PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK RB750 PDF

Title PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK RB750
Author Andre G U N A W A N Febriansyah
Pages 31
File Size 2.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 4
Total Views 53

Summary

PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK RB750 Febriansyah, Gunawan, Amiza, B Herawan Hayadi, Muhammad Ropianto Manajemen Proyek, Universitas Ibnu Sina [email protected], [email protected], [email protected] [email protected], [email protected] ABSTRAK Pengaksesan i...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK RB750 Andre G U N A W A N Febriansyah Manajemen Proyek

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MANAJEMEN BANDWIDT H MENGGUNAKAN ROUT ER MIKROT IK vikri algansa

PERANCANGAN JARINGAN INT ERNET DAN INT RANET MENGGUNAKAN MIKROT IK PADA RUMAH SAKIT NasiLemak Milenial IMPLEMENTASI DAN ANALISA PER CONNECT ION QUEUE (PCQ) SEBAGAI KONT ROL PENGGUNAAN INT E… T iflos Pet ir

PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK RB750 Febriansyah, Gunawan, Amiza, B Herawan Hayadi, Muhammad Ropianto Manajemen Proyek, Universitas Ibnu Sina [email protected], [email protected], [email protected] [email protected], [email protected] ABSTRAK Pengaksesan internet dengan menggunakan layanan hotspot sudah menjadi gaya hidup saat ini. Mikrotik RouterBoard adalah sebuah board router yang di dalamnya sudah terinstal Mikrotik RouterOS, yaitu sistem operasi berbasis Linux yang didalamnya terdapat fitur layanan hotspot. Pada Mikrotik ini terdapat fitur tambahan yaitu User Manager yang merupakan web interface yang user friendly untuk manajemen hotspot. Pada penelitian ini, server menggunakan Mikrotik RouterBoard 750 dengan sistem operasi Mikrotik RouterOS bawaan versi 3.30 yg kemudian diupgrade ke versi 4.17. User Manager mengikuti versi yang sama yaitu versi 4.11. Kemudian

untuk

remote

Mikrotik

dilakukan

dengan

menggunakan

Winbox.Perhitungan pengaksesan internet dilakukan dengan menggunakan sistem voucher.Voucher dihitung berdasarkan besar kuota akses maupun total waktu akses. Jika

user

ID

dan

password

benar,

maka

pengaksesan

internet

dapat

dilakukan.Pengguna dapat melakukan login tidak hanya di satu waktu tetapi dapat dilakukan berkali-kali, selagi kredit voucher masih ada.Jika telah mencapai batas kredit, maka akses internet secara otomatis dihentikan oleh sistem. Penggunaan akses internet ini dapat dilaporkan secara harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Dengan implementasi billing hotspot ini, penyedia layanan hotspot dapat melakukan manajemen pengaturan dan pengontrolan penggunaan akses internet secara terpusat dan rekapitulasi. Kata Kunci-- Hotspot, Mikrotik, User Manager, Billing,Voucher

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin canggih dan ada di sekitar kita.

Kehidupan di zaman sekarang bahkan diwarnai dengan adanya teknologi yang semakin berkembang ini sehingga manusia mencapai suatu tingkatan yang disebut dengan istilah modern. Adanya internet dan berbagai kemudahan yang diberikan oleh internet ini merupakan salah satu contoh bukti nyata dari adanya teknologi yang semakin berkembang di sekitar kita. Teknologi sendiri sebenarnya digunakan manusia sebagai alat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Jadi sebenarnya teknologi ini diciptakan dengan tujuan untuk semakin mempermudah seseorang dalam mendapatkan atau meraih tujuannya. Teknologi dikembangkan dengan melibatkan ilmu dan akal sehat sehingga dibutuhkan pengetahuan serta inovasi untuk menciptakan teknologi. Kemajuan teknologi yang terjadi sekarang ini tentu tidak bisa dihindari. Di segala aspek kehidupan manusia saat ini pasti disertai pula dengan adanya perkembangan teknologi di dalamnya. Namun penggunaan teknologi ini sudah seharusnya dilakukan dengan tepat. Penggunaan dengan Cara yang tepat Akan membuat teknologi bisa difungsikan sesuai dengan harapan. Telah banyak orang yang menggunakan media internet sebagai kebutuhan pokok dalam menjalani pekerjaan masing-masing orang. Sehingga semakin berkembang pula aplikasi-aplikasi, media-media, dan cara-cara mudah dalam penggunaan akses internet. Salah satunya yaitu hotspot yang banyak digemari saat ini. Karena pemakaiannya yang mudah dan tidak begitu membutuhkan banyak biaya dalam penggunaan media atau perangkatnya. Hotspot tidak lagi membutuhkan kabel terlalu banyak untuk dapat sharing data. Sebab Hotspot mengandalkan media transmisi

wireless (nirkabel atau tanpa kabel) yang menggunakan sinyal. Sehingga pada saat ini Hotspot banyak digemari oleh kalangan bawah ke atas karena lebih murah dibandingkan dengan Akses Internet yang berlangganan pada suatu ISP paket perorangan. Sistem operasi yang digunakan yaitu Mikrotik Routerboard yang dapat diperoleh dengan mudah, seperti mengunduhnya di Internet. MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal computer). PC yang Akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standar, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menyusun penelitian ini dengan judul “Perancangan jaringan hotspot berbasis Mikrotik RB750”. 1.2

Tujuan dan Sasaran Proyek

Tujuan dari proposal manajemen proyek ini adalah: 1.

Merancang dan menganalisa jaringan hotspot menggunakan Mikrotik RB750 yang akan diterapkan.

2.

Mengetahui bagaimana hasil implementasi kinerja jaringan hotspot tersebut menggunakan Mikrotik RB750.

Sasaran dari proposal manajemen proyek ini adalah: 1.

Sasaran utama dari proposal ini adalah untuk angkringan BMC.

2. Untuk Masyarakat/pelanggan yang ingin menggunakan hotspot tersebut.

1.3

Ruang lingkup Pekerjaan Pada pelaksanaan suatu proyek, perlu mengatur dan menentukan langkah-

langkah kerja setiap jenis pekerjaan dari awal hingga akhir dari pekerjaan tersebut. Hal ini menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan kapasitas pekerjaan tersebut. Semua ini dilakukan agar dapat menentukan peralatanperalatan yang Akan digunakan dalam proyek tersebut. Maka dari itu kami membuat manajemen wifi dan bandwidth menggunakan Mikrotik RB750, yang harapannya dengan adanya sistem tersebut dapat mempermudah pelanggan dalam menggunakan wifi tanpa harus berebutan bandwidth dengan karyawan.

1.4

Spesifikasi Proyek Untuk spesifikasi barang dan anggaran Dana untuk melakukan proyek

pembuatan jaringan hotspot berbasis mikrotik RB750 dibutuhkan beberapa alat-alat seperti berikut ini beserta rincian biaya nya: Keterangan Barang

Nominal

1. Router TP-Link TL-MR3420

Rp.350.000

2. Mikrotik RB750

Rp.300.000

3. Kabel UTP

Rp.1.000.000

- 2 Bok CAT 5 4. Tenaga Instansi 5. RJ 45 20 pcs 6. Pipa Counduit pioline 1 pack 7. Kabel tie

Total keseluruhan biaya

Rp.500.000 Rp.50.000 Rp.150.000 Rp.90.000

Rp. 2.440.000

BAB II PENDEKATAN METODOLOGI

2.1

Metodologi Sistem Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja sama dalam

suatu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi yang berguna. Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Menurut Ariani Sukamto (dalam jurnal Nuari 2014: 1-6) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”. 2.2

Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem perancangan jaringan hotspot di dalam

organisasi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) atau disebut juga metode Network Development Life Cycle (NDLC), metode prototyping, metode Pengembangan Proses Cepat atau disebut juga Rapid Application Development (RAD).

2.3

Waktu Pelaksanaan Dalam menjalankan proyek perancangan jaringan hotspot berbasis mikrotik ini,

maka tim mulai melaksanakan dan menjalankan proyek terhitung dari hari sabtu, tanggal 19/09/2020 sampai dengan Jumat, tanggal 09/10/2020.

2.4

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 1 Metode Network Development Life Cycle (NDLC)

Adapun penjelasan dari gambar adalah sebagai berikut: 1.Analysis Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya: 1. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah/operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda; 2. Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan

gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap desain. Survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan; 3. Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan

dengan

mencari

informasi

dari

manual-manual

atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut. Begitu juga pada proyek jaringan, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun. 4. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah: – User/people: jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user; – Media H/W dan S/W: peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi S/W yang digunakan; – Data: jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data; – Network: konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protokol, network monitoring yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan; – Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.

2. Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Desain bisa berupa desain struktur topologi, desain akses data, desain layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa: 1.Gambar-gambar

topologi

(server

farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya); 2.Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada. 3. Simulation Prototype Beberapa pekerja jaringan akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat bantu tools Visio untuk membangun topologi yang akan didesign. 4. Implementation Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil/gagalnya

proyek

yang

akan

dibangun

dan

ditahap

inilah team work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya: 1. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat; 2.masalah dana/anggaran dan perubahan kebijakan;

3.team work yang tidak solid; 4. peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen proyek dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada. 5. Monitoring Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal

dari

user

pada

tahap

awal

analisis,

maka

perlu

dilakukan

kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada: 1. Infrastruktur hardware: dengan mengamati kondisi reliability/kehandalan sistem yang telah dibangun (reliability = performance+availability+security); 2.Memperhatikan

jalannya

paket

data

di

jaringan

(pewaktuan, latency, peektime, troughput); 3.Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar; 4.Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management. Dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat dimonitor secara utuh. 6. Management Pada level manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

BAB III KONSEP KEAMANAN SISTEM / STANDAR KEAMANAN

3.1

Konsep Bencana / Penanggulangan Perangkat jaringan yang digunakan saat ini terdiri atas modem, switch, dan

kabel UTP sebagai media penghubung. Penulis menambahkan beberapa perangkat jaringan agar koneksi internet menjadi optimal yang terdiri atas 1 unit modem, 1 unit RouterBoard Mikrotik 750, 2 unit switch 48 port, 1 unit switch 8 port, dan penambahan media kabel penghubung. Protokol yang digunakan pada jaringan adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunikasi internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Tidak adanya pembagian bandwidth yang teratur sehingga penggunaan bandwith jadi tidak maksimal. 2. Tidak adanya pembagian IP address yang baik sehingga sering terjadi gangguan pada user yang lain. 3. Tidak adanya tools yang bisa digunakan untuk memblok situs yang tidak diizinkan akses.

3.2

Rencana Pemulihan setelah Bencana Alternatif pemecahan masalah. Setelah dilakukan survey dan wawancara,

penelitian proyek memberikan usulan : 1. Menggunakan router mikrotik untuk mengatur jaringan. 2. Adanya pembagian bandwidth yang teratur untuk setiap user. 3. Menggunakan Firewall dan security router mikrotik.

3.3

Konsep Kualitas

3.4

IT Perangkat Jaringan / Lunak Implementation Software Pada tahapan implementasi perangkat lunak, dibutuhkan aplikasi winbox, web

browser, dan sistem operasi mikrotik. Dengan menggunakan routerboard, maka sistem operasi mikrotik sudah terinstal di dalamnya. Selanjutnya konfigurasi awal mikrotik dilakukan dengan aplikasi winbox. Sedangkan web browser dapat digunakan untuk konfigurasi mikrotik setelah melakukan konfigurasi awal dengan winbox. a. Instalasi Winbox Aplikasi winbox digunakan untuk mengkonfigurasi routerboard mikrotik dari PC client. Aplikasi ini dapat didownload secara gratis di situs mikrotik Indonesia dengan alamat situs (http://www.mikrotik.co.id/download.php). Setelah winbox dijalankankan, mac address dan IP dari routerboard mikrotik akan tampil otomatis, jika topologi jaringannya sudah tepat.

b. Konfigurasi mikrotik Setelah connect, maka akan muncul tampilan awal winbox dengan menu-menu di sebelah kiri. Pada tahap ini,penulis akan membuat interface untuk masing-masing port yang ada pada routerboard. Interfacenya terdiri dari : 1. Interface Modem untuk ether1 pada port 1 2. Interface Switch1 untuk ether2 pada port 2 3. Interface Switch 2 untuk ether3 pada port 3 4. Interface AP1 untuk ether4 pada port 4 5. Interface AP2 untuk ether5 pada port 5

Setting IP Address Modem

Gambar 2: Konfigurasi IP Modem

Setting IP Address Switch1 pada Address List klik tanda plus merah isikan new Address :192.168.2.1/24 ; Network : 192.168.2.0/24; Interface : Switch1 >> klik OK, seperti terlihat pada Gambar 3

Gambar 3: Konfigurasi IP Switch 1.

Setting IP Address Switch2 pada Address List klik tanda plus merah isikan new Address :192.168.3.1/24 ; Network : 192.168.3.0/24; Interface : Switch2 >> klik OK seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4: Konfigurasi IP Switch 2

Setting IP Address AP1

Gambar 5: Konfigurasi IP AP1

Setting IP Address AP2

Gambar 6: Konfigurasi IP AP2 Setting DNS

Gambar 7: Konfigurasi IP DNS Setting DHCP Server Setelah proses konfigurasi diatas selesai dilakukan, kita harus mengatur IP klien agar dapat ditemukan secara otomatis atau DHCP tanpa harus di konfigurasi manual perkomputer.

Gambar 8: Konfigurasi DHCP Server Setting Routes Setting routing ke internet gateway dengan mengklik IP >> Routes >> (Add), dan masukkan IP gateway 192.168.1.1 (IP Modem), seperti terlihat pada Gambar 9

Gambar 9: Konfigurasi Gateway Router. Setting Firewall NAT Setelah pengaturan routing selesai, komputer client belum dapat mengakses internet karena NAT (Network Address Translation) pada gateway mikrotik belum diaktifkan. Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah salah satu fasilitas router untuk meneruskan paket dari IP asli ke IP tujuan. Konfigurasi Hotspot pada Mikrotik Untuk mengkonfigurasi hotspot pada mikrotik, tahapan awal yang harus dilakukan adalah mengkonfigurasi Wireless Access Point terlebih dahulu kemudian menghubungkan wireless acces point ke perangkat mikrotik. Dilanjutkan dengan mengkonfigurasi hotspot pada mikrotik. 1. Konfigurasi wireless access point

Tabel 1 IP address access point

Gambar 10: Pengaturan IP Address AP 1 access point 2. Konfigurasi hotspot mikrotik Karena ada dua interface yang akan digunakan, maka akan ada dua hotspot setup yang dibuat dengan cara yang sama. Salah satunya adalah sebagai berikut.

Gambar 11: Pengaturan Hotspot Pengaturan Bandwith Membatasi penggunaan bandwidth untuk masing-masing client bertujuan agar tidak ada satupun client yang akan memonopoli penggunaan bandwidth. Dalam pengaturan Bandwidth Download Dan Upload, konfigurasinya: Buka Winbox » Queues » Klik Simple Queues » Add » isi max bandwidth limit pada tab general » dan isi minimal bandwidth (limit At) pada tab advance.

Gambar 12: Pengaturan Bandwith Max

Gambar 13: Pengaturan Bandwith Min

Tabel 2 Batasan maksimum dan minimum bandwidth download

Tabel


Similar Free PDFs