PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS.pdf PDF

Title PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS.pdf
Author Fras Adi
Pages 31
File Size 249.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 12
Total Views 662

Summary

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS “CAFE LABU” USM Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik Disusun Oleh: 1. Ridho Adika Frasetyo D.111.14.0097 2. Adi Hidayanto D.111.14.0092 3. Abdul Rauf Hasimi D.111.14.0118 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG 2015 i DAFTAR I...


Description

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS “CAFE LABU”

USM Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik

Disusun Oleh: 1. Ridho Adika Frasetyo 2. Adi Hidayanto 3. Abdul Rauf Hasimi

D.111.14.0097 D.111.14.0092 D.111.14.0118

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG 2015 i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1 BAB II ASPEK PEMASARAN .........................................................................3 2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning).....................3 2.2 Dari segi permintaan.............................................................................4 2.3 kondisi pasar ..........................................................................................5 2.4 Penetapan harga ....................................................................................5 2.5 Anggaran biaya produksi ......................................................................6 2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran .............................................7 2.7 Program Pemasaran ...............................................................................7 2.8 Faktor persaingan...................................................................................7 BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI.................................................8 3.1 Lokasi usaha............................................................................................8 3.2 Daerah pemasaran ..................................................................................9 3.3 Tenaga kerja............................................................................................9 3.4 Mesin dan Peralatan penggolahan ..........................................................9 3.4 Proses ......................................................................................................11

ii

BAB IV ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT.................................12 4.1 Pengorganisasian ...................................................................................12 4.2 Legal dan Lingkungan ..........................................................................13 4.3 Pengarahan dan pengawasan .................................................................13 BAB V ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN.............................................14 5.1 Dana Investasi........................................................................................14 5.2 Biaya modal kerja ..................................................................................14 5.3 Sumber pembiayaan...............................................................................20 5.4 Keuntungan............................................................................................20 BAB VI ANALISIS KRITERIA INVESTASI...................................................21 6.1 Perhitungan kriteria investai ..................................................................21 KESIMPULAN...................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................28

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

Di Indonesia penyebaran buah labu kuning telah merata, hampir disemua kepulauan Nusantara terdapat tanaman buah ini. Selain penanaman dan cara perawatan serta pemeliharaannya yang terbilang mudah, buah labu menjadi sumber pangan andalan yang kaya akan gizi. Dengan sedikit ‘sentuhan’ nilai ekonomi dari labu kuning ini makin tinggi ketika telah diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan makanan. Buah labu kuning merupakan jenis tanaman yang produktif sebab setiap satu hektar lahan dapat menghasilkan 20-40 ton buah labu kuning setiap pemanenannya. Buah labu kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B, dan C, mineral, serta karbohidrat, daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai penangkal berbagai jenis kanker. Sifat labu yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A) cukup tinggi, buah ini dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan lainnya.. Andaikan setiap hari per orang mengkonsumsi 70 gram labu kuning

itu cukup untuk

memenuhi jumlah asupan vitamin A yang diperlukan oleh tubuh. Tetapi sampai sejauh ini pemanfaatannya yang belum optimal dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan-bahan sehat yang ada disekitar lingkungan kita. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan buah labu kuning yang perlu adanya penganekaragaman produk sehingga mendorong pemanfaatan waluh yang lebih luas. Dari hasil labu kuning yang melimpah, menjadi salah satu faktor pendorong munculnya inovasi usaha pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utama caffe tersebut, dengan mempromosikan berbagai macam varian olahan pangan berbahan utama labu kuning diharapkan masyarakat sekitar akan memahami pentingnya kesehatan yang berasal dari makanan yang masyarakat konsumsi.

Selain itu keadaan perekonomian yang tidak pasti di Negara berkembang seperti Indonesia ini membuat mata pencaharian masyarakat khususnya didaerah perkotaan tidak stabil sehingga memaksa masyarakat untuk lebih berfikir secara keras lagi dalam membuka lapangan usaha sendiri untuk melangsungkan hidupnya sehingga pengangguran tidak terlalu meningkat. Namun pada faktanya tiap tahun angka pengangguran terus bertambah seiring persaingan pasar masyarakat Asia. Dari hal tersebut banyak masyarakat khususnya masyarakat perkotaan iv

berada dalam kondisi stress karena minimnya waktu untuk istirahat yang kebanyakan waktunya digunakan untuk menyelesaikan dan memikirkan tentang pekerjaannya. Kesibukan aktivitas yang begitu padat kadang membuat orang berada dalam tekanan untuk bisa berfikir lebih jernih dan tenang. Sehingga dibutuhkan tempat-tempat yang begitu nyaman untuk menghapus semua kejenuhan dan tekanan hidup masyarakat. Sehingga muncullah sebuah ide untuk mendirikan sebuah caffe seperi apa yang diinginkan pelanggan. Konsep yang tawarkan adalah dimana labu kuning merupakan icon dan mascot utama dari perencanaan pendirian caffe ini. Dengan memperkenalkan labu kuning bukan hanya makanan yang hanya dikonsumsi oleh orang pedesaan saja namun sekarang orang perkotaan pun bisa menkonsumsi serta menikmati labu kuning ini sebagai panganan untuk segala jenis lapisan masyarakat. Dengan tujuan untuk memperkenalkan buah labu kuning dan memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan yang haus akan tempat-tempat yang unik untuk dapat bisa berfikir secara jernih dan melepaskan segala kejenuhannya, dengan mendirian usaha “CAFFE LABU” . Dengan pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utamanya diharapkan akan mengatasi berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat perkotaan yang haus akan tempat-tempat unik dan menyenangkan guna mengobati stress yang diderita, serta memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat petani labu kuning karna dengan pendirian caffe ini diharap bisa memperkenalkan labu kuning keberbagai lapisan masyarakat yang pastinya akan menaikan harga jual dari labu kuning itu sendiri.

v

BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Dalam pendirian cafe labu, memiliki banyak peluang karena cafe labu ini termasuk usaha baru, sehingga memiliki sedikit pesaing. Selain itu, bahan baku dalam pembuatan cafe labu sangat mudah di dapat dan harganya pun murah. Buah labu kuning dari petani yang hanya dijual 2000 rupiah saja perkilonya, sehingga perlu pengembangan produk dari labu dan meningkatkan harga buah labu kuing tersebut. Pengolahan buah labu kuning yang mudah, serta kandungan gizi yang tinggi maka membuat produk yang dihasilkan berkualitas. Masyarakat Indonesia yang komsumtif memugkinkan penjualan produk yang tinggi. Sistem promosi menggunakan pamflet, papan nama, media sosial, dan gratis untuk produk tertentu dalam waktu satu minggu. Cafe ini ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat, seperti mahasiswa, pelajar, pekerja dan masyarakat umum lainya.

2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning) Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam hasil produksi dari usaha pembuatan café labu ini. Daerah semarang yang umumnya banyak mahasiswa ataupun masyarakat usia muda, sangat cocok untuk didirikan sebuah café. Daya beli masyarakat Indonesia yang tinggi dan sangat komsumtif cafe cocok untuk dikembangkan. Selain itu buah labu yang diolah disesuaikan dengan keinginan pasar dan citarasanya pun disesuaikan dengan daerah sekitar, namun memiliki citarasa yang berbeda dari makanan biasa. Segmentasi demografis pelanggan potensial yang café labu pilih yaitu usia lima tahun keatas. Café labu memilih usia lima tahun keatas karena usia lima tahun adalah usia minimal seorang anak makan direstoran atau bisa dibilang sebagai segmen keluarga. Keluarga zaman sekarang juga banyak yang memilih makan di restoran dibanding memasak dirumah dan hal ini sudah banyak dilihat pada saat jam makan malam. Lalu satu segmen lagi adalah usia 16 tahun atau remaja, pada umumnya sudah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan membeli produk dan umumnya lebih bebas menggunakan uang saku. Dilihat dari uang saku itu sendiri rata – rata remaja zaman sekarang memiliki jumlah yang cukup banyak, hal ini diperkuat kenyataan banyak remaja yang membawa kartu debit ataupun kredit. Dari sisi psikografis anak muda atau remaja lebih memilih makan diluar untuk menaikan gengsi di mata teman – temannnya. walau tidak terlihat secara kasat mata namun anak muda ingin dipandang tinggi oleh teman – temannya karena memberikan rasa puas dan percaya diri. vi

Targeting adalah keputusan dimana setelah segmen pasar diidentifikasikan maka perusahaan menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi sasaran yang lebih kecil dan didefinisasikan dengan lebih baik(Kotler 2009, hal 249) Target utama Café labu adalah anak muda atau remaja dan para pekerja pabrik sekitar BSB City. Positioning adalah tindakan merancang penawaran atau citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran sasaran, tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan (Kotler 2009, hal 292-293). Keunggulan kompetitif yang ditawarkan : 1. Mempunyai menu dari labu yang membedakan dari café – café lainnya. 2. Kenyamanan suatu tempat untuk berkumpul yang menyediakan berbagai makanan dan minuman, serta cemilan bagi para pengunjung yang hanya ingin bersantai. Serta memberikan fasilitas WiFi, full music dan jasa print.. 3. Pelayanan yang santai namun tetap tepat sehingga pengunjung puas. 4. Perbedaan harga dengan cafe-cafe lainnya membedakan café labu dengan cafe lainnya, karena harga di cafe ini sesuai standar kemampuan mahasiswa

dan

pekerja( disesuaikan dengan porsi )

2.2 Dari segi permintaan Permintaan adalah estimasi jumlah perkiraan konsumen. Perkiraan permintaan (perkiraan jumlah penduduk kota semarang barat 2015 = 176.497 jiwa) dengan asumsi bahwa 40% penduduk kota Semarang barat adalah pasar potensial.

vii

Tabel 1. Perkiraan permintaan Tahun

Jumlah Permintaan

Peningkatan (%)

2015

176.497 x 40% = 70598,80

-

2016

202.972 x 40% = 81188,62

± 15%

2017

206.943 x 40% = 82777,09

± 15%

2.3 kondisi pasar Meninjau pendirian cafe yang tiap tahun semakin menjamur dierbagai kota besar namun dengan tema yang sama, disinilah terdapat peluang besar dengan mendirikan cafe bertemakan labu kuning sebagai icon utamanya. Dengan cara pembayaran langsung pada kasir yang terdapat dalam cafe labu tersebut yang sebelumnya pelanggan diberikan berbagai menu makanan dan minuman Rantai pemasaran dalam penjualan produk labu langsung kepada konsumaen, sehingga margin (keuntungan) yang diterima cukup besar. Selain itu café labu juga melayani pemesanan dalam jumlah banyak, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya rantai baru kepada konsumen. 2.4 Penetapan harga Café labu ini memiliki beberapa menu dengan harga sebagai berikut: Makanan: Bubur manado............................................................................... Rp 15.000,Bubur susmsum labu..................................................................... Rp 10.000,Gagan waluh besantan .................................................................. Rp10.000,Lodeh krecek................................................................................. Rp 10.000,Nasi tim daging lazu ..................................................................... Rp17.000,Sayur bayam pitula waluh............................................................. Rp 10.000,Sup Labu kuning ........................................................................... Rp 12.000,Tumis waluh terong ungu ............................................................. Rp 12.000,-

Minuman : Es krim labu .................................................................................. Rp 8.000,Cendol labu ................................................................................... Rp 5.000,Setup labu...................................................................................... Rp 4.000,Es hunkwe labu ............................................................................. Rp 6.000,viii

Jus labu.......................................................................................... Rp 5.000,Flan labu kuning ........................................................................... Rp 7.000,Candil labu .................................................................................... Rp 5.000,Jus buah......................................................................................... Rp 5.000,Desert: Pudding labu ................................................................................. Rp 12.000,Brownis labu ................................................................................. Rp 12.000,Pumkin cake labu.......................................................................... Rp 13.000,Kelepon labu ................................................................................. Rp 10.000,Donat labu..................................................................................... Rp 9.000,Pudding lapis labu......................................................................... Rp 12.000,Lapis labu...................................................................................... Rp 10.000,Sesuai dengan target café labu yang memberikan produk dan pelayanan sesuai untuk mahasiswa dan pekerja pabrik terutama. Maka harga-harga yang ditawarkan juga tidak terlalu besar. Untuk minuman harga dibawah Rp 10,000. Untuk makanan berkisar dua puluh ribuan, dan untuk cemilan dibawah Rp 15,000,-. Ini sangat pas untuk kalangan mahasiswa dan pekerja terutama yang kos dan merantau. 2.5 Anggaran biaya produksi Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitungmelalui seluruh biaya (total cost) yang dibebankan untuk produksi tersebut.Untuk menentukan biaya dari produk yang dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, antara lain a.

Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi produk sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan dalam waktu satu bulan. b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerjalangsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi.perhitungan upah dan gaji dihitung berdasarkan jam kerja kariyawan. c. Biaya overhead Biaya overhead terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya asuransi , dan biaya lainya. 2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran Sistem pembayaran produk dilakukan secara cash, yaitu pelanggan yang dating ke café akan memilih menu di kasir dan langsung melakukan pembayaran. Lalu pelanggan akan diarahkan ix

ke meja yang kosong oleh kasir dan pesanan pelanggan akan diantar oleh pelayan. Biaya pemasaran seperti biaya transportasi, biaya pajak, dan pungutan lainya akan dibebankan kepada pelanggan. 2.7 Program Pemasaran Berdasarkan uraian diatas, harga produk dsesuaikan dengan pasar yang dituju yaitu hanya berkisar antara Rp 5.000,- sampai Rp 20.000,-. Bahan baku utama produk diperoleh dari daerah Kendal, karena harga lebih merah dari para petani langsung dan jarak antara tempat produksi tidak terlalu jauh. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung dan biaya overhead ditanggungkan kepada konsumen. Promosi produk dilakukan baik didalam maupun diluar café, seperti media social, brosur, papan nama, dan lainya. 2.8 Faktor persaingan Usaha café ini mungkain akan memiliki pesaing karena peningkatan jumlah restoran dan café berkisar 15-20% sehingga pertumbuhan bisnis ini termasuk tinggi. Namun, dengan keunikan café labu yang belum ada di daerah semarang dan sekitarnya maka kemungkinan kecil untuk pesaingnya. Selain itu cafe labu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dengan adanya layanan complain pelanggan, sehingga dapat mempertahankan pelanggan dan meningkatkan kualitas.

x

BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI Pada aspek teknis, hal yang dikaji adalah perancangan jasa layanan, perencanaan kapasitas layanan dan rencana produksi. Perancangan jasa layanan diambil berdasarkan rancangan kerja yang diinginkan agar dapat memuaskan konsumen pada saat pelayanan. Prosedur pelayanan kerja dibuat dalam bentuk Standard Operational Procedure (SOP) agar setiap pengerjaannya akan memenuhi standar yang telah dibuat Analisis Kelayakan Usaha café labu. Perencanaan kapasitas layanan dipengaruhi dari waktu proses rata-rata setiap produk. Sedangkan target layanan yang akan dipenuhi adalah 3924 konsumen dalam satu bulannya, besarnya target layanan didasarkan terhadap target pasar yang diambil.Perencanaan kapasitas layanan ini dipengaruhi juga oleh faktor lainnya seperti jam operasional dan banyaknya stasiun kerja. Waktu proses pembuatan produk didapat dari perhitungan menggunakan manual dengan menggunakan alat bantu stopwatch. Sedangkan jam operasional dari usaha Café labu adalah 11 jam yaitu dari jam 13.00-24.00 yang dibagi dalam dua sift. Berdasarkan hasil analisis kelayakan aspek teknis, maka usaha Steak Cafe dikatakan layak karena perancangan layanan setiap bagian tersedia dengan menggunakan SOP untuk paduannya, dan kapasitas mampu memenuhi target produksi yang telah ditetapkan. 3.1 Lokasi usaha Lokasi usaha akan didirikan didaerah BSB city karena merupakan daerah yang masih berkeembang dan cocok untuk usaha baru seperti café labu ini. Daerah BSB city merupakan daerah yang setrategis karena merupakan penghubung antara daerah Kendal dan semarang. Selain itu bahan baku utama akan lebih murah dan mudah untuk didapat. Tersedianya berbagai fasilitas seperti listrik dan air yang memadai, beberapa fasilitas pendukung lainnya, serta pembanggunan yang terus berkembang di BSB citiy. Sehinggga memungkinkan bertambahnya pelanggan café labu, Karena bertambahnya berbagai fasilitas seperti jalan raya, sekolah, pabrik, dan transportasi umum.

xi

3.2 Daerah pemasaran Daerah pemasaran produk yang terus berkembang, serta lokasi usaha yang lebih mudah untuk memperoleh bahan baku dalam jumlah banyak dengan harga murah. Kebijakan untuk menyedikan jasa delivery order juga akan memperluas daerah pemasapan serta promosi dari café labu. 3.3 Tenaga kerja Tenaga kerja akan diambil dari penduduk sekitar café labu sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi yang tinggi. Selain itu suplay tenaga kerja dirasa cukup kaerna usaha café labu tidak terlalu membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Dalam mencari tenaga kerja, Café labu menggunakan sistem rekrutmen terbuka dengan cara membuat iklan di Koran lokal ataupun media social dan mengirimkan surat lamaran langsung ke administrasi . Kualifikasi yang dibutuhkan Café Labu sebagai berikut: 1. Selalu bersemangat 2. Disiplin...


Similar Free PDFs