Protean teacher doc - Lecture notes 10 PDF

Title Protean teacher doc - Lecture notes 10
Author Monica Markuss
Course Psikologi Pendidikan
Institution Universitas Padjadjaran
Pages 24
File Size 337.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 213
Total Views 303

Summary

Rangkuman MateriTopik 1 : Mengenal Karir Protean GuruApa itu Karier Protean? Karier Protean adalah wujud respon atas kecenderungan munculnya bentuk karier yang lebih independen, tidak bergantung pada tuntutan organisasi dalam hal meraih kesuksesan (Douglas T. Hall pada bukunya The Career is Dead - L...


Description

Rangkuman Materi Topik 1 : Mengenal Karir Protean Guru Apa itu Karier Protean? Karier Protean adalah wujud respon atas kecenderungan munculnya bentuk karier yang lebih independen, tidak bergantung pada tuntutan organisasi dalam hal meraih kesuksesan (Douglas T. Hall pada bukunya The Career is Dead - Long Live the Career (1976)) Gambaran perilaku orang dengan sikap Karir Protean: 1. Fleksibel : Mampu menyesuaikan pemahamannya dengan lingkungan pekerjaannya 2. Mau belajar terus menerus : Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemampuan 3. Bebas akan nilai : Fokusnya ke arah pengembangan diri 4. Keberhasilan psikologis (Peningkatan kompetensi dan keterampilan) lebih utama dibanding keberhasilan objektif seperti gaji, kenaikan pangkat, dan sebagainya Tahapan menuju karir protean 1. Merdeka Belajar : Guru mampu mengendalikan, melakukan dan merefleksikan proses belajar; serta mampu melaksanakan tugas secara optimal 2. Merdeka Berkolaborasi : Guru menyadari pentingnya berkolaborasi dibanding kompetisi. 3. Merdeka Berkarya (Karir Protean) : Guru mampu menentukan arah karir dan mewujudkannya Karier guru tidak harus selalu menjadi kepala sekolah, pengawas, pemilik yayasan atau yang semisalnya. Pengembangan karier guru ini bisa menjadi seperti pohon. Batang utamanya adalah pendidik, guru, sedangkan cabang, dahan dan rantingnya adalah pilihan karier lainnya. Bagaimana cara mengembangkan karir protean bagi guru? 4K 1. Kemerdekaan Sebagai guru kita perlu memiliki kemerdekaan dalam belajar. Kita perlu senantiasa belajar hal-hal baru yang sejalan dengan pengembangan minat dan potensi yang kita miliki. Sebagai seorang pembelajar yang merdeka, kita tidak tidak perlu bergantung pada siapapun untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Pelajari apa yang menurut kita perlu kita pelajari untuk mengembangkan karir protean. 2. Kompetensi Jika misalnya kita tertarik dengan dunia pengajaran dan ingin mengembangkan karir sebagai guru pelatih, maka kita bisa terus mempelajari dan mengembangkan kompetensi-kompetensi pokok seorang pelatih. 3. Kolaborasi Dengan melakukan kolaborasi kita bisa mengembangkan kompetensi, menambah jejaring serta meningkatkan daya dukung kita dalam mengembangkan karir protean.

4. Karier Karier ini akan terus menerus tumbuh seiring dengan kemerdekaan belajar yang kita miliki, kompetensi yang kita kembangkan dan kolaborasi yang kita lakukan. Tapi perlu diingat bahwa pengembangan karier ini sifatnya juga tidak instan. Dibutuhkan waktu, kesabaran, kerja keras dan persistensi untuk mencapai jenjang karir yang kita inginkan. Talkshow Pentingnya Membangun Sikap Karir Protean Speaker : Mas Aye 1. Menurut Mas Aye, apa saja yang membedakan pengembangan karir guru konvensional dengan karir protean guru? Jadi kalau karir konvensional yang kita tau pada umumnya akan dimulai dari guru honorer, lalu menjadi guru tetap yayasan, dan guru PNS. Lalu setelah sekian tahun mungkin akan menjadi wakil sekolah, lalu kepala sekolah. Di sekolah negeri, mungkin bisa juga menjadi pengawas, sementara di sekolah swasta bisa menjadi bagian dari yayasan dan seterusnya. Jadi boleh dibilang bahwa karir guru konvensional selalu terikat dengan lembaga. Kalau lembaga tidak menaikkan pangkatnya maka karirnya tidak berkembang. Berbeda dengan karir protean. Kalau karir konvensional terikat dengan lembaga, kalau karir protean menjadi karir mandiri dimana yang membuat guru naik jenjang karirnya bukan lembaga, sekolah, atau lembaga tapi dirinya sendiri. Intinya karir protean lebih fleksibel, dimana guru mau jadi apa saja bisa selama dia ga meninggalkan tugasnya sebagai guru sementara karir konvensional termasuk rigid, kaku, terikat dengan lembaga sementara karir protean lebih fleksibel, dinamis, dan mandiri 2. Nah berdasarkan pengalaman Mas Aye selama ini, mengapa mengembangkan sikap karir protean menjadi urgensi yang perlu dilakukan oleh seorang guru? Kalau kita ngomong karir guru konvensional, katakan guru menjadi kepala sekolah atau pengawas, kita coba pikirkan saja memang sekolah di Indonesia ada berapa? Bandingkan dengan jumlah guru. Kalau tidak salah tahun 2017, datanya ada 2.7 juta guru, sementara sekolahnya cuma ada 280.000. Jadi bayangkan, kalau kita sebagai guru bergantung dengan sekolah terhadap pengembangan karir kita belum tentu bisa jadi kepala sekolah. Karena itu kenapa urgen bagi kita, karena kita tahu bahwa sekolah dan lembaga manapun tidak bisa menjamin karir kita Kalau kita memilih karir protean, gak terikat dengan apapun jadi kita mau jadi guru sambil bikin konten atau jadi penulis bisa, bahkan jika ingin membangun toko roti sendiri karena merupakan guru tata boga itu juga bisa. Jadi bebas saja, tidak perlu bergantung pada lembaga tertentu 3. Kalau begitu, bagaimana nih cara agar bisa mulai membangun sikap karir protean, terutama ketika kita sudah terbiasa dengan jalur pengembangan diri yang konvensional? Kalau kita mau berhasil dengan jalur karir protean, pasti berat sekali tantangannya.

Karena sekitar kita belum banyak yang memilih jalur karir protean. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membangun sikap mental karir protean ini adalah dengan banyak terekspos dengan teman-teman yang sama-sama merintis jalur protean. Sering-sering ngumpul dan sharing dengan orang-orang yang sama-sama guru yang memilih jalur protean. Contohnya, saya mengembangkan karir sebagai guru online, saya punya teman yang karir proteannya jadi penulis atau membuat konten digital. Saya sering-sering ngobrol sama mereka.

Talkshow Peluang dan Tantangan Karir Protean Guru Speaker : Mas Aye 1. Berdasarkan pengalaman Mas Aye, ada tidak tantangan-tantangan yang dihadapi selama mengembangkan diri secara mandiri? Bagaimana cara Mas Aye mengatasinya? Salah satu tantangan yang paling terasa adalah waktu. Saya jadi guru online baru dari tahun 2018, cuma dari segi intensitas dan banyaknya proyek yang dikerjakan baru muncul di tahun 2015. Saya baru mendapatkan penghasilan yang cukup baru di tahun 2018 keatas. Dari segi materi dan trust publik baru terasa di 2018. Ada waktu yang lumayan panjang yang menjadi challenge tersendiri. Sempat merasa apakah sudah benar yang sudah dilakukan. Tapi karena ada teman yang sama-sama yang memilih karir protean, akhirnya menjadi terkuatkan. Kita sama-sama percaya bahwa suatu saat nanti pasti ada hasilnya. 2. Lalu bagaimana cara Mas Aye bisa membangun mindset untuk memprioritaskan pengembangan diri dan mengesampingkan hal-hal seperti gaji, kenaikan pangkat, dan sebagainya Untuk memiliki mindset itu memang butuh teman. Kadang kalau cuma sendiri, kalau capek gak ada yang menguatkan. Kalau bingung, gak ada yang bisa diajak ngobrol. Jadi sempat drop, tidak produktif, dan sempet kepikiran untuk pindah profesi. Jadi memang berat. Nah akhirnya balik lagi ke punya teman atau berjejaring dengan orang yang memiliki pemahaman yang sejalan sehingga dari situ saling menguatkan. Yang penting jangan meninggalkan peran kita sebagai guru. 3. Nah menurut Mas Aye, apakah kesempatan untuk mengembangkan diri secara mandiri semakin lebar selama masa pandemi atau malah menjadi hambatan tersendiri? Kalau kita ngomongnya guru online, sekarang adalah masa-masa panen. Karena sekarang proses belajar sudah jauh berbeda dengan dulu. Salah satu hasil refleksi saya kenapa karir saya bisa melejit, karena jaman dulu belajar online bukan sesuatu yang menjadi lumrah. Sekarang belajar online bisa terjadi dimanapun. Menurut saya, sekarang masa pandemi justru saatnya bagi kita yang memilih karir protean untuk terus mengembangkan karir kita. Sekarang orang itu hyperconnected, sehingga kita bisa menjajakan diri lewat platform media sosial yang bisa diakses orang lain dengan mudah. Sehingga orang bisa lebih mudah mengenal kredibilitas

kita. Sehingga ini adalah kesempatan emas yang harus diambil. 4. Kan pada akhirnya tujuan dari seorang guru adalah kesejahteraan dari murid-muridnya. Nah setelah mengembangkan sikap karir protean, apakah terdapat dampak-dampak positif yang dirasakan juga oleh murid yang diajari oleh Mas? Dari pengalaman saya, kesejahteraan murid itu sangat berkaitan dengan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru disini tidak hanya kesejahteraan secara materi. Jadi kalau guru bisa mencapai itu, maka murid juga bisa. Kalau saya bisa enjoy mengajar sebagai guru, dan saya bisa menjalankan peran saya secara maksimal sebagai guru maka murid-muridnya juga bisa ngerasain. Saya lihat dari mana? Saya melihat dari intensitas kami berkomunikasi. Pas ngobrol sama mereka, mereka jadi lebih terbuka dengan saya. Saya merasa keterbukaan mereka adalah wujud dari dia yang merasa bahagia dan sejahtera. Saya pikir ini ada sangkut-pautnya dengan kesejahteraan saya. Saya tidak terbayang jika saya tidak bahagia, maka respon saya ke murid akan tidak bagus. Kalau respon saya tidak bagus, maka respon murid juga tidak akan bagus. Jadi saya melihat bahwa ada hubungannya pengembangan karir secara protean dan kesejahteraan murid.

Topik 2 : Membangun Kredibilitas sebagai Guru di Platform Pembelajaran Online Strategi Membangun Karir Guru di Platform Online Langkah-langkah membangun karir ● Membuat dan membagikan konten pada platform online (contoh: Youtube) ● Berkolaborasi dengan perusahaan, rekan, maupun teman untuk membuat konten ● Menjadi guru privat serta memenuhi panggilan lembaga sebagai fasilitator ● Membuat program dan membuka kelas pada platform online ● Menjual konten pembelajaran yang dibuat Membangun Kredibilitas Salah satu cara untuk membangun kredibilitas sebagai guru di platform online adalah dengan menjawab pertanyaan murid. Dengan begitu anda dapat membangun portofolio yang berisi diskusi tanya jawab dengan murid untuk membangun reputasi sebagai guru online. Platform online yang dapat digunakan untuk melakukan tanya jawab dengan murid ● Brainly ● Youtube ● Facebook ● Instagram ● Blog ● Sekolah.mu

Tips menjawab Pertanyaan Murid Secara Online ● Gunakan kata sapaan yang disukai oleh murid ● Gunakan media penjelasan yang tepat ● Jangan langsung menuju inti jawaban ● Pastikan bahwa anda mengapresiasi

Talkshow Tantangan Menjadi Guru Online Speaker : Mas Aye 1. Mas Aye sempat bercerita bahwa konten-konten pengajaran yang diupload di Youtube ternyata bisa ramai ditonton oleh banyak orang. Kira-kira apa saja yang pernah dilakukan agar konten-konten tersebut akhirnya bisa tersebar dan ditonton oleh orang lain? Sebenarnya yang akhirnya ditonton oleh banyak orang itu hanya segelintir konten yang pernah saya buat. Jadi waktu di awal-awal ga selalu ‘hits’. Tapi semakin lama, saya bikin makin banyak. Jadi apa yang saya lakukan adalah riset. Awalnya riset kecil-kecilan, kalau bikin konten tertentu dapat berapa views-nya. Lalu akhirnya saya melakukan riset dengan mengobrol dengan audiensnya. Kalau punya saya sekarang saya bikin konten untuk guru, sehingga saya ngobrol dengan guru. Sehingga apa yang saya buat sesuai dengan kebutuhan guru. Jadi kalau bikin konten pastikan bahwa konten tersebut sesuai dengan kebutuhan audiens. Coba libatkan murid atau audiens anda ketika akan membuat konten. Jadi coba buat konten yang dibutuhkan oleh audiens, bukan buat konten yang kita rasa mereka butuhkan. 2. Nah selama membangun karir sebagai guru di platform online tersebut, adakah hambatan-hambatan yang dihadapi? Bagaimana cara Mas Aye mengatasinya? Kalau ngomongin platform online hambatan yang paling sering terjadi adalah penggunaan platform itu sendiri. Tahun 2013 youtube itu gak kayak sekarang, saya gatau fungsi-fungsinya segala macam. Jadi saya agak struggling mempelajari bagaimana cara menggunakan platform online itu. Pola itu terjadi di youtube, dan ketika saya mulai memuat konten yang lebih ‘profesional’. Saya belajar cara menggunakan kamera yang lebih canggih terus gimana caranya ngembangin naskah, dan menggunakan platform digital. Jadi lebih banyak ke tantangan teknis. Tapi pada akhirnya, kalau kita kita pembelajarannya merdeka, kita mau belajar, meskipun ada kendala teknis pasti kita akan cari caranya seperti apa. 3. Berdasarkan pengalaman Kak Aye mengajar di sekolah lalu mengajar di platform online, adakah kelebihan dan kekurangan yang dirasakan dari kedua metode belajar tersebut? Salah satu yang paling keliatan bedanya itu adalah interaksi. Jadi kalau mengajar konvensional atau mengajar offline itu kelebihannya adalah kita bisa punya bonding yang lebih kuat sama murid-murid. Karena kalau di offline, kita bisa langsung liat

ekspresi mereka pas lagi ngajar. Kalau kita mengajar dan mereka gak ngerti, itu kan keliatan dari mukanya. Kalau di online agak susah. Kalau muridnya matiin kamera atau mereka pakai aplikasi buat looping video, kita gatau. Tapi menariknya, ada kelebihannya online juga yaitu ada pada skala. Kalau kita mengajar offline, paling banyak kita bisa nge-handle 40 murid dengan kondisi kondusif. Kalau di platform online, kita bikin satu konten itu bisa diakses oleh jutaan murid sekaligus. Saya punya konten dan sampai sekarang masih banyak yang dipakai dan membantu. Jadi itu kelebihannya online. Saya pikir online dan offline itu bukan sesuatu yang perlu dibenturkan, tp kita bisa mengambil aspek positif dari setiap kanal yang kita pakai. Talkshow Pengalaman Menjawab Pertanyaan Murid secara Online Speaker : Mas Aye 1. Menurut Mas Aye, apakah orang-orang yang belum memiliki pengalaman mengajar bisa memulai karir sebagai guru di platform online? Bisa banget. Tapi yang belum memiliki pengalaman mengajar pasti membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang sudah mulai duluan. Tapi gak masalah, karena pada ujungnya ini hanya masalah waktu dan ketahanan aja 2. Selain melakukan diskusi online dengan murid, apakah ada cara lain yang pernah Mas Aye lakukan untuk meningkatkan kredibilitas sebagai guru online terutama yang bisa dikemas sebagai portofolio yang bisa dilihat orang lain? Ada dengan cara bikin konten, atau video mengajar. Kita juga bisa membuat portofolio dengan bentuk lain. Contoh kalau kita mau membangun karir protean lewat jadi guru penulis artinya kita banyakkin tulisannya. Kalau misalnya kita mau membangun karir protean sebagai pembuat konten yaudah artinya perbanyak kontennya. Jadi kalau kita membangun kredibilitas sebagai karir protean sebagai guru online kita juga harus tau konteksnya seperti apa. Jangan disambung-sambung. Kalau kita ingin membangun karir protean sebagai penulis buku maka yang harus dikembangkan adalah menulis bukunya. 3. Apakah Mas Aye pernah mengalami situasi dimana Mas Aye tidak bisa atau kesulitan untuk menjawab pertanyaan dari murid? Apa yang Mas Aye lakukan di situasi tersebut? Pernah banget. Kalau modelnya konsultasi online dan asynchronous, biasanya saya akan cari dulu jawabannya. Tapi kalau kejadiannya online, saya akan akui kalau saya tidak mengerti atau saya akui bahwa saya butuh waktu lebih untuk menjawab pertanyaan mereka. “Bapak baru dapat pertanyaan seperti ini, bapak perlu mikir dulu nih. Nanti yah kita jawab”. Tenang saja, itu tidak akan menurunkan harga diri kita, justru menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan. Lalu saya akan kasih mereka garansi dalam bentuk kejelasan kapan saya akan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 4. Di materi menjawab pertanyaan murid, mas mengatakan bahwa sebaiknya tidak langsung memberikan inti jawabannya kepada murid, boleh dijelaskan

lebih lanjut gak alasannya? Yang sering saya temukan adalah terkadang murid itu memerlukan informasi tertentu tapi terkadang mereka tidak tahu cara nanya yang tepat sehingga mereka nanya ke arah yang berbeda. Kalau kita sebagai guru, langsung jawab pertanyaan yang pertama maka mereka tidak akan dapat apa yang dibutuhkan. Jadi yang saya lakukan adalah mengkonfirmasi lagi benar atau tidak pertanyaan yang diajukan.

Topik 3 : Persiapan Sebelum Melakukan Pengajaran di Platform Online Persiapan Sebelum Mengajar Tentukan apakah akan mengajar secara synchronous, yaitu murid dan guru berada pada waktu yang sama; atau asynchronous, yaitu murid dan guru berada pada waktu yang berbeda 1. Siapakan media pembelajaran (contoh: slide presentasi, video, alat peraga, quiz, poster, rekaman audio, dll.) 2. Menggunakan “Gimmick” (contoh: game online seperti Quizizz, Kahoot, Puzzle; polong interaktif seperti Mentimeter, Slido dll.; platform interaktif seperti Jamboard, Padlet, Seesaw) 3. Platform Video Conference (contoh: Zoom, Google Meet) 4. Rekam proses belajar-mengajar untuk evaluasi diri Tips Mengajar di Platform Online ● Menggunakan pembelajaran asynchronous agar menghemat kuota ● Membuat konten pembelajaran dalam berbagai bentuk misalnya podcast atau video pembelajaran ● Membuat konten dalam bentuk gambar dapat menggunakan software seperti Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Canva, dll. Pilihlah software atau aplikasi yang dirasa mudah digunakan dan Anda tergugah untuk belajar menggunakannya ● Membuat konten dalam bentuk audio dapat menggunakan software Adobe Auditor dan aplikasi lainnya ● Membuat konten dalam bentuk video dapat menggunakan device seperti handphone maupun kamera, lighting, software atau aplikasi mengedit video seperti Kinemaster, Film Maker, Adobe Premiere Pro, After Effect, Final Cut Pro, Vegas. ● Membuat konten dalam bentuk rekaman dari layar laptop atau komputer dengan menggunakan webcam dan software seperti Camtasia, OBS, dll. ● Utamakan agar siswa dapat belajar dengan optimal melalui video pembelajaran tersebut Menjadi Pencipta Konten Pengajaran Online Kunci utama : Gali potensi diri → tekuni → monetisasi

Talkshow Karakteristik Konten Pengajaran dan Persiapan Mengajar Online Speaker : Mas Aye 1. Tadi Mas Aye sudah memaparkan jenis-jenis konten (Visual, Kuis, Audio, Game, Media interaktif). Kira-kira apa kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis konten tersebut? Jadi kalau konten untuk konten grafis, dia keunggulannya adalah short. Jadi maksudnya orang kalau mau lihat informasi yang sekilas dan singkat itu enak pake infografis. Tapi dia memang terbatas untuk menyampaikan pesan dalam jumlah tertentu. Kalau video dia kelebihannya audio visual, jadi maksudnya dengan adanya visual dan audio tertentu itu akan membantu guru untuk menyampaikan sebuah konsep atau pengetahuan yang lebih kompleks. Kalau game itu kelebihannya ada di proses belajarnya. Kalau kita mendesain game, itu game bisa memunculkan sisi menarik. Kalau kuis, keunggulannya terletak pada kemampuan dia untuk bisa membantu murid mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. 2. Berdasarkan karakteristik dari masing-masing jenis konten tersebut, bagaimana cara Mas Aye memilih jenis konten yang sesuai dengan kebutuhan Mas? Mungkin lebih tepatnya kebutuhan belajar murid. Jadi biasanya kalau kita mau menentukan jenis konten apa yang ingin diproduksi. Kita harus lihat dulu nih kebutuhannya apa. Contohnya kalau kita hanya ingin memberikan informasi mengenai jenis-jenis uang, daripada memilih video yang penjelasannya panjang kenapa gak pake infografis aja. Sederhananya kalau cuma mau kasih informasi sederhana itu mending pake infografis. Kalau mau menyampaikan konsep yang agak kompleks atau tersirat itu bisa pake video. Kalau kita mau membantu murid untuk mengingat kembali itu bisa pake kuis. Kalau kita ingin murid untuk memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif itu bisa pake game. 3. Berdasarkan pengalaman Mas Aye, apakah terdapat persiapan tertentu secara mental ketika akan mengajar di platform online? Karena mungkin pengalamannya beda dengan ketika mengajar secara offline di sekolah. Iya pasti ada persiapan baik offline dan online. Kalau online itu biasanya lebih ke persiapan menentukan media yang akan kita pakai untuk menyampaikan sesuatu. Kalau offline pakai media tapi mungkin lebih hands-on. 4. Nah kalau begitu bagaimana caranya agar Mas Aye memastikan bahwa murid mas sudah memahami materi yang diberikan, terutama karena kita tidak bisa melihat secara langsung murid yang sedang kita ajari? Jadi pada dasarnya setiap proses belajar itu pasti harus diukur. Nah proses pengukuran pemahaman ini tidak terjadi di offline. Meskipun kita online sebenarnya kita juga bisa loh menguji pemahaman mereka. Misalnya kita baru aja selesai mengajar tentang strata sosial. Alih-alih kita memberikan mereka quiz tentang strata sosial itu apa. Sebenarnya kita juga bisa memberikan mereka semacam tugas atau

tantangan dimana mereka diminta untuk melihat kondisi lingkungan sekitar mereka terus kita minta mereka u...


Similar Free PDFs