Proteksi Radiasi dan Radiobiologi dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik PDF

Title Proteksi Radiasi dan Radiobiologi dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik
Author Arif Jauhari
Pages 7
File Size 316.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 135
Total Views 178

Summary

Proteksi Radiasi dan Radiobiologi dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik1 Arif Jauhari2 Pendahuluan Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, terutama penatalaksanaan klinis pasien di dalam pelayanan kesehatan. Sejak ditemukannya...


Description

Proteksi Radiasi dan Radiobiologi dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik1 Arif Jauhari2

Pendahuluan Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, terutama penatalaksanaan klinis pasien di dalam pelayanan kesehatan. Sejak ditemukannya sinar-X oleh Roentgen pada tahun 1895 dan kemudian diproduksinya peralatan radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik klinis, prinsip dasar dari radiografi tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu memproduksi suatu gambar pada reseptor film dengan sumber radiasi dari suatu berkas sinar-X yang mengalami absorbsi dan atenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh. Perkembangan teknologi radiologi telah memberikan banyak sumbangan tidak hanya dalam perluasan wawasan ilmu dan kemampuan diagnostik radiologi. Tetapi juga dalam proteksi radiasi pada pasien-pasien yang mengharuskan pemberian radiasi serendah mungkin sesuai dengan kebutuhan klinis. Hal ini merupakan aspek penting dalam pelayanan diagnostik radiologi dan perlu mendapat perhatian secara kontinyu. Selama radiasi, sinar-x menembus bahan/materi dan terjadi tumbukan foton dengan atom-atom bahan yang akan menimbulkan ionisasi didalam bahan tersebut. Oleh karena sinar-x merupakan radiasi pengion, maka kejadian inilah yang memungkinkan timbulnya efek radiasi terhadap tubuh, baik yang bersifat stokastik, non stokastik maupun efek genetik.. Dengan demikian diperlukan upaya yang terus menerus untuk melakukan kegiatan keselamatan dalam medan radiasi pengion melalui tindakan proteksi radiasi, baik berupa kegiatan survey radiasi, personal monitoring, jaminan kualitas radiodiagnostik, ketaatan terhadap prosedur kerja dengan radiasi, standar pelayanan radiografi, standar prosedur pemeriksaan radiografi. Semua perangkat tersebut untuk meminimalkan tingkat paparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi, pasien maupun lingkungan Tujuan proteksi radiasi adalah mencegah terjadinya efek non-stokastik yang membahayakan dan memperkecil frekuensi atau risiko efek stokastik sampai 1 2

Makalah pada Stadium Generale Radiografi 2010, Banjarmasin 10 April 2010 Managing Director Pusat Kajian Radiografi dan Imajing. [email protected] 1

pada suatu nilai yang dapat diterima oleh masyarakat. Agar tujuan proteksi radiasi dalam operasi normal seperti yang tercantum di atas terpenuhi, maka Radiografer perlu menerapkan sistem pembatasan dosis yang komprehensif.

Praktek Proteksi Radiasi Teknik proteksi radiasi umum harus digunakan apabila Radiografer melakukan penyinaran pada organ-organ yang diklasifikasikan sebagai organ sensitif. Salah satu organ tersebut adalah gonad. Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi ketika melakukan penyinaran gonad, yaitu bila kondisi di bawah ini terjadi: 1. Jika gonad terletak sedekat 5 cm dari berkas sinar utama meskipun telah dilakukan pembatasan luas lapangan penyinaran atau kolimasi. 2. Jika tidak ada pemeriksaan lain dan untuk tujuan pemeriksaan klinis tidak ada berkompromi. 3. Hal yang mesti diperhatikan adalah, apakah penggunaan perisai gonad akan menutupi daerah target. 4. Jika pasien masih memiliki potensi atau kemampuan reproduksi . Terlepas dari apakah pelindung gonad digunakan, kolimasi yang tepat dan akurat diperlukan untuk membatasi sinar-X. Selain itu juga mengurangi jumlah radiasi ke area yang tidak diperlukan. Metode ini juga berguna untuk meningkatkan mutu citra radiografi. Perlindungan radiasi juga diperlukan selama prosedur fluoroskopi, tempat memasukkan film/spot-film (Gambar 1), dan film radiografi baik untuk pemeriksaan gastrointestinal sebagian atau lengkap, yang pasien akan menerima radiasi. Hal ini dilakukan untuk memberikan tambahan filtrasi yang benar dan melindungi pasien dari mendapatkan dosis radiasi yang berlebih. Selanjutnya harus diperhatikan juga metode proteksi radiasi yang dipakai berdasarkan kepada kapasitas mesin dan peralatan serta aksesori yang tersedia. Faktor eksposi juga harus disesuaikan untuk memberikan radiasi paling rendah terhadap pasien (tanpa mengurangi mutu citra radiografi yang dihasilkan). Perlindungan pasien terhadap radiasi yang tidak perlu adalah tanggung jawab profesional dari Radiografer. Tetapi karena beberapa prosedur pemeriksaan radiografi dilakukan dengan teknik penyudutan sinar-X, maka harus diperhatikan juga kemungkinan terjadinya 2

pemasukan dosis radiasi melalui penyudutan sinar-X tersebut. Hal ini terutama pada pemeriksaan tulang kepala (yang mungkin berpengaruh terhadap daerah sekitar kepala atau malah juga daerah leher). Cara yang paling efektif untuk melindungi pasien dari radiasi yang tidak perlu adalah dengan membatasi berkas radiasi dengan menggunakan kolimasi yang tepat.

Gambar 1. Pembatasan area yang disinari pada prosedur floroskopi maupun pemerisaan dengan bahan kontras

Memastikan bahwa pasien mendengar dan mendapatkan perintah pemeriksaan secara jelas juga akan berdampak pada upaya mengurangi kesempatan pengulangan prosedur pemeriksaan agar pasien tidak mendapat lebih banyak radiasi. Disamping itu, bila terjadi juga penyinaran pada seorang wanita hamil, maka penggunaan perisai perut harus direkomendasikan.

Gambar 2. Pembatasan luas lapangan penyinaran juga dapat meningkatkan kualitas citra radiografi pada pemeriksaan anak, 3

Sedangkan pada penyinaran bayi dan anak-anak, maka kelenjar tiroid dan timus serta gonad bagaimanapun, harus dilindungi dari radiasi dengan memakai perisai (Gambar 2). Prosedur ini pada bayi dan anak-anak juga membantu dalam immobilisasi pasien pediatrik Safety Inspection Pada perut

juga

pemeriksaan harus

pendahuluan

diperhatikan

faktor

proteksi pasien. Hal ini dibuat sebelum dilakukan investigasi khusus pada saluran kemih. Pemeriksaan ini kadang-kadang menunjukkan bertanggung saluran

lesi jawab

kemih

dan

extrarenal atas

gejala

dengan

yang pada

demikian

prosedur urografi menjadi perlu. Sehingga kehati-hatian pada saat dilakukan prosedur penyinarannya

merupakan

faktor

yang

Gambar 3. Perlindungan radiasi pada pasien anak.

harus diperhatikan. Sebuah proyeksi AP tegak mungkin diminta juga untuk menunjukkan mobilitas ginjal. Sebuah proyeksi lateral atau miring (oblique) dalam posisi dekubitus punggung mungkin diperlukan untuk melokalisir massa tumor atau untuk membedakan batu ginjal dari batu empedu atau nodul kalsifikasi mesenterika. Citra pemandu (scout foto) berupa proyeksi AP dengan pasien berbaring akan dapat memperlihatkan kontur ginjal, lokasinya dalam posisi telentang, dan kehadiran batu ginjal atau lainnya. Citra radiografi ini juga berfungsi untuk memeriksa persiapan saluran pencernaan dan untuk memungkinkan Radiografer melakukan perubahan yang diperlukan terhadap faktor eksposi.

Perlindungan Radiasi Ini adalah tanggung jawab Radiografer untuk mengamati panduan berikut mengenai proteksi radiasi:

 Gunakan perisai gonad jika tidak tumpang-tindih dengan organ yang diperiksa.

 Batasi radiasi hanya pada daerah target dengan kolimasi yang memadai.  Bekerja dengan hati-hati sehingga eksposi ulangi tidak diperlukan.

4

 Lindungi organ vital pria untuk semua pemeriksaan, kecuali uretra, dengan menggunakan perisai bayangan atau dengan menempatkan sepotong timah tepat di bawah simfisis pubis.

 Ketika IR (image receptor) ekskretoris urografi terpusat ke ginjal, letakkan karet timbal pada rongga panggul perempuan untuk perisai. Kecuali prosedurnya dianggap keadaan darurat, yaitu melakukan radiografi dari perut dan panggul tetapi pasien tidak sedang hamil.

Gambar 4. Pelindung radiasi juga tersedia dalam bentuk pakaian

Jarak tabung radiasi ke pencatat citra (SID) Ketika diperlukan SID khusus untuk kualitas citra yang optimal, maka jarak yang disarankan oleh banyak ilmuwan pada saat ini adalah sepanjang 122 cm. Jarak tabung radiasi ke kulit pasien (SSD) Jarak antara tabung radiografi dan kulit pasien disebut (SSD). Jarak ini mempengaruhi dosis untuk pasien dan diatur oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Sedangkan di Amerika, National Council on Radiation Protection (NCRP) saat ini menegaskan bahwa SSD tidak kurang dari 30 cm (12 inci) dan tidak boleh kurang dari 38 cm (15 inci)

Kolimasi Berkas sinar-X Berkas radiasi harus mencakup hanya area yang disinari. Pembatasan berkas ini mempunyai dua tujuan. Pertama, mengurangi jumlah radiasi ke pasien 5

dan mengurangi jumlah radiasi hambur yang dapat mencapai pencatat citra/image receptor (IR). Kedua, memproduksi citra radiografi yang menunjukkan detail tinggi dan meningkatkan kontras radiografi dengan mengurangi radiasi hambur.

(A) (B) Gambar 5. Perbandingan hasil citra yang tidak menggunakan metode proteksi (A) dan menggunakan metode proteksi radiasi (B).

Sehingga menghasilkan skala kontras yang pendek, dan mencegah terjadinya eksposi radiasi hambur pada jaringan sekitarnya (gambar yang dihasilkan fog) (Gambar 5). Wilayah berkas radiasi berkurang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan melalui penggunakan kolimator otomatis atau diafragma berbentuk khusus yang terbuat dari timah atau logam lainnya dengan kemampuan penyerapan radiasi tinggi. Karena pembatasan berkas sinar, radiasi bias masuk dari samping tetapi akan diserap oleh kolimator logam dan hanya sinar-x yang keluar dari jendela

Gambar 6. Proteksi radiasi dilakukan pada organ vital pria

6

kolimasi yang akan diteruskan ke lapangan penyinaran. Karena efektivitasnya bergantung pada kedekatannya dengan sumber sinar-X, kerucut (konus) dan diafragma dapat ditempelkan pada kolimator tersebut.

Perisai gonad Gonad pasien mungkin akan terkena radiasi saat dilakukan pemeriksaan radiografi perut, panggul, dan daerah pinggul. Ketika praktek, perisai gonad harus selalu digunakan untuk melindungi pasien. Perisai kontak, bayangan, dan bagian wilayah besar digunakan untuk pemeriksaan radiografi (Gambar 6). © 2010 Referensi:

 Bushong, S.C. (1988), Radiologic Science for Technologist, Mosby Co.  Frank E.D (2007), Radiographic Positioning and Procedures, ed 11, vol 2, Mosby Co. Missouri.  IAEA (2001), Radiological Protection of Patient in Diagnostic and Interventional, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, IAEA, Viena  Jauhari, A (2002), Program Jaminan Mutu Radiologi Diagnostik, Puskaradim, Jakarta. ___________________________

7...


Similar Free PDFs