Title | "Full Costing danVariabel Costing" |
---|---|
Pages | 14 |
File Size | 149.2 KB |
File Type | |
Total Downloads | 250 |
Total Views | 493 |
“Full Costing danVariabel Costing” Materi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen Dosen Pengampu Alfiana.,SE.,M.Si Disusun Oleh : Kelompok 6 - Junita Retnosari (171611019150650) - Febri Nadia (171611019150872) - Fery Hardy (171611019151006) - Jimmy Ardianto (171611019151241) ...
“Full Costing danVariabel Costing” Materi ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu Alfiana.,SE.,M.Si
Disusun Oleh : Kelompok 6 -
Junita Retnosari
(171611019150650)
-
Febri Nadia
(171611019150872)
-
Fery Hardy
(171611019151006)
-
Jimmy Ardianto
(171611019151241)
-
Tatok Eko
(171611019151232)
Program Studi Manajemen Reg. B Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang 2019
“FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING” Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsurunsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. 1. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut LM Samryn, full costing adalah : “Full
costing
adalah
metode
penentuan
harga
pokok
yang
memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.” 1 Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut. 2. Variabel Costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap
1
LM Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, halaman 63.
dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi. Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.”2 Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing) Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi
pada pengambilan
keputusan jangka pendek, yaitu: a. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba dan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek. b. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan. c. Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut: 1) Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan: a. Perencanaan laba Mas’ud Mahfoedz, Akuntansi Manajemen, Buku Satu, Edisi IV, Cetakan Ketiga, BPFE -Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1993, halaman 230.
2
b. Penentuan harga jual produk c. Pengambilan keputusan oleh manajemen d. Pengendalian biaya 2) Untuk pihak eksternal Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan: a. Penentuan harga pokok persediaan b. Penentuan laba Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing Perbedaan pokok antara metode full costing dan variabel costing sebetulnya terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung. Dalam metode full costing dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan. Tetapi pada variabel costing memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang. Adapun unsur biaya dalam metode full costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang sifatnya tetap maupun variabel. Sedangkan unsur biaya dalam metode variabel costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sifatnya variabel saja dan tidak termasuk biaya overhead pabrik tetap. Perbedaan antara kedua konsep tersebut terletak pada tujuan utamanya, yaitu konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya
kedua perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya mempengaruhi. a. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga pokok persediaan. b. Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi. Pembahasan tentang perbedaan metode variable costing dengan metode full costing dapat ditinjau dari segi; a. Penentuan Harga Pokok Produk Pada metode full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk meliputi: 1) BBB 2) BTKL 3) BOP variabel 4) BOP tetap Sedangkan pada metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variabel
ke dalam harga pokok produk.
Elemen harga pokok produk meliputi: 1) BBB 2) BTKL 3) BOP variabel
Elemen biaya BBB
Full costing Rp.xxx
Variable costing Rp.xxx
BTKL
Rp.xxx
Rp.xxx
BOP variabel
Rp.xxx
Rp.xxx
BOP tetap
Rp.xxx
_
Jumlah Harga Pokok Produk
Rp. xxx
Rp.xxx
b. Penentuan Harga Pokok Persediaan Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi kepada produk antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full costing BOP tetap dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap langsung dibebankan ke dalam labarugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap tidak melekat pada harga pokok persediaan. 4. Penyajian Laporan Laba-Rugi Perbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full costing dengan variable costing dapat ditinjau dari segi: a. Penggolongan biaya dalam laporan laba-rugi Pada metode full costing, biaya digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) Biaya produksi, meliputi BBB, BTKL dan BOP tetap maupun BOP variabel . 2) Biaya non produksi atau biaya periode, meliputi semua biaya yang tidak termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan langsung ke laporan laba-rugi periode terjadinya. Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi: 1) Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam: -
Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel.
-
Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel biaya adminstrasi dan umum variabel biaya finansial variable.
2) Biaya tetap (fixed costs), meliputi semua biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Biaya tetap pada konsep variable costing disebut pula dengan biaya periode atau disebut pula biaya kapasitas.
b. Struktur atau susunan penyajian laporan laba-rugi 1. Metode Full costing Laporan Laba-Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember … _________________________________________________________________ Penjualan
xxx
Biaya Produksi : Persed.awal brg jadi
xxx
BBB
xxx
BTKL
xxx
BOP variabel
xxx
BOP tetap
xxx
HP.Produksi
xxx
Brg tersedia untuk dijual
xxx
Persed. Akhir brg jadi
(xxx)
HPP
(xxx)
Laba kotor
xxx
Biaya Non Produksi : Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
xxx
xxx
Total biaya non produksi
(xxx)
Laba bersih sebelum pajak (EBT)
xxx
2. Metode variabel costing Laporan Laba-Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember … ________________________________________________________________ Penjualan xxx Biaya variabel : Persed.awal brg jadi
xxx
BBB
xxx
BTKL
xxx
BOP variabel
xxx
HP.Produksi
xxx
BTUD
xxx
Persed. Akhir brg jadi
(xxx)
HPP
(xxx)
Margin kontribusi kotor
xxx
Biaya komersial variabel : Biaya pemasaran variabel
xxx
Biaya adm.& umum variabel
xxx (xxx)
Batas kontibusi bersih
xxx
Biaya tetap : BOP tetap
xxx
Biaya pemasaran tetap
xxx
Biaya adm.& umum tetap
xxx (xxx)
Laba bersih setelah pajak (EAT)
xxx
*** CONTOH SOAL ***
Pada tahun 1999, PT.LABALA memproduksi 1000 unit batako. Biaya produksi yang dikeluarkan selama tahun 1999 adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku
500.000
Biaya tenaga kerja langsung
350.000
Biaya bahan penolong
100.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung
110.000
Depresiasi bangunan pabrik
100.000
Data lain yang diperoleh selama tahun 1999 adalah:
Harga jual Rp.2000 per unit.
Produk terjual sebanyak 900 unit.
Persediaan awal 100.000 (metode full costing) dan 90.000 (metode variable costing).
Persediaan akhir 232.000 (metode full costing) dan 212.000 (metode variable costing).
Pembebanan BOP (factory overhead) berdasar BTKL.
Kapasitas normal dicapai pada saat BTKL sebesar Rp.400.000 per tahun dengan perkiraan BOP variabel Rp.250.000 dan BOP tetap Rp.110.000.
Biaya administrasi dan umum Rp.100.000.
Biaya iklan Rp.300.000.
Diminta : 1. Dengan menggunakan metode Full costing, hitunglah; a. Tarif BOP per unit dan jumlah BOP yang dibebankan. b. Laporan Laba/Rugi (income statement). 2. Laporan Laba/Rugi dengan metode Variable costing.
JAWABAN
1. Metode Full costing a. Tarif BOP per unit BOP T BOP V
110.000
Ket; * = pada kapasitas normal
250.000 *
Jumlah BOP
360.000
Tarif overhead pabrik berdasarkan BTKL, dimana kapasitas normal dicapai pada jumlah Rp.400.000. Tarif BOP
=
360.000 x 100% = 90% dari BTKL 400.000
b. Bop yang dibebankan untuk tahun 1999 = 90% x 350.000 = 315.000 PT.LABALA Laporan Laba/Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999 Penjualan ( Rp.2000 x 900 unit )
1.800.000
HPP (Cost of goods sold) : Persed. awal brg jadi
100.000
BBB
500.000
BTKL
350.000
BOP T
210.000
BOP V
100.000
HP.Produksi
1.160.000
BTUD
1.260.000
Persed.akhir brg jadi
(232.000)
HPP sebelum penyesuaian Selisih kapasitas menguntungkan ( 315.000 – 310.000 ) HPP setelah penyesuaian
1.028.000 5.000 (1.033.000)
Laba kotor
777.000
Biaya usaha : Biaya adm. & umum
100.000
Biaya iklan
300.000 (400.000)
Laba bersih sebelum pajak ( EBT )
377.000
2. Metode Variable costing PT.LABALA Laporan Laba/Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember 1999 Penjualan = Rp.2000 x 900 unit
1.800.000
Biaya variabel : Persed.awal brg jadi
90.000
BBB
500.000
BTKL
350.000
BOP V
210.000
HP.Produksi
1.060.000
BTUD
1.150.000
Persed.akhir brg jadi
(212.000)
HPP variabel
(938.000)
Contribution Margin
862.000
Biaya Tetap : BOP T
100.000
Biaya adm.& umum
100.000
Biaya iklan
300.000
Total biaya tetap
(500.000)
Laba bersih sebelum pajak ( EBT )
362.000
SOAL VARIABEL COSTING DAN FULL COSTING
1. Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 2018 dari PT.OTI : a) Produksi selama tahun 2018 sebanyak 200.000 unit. b) 80% dari produksi pada tahun 2018 terjual dan sisanya masih tersimpan di gudang pada akhir tahun. c) Biaya bahan baku
Rp.3.000.000
d) Upah langsung
Rp.2.500.000
e) BOP Variabel
Rp.1.000.000
f) BOP Tetap
Rp. 600.000
g) Harga jual per unit
Rp.
h) Biaya adm & umum
Rp. 250.000
50
Diminta : 1. Hitung nilai persediaan akhir tahun 2018 dengan metode Variable Costing dan Full Costing. 2. Buat laporan Laba/Rugi menurut metode Variable Costing dan Full Costing.
2.
SAVAGE GARDEN Corp. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi 1 jenis produk. Pada tahun 2018 telah memproduksi 50.000 unit ikat pinggang dengan biaya produksi sebagai berikut : a. BOP Variabel
Rp.25.000.000
b. BOP Tetap
Rp.30.000.000
c. Upah langsung
Rp.55.000.000
d. Biaya Bahan Baku
Rp.40.000.000
Selain itu terdapat data lain yang berkaitan dengan produksi tsb. sebagai berikut : -
Pembebanan BOP berdasarkan upah langsung.
-
Biaya upah langsung per unit Rp.1100
-
Produk yang terjual adalah 40.500 unit.
-
Kapasitas normal (normal capacity) terjadi pada saat biaya upah langsung sebesar Rp.75.000.000 per tahun, dimana pada saat itu BOP tetap (fixed FOH) diperkirakan Rp.35.000.000 & BOP Variabel (variable FOH) Rp.25.000.000
-
Pembebanan lebih/kurang ( over/under applied ) Factory overhead dibebankan ke HPP (Cost of Goods Sold).
Diminta : 1. Dengan menggunakan metode Full Costing, hitunglah : a. Tarif BOP per unit. b. Jumlah BOP yang dibebankan untuk th 2018 c. Jumlah HPP 2. Dengan menggunakan metode Variable Costing, hitunglah : a. Persediaan akhir ( Ending Inventory ). b. HPP ( Cost of Goods Sold )....