Permasalahan Kesehatan Lingkungan PDF

Title Permasalahan Kesehatan Lingkungan
Author Rahma Ismayanti
Pages 104
File Size 545.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 31
Total Views 90

Summary

PERMASALAHAN KESEHATAN LINGKUNGAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan yang dibina oleh Drs. Solichin, ST. M.Kes dan Septa Katmawati, S.Gz, M.Kes Oleh: Ahmad Alharis (130612607885) Rahma Ismayanti (130612607891) Salsabilla A. Putri (130612607899) UNIVERSITAS NEGER...


Description

PERMASALAHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan yang dibina oleh Drs. Solichin, ST. M.Kes dan Septa Katmawati, S.Gz, M.Kes

Oleh: Ahmad Alharis

(130612607885)

Rahma Ismayanti

(130612607891)

Salsabilla A. Putri

(130612607899)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Oktober 2014

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang ...............................................................................1

1.2

Rumusan Masalah .........................................................................2

1.3

Tujuan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Pengetian Kesehatan Lingkungan ..............................................3

2.2

Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Indonesia ....................3

2.3

Illegal Logging, Illegal Mining, dan Illegal Fishing 2.3.1 Illegal Logging ................................................................... 5 2.3.1 Illegal Mining ..................................................................... 11 2.3.3 Illegal Fishing ..................................................................... 13

2.4

Deforestation ...............................................................................25

2.5

Rusak-Berkurangnya-Hilangnya Biodiversity ............................ 27

2.6

Kerusakan Sumber Daya Kelautan ..............................................29

2.7

Pengelolaan Daerah Pertambangan Vs. Area Konservasi Hutan 2.7.1 Pengelolaan Daerah Pertambangan .................................... 37 2.7.2 Pengelolaan Area Konservasi Hutan ..................................41

2.8

Penurunan Kualitas Lingkungan Urban (Perkotaan) 2.8.1 Kota, Perkotaan, dan Urbanisasi ........................................ 43 2.8.2 Permasalah Lingkungan Urban .......................................... 44

2.9

Persediaan Air dan Sanitasi 2.9.1 Penyediaan Air Bersih ........................................................51 2.9.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih ......................... 52 2.9.3 Sistem Penyediaan Air Bersih ............................................53 2.9.4 Sanitasi Air ......................................................................... 58

2.10 Pengelolaan Limbah Padat 2.10.1 Pengertian dan Dampak Keberadaan Limbah Padat ........62 2.10.2 Pembagian Sampah Padat................................................ 63 2.10.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah ...... 64 2.10.4 Pengelolaan Sampah Padat .............................................. 65 2.10.5 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah70 2.10.6 Kompos............................................................................ 70 2.10.7 Gas Bio ............................................................................ 71 2.10.8 Pengaruh Negatif ............................................................. 72 2.11 Emisi Kendaraan di Daerah Urbanisasi 2.11.1 Pengertian Polusi Udara ................................................... 73 2.11.2 Sumber Pencemar Udara .................................................. 77 2.11.3 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia .............. 79 2.12 Polusi Industri 2.12.1 Pengertian Limbah Industri .............................................. 80 2.12.2Dampak-Dampak Berbagai Jenis Limbah Industri ........... 81 2.12.3 Dampak Limbah Terhadap Lingkungan ........................... 84 2.13 Pengembangan Wisata Kontra-Ekologi ......................................86 2.14 Kebijakan Hukum Kontra Ekologis ............................................ 88 BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan .................................................................................92

3.2

Saran ...........................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................94

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya manusia sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan, dan lain-lain (Budiman, 2007). Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan

akibat

perkembangan

teknologi

dan

pembangunan

juga

mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar, pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu, bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro magnetik (FKM UI, 2013). Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia

dan

perilakunya,

yang

mempengaruhi

kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Notoatmodjo, 2011). Masalah lingkungan hidup di Indonesia saat ini yaitu penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, asap dan kabut dari kebakaran hutan, kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan, perambahan suaka alam/suaka margasatwa, perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi, penghancuran terumbu karang, pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan, dan masih banyak lagi.

1

1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan? b. Bagaimana permasalahan kesehatan lingkungan? c. Apa saja permasalahan kesehatan lingkungan? d. Faktor apa saja yang menyebabkan permasalahan kesehatan lingkungan? e. Bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan?

1.3 Tujuan a. Mengetahui definisi dari kesehatan lingkugan b. Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan yang terjadi c. Mengetahui macam-macam permasalahan kesehatan lingkungan d. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan kesehatan lingkungan e. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut Notoatmodjo (1996), kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya. Moeller (1992), menyatakan “In it broadsense, environmental health is the segment of public health that is concerned with assessing, understanding, and controlling the impacts of people on their environment and the impacts of the environment in them.” Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia. 2.2Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Indonesia Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok umat manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat

dan

mempelajari

upaya

untuk

penanggulangan

dan

pencegahannya. Pencemaran lingkungan merupakan permasalahan kesehatan yang

paling

umum.

Pencemaran

lingkungan

adalah

masuk

atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke

3

tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Contohnya pembuangan limbah industri ke sungai dan laut akan menyebabkan perubahan ekosistem pada perairan (Chandra, 2007). Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan oleh, antara lain: 1. Urbanisasi penduduk Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya pemukiman kumuh dimanamana. 2. Tempat pembuangan sampah Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah, dan air selain lahannya juga juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agen dan vector penyakit menular. 3. Penyediaan sarana air bersih Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60 % penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul dimana-mana.

4

4. Pencemaran udara Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi ambang batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan. 5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK dibantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi. 6. Bencana alam/pengungsian Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan. 7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat pemukiman, gudung atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain. 2.3 Illegal Logging, Illegal Mining, dan Illegal Fishing 2.3.1 Illegal Logging (Penebangan Liar) 2.3.1.1 Pengertian ilegal logging Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan cukup luas. Hampir 90 persenhutan di dunia dimiliki secara kolektif dimiliki oleh Indonesia dan 44 negaralain. Bahkan, negeri ini juga disebut sebagai paru-paru dunia.Hutan-hutan Indonesia memiliki

keanekaragaman

hayati

yang

tertinggi

di

dunia,meskipun luas daratannya hanya 1,3 persen dari luas

5

daratan di permukaan bumi. Kekayaan hayatinya mencapai 11 persen spesies tumbuhan yang terdapatdi permukaan bumi. Selain itu, terdapat 10 persen spesies mamalia dari total binatang mamalia bumi, dan 16 persen spesies burung di dunia.Selain itu, Pemerintah juga pernah mengklaim, sampai dengan tahun 2005,Indonesia memiliki kawasan hutan 126,8 juta hektare dengan berbagaipembagian fungsi. Yaitu, fungsi konservasi (23,2 juta hektare), kawasan lindung(32,4 juta hektare), hutan produksi terbatas (21,6 juta hektare), hutan produksi (35,6 juta hektare),

dan

hutan

produksi

konversi

(14,0

juta

hektare).Sayangnya aset negara tersebut dirusak oknum-oknum yang

tidak

bertanggungjawab

melalui

aksi

pembalakan

liar.Pembalakan liar atau istilah dalam bahasa inggrisnya illegal logging adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.Illegal Logging menurut UU No 41/1999 tentang Kehutanan adalah perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh setiap orang/kelompok orang atau badanhukum dalam bidang kehutanan dan perdagangan hasil hutan berupa; menebang atau memungut hasil hutan kayu (HHK) dari kawasan hutan tanpaizin, menerima atau membeli HHK yang diduga dipungut secara tidak sah, serta mengangkut atau memiliki HHK yang tidak dilengkapi Surat Keterangan SahnyaSelama sepuluh tahun terakhir, laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai duajuta hektar per tahun. Penebangan liar (illegal loging) adalah penyebab terbesar kerusakan hutan. Menurut data Departemen Kehutanan tahun 2006, luas hutan yang rusak dantidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 jutahektar kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Bila keadaan seperti inidipertahankan, dimana Sumatera dan Kalimantan sudah

6

kehilangan hutannya,maka hutan di Sulawesi dan Papua akan mengalami hal yang sama. Menurutanalisis World Bank, hutan di Sulawesi diperkirakan akan hilang tahun 2010.

2.3.1.2 Faktor- faktor penyebab illegal logging Adapun

faktor

penyebab

pembalakan

liar

adalah

pembalakan untukmendapatkan kayu dan alih fungsi lahan untuk

kegunaan

lain,

sepertiperkebunan,

pertanian

dan

pemukiman. Seiring berjalannya waktupertambahan penduduk dari hari ke hari semakin pesat sehingga menyebabkantekanan kebutuhan akan tempat tinggal, pohon-pohon ditebang untuk dijadikan tempat tinggal atau pun lahan pertanian. Faktor lainnya yaitu faktor kemiskinan dan faktor lapangan kerja. Umumnya halini terjadi kepada masyarakat yang berdomisili dekat ataupun di dalam hutan.Ditengah sulitnya persaingan di dunia kerja dan himpitan akan ekonomi,masyarakat

mau

tidak

mau

berprofesi

sebagai

pembalak liar dan dari sinimasyarakat dapat menopang kehidupannya. Hal inilah yang terkadang sukadimanfaatkan oleh cukong-cukong untuk mengeksploitasi hasil hutan tanpa adaperizinan dari pihak yang berwenang. Padahal apabila dilihat upah tersebutsangatlah tidak seberapa dibandingkan dengan akibat yang akan dirasakannantinya. Selain itu juga tentang aspek kinerja aparatur di lapangan, kelestarian hutanmerupakan tanggung jawab bersama. Salah satu caranya yaitu dengan dibentuksuatu aparatur yang tugasnya bukan hanya menjaga namun juga mengawasi tindakan penyalahgunaan fungsi hutan. Namun pada kenyataan kinerja aparatur. Di lapangan ini masih belum berjalan dengan baik dikarenakan

tidakseimbangnya

jumlah

personil

aparatur

pengawas dengan jumlah luas hutan diIndonesia sehingga

7

tindakan illegal logging ini dapat mungkin terjadi karenaluput dari pengawasan petugas tersebut. Tak jarang ada juga petugaspengawas yang masih melakukan ”kompromi” dengan pelaku illegal loggingsehinggaakan memperparah kondisi yang ada. Perkembangan teknologi yang pesat sehingga kemampuan orang untuk mengeksploitasi hutan khususnya untuk illegal logging

semasa

mudah

dilakukan.

Dengan

semakin

berkembangnya teknologi untuk menebang pohondiperlukan waktu

yang

tidak

lama,

karena

alat-alatnya

semakin

canggih.Kayu masih menjadi primadona Pendapatan Asli Daerah. Produksi komersialmencakup produksi kayu dan olahannya, produksi sawit, serta perkebunan lain.

2.3.1.3 Dampak dari ilegal logging Kerusakan lingkungan dapat terjadi di mana-mana termasuk di Indonesia, salah satu masalah kerusakan lingkungan lingkungan yaitu Illegal logging. Illegallogging pun kian hari kian marak terjadi, Penelitian Greenpeace mencatattingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai angka 3,8 juta hektar pertahun,yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas illegal logging atau penebangan liar (Johnston, 2004). Sedangkan data Badan Penelitian Departemen Kehutananmenunjukan angka Rp. 83 milyar perhari sebagai kerugian finansial penebangan liar. Praktek pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilaiharganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai

US$ 5milyar,

diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyarsetiap tahun. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilaikeanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan.

8

Illegal logging berdampak kepada gangguan/kerusakan pada

berbagai

ekosistemyang

menyebabkan

komponen-

komponen yang menyusun ekosistem,yaitukeanekaragaman jenis

tumbuhan

dan

hewan

menjadi

terganggu.

Akibatnyaterjadilah kepunahan pada berbagai varietas hayati tersebut.Dampak lainnya adalah bencana banjir. Pohon-pohon ditebangi hinggajumlahnya semakin hari semakin berkurang menyebabkan hutan tidak mampulagi menyerap air hujan yang turun dalam jumlah yang besar,sehingga air tidakdapat meresap ke dalam tanah sehingga bisa menyebabkan banjir,seperti yangterjadi belum lama ini bencana banjir bandang di Wasior. Masyarakat tetap hidup miskin dan menjadi korban atas kecurangan perilaku cukong-cukong yang pada akhirnya merekalah

yang

menikmati

sebagian

besarhasil

usaha

masyarakat. Inilah yang menimbulkan ketidakadilan sosial dalammasyarakat.Semakin

berkurangnya

jumlah

cadangan

sumber air tanah atau mata air didaerah hutan. Karena jumlah pohon-pohonnya semakin berkurang padahalpohon berfungsi sebagai penyerap air. Hal ini mengakibatkan timbulnya kekeringan, masyarakat kesulitan untuk mendapatkanair bersih untuk irigasi. Semakin berkurangnya lapisan tanah subur. Lapisan ini hanyut terbawa karenatidak adanya penahan tanah apabila hujan,disinilah fungsi pohon sebenarnya.Dampak yang paling kompleks dari adanya Illegal Logging i...


Similar Free PDFs