Permasalahan Pelaksanan Sistem Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Bni Syariah KCP Serang) PDF

Title Permasalahan Pelaksanan Sistem Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Bni Syariah KCP Serang)
Author Edwin Ronaldo
Pages 51
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 374
Total Views 961

Summary

PERMASALAHAN PELAKSANAN SISTEM BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH KCP SERANG) Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen : Bapak Mazumi, S.Ag, M.Ag Tahun Akademik 2012 – 2013 Disusun oleh: EDWIN RONALDO ( NIM. 5553121723 ) ...


Description

PERMASALAHAN PELAKSANAN SISTEM BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH KCP SERANG)

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen : Bapak Mazumi, S.Ag, M.Ag Tahun Akademik 2012 – 2013

Disusun oleh: EDWIN RONALDO

( NIM. 5553121723 )

MUHAMMAD IRHAM FADEL ( NIM. 5553121884 ) ENO PUTRI DAMAYANTI

( NIM. 5553122111 )

SYINTIA DWI ANGGRAENI

( NIM. 5553121735 )

KELAS 2F

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA Jalan Raya Jakarta Km 4, Serang Banten

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena, atas berkat dan kehendak-Nyalah laporan hasil survei ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan survei ini penulis menemukan banyak kesulitan, terutama keterbatasan mengenai penguasaan Ilmu Pendidikan Agama Islam. Tetapi berkat bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan laporan penelitian sosial ini. Karena itu penulis turut mengucapkan terima kasih kepada : 

Dosen Pendidikan Agama Islam, Bapak Mazumi, S.Ag. M.Ag., yang telah memberika izin untuk melakukan action research.



Ibu Rina Dewi Chrisanti selaku Pemimpin Cabang Pembatu Serang PT. Bank BNI Syariah.



Ayah dan Ibu penulis tersayang yang telah memberikan dukungan atau motivasi secara moral, spiritual, dan materil. Penulis menyadarai bahwa laporan penelitian ini masih ditemukan

banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap, agar dengan adanya laporan penelitian, dapat berguna bagi semua Mahasiswa yang mengikut Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 Oktober 2013

PENULIS

II

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ II DAFTAR ISI ....................................................................................................... III DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... V BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................1 1.1

LATAR BELAKANG MASALAH........................................2

1.2

DENTIFIKASI MASALAH ...................................................8

1.3

BATASAN MASALAH .........................................................8

1.4

PERUMUSAN MASALAH ...................................................8

1.5

MANFAAT PENELITIAN.....................................................8

1.6

DEFINISI OPERASIONAL ...................................................9

KAJIAN PUSTAKA ...................................................................10 2.1

KERANGKA TEORITIS .....................................................10 2.1.1 PERKEMBANGAN ISLAM DAN KEUANGAN ISLAM ......................................................................10 2.1.2 NILAI-NILAI SISTEM PEREKONOMIAN ISLAM ......................................................................11

2.2

KERANGKA TEORI ...........................................................14 2.2.1 AL-MUSYARAKAH (PATNERSHIP, PROJECT FINANCING PARTICIPATION) ..........14 2.2.2 AL-MUDHARABAH (TRUST FINANCING, TRUST INVESTMENT) .............................................20 2.2.3 AL-MUZARA’AH (HARVEST-YIELD PROFIT SHARING) .................................................................26 2.2.4 AL-MUSAQAH (PLANTATION MANAGEMENT FEE BASED ON CERTAIN PORTION OF YIELD) ..............................................28

BAB III

DATA ............................................................................................30 3.1

Metode Perhitungan Bunga Tabungan (Bank Syariah) dan Sistem Bagi Hasil PT. Bank BNI Syariah. .................................................................................30

3.2

PERHITUNGAN BAGI HASIL METODE PERBANKAN SYARIAT ....................................................31

III

3.3 BAB IV

BAB V

PERHITUNGAN BAGI HASIL METODE MUDHAROBAH..................................................................31

HASIL ANALISA .......................................................................32 4.1

PERANAN GANDA PERBANKAN SYARIAT.................32

4.2

BANK TIDAK MEMILIKI USAHA RIIL ..........................34

4.3

BANK TIDAK SIAP MENANGGGUNG KERUGIAN. .........................................................................34

4.4

SEMUA NASABAH MENDAPATKAN BAGI HASIL. ..................................................................................39

4.5

METODE BAGI HASIL YANG BERBELITBELIT ...................................................................................40

PENUTUP.....................................................................................43 5.1

KESIMPULAN ....................................................................43

5.2

SOLUSI ATAS PERMASALAHAN .................................43

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................45

IV

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Skema Al-Musyarakah .................................................................. 20

Gambar 2.2

Skema Al-Mudharabah .................................................................. 26

Gambar 2.3

Skema Al-Muzara’ah..................................................................... 28

V

BAB 1 PENDAHULUAN

Segala puji hanya milik Allah SWT,

yang telah melimpahkan berbagai

kenikmatan kepada kita. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Amin. Syariat Islam –segala puji hanya milik Allah- bersifat universal, mencakup segala urusan, baik yang berkaitan dengan masalah ibadah maupun muamalah, sehingga syariat Islam benar-benar seperti difirmankan Allah SWT :

‫ي ُ ير مُ ت‬ ‫َر ما مُُ ْ ي َُ عَ َُْمِّ ُتر‬ ُ ُْ َ‫ِ مَِّم تِّ ي يد تَْ مر تِّْمِي ماَْمع يح ماْم تم يد تَْ ُُ ت‬ َ‫ع ُ ُك ُأ ما تَْ ير تَ مُ َُنمِي ما تَْ مر تتريتُمْ ي ما تَْ يرْ م مر ُويَمِي ماََْع ُنِّ ممِي ما مُُ ْ م مب م‬ ‫م ماْ م تُ ب م تس‬ ‫ْ م تن ُس يرتَ َْ ع‬ ‫ستي يْ ُأ عو مُُ ُم عب تِّْ ي تد ما مُُ ُي ُك مو مَِّمي ََْ ي‬ ُ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ْ َْعاََُٰم مبِم يراَ ُُ تَٰ وََُُ ي تد أم ما‬ ‫ُك تَُ م تْ مو ُح ِ ُم ُْ ي تد أُ تس َ ي تَِّْم تت مح َمَُ م‬ ‫ب م تُْ تمت يَ تد ما ت‬ ‫ِ ْم ي تد وََُم ي تد ماْمبت مر تر ي‬ ‫ََْ تمت ُُ ِ تَِّْم تت مح ْ م تب مر تِ ي‬ ‫ِ مَِّم تِّ ي تد‬ ‫ت ي‬ ‫ت ي‬ ‫ن عر‬ ‫ََل تِ ما مح وََُُ ِ أم مر َُٰ َ ت‬ ُ ‫أُ َُّ تر مرُْ ما مم‬ ُ ‫ِِّ ْم ي يد ت‬ ‫ا ِلِ م‬ ‫تم مم ُ ِّ َد‬ َ ‫رِّ متر يُْ م منُ َُّ ِل ُ َُلثت ِلد ٍ أماُ عُ ع م مرِي‬ ‫مُ تُ مر م‬ “Pada hari ini, telah Aku sempurnakan untukmu agama mu, dan telah aku cukupkan atasmu kenikmatan-Ku, dan Aku ridha Islam menjadi agamamu”. [ QS. Al-Ma’idah : 3] Al-hamdulillah, fakta ilahi ini mulai disadari kembali oleh umat Islam, sehingga kini, kita mulai mendengar berbagai seruan untuk menerapkan syariat ilahi ini dalam segala aspek kehidupan. Termasuk wujud dari kesadaran ini, yakni berdirinya berbagai perbankan yang mengklaim dirinya berazaskan syariah.

1

Fenomena ini patut mendapatkan perhatian, partisipasi dan dukungan dari kita, agar laju perkembangan dan langkahnya tetap lurus sebagaimana yang digariskan syariat Islam. Dan pada kesempatan ini, kami ingin sedikit berpartisipasi, yaitu dengan menyebutkan beberapa hal, yang menurut pemikiran kami perlu dikritisi.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sejak terjadinya krisis moneter yang melanda kawasan asia pada awal tahun 1997 telah mengakibatkan banyaknya perusahaan mengurangi produksi bahkan menutup usahanya karena jatuh pailit (bangkrut) . Demikian juga yang terjadi pada sektor perbankan Indonesia dengan banyaknya bank yang dilikuidasi akibat melanggar Batas Maksimal Pemberian

Kredit

kepengurusan

(BMPK).

Hal

tersebut

dikarenakan

kesalahan

para bankir yang lebih banyak mengucurkan dananya

kepada perusahaan yang satu grup dengan bank tadi, disamping itu juga sistem manajemen perbankan yang tidak profesional. Kondisi Perbankan yang mengalami kesulitan likuiditas mendorong dunia perbankan menaikkan suku bunga yang tinggi guna menarik dana dari masyarakat. Bahkan perbankan menawarkan kepada peminjam kredit

dengan suku bunga

mencapai

lebih dari 60%. Hal ini

mengakibatkan bagi pelaku usaha yang ingin meminjam dana sehingga banyak bank yang mudah diguncang isu yang menyebabkan terburu buru dan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap bank. Guna menjamin dan memulihkan kepercayaan tersebut banyak bank yang ditutup atau diambil alih oleh pemerintah. Karenanya dibutuhkan biaya yang besar melalui program restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan. Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga keuangan semakin menyatu dengan ekonomi regional, nasional dan ekonomi internasional yang perkembangannya bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. Perbankan melaksanakan tiga fungsi

2

utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat sebagai pemilik dana, menyalurkan dana kepada masyarakat sebagai pengguna dana dan memberikan jasa. Dalam menjalankan fungsi bank tersebut, sebagian kalangan masyarakat memandang bahwa dengan sistem konvensional ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan masyaraskat Indonesia yang mayoritas beragama Islam khususnya yang menolak adanya penetapan imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan "bunga". Praktek bunga yang diterapkan pada bank konvensional ternyata bisa merugikan, baik bagi pihak bank sendiri maupun pihak nasabah. Sejak itulah sistem perbankan syariah mulai banyak dibicarakan karena dianggap lebih tahan menghadapi krisis. Akhir-akhir ini umat Islam di Indonesia mulai sadar terhadap ajaran ekonomi yang berdasarkan syari'at Islam, sehingga mulai tumbuh dan berkembang. Ajaran sayri'at Islam bidang Perbankan atau bidang hukum ekonomi yang biasanya disebut dengan Fiqih muamalah hanya dikenal dan diajarkan pada sekolah/ madrasah/ perguruan tinggi pada fakultas tertentu. Aplikasinya pun masih terbatas pada kegiatan ekonomi sederhana yang dilakukan pada masyarakat bawah. Begitu pula para ahli atau para ekonomi yang dapat dijadikan acuan bagi para bankir dan ahli praktisi lembaga keuangan. Pada akhir abad 20 telah bangkit kembali ekonomi Islam yang ditandai dengan berdirinya perbankan syari'ah di hampir semua negara berpenduduk Muslim. Indonesia sebagai Negara dengan penduduk Muslim terbesar di seluruh dunia, dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah pula menjalankan ekonomi Islam/ ekonomi syari'ah yang ditandai dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992 dan Persyarikatan Takaful Indonesia pada tahun 1994. Sejak saat itulah perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menjadi

3

salah satu pilar penyangga ekonomi Bangsa dan Negara yang berfalsafahkan Pancasila, disamping tetap menjaga eksistensi ekonomi konvensional yang telah berjalan pada bank konvensional yang ada selama ini. Sistem perbankan konvensional ternyata tidak dapat memenuhi harapan, kesadaran umat Islam untuk bersyari'at secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk dapat meningkatkan kesadaran harapan umat Islam Indonesia yang begitu besar maka pada tahun 1999 telah dibentuk Dewan Syariah Nasional (DNS). Wadah ini terdiri dari para ahli Hukum Islam, para praktisi ekonomi/ keuangan baik usaha dalam bidang perbankan maupun non perbankan yang bertugas untuk mendorong dan memajukan ekonomi umat. Disamping itu, Dewan Syariah Nasional (DSN) bertugas mengganti, mengkaji dan merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam (syariah) untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi keuangan syariah serta mengawasi pelaksanaan dan implementasinya. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan fenomena yang cukup menarik di tengah-tengah upaya bangsa kita keluar dari krisis ekonomi. Industri keuangan syariah tumbuh dengan berbagai produknya di tengah-tengah masyarakat untuk berinvestasi di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan menerapkan sistem ekonomi syari’ah dalam aktivitas ekonominya. Keberadaan

sistem

ekonomi

syariah

ini

sejalan

dengan

diundangkannya Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang menentukan kegiatan usaha bank harus disempurnakan dan menerapkan

prinsip

kehati-hatian.

Landasan

operasional

sistem

perbankan syariah semakin kuat dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 yang telah diganti dengan Peraturan

4

Pemerintah No. 30 tahun 1999 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Sejak saat itulah diberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan

bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, termasuk memberi kesempatan kepada Bank Umum untuk membuka kantor cabangnya yang khusus melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Kemudian dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, berlakulah dua sistim dalam perbankan yang dilakukan secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah (dual banking system) dan khusus bagi bank syariah hanya menggunakan prinsip syariah. Dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan tersebut di atas, Lembaga Keuangan Syariah dapat menampung aspirasi dari masyarakat, baik dalam ekonomi regional, nasional maupun internasional untuk melakukan kegiatan usahanya dengan nilai Ilahiyah dengan acuan utama al-Qur'an dan Sunnah yang berdimensi keberhasilan untuk dunia dan akhirat (Long term oriented) Kehadiran sistem ekonomi Islam / Syari'ah di Indonesia pada gilirannya menuntut adanya perubahan di berbagai bidang, terutama berkenaan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur ihwal ekonomi dan keuangan. Adanya tuntutan perkembangan maka UU Perbankan No. 7 tahun 1992 direvisi menjadi Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang merupakan aturan secara leluasa menggunakan istilah syari'ah, prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karekteristik umum dan landasan bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara syari'ah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah, yang berdasarkan prinsip ini, bank syari'ah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung, dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola), sedangkan

5

penabung bertindak sebagai shohibul maal (penyandang dana). Antara keduanya di adakan akad mudharabah yang mengadakan keuntungan masing-masing pihak, di sisi lain pengusaha atau peminjam dana bank syari'ah akan bertindak sebagai sohibul maal (penyandang dana), baik yang berasal dari penabung atau pun deposito maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang saham. Sementara itu, pengusaha atau peminjam

akan

berfungsi

sebagai

mudharib

(pengelola)

karena

melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank. Sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank sudah berjalan cukup lama seiring dengan berdirinya bank tersebut. Salah satu ukuran keberhasilan penerapan sistem bagi hasil adalah apabila masyarakat sudah sepenuhnya menerima sistem tersebut dengan senang hati, tidak merasa dirugikan, adil dalam pembagian bagi hasil dan tentunya tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadits. Bank syari'ah berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing (bagi untung dan bagi rugi). Bank syari'ah tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Para deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada kemitraan antara bank syari'ah dengan para deposan di satu pihak dan antara bank dengan para nasabah investasi sebagai pengelola sumber dana para deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak lain. Sistem ini berbeda dengan bank konvensional yang pada intinya meminjam dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan memberikan pinjaman dana dengan menarik bunga pada sisi lainnya. Kompleksitas perbankan Islam tampak dari keragaman dan penamaan instrumen-instrumen yang digunakan serta pemahaman alas dalil-dalil hukum Islamnya.

6

Perbankan Syari'ah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Islam melarang kaum muslimin menarik atau membayar bunga (riba). Pelarangan inilah yang membedakan sistem Perbankan Islam dengan sistem Perbankan Konvensional. Dalam tatanan konsep dan semangat, mereka menerima dengan antusiasme, tetapi pada tataran praktis mereka bersifat sebaliknya. Memang merasa sangat aneh manakala seseorang yang selalu berfikir komparatif atas dasar rasional semata, dalam memenuhi ajakan untuk bertransaksi secara syari'ah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dan juga langkah-langkah terobosan untuk mengembangkan pasar syari'ah di Indonesia. Persepsi yang selama ini ada dalam pemikiran masyarakat pasar non-syari'ah atau pasar konvensional selalu lebih menguntungkan secara financial dibandingkan pasar syari'ah karena sistem bunganya. Padahal sistem bagi hasil yang merupakan salah satu elemen penting dari dasar syari'ah sudah sejak lama diterapkan di negara-negara Eropa, terutama Inggris. Tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi perubahan persepsi di mana sangat diharapkan masyarakat luas sudah mengerti sistem bagi hasil sebagai prinsip bagi lembaga keuangan Islam dan yang membedakan dengan lembaga keuangan konvensional. Makin pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di tanah air memasuki babak baru dalam industri perbankan Indonesia dengan disahkannya secara resmi UndangUndang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 17 Juni 2008 oleh DPR RI. hal-hal tersebut diatas, maka penulis membahas tentang “PERMASALAHAN PELAKSANAN SISTEM BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK BNI SYARIAH KCP SERANG)”.

7

1.2 DENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan sistem bagi hasil didalam perbankan syariah. 1.3 BATASAN MASALAH Meskipun banyak permasalahan yang berkaitan dengan sistem bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia, namun dalam penelitian ini hanya membatasi pada masalah yang terjadi di PT. BANK BNI SYARIAH KCP SERANG yang berlokasi

di Jl. Ahmad Yani No.34, Kelurahan

Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang. Nomor telepon : (0254) 222808. 1.4 PERUMUSAN MASALAH Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut: 1.

Bagaimana ketentuan tentang sistem bagi hasil pada Bank Syariah ?

2.

Bagaimana pelaksanaan sistem bagi hasil pada Bank Syariah ?

3.

Apa saja hambatan dalam pelaksanaan sistem bagi hasil pada Bank Syariah di Indonesia?

1.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 

Bagi umat islam, a...


Similar Free PDFs