PERILAKU KEPEMIMPINAN.pdf PDF

Title PERILAKU KEPEMIMPINAN.pdf
Author Son Aribisa
Pages 20
File Size 636.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 277
Total Views 705

Summary

PERILAKU KEPEMIMPINAN A. DEFINISI KEPMIMPINAN Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, dan beberapa di antaranya adalah: 1. Menurut Halim yang dikutip oleh Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010:81), pemimpin adalah seseorang atau individu yang diberi status berdasarkan pemili...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PERILAKU KEPEMIMPINAN.pdf Son Aribisa

Related papers Apa it u kepemimpinan hizkia jonat an Tugas t eori kepemimpinan Alay Bangat PEMIMPIN DAN BUDAYA ORGANISASI Aray blekok

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PERILAKU KEPEMIMPINAN A. DEFINISI KEPMIMPINAN Ada

banyak

definisi

kepemimpinan

yang

dikemukakan oleh para ahli, dan beberapa di antaranya adalah: 1. Menurut Halim yang dikutip oleh Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010:81), pemimpin adalah seseorang atau individu yang diberi status berdasarkan pemilihan, keturunan, atau cara-cara yang lain, sehingga memiliki otoritas

atau

kewenangan

untuk

melakukan

serangkaian tindakan dalam mengatur, mengelola, dan mengarahkan sekumpulan orang melalui institusi atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Keating

dalam

mengemukakan suatu

proses

Hamidi bahwa

Lutfi

(2010:80)

kepemimpinan

merupakan

dengan

dan

berbagai

cara

untuk

mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. 3. Tannenbaum, Weschler dan Masarik

menyatakan

bahwa kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan

melalui

proses

komunikasi

ke

arah

pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

Gaya Kepemimpinan

|1

4. Rauch dan Behling menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah

kelompok

yang

diorganisasi

ke

arah

pencapaian tujuan. 5. S.P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu keterampilan dan kemampuan dari seseorang yang telah menduduki jabatan menjadi pimpinan dalam

sebuah

pekerjaan

dalam

mempengaruhi

tindakan orang lain, terutama kepada bawahannya agar berfikir dan bertingkah laku sedemikian rupa sehingga

melalui

memberikan

tingkah

sumbangan

laku

positif

yang

ini

nyata

dapat didalam

pencapaian tujuan organisasi. 6. Prof. Kimbal Young menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu bentuk dominasi yang disengaja atau disadari

oleh

kemampuan

pribadi

yang

mampu

mendorong atau mengajak kepada orang lain dalam melakukan sesuatu berdasarkan atas penerimaan oleh kelompoknya dan mempunyai keahlian yang khusus secara tepat bagi situasi yang khusus. 7. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa perilaku seorang pemimpin seharusnya “ing ngarsa sung

tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang bermakna pemimpin harus berada di depan memberikan teladan atau contoh, di tengah-tengah 2 | Gaya Kepemimpinan

membangun keinginan/prakarsa, dan mengawal atau mengikuti dengan memberikan dukungan. B. TEORI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah hal yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di mana pun kita berada, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok masyarakat. Memahami teori kepemimpinan (leadership theory) akan mengantarkan kita pada suatu reaksi terhadap kondisi lingkungan baik dalam lingkungan masyarakat, keluarga, organisasi maupun lingkungan perusahaan. Dilihat dari proses keberadaanya dikenal empat teori, yaitu teori genetis, teori sosial, dan teori ekologis. 1. Teori Genetis Teori genetis menjelaskan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan untuk bisa menjadi pemimpin; dia telah memiliki bakat dan mempunyai pembawaan untuk bisa menjadi pemimpin. Teori ini mengasumsikan bahwa tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin, hanya orangorang yang memiliki pembawaan dan bakat saja yang dapat menjadi pemimpin. Oleh karenanya teori ini beranggapan bahwa ”Pemimpin itu dilahirkan, bukan dibentuk”.

Gaya Kepemimpinan

|3

Pemimpin dilahirkan dari orang tua yang telah menjadi pemimpin, atau dengan kata lain keturunan keluarga pemimpin. Kepemimpinan menurun kepada anak-anak dari orang tua yang menjadi pemimpin. Teori ini dapat dibuktikan dengan melihat secara nyata di lingkungan kerajaan. Secara turun-temurun seorang pangeran (anak raja) akan menggantikan orang tuanya

menjadi

raja

berikutnya.

Di

lingkungan

perusahaan pun pada umumnya anak-anak pengusaha akan menggantikan orang tuanya untuk memimpin perusahaan. 2. Teori Sosial Teori sosial menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu yang memung-kinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat menjadi pemimpin asalkan diberikan kesempatan, pembinaan, dan pelatihan meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat pemimpin. Teori ini beranggapan bahwa “Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan”. Teori sosial memberi inspirasi kepada pengurus organisasi untuk menyelenggarakan pendidikan dan latihan

kepemimpinan.

Organisasi

seperti

OSIS,

organisasi kemahasiswaan, dan organisasi kepemudaan umumnya menyelenggarakan pelatihan 4 | Gaya Kepemimpinan

kepemimpinan yang biasa disebut dengan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Pemerintah secara berkala dan berkesinambungan menyelenggarakan pendidikan dan latihan (Diklat) kepemimpinan dalam rangka melahirkan pemimpin-pemimpin yang dapat diandalkan. Organisasi dapat menjadi bukti teori kepemimpinan

sosial

pemimpin-pemimpin

karena

organisasi

kaderisasi atau pendidikan lingkungan yang mendukung.

pada adalah dan

umumnya hasil

latihan

dari serta

3. Teori Ekologis Dalam

teori

kepemimpinan

ekologis

ini

dinyatakan bahwa kepemimpinan lahir karena adanya gabungan dari teori genetis dan sosial, dimana seseorang akan menjadi pemimpin membutuhkan bakat

yang

harus

dibina

dan

dikembangkan.

Kemungkinan untuk mengembangkan bakat tersebut harus didukung oleh keadaan lingkungannya. 4. Teori Situasi Teori kepemimpinan situasi, menyatkaan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin ketika berada dalam situasi tertentu karena dia memiliki kelebihankelebihan yang dibutuhkan dalam situasi tersebut. Akan tetapi pada situasi yang lainnya, kelebihannya Gaya Kepemimpinan

|5

tersebut tidak dibutuhkan, akhirnya ia tidak akan menjadi pemimpin lagi, bahkan bisa jadi hanya menjadi pengikut saja. Contoh: pemimpin dalam kegiatan keagamaan. C. GAYA KEPEMIMPINAN Gaya kepemimpinan (Leadership Style) adalah cara seorang

pemimpin

bersikap,

berkomunikasi,

dan

berinteraksi dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu (tujuan). Gaya kepemimpinan dapat juga dimaknai sebagai perilaku kepemimpinan. Gaya kepemimpinan setiap individu berbeda-beda atas dasar motivasi,

kekuasaan,

kepercayaan

yang

dan

diberikan

orientasinya kepada

terhadap

dirinya.

Ada

beberapa gaya kepemimpinan, antara lain sebagai berikut: 1. Otokratis Gaya kepemimpinan otokratis disebut sebagai kepemimpinan yang terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya otokratis ini ditandai dengan petunjuk-petunjuk yang berasal dari pimpinan dan tidak ada peran anak buah dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan.

Pemimpin

otokratis

memerintah berdasarkan kemampuannya menghukum dan memberikan hadiah. Gaya kepemimpinan otokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang 6 | Gaya Kepemimpinan

lain yang ada dalam lingkungannya agar bersedia berkerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan

dengan

cara

melaksanakan

seluruh

kegiatan yang diperintahkan oleh pemimpin. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis ini yaitu wewenang mutlak itu terpusat dari pemimpin, keputusan

akan

selalu

dibuat

oleh

pemimpin,

kebijakan

akan

selalu

dibuat

oleh

pemimpin,

komunikasi hanya berlangsung dalam satu arah yaitu dari pimpinan ke bawahan bukan sebaliknya. Pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) para bawahannya dilakukan dengan ketat. Tidak ada kesempatan bagi para bawahan untuk memberikan pendapat, saran atau pertimbangan, bahkan lebih banyak mendapatkan kritikan dibanding pujian. Pemimpin otokratis menuntut adanya kesetiaan dan prestasi yang sempurna dari para bawahan tanpa adanya syarat, dan cenderung memberikan paksaan, hukuman dan ancaman. 2. Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan seseorang dalam mempengaruh orang lain agar bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan Gaya Kepemimpinan

|7

bersama antara bawahan dan pimpinan. Gaya ini disebut sebagai gaya kepemimpinan yang terpusat pada

anak

kesederajatan,

buah,

kepemimpinan

kepemimpinan

partisipatif

dengan atau

konsultatif. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis yaitu pemimpin memiliki wewenang yang tidak mutlak, bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah, pengawasan terhadap sikap, perbuatan, tingkah laku, dan kegiatan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan

memiliki

banyak

kesempatan

untuk menyampaikan saran atau pendapat, dan tugastugas yang diberikan bersifat permintaan dengan mengesampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan saling menghormati. 3. Delegatif Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri antara lain: pemimpin jarang memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi diharapkan untuk menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. 8 | Gaya Kepemimpinan

bisa

Gaya kepemimpinan delegatif dilakukan oleh pimpinan dengan bawahan yang memiliki kemampuan, kemauan, dan motivasi tinggi untuk menjalankan kegiatan organisasi. Dengan demikian pimpinan tidak terlalu

banyak

memberikan

perintah

kepada

bawahannya, bahkan pemimpin akan lebih banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya. 4. Birokratis Gaya

kepemimpinan

birokratis

merupakan

kepemimpinan yang dijalankan berdasarkan aturanaturan. Perilaku pemimpin yang ditandai dengan ketatnya pelaksanaan prosedur yang berlaku dalama organisasi. Pemimpin birokratis secara umum akan membuat keputusan-keputusan berlandaskan aturanaturan

yang

telah

berlaku

dan

tidak

ada

lagi

fleksibilitas. Segala kegiatan harus terpusat pada pemimpin dan bawahan hanya diberikan sedikit kebebasan dalam berkreasi dan bertindak dengan syarat tidak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan birokratis antara lain: pemimpin menentukan segala keputusan

yang

berhubungan

dengan

seluruh

pekerjaan, pemimpin menentukan semua standar tentang cara melakukan tugas, dan adanya sanksi yang sangat jelas jika bawahan tidak bisa menjalankan Gaya Kepemimpinan

|9

tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan. 5. Laissez Faire Gaya ini akan mendorong kemampuan bawahan dalam mengambil inisiatif. Pemimpin memberikan kebebasan

penuh

kepada

bawahan

dalam

menjalankan tugas. Pemimpin akan turun tangan jika diminta atau memberikan pendapat serta petunjukpetunjuk tentang hal-hal bersifat teknis jika bawahan memintanya.

Tugas

pemimpin

sebagaimana

dikemukakan oleh Soetopo dan Soemanto yang dikutip oleh Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010:107) adalah menjaga serta menjamin kebebasan dan selanjutnya menyediakan kebutuhan serta fasilitas yang diperlukan bawahannya demi kelancaran tugastugasnya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah: bawahan akan diberikan kelonggaran atau fleksibelitas dalam menjalankan tugas-tugasnya, tetapi dengan hati-hati diberikan batasan serta berbagai macam prosedur; sebagai dorongan bawahan yang berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugasnya akan diberikan hadiah atau penghargaan dan yang kurang berhasil akan diberikan sanksi. Hubungan antara pimpinan dan bawahan dalam suasana yang sangat baik. 10 | Gaya Kepemimpinan

6. Otoriter Pada gaya kepemimpinan otoriter, kekuasaan sepenuhnya berada di tangan pemimpin dan anggota tidak diberikan kesempatan untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu persoalan atau kebijakan. Selanjutnya pelaksanaan diserahkan kepada bawahan tanpa ada kesempatan untuk mempertimbangkan efek positif atau negatif yang mungkin timbul. Bawahan harus patuh dan setia kepada pimpinan. Di sini bawahan hanya menjadi mesin yang sekedar digerakkan sesuai dengan kehendak pimpinan, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan. Gaya kepemimpinan tidak ubahnya perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Perilaku kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya. Meskipun keberhasilan suatu organisasi bukan sematamata hasil kerja pemimpinnya, akan tetapi bagaimana cara pemimpin mengorganisasikan seluruh kegiatan akan menentukan keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. E. PEMIMPIN SEJATI Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau Gaya Kepemimpinan

| 11

transformasi

internal

dalam

diri

seseorang.

Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar kehormatan, melainkan

sebuah

kelahiran

dari

proses

panjang

perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh. Ketika setiap ucapan dan tindakannya

mulai

memberikan

pengaruh

kepada

lingkungannya dan ketika keberaniannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Ada beberapa kriteria pemimpin sejati, antara lain: 1. Visioner Yaitu punya tujuan pasti dan jelas serta tahu ke mana akan membawa para pengikutnya. Andy Stanley dalam Visioneering mengungkapkan bahwa pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan. 2. Sukses Bersama Yaitu membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya, bukan mencari keuntungan atau sukses hanya bagi dirin-sendiri. Ia tidak kuatir dan takut, bahkan terbuka untuk mendorong orang12 | Gaya Kepemimpinan

orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama. 3. Pembelajar dan Terus Belajar (teachable and learn

continues) Pemimpin sejati harus berlapang dada, mau diajar (mau mendengarkan masukan-masukan) orang lain atau bawahannya dan mau terus belajar dari pengalaman. 4. Mempersiapkan Calon Pemimpin Masa Depan Pemimpin sejati tidak hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinan pada eranya, tetapi mau melakukan

pengkaderan

untuk

mempersiapkan

kepemimpinan di masa depan. Pemimpin sejati memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat atau diamati dari perilakunya, antara lain: 1. Berintegritas Pemimpin sejati memiliki kejujuran, yaitu adanya kesesuaian antara ucapan dan tindakan. Para bawahan akan merasa ada kepastian dan keyakinan akan masa depan sehingga rela dan setia menjadi pengikut. Integritas seorang pemimpin memberikan harapan besar akan suatu kebaikan dan kemuliaan serta tercapainya tujuan yang diinginkan bersama. Gaya Kepemimpinan

| 13

2. Optimisme Tidak akan ada orang yang mau menjadi pengikut pemimpn yang memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan bahwa di depan terbentang kondisi yang lebih baik yang akan mereka raih bersama. 3. Menyukai Perubahan Pemimpin sejati memandang perubahan sebagai dinamika sehingga senantiasa butuh akan perubahan, bahkan bersedia menjadi pemicu adanya perubahan itu. Namun demikian para bawahan umumnya lebih menikmati zona nyaman yang telah mereka raih sehingga pemimpin sejati harus mampu membangkitkan dinamika untuk pencapaian yang lebih baik. Pemimpin sejati mampu melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan akan mengomunikasinya dengan para anggota atau bawahan mereka. 4. Berani Menghadapi Risiko Pada umumnya orang akan menghindari risiko karena beranggapan sebagai satu kerugian. Padahal, risiko adalah satu keniscayaan yang harus dihadapi dengan disertai perhitungan. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan 14 | Gaya Kepemimpinan

yang teramat penting. Pemimpin sejati memperhitungkan resiko yang mungkin akan diterima atau sebaliknya merupakan keuntungan yang ada di balik tindakan yang dilakukan. Ia lalu mengomunikasikan kepada anggota atau bawahannya. Jelas disebutkan bahwa membahas kepemimpinan tidak akan luput dari masalah integritas, optimisme, perubahan, dan risiko. Hal pokok tersebut menggambarkan adanya dinamika dalam diri seorang pemimpin. Kepemimpinan membutuhkan energi yang cukup besar sehingga untuk bisa mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga timbul keinginan untuk mengikutinya berusaha mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. E. PEMIMPIN DALAM AGAMA Dalam ajaran agama, kejujuran menjadi prioritas utama prasyarat menjadi seorang pemimpin, di samping syarat-syarat lainnya. Pada umumnya, agama mengajarkan bahwa pemimpin harus melayani umatnya. Islam

mengajarkan

bahwa

menjadi

seorang

pemimpin haruslah mempunyai sifat: 1. Siddiq, artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan; 2. Amanah, artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel; Gaya Kepemimpinan

| 15

3. Tabligh, artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif; dan 4. Fathonah, artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional. Di dalam Kristen, Alkitab mensyaratkan pemimpin harus mempunya sifat-sifat dasar: bertanggung jawab, berorientasi pada sasaran, tegas, cakap, bertumbuh, memberi teladan, dapat membangkitkan semangat, jujur, setia, murah hati, rendah hati, efisien, memperhatikan, mampu berkomunikasi, dapat mempersatukan, serta dapat mengajak. Agama Budha mengajarkan ajaran yang dikenal dengan Dasa Raja Dhamma, terdiri dari: 1. Dhana, yaitu suka menolong, tidak kikir dan ramahtamah; 2. Sila, yaitu bermoralitas tinggi; 3. Paricaga, yaitu mengorban segala sesuatu demi rakyat; 4. Ajjav...


Similar Free PDFs