"KASUS I (KONSTIPASI)" DiSusun Oleh : PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI REGULERIII PDF

Title "KASUS I (KONSTIPASI)" DiSusun Oleh : PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI REGULERIII
Author Hadi Pangestu
Pages 31
File Size 286.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 17
Total Views 690

Summary

KASUS DIETETIK DASAR “KASUS I (KONSTIPASI)” DiSusun Oleh : Elisya Anggraini (PO.62.31.3.16.230​) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI REGULERII...


Description

KASUS DIETETIK DASAR “KASUS I (KONSTIPASI)”

DiSusun Oleh : Elisya Anggraini (PO.62.31.3.16.230​)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI REGULERIII

2018 KASUS I (KONSTIPASI) Ny. ES umur 45 tahun, masuk rumah sakit di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II, TB 155 cm, BB 60 kg, status menikah. Pasien ibu rumah tangga dengan pendidikan SMA. Suami pasien juga sebagai pedagang dan pendidikannya SMA. Keduanya bersuku banjarmasin. Keluhan : Nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup. Hasil Pemeriksaan Biokimia​ : HB 13,8 g/dl (N; 11-16 g/dl), Eritrosit 5,43 jt/UL (3,5-5,5 jt/UL), Leukosit 8,03 rb/mm​3 ​(N: 4-10 rb/mm​3​) Trombosit 247.000/mm​3​ (N: 150-400 rb/mm​3​) Elektrolit : Na = 144 (N : 135-148 mmol/L), K = 3,6 (N : 3,5-5,3 mmol/L), Ca = 1,02 (0,98-1,2 mmol/L) Data Klinis Pasien : TD 160/100 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 37°C, pernafasan : 20x/menit. Secara fisik pasien tampak lemah dan dapat duduk atau berbaring di tempat tidur, terkadang bisa berjalan sendiri ke kamar mandi. Terapi ​: Infus RL 20 TPM Obat : dulcolac supp, laxadin 3 x 10 cc Riwayat Makan Dahulu : pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak, gorengan dan santan Hasil Recall 24 Jam saat awal anamnesa pasien hanya menghabiskan makanan dari RS sebanyak 1047 kkal, protein 39 g, lemak 30 g, karbohidrat 158 g. Buat : NCP untuk kasus tersebut lengkap dengan rencana intervensinya !

Nutrition Care Process (NCP) A. Identitas Pasien Nama

: Ny. ES

Jenis kelamin

: Perempuan

Usia

: 45 Tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga (IRT)

Pendidikan terakhir

: SMA

B.

ANAMNESA 1.

Keluhan utama Nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup.

2.

Penyakit sekarang

Berdasarkan Diagnosa dokter : Di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II 3.

Riwayat gizi

Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak, gorengan dan santan Tabel Hasil Recall I Zat Gizi

Hasil Recall

Kebutuhan

Tingkat Asupan

Kategori

Energi (kkal)

1047

1879,4

55,7

Defisit berat

Protein (gram)

39

70,4

55,3

Defisit berat

Lemak (gram)

30

20,8

144,2

Di atas kebutuhan

Karbohidrat (gram)

158

352,3

44,8

Defisit berat

4.

Obat-obatan

Dulcolac supp, laxadin 3 x 10 cc, infus RL 20 TPM

Terapi

Indikasi pemberian

Interaksi obat dan makanan

Dulcolac supp

Dulcolax suppositoria adalah obat yang

Interaksi obat dengan

digunakan sebagai obat pencahar untuk

makanan yaitu ​jangan

mengatasi sembelit atau konstipasi.

menggunakan dulcolax

Kegunaan dulcolax suppositoria

setidaknya 1 jam setelah

(bisacodyl) adalah untuk mengatasi

penggunaan obat-obat

sembelit atau konstipasi, dan untuk

antasida, susu atau

mengosongkan perut sebelum prosedur

produk-produk yang

operasi, colonoscopy, endoscopy, x-ray, mengandung susu​.​Efek atau prosedur pada usus lainnya.

samping yang mungkin terjadi pada penggunaan dulcolax supp seperti kram dan nyeri perut, reaksi alergi, gangguan saluran pencernaan. Jika terjadi efek samping segera hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan dokter.

Laxadin 3 x 10 cc

Laxadine adalah obat pencahar atau

Interaksi obat dengan makan

laksatif yang bekerja dengan cara

pada ​minyak ​mineral​ dapat

merangsang gerak peristaltik pada usus

mengganggu absorpsi

besar serta menghambat penyerapan air

Vitamin yang larut

berlebih dari feses dan melicinkan jalan

dalam ​lemak​.​ ​Kegunaan

keluar feses. Bahan aktif utamanya

laxadine adalah untuk untuk

yang berupa parafin cair, merupakan

melancarkan buang air besar.

senyawa yang sering digunakan sebagai

Beberapa efek samping

emolien atau pelembut yang juga dapat

mungkin muncul dan perlu

melembutkan feses.

diperhatikan, antara lain ruam kulit, p​ruritus​, perasaan terbakar pada perut, kolik

abdomen atau kram usus, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan, d​iare​, mual dan muntah. Infus RL 20 TPM

Ringer laktat adalah cairan infus yang

Ringer laktat dapat

digunakan pada pasien dewasa sebagai

berinteraksi dengan makanan

sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.

atau alkohol dengan mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. ​Efek

samping dari larutan Ringer Laktat adalah nyeri dada, detak jantung abnormal penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, batuk, bersin-bersin, ruam, gatal-gatal, dan sakit kepala.

C. DATA OBYEKTIF 1. Antropometri -

TB

: 155 cm

-

BB

: 60 kg

-

BBI

: 49,5 kg

2. Biokimia Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal Standar RS

Keterangan

HB

13,8 g/Dl

11-16 g/dL

Normal

Eritrosit

5,43 jt/UL

3,5-5,5jt/UL

Normal

Leukosit

8,03 rb/mm​3

4-10 rb/mm​3

Normal

Trombosit

247.000 rb/mm​3

150-400 rb/mm​3

Normal

Na

144 mmol/L

135-145 mmol/L

Rendah

K

3,6 mmol/L

3,5-5,3 mmol/L

Normal

Ca

1,02 mmol/L

0,98-1,2 mmol/L

Normal

Elektrolit:

(Sumber : Rekap Medik Pasien) 3. Fisik klinis Pemeriksaan Klinis/Fisik Pemeriksaan

Nilai

Nilai Normal Standar RS

Keterangan

Tekanan Darah

160/100 mmHg

120/80 mmHg

Tinggi

Nadi

80x/mnt

60-100x/mnt

Normal

Suhu

37 ̊℃

36-37​℃

Normal

Respirasi

20x/mnt

20-30x/mnt

(Sumber : Rekap Medik Pasien) 4. Diagnosa Di diagnosa konstipasi dan hipertensi stage II

Normal

SKRINING GIZI Tabel MST(​Malnutrition Scereening Tool​) 1

Apakah anda kehilangan berat badan secara tidak

a. Tidak (skor 0)

sengaja? Jika ya, berapa banyak (kg) anda

b. Ragu (skor 2)

kehilangan Berat badan?

2

1-5 kg

Skor 1

6-10 kg

Skor 2

11-15 Kg

Skor 3

>15 kg

Skor 4

Ragu

Skor 5

Apakah anda mengalami penurunan asupan Tidak (skor 0) makan karena penurunan nafsu makan (atau Iya

( skor 1)

karena tidak bias mengunyah dan menelan? Total skor skrinning MST

0

Jika jumlah skor lebih atau sama dengan 2, maka disimpulkan pasien mengalami gizi kurang

Identifikasi:

Berdasarkan hasil skrinning diperoleh skor 0, yang berarti pasien tidak mengalami gizi kurang

ASSESSMENT GIZI Client History (CH) CH.1 Riwayat Personal (CH) CH 1.1 Data Personal CH 1.1.1 Umur Klien berumur 45 tahun CH 1.1.2 Jenis Kelamin Klien berjenis kelamin perempuan CH 1.1.3 Suku/ Etnik Klien termasuk suku Banjarmasin CH 1.1.4 Bahasa Bahasa yang digunakan klien bahasa Indonesia/Banjar CH 1.1.5 Kemampuan membaca Klien mampu membaca dengan baik CH 1.1.6 Edukasi Klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan pendidikan terakhir SMA CH 1.1.7 Peran dalam keluarga Klien adalah seorang Ibu

CH 2.1 Riwayat Medis/kesehatan pasien/klien/keluarga CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga Keluhan klien yaitu nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup. Identifikasi: Klien berumur 45 tahun dengan jenis kelamin perempuan, klien mengeluh nyeri kepala, mual (+), belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. KU cukup. CH.2.1.5 Gastrointestinal Klien memiliki masalah gastrointestinal yaitu klien mengalami masalah pada pencernaan yang mengakibatkan konstipasi belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. Identifikasi: Klien memiliki masalah gastrointestinal yaitu konstipasi belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari. CH.2.2.1 Terapi Medis Klien diberikan terapi obat : dulcolac supp, laxadine 3 x 10 cc, RL 20 TPM Terapi

Indikasi pemberian

Interaksi obat dan makanan

Dulcolac supp

Dulcolax suppositoria adalah obat yang

Interaksi obat dengan

digunakan sebagai obat pencahar untuk

makanan yaitu ​jangan

mengatasi sembelit atau konstipasi.

menggunakan dulcolax

Kegunaan dulcolax suppositoria

setidaknya 1 jam setelah

(bisacodyl) adalah untuk mengatasi

penggunaan obat-obat

sembelit atau konstipasi, dan untuk

antasida, susu atau

mengosongkan perut sebelum prosedur

produk-produk yang

operasi, colonoscopy, endoscopy, x-ray, mengandung susu​.​Efek atau prosedur pada usus lainnya.

samping yang mungkin terjadi pada penggunaan

dulcolax supp seperti kram dan nyeri perut, reaksi alergi, gangguan saluran pencernaan. Jika terjadi efek samping segera hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan dokter. Laxadin 3 x 10 cc

Laxadine adalah obat pencahar atau

Interaksi obat dengan makan

laksatif yang bekerja dengan cara

pada ​minyak ​mineral​ dapat

merangsang gerak peristaltik pada usus

mengganggu absorpsi

besar serta menghambat penyerapan air

Vitamin yang larut

berlebih dari feses dan melicinkan jalan

dalam ​lemak​.​ ​Kegunaan

keluar feses. Bahan aktif utamanya

laxadine adalah untuk untuk

yang berupa parafin cair, merupakan

melancarkan buang air besar.

senyawa yang sering digunakan sebagai

Beberapa efek samping

emolien atau pelembut yang juga dapat

mungkin muncul dan perlu

melembutkan feses.

diperhatikan, antara lain ruam kulit, p​ruritus​, perasaan terbakar pada perut, kolik abdomen atau kram usus, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan, d​iare​, mual dan muntah.

Infus RL 20 TPM

Ringer laktat adalah cairan infus yang

Ringer laktat dapat

digunakan pada pasien dewasa sebagai

berinteraksi dengan makanan

sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.

atau alkohol dengan mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. ​Efek

samping dari larutan Ringer Laktat adalah nyeri dada, detak jantung abnormal penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, batuk, bersin-bersin, ruam, gatal-gatal, dan sakit kepala. CH 3.1 Riwayat Sosial CH 3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi Klien masuk ke dalam golongan ekonomi sedang CH 3.1.2 Situasi Rumah Klien tinggal bersama suaminya CH 3.1.6 Pekerjaan Klien seorang ibu rumah tangga (IRT) Identifikasi: Ny. ES berumur 45 tahun tinggal bersama suaminya golongan ekonomi sedang. Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak, gorengan dan santan.

CS. Standar Pembanding CS.2.4 Estimasi kebutuhan serat CS.2.4.2 Jenis serat yang dibutuhkan Jenis serat yang dibutuhkan atau yang dikonsumsi pasien yaitu jenis serat tidak larut air. Identifikasi: Diketahui bahwa pasien dianjurkan mengkonsumsi jenis serat tidak larut air Riwayat Gizi (FH) FH.1 Asupan Makanan dan Zat Gizi FH 1.1.1 Asupan Energi FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total

Asupan energi total klien saat dilakukan recall I yaitu 1047 kalori, 55,7% dari total kebutuhan energi 1879,4 kalori (deficit berat) Identifikasi: Diketahui bahwa asupan total energi klien masuk ke dalam kategori diatas defisit berat dengan persentase 55,7% dari total kebutuhan 1879,4 kalori. FH 1.2.1 Asupan Cairan/Minuman FH 1.2.1.1 Jumlah Cairan Melalui oral Kebutuhan cairan pasien sebanyak 2,3 L/hari Identifikasi: Diketahui bahwa asupan cairan klien yang harus dipenuhi 2,3 L/hari FH.1.3 Asupan Enteral dan Parenteral FH 1.3.2 Parenteral FH 1.3.2.2 Cairan Intravena Pasien diberikan Ringer laktat 20 TPM sebanyak 1440 ml Identifikasi: Diketahui bahwa pasien diberikan Ringer laktat 20 TPM sebanyak 1440 ml FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro FH 1.5.1 Asupan Lemak & Kolestrol FH 1.5.1.1 Lemak Total Asupan lemak total klien saat dilakukan recall I yaitu 30 gram (144,2% dari total kebutuhan lemak 20,8 gram) FH 1.5.2 Asupan Protein FH 1.5.2.1 Protein Total Asupan protein total klien saat dilakukan recall I yaitu 39 gr (55,3% dari total kebutuhan protein 70,4 gram)

FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total Asupan karbohidrat total klien saat dilakukan recall I yaitu 158 gr (44,8% dari total kebutuhan karbohidrat 352,3 gram) Identifikasi : Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa asupan lemak klien masuk ke dalam kategori diatas kebutuhan dengan persentase 144,2% dari total kebutuhan 20,8 gram, asupan protein klien masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 55,3% dari total kebutuhan 70,4 gram dan asupan karbohidrat klien masuk ke dalam defisit berat dengan presentase 44,8% dari total kebutuhan 352,3 gram. FH.2.1 Riwayat Diet FH 2. Pemberian Makanan dan Zat Gizi FH 2.1.4 Pemberian enteral dan parenteral FH 2.1.4.2 Akses Parenteral Pasien diberikan akses parenteral berupa infuse ringer laktat 20 TPM Identifikasi: Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pasien diberikan makanan parenteral berupa infuse ringer laktat 20 TPM Antropometri (AD) AD 1.1 Komposisi / Pertumbuhan Tubuh / Riwayat Berat Badan AD 1.1.1 Tinggi Badan Tinggi klien yaitu 155 cm => 1,55 m AD 1.1.2 Berat Badan Berat badan klien yaitu 60 kg Dibandingkan dengan BBI, klien kelebihan berat badan sebanyak 10,5 kg AD 1.1.5 IMT IMT = BB (kg)/TB (m)​2 = 60/1,55​2 = 60/2,4025

= 24,9 kg/m​2 Kesimpulan: Klien masuk dalam kategori dengan risiko BBI

= (TB-100) - (10% (TB-100)

= (155-100) – (10% (155-100) = 55 – 5,5 = 49,5 kg Identifikasi: Dari data tersebut diketahui bahwa klien masuk dalam kategori status gizi dengan risiko karena IMT 49,5 kg/m​2​. Di lihat dari keterangan berikut: IMT < 18,5 kg/m​2

= BB kurang

IMT 18,5 – 22,9 kg/m​2

= Normal

IMT ≥ 23 kg/m​2

= BB lebih

IMT 23–24,9 kg/m​2

= Berisiko

IMT 25–29,9 kg/m​2

= Obesitas I

IMT ≥30 kg/m​2

= Obesitas II

Fisik Klinis (PD) PD 1.1 Nutrition-Focus Pada Fisik/Klinis PD 1.1.5 Sistem Pencernaan (mulut sampai rektum) Sistem pencernaan klien tidak dalam keadaan baik PD 1.1.9 Tanda-Tanda Vital Pemeriksaan Klinis/Fisik Pemeriksaan

Nilai

Nilai Normal Standar RS

Keterangan

Tekanan Darah

160/100 mmHg

120/80 mmHg

Tinggi

Nadi

80x/mnt

60-100x/mnt

Normal

Suhu

37 ̊℃

36-37​℃

Normal

Respirasi

20x/mnt

20-30x/mnt

Normal

Identifikasi: Dari hasil data tersebut diketahui bahwa klien bahwa tekanan darah klien masuk ke dalam kategori tinggi yaitu dengan kisaran 160-100 mmHg sehingga klien mengalami hipertensi stage II, denyut nadi klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 60-100x/menit, respirasi klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 20-30x/menit dan suhu tubuh klien masuk ke dalam kategori normal yaitu dengan kisaran 36,6-37,2°C.

Biokimia (BD) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal Standar RS

Keterangan

HB

13,8 g/dL

11-16 g/dL

Normal

Eritrosit

5,43 jt/UL

3,5-5,5jt/UL

Normal

Leukosit

8,03 rb/mm​3

4-10 rb/mm​3

Normal

Trombosit

247.000 rb/mm​3

150-400 rb/mm​3

Normal

Na

144 mmol/L

135-145 mmol/L

Normal

K

3,6 mmol/L

3,5-5,3 mmol/L

Normal

Ca

1,02 mmol/L

0,98-1,2 mmol/L

Normal

Elektrolit:

Identifikasi: Dari data tersebut diketahui bahwa klien hemoglobin klien 13,8 gr/dl normal yaitu dengan kisaran 12-16 gr/dl. Trombosit klien normal yaitu dengan kisaran 150-400 rb/mm​3​. Selain itu, klien juga tidak mengalami infeksi pada tubuhnya yang ditandai dengan leukosit klien normal yaitu dengan kisaran 4-12 rb/mm​3​. Dan klien tidak mengalami dehidrasi atau kurang cairan. Sedangkan eritrosit klien normal yaitu dengan kisaran 3,5-5,5 jt/UL.

DIAGNOSA GIZI Domain Intake (NI) NI. 2 Asupan melalui oral atau dukungan gizi NI.5.5 Ketidakseimbangan Zat Gizi Berkaitan dengan: Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan pasien suka mengkonsumi makanan berlemak Dibuktikan dengan: Pasien belum bisa BAB, perut kembung selama 6 hari

NI.5.8.5 Asupan serat in adekuat Berkaitan dengan: Pasien tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran Dibuktikan dengan: pasien mengalami konstipasi dan hipertesi stage II NI. 5.6.2 Kelebihan Intake Lemak Berkaitan dengan: Karena pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak, gorengan dan santan Dibuktikan dengan: klien mengalami hipertensi (TD:160/100mmHg). Domain Clinic (NC) NC. 3.3 Berat Badan Lebih/ Overweight Berkaitan dengan: Pasien biasanya tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran, suka makanan berlemak, gorengan dan santan Dibuktikan dengan: Berat badan actual pasien adalah 60 kg, sedangkan berat badan ideal pasien adalah 49,5 kg. Sehingga dapat diketahui bahwa klien mengalami kelebihan berat badan sebanyak 10,5 kg.

Domain Behavioral Environmental (NB) NB. 1 Pengetahuan dan Kepercayaan NB. 1.1 Pengetahuan yang Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan Gizi Berkaitan dengan: Tidak memiliki keinginan/ketertarikan untuk mempelajari informasi baru. Dibuktikan dengan: Ketidakinginan/ketidaktertarikan mempelajari informasi mengenai zat gizi. Prioritas Diagnosa Gizi Domain Intake Saya memilih memprioritaskan domain Intake “Asupan serat in adekuat” karena pasien sangat jarang mengkonsumsi sayuran sehingga perlu diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan serat pasien. ​Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian edukasi gizi kepada klien

tentang mengatur dan memilih makanan tinggi serat dan rendah garam serta mengurangi

makanan berlemak, gorengan dan santan serta mengurangi asupan garam agar zat gizi pasien menjadi normal dan seimbang serta dapat mendukung aktifitas sehari-hari. Serta memperbanyak mengkonsumsi cairan dan jangan menunda BAB. Sehingga dapat meng...


Similar Free PDFs