" KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI" PDF

Title " KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI"
Author Dwi Istiqomah
Pages 19
File Size 344.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 261
Total Views 813

Summary

MAKALAH “ KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI” Mata Kuliah AKUNTANSI KEPERILAKUAN Dosen Pengampu : Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si. Disusun oleh : Dwi Istiqomah C1C018063 KELAS R-10 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadira...


Description

MAKALAH

“ KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI” Mata Kuliah AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu : Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Dwi Istiqomah C1C018063

KELAS R-10 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Komunikasi Informasi Akuntansi. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami. Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang. Terima kasih.

Jambi, 10 Desember 2020

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2 1.5 Metode Penulisan......................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Komunikasi ........................................................................................................ 3 2.2 Pengertian dan Fungsi Komunikasi ............................................................................. 3 2.3 Model Komunikasi ...................................................................................................... 4 2.4 Hal-Hal Mendasar Dalam Komunikasi ..................................................................... 10 2.5 Variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi ....................................... 11 2.6 Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi ......................................................... 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................15 3.2 Saran ..........................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benarbenar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang benar-benar menguasai bidangnya haruslah memiliki keperilakuan atau behavior yang memang sesuai dan tidak bertentangan dengan hal tersebut. Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain. 1.2 Rumusan Masalah 

Apa yang dimaksud dengan teori komunikasi?



Apa yang dimaksud dengan komunikasi dan apa fungsinya?



Apa saja model-model komunikasi?



Apa saja hal-hal mendasar dalam komunikasi?



Apa saja variabel yang berpengaruh pada komunikasi akuntansi?



Apa saja masalah-masalah terbaru dalam komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan 

Untuk mengetahui bagaimana aspek keperilakuan dalam komunikasi informasi akuntansi.



Untuk mengetahui apa saja kaitannya dengan sub bidang ilmu lainnya. 1

1.4 Manfaat Penulisan 

Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi Keperilakuan.



Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Akuntansi Keperilakuan, khususnya materi Komunikasi Informasi Akuntansi.

1.5 Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).

2

BAB II KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI 2.1 Teori Komunikasi Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk adalah sumber dari konflik interpersonal yang paling sering disebutkan. Oleh karena individu menghabiskan hampir 70% dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi sehingga wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu kekuatan yang paling menghambar keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi. Hanya lewat komunikasi yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang lain, informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang efektif, seseorang harus menjadi komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus diajikan oleh para akuntan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus disampaikan dengan jelas, ringkas dan akurat. 2.2 Pengertian dan Fungsi Komunikasi Gibson dkk.(1995) mengatakan bahwa komunikasi berasal dari kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanya pencarian kesamaan makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim dengan pihak penerima. Secara terminologi, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing disebut dengan human communication yang sering pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robbins dan Timothy (2009), memiliki empat fungsi utama dalam keompok atau organisasi, yaitu :

3

1. Pengendalian. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. 2. Motivasi. Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang seharusnya dilakukan, seberapa baik mereka bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja di bawah standar. 3. Pengungkapan Emosional. Bagi banyak karyawan, yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental yang anggotanya menunjukkan kekecewaan dan rasa puas. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial. 4. Informasi. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data yang dapat digunakan untuk mengenali dan menilai alternatif pilihan. 2.3 Model Komunikasi Model adalah penyajian abstrak dari beberapa aspek teori dan sistem klasifikasi yang memungkinkan seseorang untuk mengambil serta mengategorikan bagian yang potensial menjadi relevan dari suatu proses. Model-model tersebut membantu menetapkan batasan terhadap pertanyaan, “Apa saja yang menjadi bagian dari komunikasi?” dan memberikan struktur bagi komponen-komponen dari proses tersebut. Model-model komunikasi terdiri dari sebagai berikut : 1. Model Lasswell Model ini sangat sederhana, tetapi kurang memiliki sejumah elemen yang diperlukan untuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan menyajikan informasi keuangan yang pada umumnya dalam bentuk laporan tertulis kepada pihak

4

pengguna internal dan eksternal dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan dan tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis berdasarkan informasi. Gambar 2.1 Moddel Lasswell

2. Model Shannon-Weaver Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis dari komunikasi yang diilustrasikan pada gambar 2.2. Model tersebut dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi melaui alat perantara seperti telepon atau korespondensi tertulis. Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell, karena model tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima informasi dan tujuan. Gambar 2.2 Model Shannon-Weaver

Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan ke dalam proses komunikasi. Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi terhadap distorsi dari proses transfer informasi. Hal tersebut dapat mengarah pada hancurnya komunikasi.

5

3. Model SCMR Berlo Model komunikasi sumber, pesan, saluran dan penerima (source, message, channel, receiver – SCMR) yang diajukan oleh David Berlo yang disajikan dalam gambar 2.3 mempunyai beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa umpan balik dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi, Berlo menspesifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kebenaran komunikasi dan pada tahap dalam proses dari faktor-faktor tersebut beroperasi. Gambar 2.3 Model SCMR Berlo

4. Model Westley-MacLean Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan suatu model untuk riset komunikasi sebagaimana ditampilkan pada gambar 2.4 berikut. Model tersebut memiliki sejumlah implikasi penting. Model tersebut menjelaskan cara-cara yang mana individu dan organisasi memutuskan pesan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.

6

Gambar 2.4 Model Westley-MacLean

5. Model Pemusatan Komunikasi Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model terdahulu karena model-model tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut meliputi : 1) Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan bukan proses dua arah yang memiliki siklus di mana informasi dipertukarkan sejalan dengan berlalunya waktu. 2) Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukan pada hubungan dari mereka

yang melakukan komunikasi dan saling

ketergantungannya yang mendasar. Dalam model tradisional, penerima biasanya bergantung pada informasi yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan untuk berinteraksi. 3) Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankkan konteks di mana objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, fokus tersebut adalah pada laporan itu sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya. 4) Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan aspek waktu dari pesan itu. 7

5) Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah persuasi dan bukan pemahaman, consensus dan tindakan kolektif yang menguntungkan. Dalam konteks bisnis, fokus tersebut adalah pada penerapan kebijakan dan bukan pada pengambilan keputusan secara partisipatif. 6) Kecenderungan untuk berkonsentrasi pada dampak psikologis dari komunikasi terhadap individu yang terpisah dan bukan pada dampak sosial dan hubungan antar individu dalam suatu komunitas. 7) Suatu keyakinan dalam hubungan sebab-akibat mekanistik satu arah dan bukan hubungan sebab-akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem informasi manusia, yang pada dasarnya bersifat sibernetik. 6. Satu Model Komunikasi Sebelum terjadinya komunikasi, perlu adanya pengngkapan atas suatu maksud sebagai pesan yang akan disampaikan. Maksud ini bergerak antara suatu sumber (pengirim) dengan penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu medium (saluran) kepada penerima yang menguraikan kode pesan yang akan dimulai oleh pengirim. Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain. Gambar 2.5 berikut menggambarkan tentang proses komunikasi. Model ini terdiri atas tujuah bagian, yaitu 1) sumber komunikasi, 2) pengodean, 3) pesan, 4) saluran, 5) penguraian, 6) penerima dan 7) umpan balik. Sumber mengawali suatu pesan dengan “pengodean” suatu pikiran. Empat kondisi yang memengaruhi pengodean pesan antara lain, keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya.

8

Gambar 2.5 Proses Komunikasi

Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengodean sumber. Jika seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pesan seseorang dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, serta keputusan yang diambil dalam memilih dan menata kode dan isi. Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informal. Saluran formal ditetapkan oleh organisasi. Saluran tersebut yang meneruskan pesan mengikuti jaringan wewenang di dalam organisasi. Bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial, mengikuti saluran informal dalam organisasi itu. Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima, simbol yang digunakan harus diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima. Bagian terakhir dalam proses komunikasi adalah umpan balik. Jika penerima menguraikan pesan yang dikodekan oleh sumber dan mengembalikan pesan itu ke dalam sistem, maka akan diperoleh umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan mengenai seberapa berhasilnya seseorang dalam mentransfer pesan sebagaimana dmaksudkannya. Umpan balik menentukan apakah pesan itu telah dipahami atau tidak.

9

2.4 Hal-Hal Mendasar Dalam Komunikasi Hal-hal mendasar dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut : 1. Arah Komunikasi Komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral. Dimensi vertikal dapat dibagi lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan ke bawah. Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang mengalir ke suatu tingkatan yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan baik, menginformasikan kemajuan tujuan dan meneruskan masalah yang ada kepada atasan. Sedangkan komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Pola ini digunakan oleh pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan melakukan kontak lisan atau tatap muka. 2. Jaringan Formal dan Informal Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir. Saluran ini merupakan salah satu dari dua jenis, yaitu formal dan informal. Jaringan formal pada umumnya vertikal, mengikuti tingkatan wewenang dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan tugas. Sebaliknya, jaringan informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk bergerak ke segala arah, melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial dari anggota kelompok karena mempermudah penyelesaian tugas. 3. Komunikasi Nonverbal Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi ini merujuk pada sikap tubuh, konfigurasi wajah dan gerakan tubuh lainnya. Akan tetapi, studi ini merupakan bidang yang relatif baru dan lebih dipengaruhi oleh dugaan dan popularisasi dan bukan

10

dukungan penemuan riset. Dengan demikian, walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus berhati-hati dalam pengambilan kesimpulan. 4. Penghalang Komunikasi yang Efektif Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu disadari, yaitu : 

Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga tampak lebih menguntungkan di mata penerima.



Persepsi Selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi tersebut melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadinya.



Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi dengan cara mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman timbal balik.



Bahasa adalah kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.

2.5 Variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi Tinjauan berikut ini membahas variabel dan hubungannya dengan kebenaran pertukaran informasi. 1. Sumber Ada dua aspek yang dapat memengaruhi proses komunikasi, yaitu : 

Kredibilitas Sumber. Kredibilitas sumber merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset empiris mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor, yaitu kewenangan, kejujuran dan kedinamisan.



Kesamaan Antara Penerima dan Sumber. Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan penerima adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesamaan demografi (usia, 11

pendidikan, jenis kelamin, negara, dll) dan kesamaan kognitif (kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dll). 2. Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan atau tema sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba untuk mengubah sikap dan tingkah aku komunikan. Pesan dapat disampaikan panjang lebar, tetapi yang perlu diperhatikan adaah tujuan akhir dari pesan itu sendiri. Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan (content of message) dan lambang/simbol untuk mengekspresikannya. 3. Organisasi Pesan Cara terbaik untuk mengorganisasikan pesan bergantung pada budaya di mana informasi tersebut digunakan. Dalam masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat linier atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas pemecahan masalah dan berpikir. 4. Perlakuan Pesan Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide yang penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti atau mengorientasikan pembaca terhadap faktafakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi pembaca. Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan penarik perhatian seperti garis bawah, huruf besar, bagan dan warna. 5. Penerima Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku dan sistem atau lingkungan sosial di mana mereka

12

akan menggunakan informasi tersebut. Pada umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktor ini, maka semakin mudah dan semakin efektif komunikasi terse...


Similar Free PDFs