PROPOSAL PTK: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA TANGAN PADA KEGIATAN BERCERITA PDF

Title PROPOSAL PTK: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA TANGAN PADA KEGIATAN BERCERITA
Author Udin Juhrodin
Pages 23
File Size 516.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 131
Total Views 279

Summary

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA TANGAN PADA KEGIATAN BERCERITA TEMA KELUARGAKU DI KELAS B TK AL-IRSYAD DESA CILEUNYI WETAN KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Pada Program Sarjana Studi PIAUD STAI Yapat...


Description

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA TANGAN PADA KEGIATAN BERCERITA TEMA KELUARGAKU DI KELAS B TK AL-IRSYAD DESA CILEUNYI WETAN KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Pada Program Sarjana Studi PIAUD STAI Yapata Al-Jawami DOSEN PENGAMPU: Udin Juhrodin, S.Pd.I.,M.M.Pd

Disusun Oleh : Ida Yulliyanti

2018120045

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI BANDUNG 2021 M / 1442 H

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN BONEKA TANGAN PADA KEGIATAN BERCERITA TEMA KELUARGAKU DI KELAS B TK AL-IRSYAD DESA CILEUNYI WETAN KEC. CILEUNYI KAB. BANDUNG

Penulis: Ida Yulliyanti / NIM 2018120045

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik hendaknya dimulai sejak masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak merupakan periode emas perumbuhan di mana pada masa itu otak anak berkembang dengan sangat pesat. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua.1 Anak-anak usia dini berada pada masa keemasan (golden age). Masa ini disebut masa keemasan sebab pada usia dini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik. Perkebangan yang menakjubkan tersebut mencakup perkembangan fisik dan psikis. 2 Dalam Undang-undang Nomer 23 tahun 2003 (dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2009: 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Angka 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pendidikan anak usia dini dibagi dalam tiga jalur, yaitu jalur formal meliputi Taman Kanak-kanak (TK) dan bentuk lain yang sederajjat; jalur non formal meliputi Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan bentuk lain yang sederajat; serta jalur informal yaitu keluarga. Dalah hal ini penulis menitikberatkan pada jalur formal yaitu Taman Kanakkanak. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 58 tahun 2009 dijelaskan bahwa Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan 1 eca gesang Mentari and others, Manajemen Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri, 2020) 2 Masganti Dr Siti, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Prenadamedia Group, 2017).

pendidikan anak usia pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dan berfungsi untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, mengenalkan anak pada dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak serta menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Bahasa adalah sesuatu yang digunakan untuk berkomunikasi, untuk mengungkapkan keinginan, mengungkapkan emosi, dan untuk mendapatkan informasi.

3

Dengan hal tersebut, program pengembangan bahasa di Taman

Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk berbahasa dengan baik dan benar. Aspek dalam pengembangan bahasa anak usia dini meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Maka untuk mengembangkan keterampilan bahasa dibutuhkan metode yang menuntut anak untuk terlibat aktif di dalamnya. Dalam hal ini penulis menggunakan metode bercerita. Dari observasi yang dilakukan di TK Al-Irsyad pada Kelompok B, saat anak diminta untuk menceritakan pengalaman atau kejadian yang dilaluinya, ada 8 dari 12 anak yang tidak mampu menceritakan pengalaman atau kejadian itu secara urut dan runtut. Selain itu anak juga belum mampu untuk menjawab dan menceritakan kembali isi verita yang telah disampaikan oleh guru. Kemampuan anak untuk menjawab pertanyaan dari guru atau menceritakan kembali isi cerita yang dibawakan oleh guru sebagian besar belum

mampu

menjabarkannya

dengan

benar.

Anak

hanya

bisa

mengungkapkan satu atau dua kata saja, bukan berupa kalimat. Hal itu disebabkan karena kurangnya bahan yang akan diceritakannya. Selain itu, anak sering lupa dengan kalimat apa yang diucapkan guru saat bercerita. Hal 3

Muhammad Usman, Perkembangan Bahasa Dalam Bermain Dan Permainan (Yogyakarta: Deepublish, 2015).

ini menunjukkan bahwa keterampilan bicara anak Kolompok B di TK AlIrsyad belum berkembang secara optimal. Permasalahan tersebut di atas tidak terlepas dari penggunaan metode dan media yang kurang tepat dalam mengembangkan keterampilan berbicara. Mediayang digunakan kurang menarik bagi anak. Dalam pengembangan keterampilan bahasa, akan lebih efektif jika anak menggunakan media yang tepat. Selain itu, anak juga membutuhkan media yang merangsang dan mengingat kembali cerita yang dibawakan oleh guru. Dengan begitu anak mempunyai banyak bahan untuk diceritakan kembali. Sebenarnya ada banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak diantaranya yaitu denan mediaboneka tangan. Media boneka tangan merupakkan media yang sangat menarik bagi anak. Selain itu boneka tangan juga bisa langsung digunakan untuk anak saat bercerita. Boneka tangan ini dapat digunakan untuk memerankan suatu tokoh atau cerita. Pada saat anak meceritakan kembali cerita yang dibawakan oleh guru, boneka tangan ini dapat merangsang dan dapat membantu mengingat kembali apa yang diceritakan oleh guru sebelumnya. Penggunaan media yang digunakan di sekolah tentunya karena memiliki fungsi yang dapat menunjang pembelajaran.4 Maka dari itu penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Boneka Tangan pada Kegiatan Bercerita Tema Keluargaku di Kelas B TK Al-Irsyad Desa Cileunyi Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan tiga pokok masalah yang dituangkan dalam tiga pertanyaan berikut ini. 1. Bagaimana tingkat kemampuan berbahasa anak di kelas B TK Al-Irsyad sebelum menggunakan media boneka tangan?

4

Ajeng Rizki Safira, Media Pembelajaran Anak Usia Dini (Gresik: Caremedia Communication, 2020).

2. Bagaimana penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka tangan di kelas B TK Al-Irsyad? 3. Bagaimana tingkat kemampuan berbahasa anak di kelas B TK Al-Irsyad setelah menggunakan media boneka tangan?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka terdapat beberapa tujuan penelitian yang ingin di capai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui. 1. Kemampuan berbahasa anak di kelas B TK Al-Irsyad sebelum menggunakan media boneka tangan 2. Penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka tangan di kelas B TK Al-Irsyad 3. Kemampuan berbahasa anak di kelas B TK Al-Irsyad setelah menggunakan media boneka tangan

D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis Manfaat teoritis: sebagai referensi penelitian di bidang pendidikan anak usia dini, khususnya mengembangkan kemampuan bahasa anak menggunakan media pembelajaran boneka tangan. 2. Praktis a. Untuk Lembaga Tempat Penelitian 1) Memberikan motivasi yang baik untuk pendidik dalam melakukan kegiatan peningkatan kemampuan berbicara anak 2) Masyarakat lebih percaya serta mendukung sekolah karena mutu pendidikannya sangat baik. b. Untuk Tenaga Pendidik 1) Memperkaya teknik dan strategi dalam pembelajaran kemampuan berbicara untuk anak

2) Menciptakan kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara dengan cara yang tidak membosankan c. Untuk Siswa 1) Meningkatkan kemampuan berbicara untuk anak 2) Menumbuhkan meningkatkan

minat

dan

kemampuan

kreativitas berbicara

yang dengan

baru cara

dalam yang

menyenangkan d. Untuk Orangtua 1) Menambah pengetahuan orang tua dalam memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak e. Untuk Peneliti Selanjutnya Diharapkan memberikan jalan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian ulang serta menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan media yang lebih baik

E. Kerangka Pemikiran 1. Landasan Teosentris Penelitian Dalam berbahasa dan bertutur kata yang baik, diungkapkan di dalam (Q.S Ta-Ha: 25 – 28) ْ‫ص ْد ِري‬ َ ‫قَا َل َربِّ ا ْش َرحْ لِ ْي‬ ْ‫َويَسِّرْ لِ ْْٓي اَ ْم ِري‬ ‫َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِّم ْن لِّ َسانِ ْي‬ ۖ ‫يَ ْفقَهُوْ ا قَوْ لِ ْي‬ “Yaa Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlaj untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” Ayat-ayat ini memuat keterangan tentang Nabi Musa a.s. yang memohon, berdoa, kepada Allah agar dia diberi kekuatan dalam berdakwah. Di antara doanya itu “…dan lepaskanlah kekuatanmu dari lidahku” (Alquran surah 20: 27) yang menyiratkan makna ‘berilah hamba-

Mu ini kemampuan berbicara’ agar mereka mengerti perkataanku” 4 (Alquran surah 20: 28) yang mengandung makna ‘agar komunikasiku dengan mereka berjalan lancar.’ Ayat ini menerangkan bahwa peran berbicara secara jelas sangat diperlukan dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain. Secara implisit dalam ayat ini menyatakan bahwa salah satu ranah berbahasa, yaitu kemampuan berbiacara sangat besar perannya dalam berkomunikasi. 2. Konsep Tentang kecerdasan bahasa Suhartono menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak adalah pemahaman dan komunikasi dan komunikasi melalui kata, ujuran dan tulisan. Pemahaman kata-kata yang dikomunikasikan melalui ujaran aktivitasnya

berwujud

mendengarkan

dan

berbicara,

sedangkan

mengkomunikasikan kata-kata melalui tulisan aktivitasnya berbentuk membaca dan menulis. Maka, berbicara dapat berkembang sejak anak usia dini dan terus berkembang Ada dua kriteria untuk memutuskan apakah anak berbicara dalam arti yang sebenarnya ataukah masih belum mampu. Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengaitkannya dengan objek yang diwakilkannya. Kedua, anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang lain memahaminya dengan mudah.5 Perkembangan anak yang baik dapat mengembangkan kemampuan bahasanya. Perkembangan bahasa pada seorang anak memiliki beberapa tahap diantaranya reflexive vocalization, babbling, lalling, echolalia sampai truespeech. Tahap-tahap perkembangan bahasa tersebut terjadi pada seorang anak dengan usianya yang bervariasi. Di dalam perkembangan bahasanya dipengaruhi juga oleh beberapa faktor mulai dari faktor biologis, kognitif dan lingkungan. Menurut para ahli, nbahasapesan dengan menggunakan simbol-simbol yang dirangkai

merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan simbol-simbol yang dirangkai berdasarkan urutan bentuk 5

Usman.

kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat. 3. Konsep Tentang Metode Bercerita Metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Oleh sebab itu, guru harus menguasai penuh cerita yang akan disampaikan. 6

Kegiatan bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalama kepada orang lain. Dengan demikian bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang suatu ide. Sementara dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat

dikatakan

sebagai

upaya

untuk

mengembangkan

potensi

kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih anak dalam bercakapcakap untuk menyampikan ide dalam bentuk lisan. Kegiatan bercerita memberikan sumbangan besar pada perkembangan anak secara keseluruhan sebagai implikasi dari perkembangan bahasanya, sehingga anak

akan

memiliki

kemampuan

untuk

mengembangkan

aspek

perkembangan yang lain dengan modal kemampuan berbahasa yang sudah baik. 7 Adapun teknik-teknik bercerita yang dapat dilakukan diantaranya: a. Membaca langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan membaca langsung dari buku sangat bagus, apalagi jika guru memiliki puisi dan prosa yang baik untuk dibacakan kepada anak. b. Bercerita dengan menggunakan ilstrasi gambar. Bila cerita yang disampaikan kepada anak terlalu panjang dan terinci

6

dengan

Sri Katoningsih, Keterampilan Bercerita (Surakarta: Muhammadiyah Uniersity Press, 2021). Hasmawati, ‘Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Dengan Metode Bercerita Bebas Non Teks Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI Di SDN 153 Pekanbaru’, Open Journal System Indagiri, 1.2, 10. 7

menambahkan ilustrasi pada gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak. c. Menggunakan papan flanel. d. Bercerita dengan media boneka. Boneka yang dibuat itu masingmasing mennjukkan perwatakan pemegang peran tertentu. Misalnya ayah yang penyabar, ibu yang kadang-kadang cerewet, anak perempuan yang manja, anak laki-laki yang jujur, dsb. e. Menggunakan media audio visual f. Anak bermain peran atau sosiodrama 8 4. Konsep Tentang Media Boneka Tangan Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Berikut adalah manfaat praktis media pembelajaran adalah: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar b. Media

pembelajaran

dapat

meningkatkan

dan

mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara anak dan lingkungannya, serta kemampuan anak yang bermain sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. 9 Boneka tangan adalah tiruan untuk permainan yang dimainkan oleh jari-jari tangan. Anak usia 4-6 tahun berada dalam masa praoperasional. Pada masa ini anak mampu mengadakan repsentatif dunia pada tingkatan 8 Guslinda and Rita Kurnia, Media Pembelaaran Anak Usia Dini (Media Sumber Belajar Dan APE) (Surabaya: CV. Jakad Publishing, 2018). 9 Guslinda and Kurnia.

yang kongkret. Boneka menjadi alat peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. 5. Skema Kerangka Pemikiran

Kontrasi Kondisi Awal Awal

Identifikasi

Tindakan

1. Pembelajaran bercerita hanya menggunakan buku. 2 Anak – anak hanya mendengarkan cerita.

1. Perkembangan bahasa anak Kurang. 2 Karena hanya mendengarkan Anak menjadi kurang berkomunikasi.

1. Penggunaan benda tangan. 2 Anak melakukan praktek cerita. 3. Dilakukan dalam dua siklus.

Hasil Kemampuan bahasa anak meningkat

Evaluasi

F. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian dilakukan oleh Rukmini (2014) Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bermain Peran pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah II Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen”. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini dengan bermain peran di TK Aisyiyah II Sragen tahun ajaran 2013/2014. Subyek pelaksanaan tindakan ini adalah anak kelompok A di TK Aisyiyah II yang berjumlah 18 anak. Objek penelitian ini adalah guru dan anak TK Aisyiyah II Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil persentase pencapaian setiap anak dengan persentase keberhasilan yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya, analisa data pembelajaran bermain peran dilakukan dengan

analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui bermain peran. Kemampuan berbahasa anak pada pra siklus mencapai 11,11%, siklus pertama 61,11%, dan siklus kedua menjadi 83,33%. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa variasi dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan berbahasa melalui bermain peran karena pembelajaran dilakukan di luar kelas. Dengan demikian, dapat terbukti bahwa penerapan bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok A di TK Aisyiyah II Sragen tahun ajaran 2013/2014. 10

2. Penelitian dilakukan oleh Ariyani (2013) Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bercerita dengan Sandiwara Boneka pada Anak Kelompok A di TK Aisyiyah Kismoyoso Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2012/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan kemampuan berbahasa melalui metode bercerita dengan sandiwara boneka pada anak kelompok A TK Aisyiyah Kismoyoso Ngemplak Boyolali Tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan ini adalah anak kelompok A TK Aisyiyah Kismoyoso yang berjumlah 26 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara

dan

dokumentasi.

Keabsahan

data

diperiksa

dengan

trianggulasi. Data dianalisis dengan tehnik koparasi/perbandingan, yaitu membandingkan hasil yang dicapai oleh anak dengan indikator kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. Kemampuan berbahasa anak berkembang dari prasiklus 50% menjadi 51% pada siklus I. Pada siklus II kemampuannya meningkat menjadi 60% dan pada siklus III meningkat hingga mencapai 80%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 10 Rukmini, ‘Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok a Tk Aisyiyah Ii Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2013/2014’, 2014.

melalui penggunaan metode bercerita dengan sandiwara boneka dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Adapun langkah-langkah yang membuat metode bercerita dengan sandiwara boneka dapat mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan alat yang diperlukan, yang diantaranya adalah beberapa boneka, panggung boneka, dan alat peraga lain yang di gunakan dalam bercerita. 2. Guru mengatur tempat duduk anak-anak, yaitu guru mengajak anak-anak membuat lingkaran sambil menyanyi, supaya anak merasa senang dan gembira. 3. Guru memberi rangsangan agar anak mau mendengarkan dan bercakapcakap dengan boneka. Dalam hal ini peneliti memberikan apersepsi dahulu dengan memperkenalkan tokoh-tokoh dalam cerita. 4. Peneliti melaksanakan percakapan antar boneka. Peneliti mulai bercerita. 5. Setelah peneliti selaesai bercerita, peneliti memberi kesempatan kepada anakanak untuk menceritakan kembali cerita tersebut. 6. Bagi anak-anak yang mampu bercerita kembali, peneliti memberikan riword kepada anak tersebut dalam bentuk. 11

G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat diajukan rumusan hipotesis tindakan adalah “Penggunaan media boneka tangan pada anak diduga dapat mengembangkan kemampuan berbicara di Kelas B TK Al-Irsyad Cikandang Cileunnyi Kabupaten Bandung.”

H. Langkah-langkah P...


Similar Free PDFs