Title | REGULATOR AC 1 FASA GELOMBANG PENUH TERKENDALI |
---|---|
Author | Zulfikar Lubis |
Pages | 9 |
File Size | 466.3 KB |
File Type | |
Total Downloads | 39 |
Total Views | 116 |
REGULATOR AC 1 FASA GELOMBANG PENUH TERKENDALI Citra Dewi, S,Pd. M.Eng 1, Abdul Arif 2, Abdul Hanif 3, Zulfikar Lubis 4 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro 2 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro 3 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro 4 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Padang - UNP Kam...
Accelerat ing t he world's research.
REGULATOR AC 1 FASA GELOMBANG PENUH TERKENDALI ZULFIKAR LUBIS
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
T EKNIK PEMANFAATAN T ENAGA LIST RIK charrel andrea
Buku Aplikasi Elekt ronika Daya dalam SIst em Tenaga List rik Muhamad Ali Pengert ian SCR (Silicon Cont rolled Rect ifier) dan Prinsip Kerjanya Wan Rama Apri Wirant i 1705110885
REGULATOR AC 1 FASA GELOMBANG PENUH TERKENDALI Citra Dewi, S,Pd. M.Eng 1, Abdul Arif 2, Abdul Hanif 3, Zulfikar Lubis 4 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro 2 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro 3 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro 4 Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Padang - UNP Kampus UNP, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Bar., Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat 25173 Email : [email protected]
Abstract
Regulator AC digunakan untuk mengendalikan tegangan rms output. Aplikasi dari Regulator AC ini adalah untuk kendali kecepatan motor, untuk dimmer lampu, untuk pengatur suhu pemanas dan sebagainya. Pengaturan nilai rms tegangan dilakukan dengan cara mengatur sudut penyalaan saklar dayanya yang akan mendelay gelombang tegangan output, sehingga regulator AC ini disebut juga dengan phase delay control. penelitian ini untuk menggambarkan bentuk gelombang arus dan tegangan Regulator AC 1 fasa gelombang penuh pada berbagai variasi beban dengan menggunakan SCR.
Kata kunci : Pengendalian, Bentuk Gelombang, SCR.
I. PENDAHULUAN
sehingga regulator AC ini disebut juga
Teknologi di bidang industri adalah
dengan phase delay control. Pada umumnya
salah satu ilmu pengetahuan yang kian
regulator
berkembang
TRIAC sebagai saklar dayanya. Ada dua
manusia
sesuai
baik
dengan
dalam
peradaban
aplikasi
bidang
jenis
AC
menggunakan
Regulator
AC,
yaitu
SCR
dan
setengah
kelistrikan maupun bidang lain yang terkait
gelombang dan gelombang penuh. Pada
didalamnya. Untuk bidang industri sendiri
Regulator AC setengah gelombang, yang
untuk saat sekarang ini sangat membutuhkan
didelay hanya gelombang tegangan positif.
teknologi
yang
secara
Regulator AC setengah gelombang ini
otomatis
dalam
pengontrolan
umumnya menggunakan sebuah SCR dan
dapat
bekerja
setiap
peralatan.
sebuah diode yang dipasang antiparallel.
Salah satu jenis peralatan yang sangat
diperlukan
pada
industri
yaitu
pengendali yang berfungsi untuk pengaturan tegangan
yang
dapat
dilakukan
menggunakan thristor (pengendalian sudut penyalaan). Dengan ditambahkannya dioda ke beban dengan cara mengatur sudut penyalaan
Regulator AC jenis ini jarang diaplikasikan di lapangan. Pada Regulator AC gelombang penuh, Penundaan penyalaan dilakukan pada gelombang positif dan negatif. Regulator AC jenis ini menggunakan dua buah SCR yang dipasang anti parallel atau sebuah TRIAC
menjadi lebih sempit sehingga
Berdasarkan dari latar belakang yang
tegangan keluaran pada daerah 70.7 sampai
telah disebutkan sebelumnya, maka pada
100% dari tegangan masukan.
penelitian ini untuk menggambarkan bentuk
Regulator mengendalikan
AC
digunakan
tegangan
rms
untuk output.
Aplikasi dari Regulator AC ini adalah untuk kendali kecepatan motor, untuk dimmer lampu, untuk pengatur suhu pemanas dan sebagainya. Pengaturan nilai rms tegangan dilakukan dengan cara mengatur sudut penyalaan
saklar
dayanya
mendelay
gelombang
yang
tegangan
akan output,
gelombang arus dan tegangan Regulator AC 1 fasa gelombang penuh pada berbagai variasi beban dengan menggunakan SCR.
maupun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian tentang kendali tegangan
Penyearahan merupakan proses mengubah arus atau tegangan
bolak-
balik menjadi arus atau tegangan searah. Menurut Moorthy (1993)
maupun
(2005), Sigh
dan
Kanchanadhani (2007), untai penyearah dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
yakni
(uncontrolled),
tak
berkendali
berkendali
setengah
(half-controlled) dan berkendali penuh (fully-controlled). Pada penyearah yang berkendali, tegangan
searah yang
diperoleh merupakan
fungsi dari
tegangan
catu
atau
tegangan
sumbernya dan titik lokasi pada periode gelombang ketika thyristor atau SCR dipicu (disebut dengan sudut picu α). Di lain pihak, pengaturan tegangan bolakbalik
yang
diperoleh
dari
hasil
pengaturan titik sudut picu pada Triac atau
dapat juga mengunakan SCR
yang
dihubung
antiparalel
disebut
dengan pengaturan tegangan bolakbalik (a.c. regulator). Dari sini, baik penyearah
berkendali
maupun
pengaturan tegangan bolak-balik yang menggunakan teknik pengaturan sudut picu
disebut
dengan
penggunaan teknik pengendalian fasa (phase controlled), artinya pada sudut
AC 1 fasa
Lander
Triac
untuk
menghidupkan
SCR
berapa ujung depan gelombang akan disalurkan ke keluaran dihitung dari titik awal (titik nol) ujung depan gelombang
tegangan
sumbernya,
sementara ujung belakang gelombang tegangan sumber atau masukan tetap sama
dengan
ujung
belakang
gelombang keluarannya. Jadi di sini tidak
ada
pergeseran
fasa
antara
gelombang masukan dengan gelombang keluaran, yang ada adalah pemendekan fasa sikus aktif (duty cycle) gelombang. Philips
semiconductors
menggunakan
istilah
(tth.)
kendali
daya
(power control) bukan kendali fasa (phase control) seperti yang dipakai oleh
Singh
(2007)
dan
Littelfuse
Inc.,(2008). Sementara
itu,
Moorthy
menggunakan istilah controlled rectifier untuk penggunaan thyristor dan ac line control untuk pengunaan Triac. Untai kendali daya dari Philips semiconductor yang menggunakan kendali tegangan searah seperti halnya dengan TCA pengaturan
sudut
fasanya
tidak
sempurna bisa diatur dari 0o sampai 180o. Namun di sini argumentasinya
merujuk pada Littelfuse.Inc (2004),
(pemberian arus gate) yang dilakukan
yakni tidaklah ada pengaruh yang
dengan memberi tegangan kecil saja
berarti terhadap kinerja
beban untuk
pada gate katoda (tergantung spesifikasi
mengatur sudut penyalaan atau sudut
produk), maka arus gate dapat mengalir
picu α di bawah 30o , karena daya pada
dan membuat kondisi SCR dalam
beban kurang dari 3% daya penuhnya,
keadaan on. Daerah kerja SCR adalah
atau
0°-180° (sifat umum dioda), maka
di
atas
150o
karena
sudah
menghasilkan daya sebesar 97% daya
hanya
penuh beban
pengontrolan fasa dapat dilakukan.
pada
daerah
tersebut
Apabila SCR telah terpicu, maka SCR
B. Silicon Control Rectifier (SCR) Silicon
Control
Rectifier
(SCR)
berada
menghantarkan
dalam arus
kondisi
listrik.
Untuk
merupakan salah satu jenis thyristor yang
pengaturan fasa atau menghentikan arus
prinsip kerjanya mirip dengan dioda namun
listrik
dilengkapi gate untuk mengatur besarnya
komutasi yaitu mengusahakan tegangan
fasa yang dilalukan. SCR adalah komponen
pada SCR adalah nol, sehingga arus
semikonduktor
dengan
tidak mengalir. Pada saat itu dapat
struktur empat lapis PNPN (Positif-Negatif-
dipastikan bahwa SCR dalam kondisi
Positif-Negatif)
lapisan
tidak dapat menghantarkan arus listrik
sambungan PN. SCR memiliki tiga terminal
dari anoda ke katoda hingga pemicuan
yaitu anoda, katoda dan gate. Sambungan
dimasukkan kembali.
yang
terbentuk
dengan
tiga
PN (PN junction) berturut-turut dari anoda diberi
simbol
J1,
J2
dan
J3.
Dalam
penggunaannya, harus mengetahui cara-cara pengoperasian SCR yaitu dengan metode membuat SCR dalam kondisi menyala atau pemicuan dan metode membuat SCR dalam kondisi tidak menghantar atau komutasi. Metode yang digunakan pada SCR adalah pemicuan melalui gate
maka
diperlukan
metode
C. Thyristor Thyristor
merupakan
peralatan
elektronik yang terdiri dari empat lapisan semikonduktor pnpn dan memiliki tiga sambungan-pn.
Thyristor
memiliki
3
terminal, yaitu anoda, katoda, dan gate (gerbang), seperti ditunjukan pada gambar. Thyristor
disebut
juga
dengan
penyearah terkendali, karena memiliki gate
yang berfungsi untuk mengendalikan arus.
1. Sudut penyalaan besar dari sudut fasa
Teknik penyalaan thyristor yang sering di
( α φ > ). Pada mode ini arus output
arus
tidak kontiniu.
pada
gerbang
dengan
memakai
tegangan positif antara gerbang dan terminal katoda
akan
menyalakan
thyristor.
Penundaan pemberian arus pada gerbang
2. Sudut penyalaan kecil dari sudut fasa ( α φ < ). Pada mode ini satu buah SCR akan gagal menyala.
thyristor tergantung pada operasi zero crossing. Thyristor dalam keadaan menyala
3. Sudut penyalaan sama dengan sudut
dapat dipadamkan dengan mengurangi arus
fasa ( α φ = ). Pada mode ini arus
maju sampai di bawah arus holding (IH).
output akan kontiniu.
III. EKSPERIMEN Dalam
pelaksanaan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian,
Pada
Regulator
AC
gelombang
digunakan metode dengan langkah-langkah
penuh, Penundaan penyalaan dilakukan pada
perancangan
rangkaian
gelombang positif dan negatif. Regulator
regulator AC satu fasa gelombang penuh
AC jenis ini menggunakan dua buah SCR
terkendali menggunakan SCR pada berbagai
yang dipasang parallel atau dengan sebuah
variasi
rangkaian,
TRIAC. Setelah disimulasikan, ditampilkan
percobaan,
gelombang tegangan input seperti yang
dan
beban,
pengujian
simulasi
pembuatan rangkaian
pengambilan data, dan analisis data . Perancangan
dan
simulasi
terlihat pada gambar 1c dibawah ini.
rangkaian
regulator AC satu fasa gelombang penuh terkendali menggunakan SCR dilakukan dengan simulasi sistem secara keseluruhan dengan
menggunakan
perangkat
lunak
PSIM® untuk mengetahui kinerja dari rangkaian yang telah dirancang. Gambar 1a. Ragkaian Regulator 1 Fasa Regulator AC 1 fasa dapat dioperasikan dalam 3 mode, yaitu :
Gelombang penuh dengan SCR dengan beban R
Gambar 1b. Ragkaian Regulator 1 Fasa
Gambar 1e. Bentuk Gelombang Input dan Output Beban RL
Gelombang penuh dengan SCR dengan beban RL
Pada gambar 1c dan 1e menampilkan hasil
simulasi
dengan
menggunakan
Software PSIM. Terdapat perbedaan dari tegangan
Vrms
dan
arus
Irms
yang
dihasilkan dengan menggunakan beban R dan beban RL. Tabel 1. Hasil Pengamatan Menggunakan Terlihat seperti pada gambar di
Beban R
atas,bahwa regulator ac gelombang penuh Vref
melakukan penundaan penyalaan pada gelombang positif dan negative.
Input
Output
SCR Vrms
Irms
Vm
Vrms
Vdc
Irms
Idc
0
220
21,9
311,12
219
198
21,9
1,08
1
220
22
311,12
220
198
22
1,08
2
220
21,8
311,12
218
198
21,8
1,08
4
220
21,6
311,12
216
198
21,6
1,08
6
220
21,4
311,12
214
198
21,4
1,08
8
220
21,2
311,12
212
198
21,2
1,08
10
220
21
311,12
210
198
21
1,08
Gambar 1c. Bentuk Gelombang Tegangan Input
Gambar 1d. Bentuk Gelombang Input dan Output Beban R
Tabel 2. Hasil Pengamatan Menggunakan
V. KESIMPULAN
Beban RL Vref
Input
Berdasarkan dari analisa data hasil Output
percobaan, maka dapat diambil kesimpulan
SCR Vrms
Irms
Vm
Vrms
Vdc
Irms
Idc
2
220
0,55
311,12
214
198
0,55
1,08
4
220
0,54
311,12
212
198
0,54
1,08
telah
6
220
0,54
311,12
210
198
0,54
1,08
mengendalikan tegangan output, arus output
8
220
0,53
311,12
208
198
0,53
1,08
serta arus input dari regulator satu fasa,
10
220
0,52
311,12
204
198
0,52
1,08
sehingga kita dapat menentukan berapa nilai
Pengujian terkendali
dengan
rangkaian
penyearah
menggunakan
yaitu Penyearah terkendali yang telah dibuat berhasil
direalisasikan
untuk
tegangan dan arus output yang kita inginkan.
beban
tahanan untuk kondisi tegangan input tetap, Daftar Pustaka
beban bervariasi. Dari data hasil percobaan diatas terlihat bahwa nilai tegangan output
[1] Rashid,
Muhammad,
1999.
rata-rata selalu konstan pada nilai 198 Volt,
Elektronika
demikian juga nilai arus output yang tetap
Devais dan Aplikasinya Jilid 1.
berada pada nilai 1,08 Ampere meskipun
Jakarta: Penerbit PT Prehallindo
nilai Vrms dan Irms berubah-rubah. Dari
Daya,
Rangkaian,
[2] Singh, M.D.1998 Power
data hasil percobaan terlampir terlihat
Electronics, New Delhi: Tata
bahwa
McGraw-Hill Publishing Company
tegangan
rata-rata
keluaran
penyearah dapat dipertahankan konstan pada
Limited
nilai tegangan input yaitu masing-masing
[3] Warsito,
220 Volt.
industri, Karya Utama, Jakarta
Tabel 1 dan 2 menunjukkan hasil
[4]
Istanto
1986,
Elektronika
W.Jatmiko,
2007,
dalam
Bahan
pengamatan dengan menggunakan beban R
Perkuliahan: Praktik Kendali
dan RL. Nilai Vrms pada tegangan keluaran
DEL230, Program Studi Teknik Elektro,
secara berkala menunjukkan nilai yang
Fakultas
Berbeda dengan tegangan yang nilainya
Yogyakarta.
semakin kecil jika nilai Vref SCR nya semakin besar.
Teknik
Elektronis,
Universitas
Negeri
[5] Sorchini.Z., Kimball. J.W., dan Krein. P.T., (2004), „Digital SCR Control Educational Laboratory‟, IEEE.
for
Biodata Penulis Abdul Arif, Lahir di Sikabu Lubuk Alung, 11 Maret 1998. Menyelesaikan pendidikan SMA tahun 2016 di SMA N 1 Batang Anai, Padang Pariaman. Mahasiswa Teknik Elektro di Universitas Negeri Padang tahun 2016 Abdul Hanif, Lahir di Suayan, 25Juni 1996. Menyeleseikan Pendidikan SMA tahun 2015 di SMK N2 Payakumbuh. Mahasiswa Teknik Elektro di Universitas Negeri Padang tahun 2016 Zulfikar Lubis, Lahir di Medan, 21 Oktober 1997. Menyelesaikan pendidikan SMA tahun 2016 di SMA N 1 Panti, Pasaman Timur. Mahasiswa Teknik Elektro di Universitas Negeri Padang tahun 2016...