POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN PDF

Title POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN
Author Asyief Khasan
Pages 57
File Size 3.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 385
Total Views 443

Summary

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH MOKHAMAD ASYIEF KHASA... Asyief Khasan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Media Konservasi Vol. 16, No. 1 April 2011 Konservasi Sumberdaya Hut an Ekowisat a

Media Konservasi Vol. 15, No. 2 Agust us 2010 Konservasi Sumberdaya Hut an Ekowisat a Media Konservasi April 2015 afroh manshur, Eka Dana Prabowo, Konservasi Sumberdaya Hut an Ekowisat a

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH

MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi pengembangan wisata birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok Banyumas Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014 Mokhamad Asyief Khasan Budiman NIM E34090051

ABSTRAK MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN. Potensi Pengembangan Wisata birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok Banyumas Jawa Tengah. Dibimbing oleh YENI ARYATI MULYANI dan EVA RACHMAWATI. Wisata pengamatan burung liar (birdwatching) merupakan salah satu bentuk wisata alam yang menjadi terobosan bagi daerah-daerah yang sedang terus berupaya meningkatkan aset pariwisatanya. Salah satu daerah tersebut yaitu Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah dengan salah satu kawasan wisatanya yaitu Wanawisata Curug Cipendok yang berada di lereng selatan Gunung Slamet. Pengembangan wisata birdwatching memerlukan dukungan data potensi burung, potensi jalur yang ada, dan potensi pengunjung. Tujuan dari penelitian ini ialah membuat rekomendasi jalur wisata birdwatching berdasarkan sebaran spasial dan temporal burung, kondisi jalur yang ada, dan keinginan pengunjung. Penilaian pada tiap jalur menghasilkan Jalur Barat, Jalur Soma – Telaga Pucung, Jalur Jalan Utama – Curug Cipendok dan Jalur Timur merupakan jalur yang dapat dikembangkan wisata birdwatching. Kata kunci: birdwatching, burung, jalur wisata, Wanawisata Curug Cipendok.

ABSTRACT MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN. The potential of development birdwatching tourism in Wanawisata Curug Cipendok Banyumas Central Java. Supervised by YENI ARYATI MULYANI and EVA RACHMAWATI. Birdwatching tourism is one form of nature tourisms that can become a breakthrough for regionals trying to increase their tourism assets. One of those regions is Banyumas Regency Central Java Province with one of tourism area that is Wanawisata Curug Cipendok which is located at south slope of Slamet Mountain. Birdwatching tourism development need support data such as bird potential, available trail potential, and visitor potential. The purpose of this research is to make recommendation of birdwatching tourism track based on spatial and temporal bird distribution, available trail condition, and visitors’ interest. Assessment in each trails produce Barat Trail, Soma – Telaga Pucung Trail, Jalan Utama – Curug Cipendok Trail and Timur Trail there is trails which can be develop birdwatching tourism. Keywords: birds, birdwatching, tourism trail, Wanawisata Curug Cipendok.

1

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA BIRDWATCHING DI WANAWISATA CURUG CIPENDOK BANYUMAS JAWA TENGAH

MOKHAMAD ASYIEF KHASAN BUDIMAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

i

Judul Skripsi : Potensi pengembangan wisata birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok Banyumas Jawa Tengah Nama : Mokhamad Asyief Khasan Budiman NIM : E34090051

Disetujui oleh

Dr Ir Yeni Aryati Mulyani, MSc Pembimbing I

Eva Rachmawati, S Hut, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

ii

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2014 ini ialah wisata birdwatching, dengan judul Potensi pengembangan wisata birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Yeni Aryati Mulyani, MSc dan Ibu Eva Rachmawati, S Hut, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan saran. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Krusharto selaku koordinator pengelola Wanawisata Curug Cipendok, Bapak Kuswanto, Bapak Rasim, beserta seluruh staf Kantor pengelolaan Wanawisata Curug Cipendok, serta Apris NR, Asman AP, Hariyawan AW, Aji S beserta kawan-kawan Banyumas Wildlife Photography (BAWOR) – Biodiversity Society Purwokerto yang banyak membantu penulis selama pengambilan data di lapang, kawan-kawan Kelompok Pemerhati Burung (KPB) Perenjak Himakova 46 khususnya Reza AA, Hafiyan S, Dedy S, Ilham KA, serta kawan-kawan Anggrek Hitam KSHE 46 khususnya Romi P yang telah membantu dalam pembuatan peta, Keluarga Besar Himakova dan Fahutan IPB, kawan-kawan Camp Rinjani Fahutan IPB Hilman, Cecen, Yandra, Bagus, Tek-tek, Hasan, Haris, Dodoy, Doyok dan Panjul beserta kawan-kawan penghuni lainnya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh kader HMI Cabang Bogor khususnya Komisariat Fahutan IPB, kawan-kawan Kawah Kelud, kawan-kawan Ikamahamas Purwokerto khususnya Imam Hidayat, Karim Mustofa, dan yang lainnya. Terima kasih juga penulis sampaikan pada bapak Mayor TNI (purn) Beni beserta keluarga, bapak Mardi, bapak Muhtar, mas Kholis atas dorongan dan motivasi yang diberikan serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014 Mokhamad Asyief Khasan Budiman

iii

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

Manfaat

2

METODE

3

Tempat dan Waktu

3

Alat

3

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

4

Pengolahan dan Analisis Data

5

Pemilihan Jalur Wisata Birdwatching

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Hasil

10

Pembahasan

23

SIMPULAN DAN SARAN

25

Simpulan

25

Saran

25

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

27

iv

DAFTAR TABEL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jenis, informasi data, dan cara pengambilan data 4 Penilaian keinginan pengunujung 6 Penilaian kondisi jalur 7 Skala tingkat perjumpaan jenis (Bibby et al. 2000) 8 Penilaian potensi burung 9 Jumlah pengunjung Wanawisata Curug Cipendok 12 Hasil penilaian keinginan pengunjung terhadap jalur di Wanawisata Curug Cipendok 15 Jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok 15 Kondisi jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok 16 Hasil penilaian kondisi jalur 19 Kekayaan jenis burung dan suku 19 Jumlah jenis burung yang memiliki daya tarik pada tiap jalur 20 Hasil penilaian potensi burung pada tiap jalur 21 Penilaian jalur wisata birdwatching 23

DAFTAR GAMBAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Lokasi penelitian. 3 Air terjun Curug Cipendok. 11 Telaga Pucung. 11 Parkiran. 12 Gerbang Wanawisata Curug Cipendok. 12 Karakteristik responden menurut umur (a), asal (b), jenis kelamin (c), pendidikan terakhir (d), dan pekerjaan (e). 13 Pengetahuan responden mengenai burung. 14 Pengalaman responden mengenai birdwatching. 14 Minat responden terhadap pengembangan wisata birdwatching. 14 Kondisi pada Jalur Barat (a), Jalur Tengah (b), Jalur Soma – Telaga Pucung (c), Jalur Jalan Utama - Curug Cipendok (d), Jalur Timur (e). 17 Peta lokasi penelitian dan jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok. 18 Diagram frekuensi perjumpaan burung 20 Diagram sebaran temporal pada tiap jalur. 22

v

DAFTAR LAMPIRAN

1 Penyebaran burung pada tiap jalur 2 Peta penyebaran burung secara spasial pada Jalur Barat dan Jalur Tengah 3 Peta penyebaran burung secara spasial pada Jalur Jalan Utama – Curug Cipendok 4 Peta penyebaran burung secara spasial pada Jalur Soma – Telaga Pucung 5 Peta penyebaran burung secara spasial pada Jalur Timur 6 Jenis burung yang diketahui pengunjung 7 Frekuensi perjumpaan tiap jenis 8 Jenis yang memiliki daya tarik 9 Beberapa burung yang ada di Wanawisata Curug Cipendok

27 32 33 34 35 36 38 41 42

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Wisata pengamatan burung liar (birdwatching) merupakan salah satu bentuk wisata alam yang sejak tahun 2000-an terus dikembangkan di Indonesia (DITJEND PHKA 2010). Salah satu hal yang mendorong pengembangan wisata ini ialah aspek ekonominya yang cukup menjanjikan bagi dunia usaha pariwisata (Idris 2002). Wisata ini bahkan menjadi salah satu usaha pariwisata alam yang menguntungkan di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Inggris (Idris 2002). Hasil survei Kerlinger dan Brett (1995) diacu dalam Jones dan Buckley (2001) di lima lokasi di Amerika Utara, yaitu Cape May (New Jersey), Hawk Montain (Pennsylvania), High Island (Texas), Grande Isle (Nebraska), dan Point Palee (Ontario) menunjukkan bahwa penghasilan daerah dari wisata birdwatching rata-rata mencapai + $ 35,33 juta per tahun. Melihat adanya potensi yang menjanjikan ini maka wisata ini perlu terus dikembangkan di Indonesia, terlebih lagi Indonesia memiliki keanekaragaman burung yang tinggi, dengan jumlah jenisnya mencapai 1598 jenis atau 17 % dari seluruh jumlah jenis yang ada di dunia (Ajie 2009). Pengembangan wisata birdwatching di Indonesia merupakan sebuah terobosan bagi daerah-daerah yang sedang terus berupaya meningkatkan aset pariwisatanya. Salah satu daerah tersebut ialah Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki beberapa kawasan wisata alam. Salah satu kawasan wisata di wilayah tersebut yaitu kawasan Wanawisata Curug Cipendok yang berada dikawasan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur tepatnya di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Barat Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lebaksiu (sites.google.com 2013). Abiyogo (2004) memaparkan bahwasanya kawasan wisata ini berada di lereng selatan Gunung Slamet, dengan demikian kawasan ini memiliki potensi yang tinggi sebagai habitat dari berbagai jenis burung, karena Gunung Slamet merupakan salah satu daerah yang menjadi lokasi penting bagi burung atau IBA (Important Birds Areas) (Birdlife International 2013). Important Birds Areas (IBA) merupakan sebuah program yang mengupayakan penunjukan suatu lokasi menjadi habitat penting bagi populasi burung secara global. Lokasi yang ditunjuk sebagian besar masuk dalam kawasan konservasi di suatu negara, namun ada juga yang bukan kawasan konservasi dan diatur sesuai negara yang bersangkutan. Penentuan suatu kawasan dalam IBA berdasarkan kesepakatan internasional yang terbagi menjadi empat kriteria yaitu A1 (perlindungan spesies yang memiliki keterancaman tinggi secara global), A2 (perlindungan bagi spesies endemik dengan populasi yang terbatas), A3 (perlindungan pada wilayah yang menjadi habitat burung baik penetap maupun migran/burung yang berpindah pada suatu waktu tertentu) dan A4 (perlindungan lahan basah yang menjadi habitat burung air dan burung laut). Kawasan Gunung Slamet termasuk ke dalam kawasan yang memiliki kriteria A1, A2, dan A3 (Birdlife International 2013). Sebagai kawasan yang memiliki kriteria A1 tersebut, Gunung Slamet merupakan kawasan yang menjadi habitat satwa endemik, yaitu elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang berstatus

2

Endangered (genting) dan juga ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea) yang berstatus Vulnerable (rentan) (IUCN 2012). Kawasan Gunung Slamet didukung dengan habitat heterogen yang dapat mendukung keberadaan berbagai jenis burung yang merupakan objek utama dalam wisata birdwatching. Pengembangan wisata termasuk birdwatching memerlukan dukungan berbagai data yang meliputi potensi objek wisata berupa burung, potensi jalur yang ada, dan potensi pengunjung. Data potensi objek wisata yang diperlukan berupa jenis-jenis burung dan sebarannya, baik sebaran spasial maupun temporal. Diperlukan pula data-data mengenai jalur yaitu berupa kondisi jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok. Sampai saat ini, informasi mengenai daftar jenis burung dan sebarannya yang ada di kawasan Wanawisata Curug Cipendok belum tersedia. Informasi mengenai jalur-jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok juga belum tersedia. Selain itu, pengembangan wisata ini juga perlu didukung oleh data tentang karakteristik pengunjung, termasuk minat, pengetahuan, dan persepsi pengunjung Wanawisata Curug Cipendok guna mengetahui peluang pasarnya. Oleh sebab itu penelitian ini perlu dilakukan guna menunjang wisata birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok. Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini ialah membuat rekomendasi jalur wisata birdwatching berdasarkan sebaran spasial dan temporal burung, kondisi jalur yang telah ada, dan keinginan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tujuan khusus, yaitu: 1. Mengidentifikasi minat dan pengetahuan pengunjung mengenai wisata birdwatching. 2. Mendeskripsikan kondisi jalur yang ada di kawasan Wanawisata Curug Cipendok. 3. Mengidentifikasi jenis-jenis burung yang ada di kawasan Wanawisata Curug Cipendok. 4. Menggambarkan sebaran spasial dan temporal burung di kawasan Wanawisata Curug Cipendok.

Manfaat Hasil dari penelitian ini ialah berupa daftar jenis burung yang ada di kawasan dan rekomendasi jalur wisata birdwatching berdasarkan penyebaran spasial dan temporalnya serta dari keinginan pengunjung. Luaran ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan birdwatching di Wanawisata Curug Cipendok.

3

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Wanawisata Curug Cipendok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Gambar 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari - Maret 2014.

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Banyumas (2006)

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Alat Peralatan yang digunakan untuk pengamatan burung yaitu binokuler Nikon Action Binoculars 12×50 CF untuk mengamati burung, buku panduan lapang pengenalan jenis burung Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (MacKinnon et al. 1993) untuk membantu identifikasi jenis burung, tally sheet pengamatan burung untuk mencatat jenis burung yang dijumpai, alat perekam suara berupa mobile phone Nokia 300 recorder application untuk merekam suara burung yang

4

dijumpai, kamera digital untuk mendokumentasikan burung yang dijumpai dan kondisi jalur, dan jam tangan untuk melihat waktu perjumpaan burung. Selain itu digunakan peta kawasan wana wisata Curug Cipendok, Global Positioning System (GPS) Garmin 60, laptop, dan software ArcGIS 10 untuk pencatatan koordinat spasial lokasi perjumpaan burung. Pengambilan data mengenai pengunjung menggunakan kuesioner, sedamgkan wawancara kepada pengelola dipandu dengan panduan wawancara. Objek pengamatan ialah burung-burung di Wanawisata Curug Cipendok dan jalur yang ada di Wanawisata Curug Cipendok. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data pengunjung, data jalur, dan data potensi keanekaragaman jenis burung. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner, wawancara serta observasi lapang di sekitar lokasi penelitian. Pengambilan data keanekaragaman jenis burung dilakukan pada setiap jalur yang telah ditentukan dengan beberapa pertimbangan yaitu potensi keanekaragaman jenis burung, kenyamanan dan keamanan pengunjung. Data pengunjung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung yang datang ke lokasi, sedangkan data kondisi jalur diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi lapang. Tabel 1 Jenis, informasi data, dan cara pengambilan data No

Jenis Data

1

Karakteristik dan preferensi pengunjung

2

Kondisi jalur

3

Potensi burung

Informasi yang dikumpulkan

Metode Pengumpulan Data Kuesioner

Jenis kelamin, umur, asal, pekerjaan, pola dan tujuan kunjungan, pengetahuan mengenai burung, minat terhadap wisata birdwatching serta fasilitas yang dibutuhkan 1. Jumlah jalur yang ada di 1. Wawancara Wanawisata Curug Cipendok 2. Observasi 2. Panjang (jarak), lebar, lapang kemiringan, dan kondisi tapak. 3. Fasilitas sarana dan prasarana pendukung jalur (jenis, jumlah yang ada, kegunaan, posisi, kondisi saat ini). 4. Potensi bahaya yang terdapat pada jalur (hewan berbahaya, tapak yang licin dan rapuh, jurang dan lainnya). Kekayaan jenis burung, tingkat Observasi lapang perjumpaan jenis burung, daya tarik burung, sebaran spasial burung, dan sebaran temporal burung

5

Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.

Penyebaran kuesioner Penentuan jumlah pengunjung sebagai responden menggunakan rumus Slovin (Sevilla 1993 diacu dalam Prasetyo dan Jannah 2005) yaitu: n= Keterangan:

n

N e

N 1+Ne2

= Jumlah responden = Jumlah rata-rata pengunjung per tahun = Koefisien sampel, dalam penelitian ini menggunakan nilai 10%

Kriteria yang digunakan sebagai penetuan responden adalah : a. Pengunjung Wanawisata Curug Cipendok. b. Bersedia mengisi kuesioner untuk keperluan penelitian. c. Perwakilan dalam kelompok kunjungannya. 2.

Wawancara Wawancara dilakukan kepada responden yang mengetahui informasi mengenai kondisi lokasi penelitian dan pengelolaannya. Wawan cara dilakukan kepada satu orang yaitu koordinator pengelola Wanawisata Curug Cipendok.

3.

Observasi lapang Kegiatan ini berupa pengamatan kondisi jalur dan potensi mengenai burung. a. Pengamatan potensi burung dilakukan dengan menggunakan metode eksplorasi pada tiap jalur pengamatan di Wanawisata Curug Cipendok. Pengamat berjalan dengan kecepatan 1 – 2 Km/Jam dan memeriksa ke setiap sisi jalur pengamatan yang dilalui. Pengamatan dilakukan sepanjang hari mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Pada setiap jalur dilakukan tiga kali pengulangan. Parameter yang dicatat yaitu nama jenis burung, jumlah individu, waktu perjumpaan, aktivitas yang dilakukan dan titik koordinat perjumpaannya. Burung yang dijumpai didokumentasikan menggunakan kamera. b. Observasi dilakukan pada tiap jalur yang ada sampai batas akhir jalur. Pengamatan kondisi jalur dilakukan dengan mencatat kondisi masing-masing jalur. Jalur yang diamati didokumentasikan menggunakan kamera.

Pengolahan dan Analisis Data Pada tahap pengolahan dan analisis data dilakukan beberapa hal yaitu pengolahan data beserta penyajiannya, analisis data, dan juga penilaian. Data diolah dan disajikan dengan menggunakan tabel maupun diagram dan dianalisis secara deskriptif. Penilaian kesesuaian jalur dengan keinginan pengunjung, kondisi jalur, dan potensi burung dilakukan de...


Similar Free PDFs