Pengukuran status gii secara tidak langsung terbagi menjadi tiga, yakni survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. (dalam Cara Menentukan Status Gizi, 2016) 1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. 2. Statistik Vital Pengukuran

status

gizi

dengan

statistik

vital

dilakukan

dengan

menganalisis statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. Teknik ini digunakan antra lain dengan mempertimbangkan berbagai macam indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. 3. Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain – lain (Bengoa). Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

2.2 Definisi Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Antropometri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak. Dengan pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan aktual seseorang. (Mela Fitriani, dkk, 2015) Variabel antropometrik terutama berat dan tinggi badan adalah ukuran status nuternal yang paling umum digunakan dalam studi epidemiologi karena kesederhanaan dan kemudahan pengumpulannya. Pada orang dewasa, ukuran dimensi tubuh dan massa digunakan untuk mewakili status gizi secara langsung, untuk menghitung ukuran mutlak kompartemen tubuh utama, seperti massa tubuh ramping dan massa adiposa, untuk

memperkirakan komposisi

tubuh relatif,

seperti kegemukan

dan

untuk

menggambarkan lemak tubuh. (Willett Walter, 1988) 5

Dalam epidemiologi gizi, antropometri dapat digunakan untuk mewakili status gizi atau sebagai pengukuran dari paparan penyakit akibat gizi. (Barrie dan Michael, 1996)

2.3 Ruang Lingkup Antropometri Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu : (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) 1. Antropometri statis Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, sebagai berikut: (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) a. Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun. b. Jenis kelamin Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c. Suku bangsa (etnis) Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur. d. Sosio ekonomi Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara- negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. 2.

Antropometri dinamis Maksud antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu: (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) 1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam mempelajari performansi atlet. 2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. 6

3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh analisis kinematika dan kemampuan jarijari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer. Menurut Nurmianto (1991), beberapa jenis data dimensi tubuh yang akan digunakan yaitu dimensi lebar bahu (lb), tinggi siku berdiri(tsb), jangkauan tangan ke atas (jta), jangkauan tangan ke depan (jtk), panjang telapak tangan (ptt), panjang telapak kaki (ptk), dan tinggi lutut (tlt). (TBMW Putra, 2016) Menurut Nurmianto (1991), dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh, agar hasilnya representatif maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain: (TBMW Putra, 2016) 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Suku bangsa dan jenis pekerjaan atau latihan Menurut Sutalaksana (2006), perbedaan antara suatu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh beberapa faktor-faktor ,yaitu keacakan, jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis pekerjaan, faktor kehamilan pada wanita, cacat tubuh secara fisik. (dalam TBMW Putra, 2016) a.

Keacakan Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, dalam butir pertama ini walau pun telah terdapat dalam suatu kelompok populasi yang suadah jelas sama jenis kelamin, suku bangsa, kelompok usia dan pekerjaan, namun masih akan ada perbedaan yang masih cukup signifikan antara berbagai masyarakat.

b.

Jenis kelamin Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, secara distribusi statistika ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi tubuh pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita, oleh karenanya data antropometri untuk dua jenis kelamin tersebut selalu disajikan terpisah.

c. Suku Bangsa Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah 7

penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi satuan jumlah angkatan kerja. Maka akan mempengaruhi antripometri nasional. d. Usia Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, beberapa kelompok usia telah menjadi hal yang penting dalam masalah antropometri. Berikut ini kelompok usia yang digolongkan dalam masalah antropometri, yaitu: a. Balita b. Anak-anak c.

Remaja

d. Dewasa, dan e. Lanjut usia Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometri akan cendrung terus meningkat sampai batas usia dewasa, namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mepunyai kecendrungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang. Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki. e. Jenis Pekerjaan Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, beberapa jenis pekerjaan pekerjaan tertentu menuntut adanya persaratan dalam seleksi karyawan. Seperti misalnya: buruh dermaga adalah harus mepunyai postur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. f.

Faktor Kehamilan pada Wanita Menurut Sutalaksana (2006) dalam TBMW Putra, 2016, faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisa perancangan produk (APP) dan analisa perancangan kerja (APK).

g. Cacat Tubuh Secara Fisik Menurut

Sutalaksana

(2006)

dalam

TBMW

Putra,

2016,

suatu

perkembangan yang sangat mengembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.

8

2.4 Parameter Pengukuran Antropometri Terdapat parameter merupakan ukuran tunggal tubuh sebagai acuan dalam pengukuran antropometri status gizi individu yang terdiri atas : (Anna Auliyanah, 2012) a. Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, akan menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month). b. Berat Badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperi dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badann dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Sedangkan adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. c. Tinggi Badan Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di samping itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Microtoice yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. d. Lingkar Lengan Atas Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang

9

perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi, antara lain: Baku lingkar lengan atas yang dugunakan sekarang belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi KEP yang cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat bedan menurut umur atau berat menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak lain. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan pengukur)relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LILA daripada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi badan. Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama orang dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat badan. Alat ukur yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik. e. Lingkar Pinggang dan Pinggul Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki. f.

Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil (mikrosefalus). Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun pertama, akan tetapi besar lingkaran kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dallam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dalam menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur. 10

g. Lingkar Dada Pengukuran lingkar dada biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan lingkar dada adalah kurang dari 1. Hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita. h. Tebal Lemak di Bawah Kulit Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit(skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya padambagian lengan atas (biceps dan triceps), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal), paha (suuprailiaca), tempurung lutut (suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medial calf).

2.5 Metode Pengukuran Antropometri Metode pengukuran antropometri dalam Prestiana dan Ufiyah (2016) yakni : A. Alat dan Bahan Pengukuran : 1. Detecto 2. Timbang Badan Digital/Electric 3. Health Smic 4. Microtoise 5. Metlin/ Pita fiber 6. Skinfold Caliper Lange B.

Prosedur Pengukuran 1. Berat Badan

1) Detecto

11

a. Subyek mengenakan pakaian biasa (usahakan dengan pakaian yang minimal). Subyek tidak menggunakan alas kaki

b. Dipastikan timbangan berada pada penunjukan skala dengan angka 0,0 c. Subyek diminta naik ke alat timbang dengan berat badan tersebar merata pada kedua kaki dan posisi kaki tepat di tengah alat timbang.

d. Diperhatikan posisi kaki subyek tepat di tengah alat timbang, usahakan agar subyek tetap tenang dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan)

e. Bandul geser pastikan tepat pada angka 0 terlebih dahulu, setelah subyek naik ke alat timbang, bandul geser pada skala kilogr...


Similar Free PDFs