Rangkuman Chapter 34 - Summary Principles of Economics PDF

Title Rangkuman Chapter 34 - Summary Principles of Economics
Course Sociology of Economic Change
Institution Universitas Indonesia
Pages 4
File Size 233.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 873
Total Views 961

Summary

Rangkuman Chapter Kebijakan Moneter dan Fiskal terhadap Permintaan Bagaimana kebijakan Moneter Mempengaruhi Permintaan the wealth effect, the interest effect, dan the exchange rate mengapa kurva AD turun kebawah. Tetapi effect yang paling interest rate effect. Oleh karena itu, kita mengembangkan teo...


Description

Rangkuman Chapter 34 Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal terhadap Permintaan Agregat 1. Bagaimana kebijakan Moneter Mempengaruhi Permintaan Agregat Walaupun the wealth effect, the interest effect, dan the exchange rate effect menjelaskan mengapa kurva AD turun kebawah. Tetapi effect yang paling berperan adalah interest rate effect. Oleh karena itu, kita mengembangkan teori preferensi likuiditas  Teori Preferensi Likuiditas Dikembangkan oleh JM. Keynes untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan tingkat suku bunga a) Penawaran Uang Kuantitas uang yang ditawarkan di pasar uang adalah tetap sesuai dengan kebijakan dari bank sentral, dengan kata lain, supply uang tidak tergantung pada tingkat suku bunga b) Permintaan Uang Likuiditas uang menjelaskan permintaan terhadap uang itu sendiri. Sedangkan tingkat suku bunga merupakan biaya peluang untuk memegang uang. Ketika tingkat suku bunga meningkat, biaya untuk memegang uang meningkat dan hasilnya mengurangi kuantitas uang yang diminta, vice versa. c) Keseimbangan dalam Pasar Uang Tingkat suku bunga menyesuaikan pada keseimbangan penawaran dan permintaan. Equilibrium suku bunga, adalah ketika kuantitas uang yang diminta sama dengan kuantitas uang yang ditawarkan. Jika tingkat suku bunga berada di tingkat lain, masyarakat akan mencoba untuk menyesuaikan aset mereka sehingga hasilnya akan mendorong tingkat bunga ke titik equilibrium d) Kemiringan ke bawah dari Kurva Permintaan Agregat

Analisis terhadap interest rate effect dapat dirangkum menjadi 3 tahap yakni :  Semakin tinggi tingkat harga maka akan meningkatkan permintaan terhadap uang  Semakin tinggi permintaan uang mengarah ke tingginya tingkat suku bunga  Tingkat suku bunga yang tinggi mengurangi jumlah barang dan jasa yang diminta  Perubahan terhadap Penawaran Uang Salah satu variable terpenting yang dapat menggeser kurva permintaan agregat adalah kebijakan moneter. Sebagai contoh, bank sentral meningkatkan penawaran uang dengan cara membeli obligasi pemerintah di operasi pasar terbuka. Kemudian hal ini akan menggeser kurva penawaran uang ke kanan tetapi kurva permintaan uang tidak berubah sehingga tingkat suku bunga menurun. Tingkat suku bunga yang menurun menginduksi masyarakat untuk tetap memegang uang mereka dan mengurangi biaya untuk meminjam uang serta tingkat bunga untuk menabung. Injeksi moneter meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang diminta pada setiap tingkat harga sehingga menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. Injeksi Moneter

perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk memperbanyak permintaan agregat dapat digambarkan melalui meningkatnya jumlah uang yang beredar atau menurunkan tingkat suku bunga, begitupula sebaliknya  The Zero Lower Bound  Liquidity trap adalah situasi dimana tingkat suku bunga saat ini yang rendah, tingkat tabungan yang tinggi membuat kebijakan moneter tidak efektif. Jadi hal yang dapat dilakukan oleh bank sentral adalah forward guidance  berkomitmen untuk menjaga tingkat suku bunga tetap rendah untuk waktu yang lama, cara kedua adalah dengan membeli obligasi pemerintah untuk menurunkan tingkat suku bunga (quantitative easing) sehingga meningkatkan cadangan uang yang ada di bank konvensional

2. Bagaimana Kebijakan Fiskal Mempengaruhi Permintaan Agregat  Perubahan pada Pengeluaran Pemerintah Terdapat 2 effect makroekonomi yang mempengaruhi ukuran pergeseran permintaan agregat yang berbeda dengan perubahan pengeluaran pemerintah yaitu a) The multiplier effect Pergeseran tambahan dalam permintaan agregat yang dihasilkan ketika kebijakan fiscal ekspansif sehingga meningkatkan pendapatan, begitupula dengan pengeluaran consume. Rumus Multiplier adalah 1/(1-MPC). Multiplier muncul karena pendapatan yang lebih tinggi mendorong pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi. Dengan MPC yang lebih besar,konsumsi lebih banyak merespons perubahan pendapatan, dan karena itu pengganda lebih besar. Investment akselerator  semakin tinggi permintaan pemerintah, maka semakin tinggi pula permintaan terhadap barang-barang investasi MPC (Marginal Propensity to Consume) bagian kecil dari penghasilan tambahan yang dikonsumsi oleh rumah tangga daripada menghemat. Contoh, MPC ¾ artinya bahwa 0,75% dari pendapatan digunakan untuk konsumsi dan 0,25% digunakan untuk menabung b) The crowding out effect Selain itu, peningkatan belanja pemerintah juga meningkatkan tingkat suku bunga yang menyebabkan penurunan investasi sehingga memberi tekanan pada permintaan agregat. Pengurangan permintaan agregat dihasilkan ketika kebijakan fiscal yang ekspansif meningkatkan tingkat suku bunga

 Perubahan pada pajak Ketika pemerintah memotong pajak pendapatan perseorangan, masyarakat akan membawa lebih banyak income, kemudian akan menabung lebih banyak dan mengonsumsi barang lebih banyak pula. Karena meningkatkan pengeluaran konsumen, pemotongan pajak menggeser kurva permintaan agregat ke kanan Multiplier effect  pemerintah memotong pajak, menstimulasi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi

Crowding out effect  pendapatan yang tinggi, meningkatkan permintaan terhadap uang, sehingga meningkatkan tingkat suku bunga. Suku bunga tinggi mengurangi investasi 3. Menggunakan Kebijakan untuk Menstabilkan Ekonomi  Kasus untuk Kebijakan Stabilisasi Aktif Keynes berpendapat bahwa permintaan agregat berfluktuasi karena gelombang pesimisme dan optimisme yang sangat irasional. Dia menggunakan istilah "roh-roh binatang" untuk merujuk pada perubahan sikap yang berubah-ubah. Ketika pesimisme, rumah tangga mengurangi pengeluaran konsumsi dan perusahaan mengurangi pengeluaran investasi. Hasilnya adalah berkurangnya permintaan agregat, produksi yang lebih rendah, dan pengangguran yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika optimisme, rumah tangga dan perusahaan meningkatkan pengeluaran. Hasilnya adalah permintaan agregat yang lebih tinggi, produksi yang lebih tinggi, dan tekanan inflasi. Perhatikan bahwa perubahan dalam sikap ini, sampai taraf tertentu, memuaskan diri. Implikasi dari employment act adalah : (1) lebih sederhana, implikasi adalah bahwa pemerintah harus menghindari menjadi penyebab fluktuasi ekonomi, (2) lebih ambisius, implikasi dari UU Ketenagakerjaan adalah bahwa pemerintah harus menanggapi perubahan dalam ekonomi swasta untuk menstabilkan agregat permintaan  Kasus melawan kebijakan stabilisasi aktif bahwa kebijakan-kebijakan ini mempengaruhi ekonomi dengan lag panjang. Lag dalam kebijakan fiscal lebih banyak disebabkan oleh kebijakan politik  Stabilisator otomatis Perubahan dalam kebijakan fiskal yang menstimulasi permintaan agregat saat ekonomi masuk ke masa resesi tanpa pembuat kebijakan harus mengambil tindakan yang disengaja. Alat yang paling penting adalah sistem perpajakan...


Similar Free PDFs