Resume Teori Akuntansi WEEK 8-CH.14- Current COST Accounting PDF

Title Resume Teori Akuntansi WEEK 8-CH.14- Current COST Accounting
Author Arista Sari
Course Accounting Theory
Institution Universitas Airlangga
Pages 11
File Size 204.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 126
Total Views 734

Summary

RESUME TEORI AKUNTANSICHAPTER 14: CURRENT COST ACCOUNTINGNAMA KELOMPOK:1. Safira Nabilah 0417113330862. Muhammad Sabrian O. 0417113330963. Cindy Cynthia Dewi 0417113331124. Tiolan Sweeter 0417113331195. Tiara Eva T. 0417113332606. Arista Yuliana Sari 041811333171PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONO...


Description

RESUME TEORI AKUNTANSI CHAPTER 14: CURRENT COST ACCOUNTING

NAMA KELOMPOK:

1. Safira Nabilah

041711333086

2. Muhammad Sabrian O.

041711333096

3. Cindy Cynthia Dewi

041711333112

4. Tiolan Sweeter

041711333119

5. Tiara Eva T.

041711333260

6. Arista Yuliana Sari

041811333171

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2020 AKUNTANSI HARGA KINI

(CURRENT COST ACCOUNTING)

I.

Rasionalisasi Pada tahun 1961, Profesor Edward dan Bell mengusulkan sistem current cost accounting atau akuntansi harga kini. Usulan tersebut didasari oleh suatu kondisi perekonomian yang menimbulkan penggunaan harga histroris dalam akuntansi menjadi tidak realistis lagi. Penggunaan akuntansi harga kini meningkatkan kualitas informasi yang diperlukan manajemen dan pihak lainnya yang memerlukan. Bell berpendapat bahwa pada dasarnya manajer perusahaan ingin tahu bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya perusahaan dan memaksimalkan profit atau laba perusahaan. Edward dan Bell menyatakan masalah mendasar bagi manajer dalam tiga pernyataan, yaitu: 1. Expansion problem (masalah pengembangan) yaitu menjawab pertanyaan berapa jumlah aset yang diperlukan untuk melakukan usaha tertentu. 2. The Composition Problem (masalah komposisi aset) yaitu komposisi aset apa yang diperlukan untuk melakukan usaha tertentu. 3. Financial Problem (masalah keuangan) yaitu bagaimana aset tersebut dibiayai, bisa dari modal sendiri, pinjaman dari lembaga keuangan, dan atau campuran. Manajer dalam membuat keputusan mengenai tiga pertanyaan di atas mendasarkan pada harapan di masa yang akan datang. Untuk itu akuntansi berperan memberikan informasi masa lalu sebagai dasar pengambilan keputusan masa yang akan datang. Agar lebih bermakna, akuntansi menyajikan data masa lalu dan dibandingkan dengan harapannya. Bell berpendapat bahwa sering kali fakta transaksi keuangan dengan harapannya berbeda secara signifikan. Penyebabnya adalah harapan yang disusun sebelum periode akuntansi, dalam pelaksanaannya mengalami perubahan kuantitas, kualitas, dan harga barang dan jasa yang dikonsumsi, sehingga harapan yang disusun pada awal periode tidak relevan lagi. Kondisi tersebut benar-benar mengacaukan evaluasi kinerja perusahaan (apakah sumber daya telah dialokasikan secara efisien), baik evaluasi yang dilakukan manajer (untuk pengambilan keputusan ekonomi di masa yang akan datang) maupun oleh pemegang saham dan kreditur (untuk menilai kemampuan manajer dalam menciptakan pendapatan). Penilaian tersebut berarti juga untuk menjawab pertanyaan apakah manajer perusahaan telah mengalokasikan sumber-sumber daya ekonominya, termasuk bagaimana

manajer melakukan perubahan-perubahan rencana jangka pendek dan jangka panjang sebagai akibat perubahan-perubahan yang terjadi selama operasi perusahaan maupun estimasi perubahan di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, maka Bell mengusulkan penggunaan akuntansi harga kini dalam pengukuran dan penyajian akun laporan keuangan di dalam laporan keuangan.

II.

Current Cost in Practice 1. Current Cost di Amerika Serikat Pada tahun 1979, FASB menerbitkan Statement 33 yang diperlukan dalam pengungkapan tambahan dolar konstan dan data current cost. Dalam Statement 33, FASB mewajibkan perusahaan mengungkapkan informasi mengenai: Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan dari current cost berdasarkan tahun fiskal berjalan, dengan menggunakan nominal dolar (unit skala dolar) current cost persediaan dan aset tetap pada akhir tahun fiskal berjalan, dengan menggunakan dolar nominal. Perubahan dalam current cost untuk tahun fiskal saat ini dari persediaan dan aktiva tetap, dengan menggunakan dasar dolar konstan. Perubahan-perubahan dalam biaya tidak dimasukkan ke dalam pendapatan dari operasi yang dilanjutkan. Perusahaan juga harus mengungkapkan informasi berikut current cost secara nominal dolar untuk masing-masing 5 tahun terakhir: 

Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan



Laba per saham biasa dari operasi yang dilanjutkan Aktiva bersih pada akhir tahun fiscal. Perusahaan juga harus mengungkapkan perubahan dalam current cost

persediaan dan aktiva tetap secara konstan dolar untuk setiap 5 tahun. Statement 33 itu dimaksudkan untuk menjadi sebuah percobaan selama 5 tahun. Setelah mempertimbangkan bukti dan reaksi terhadap data tambahan, FASB, dalam Statement 82 yang dikeluarkan pada bulan November 1984, menghilangkan persyaratan untuk melaporkan biaya historis / informasi dolar konstan bagi perusahaan yang mengungkapkan informasi current cost. FASB memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan berbagai metode untuk menentukan current cost. Informasi harga dapat dikumpulkan dan

diterapkan secara internal maupun eksternal dan untuk item tunggal atau kategori. Selanjutnya, current cost aset dapat diukur dengan 3 prosedur alternatif: a. Estimasi langsung dari harga pembelian aset pada usia yang sama dan kondisi sebagai aset yang dimiliki (misalnya menggunakan harga vendor ‘daftar atau kutipan lain atau perkiraan) b. Perkiraan harga pembelian aset baru yang mirip dikurangi penyisihan penyusutan (misalnya menggunakan indeks harga eksternal yang dihasilkan / internal dihasilkan untuk kelas barang atau jasa yang diukur) c. Perkiraan harga pembelian aset baru ditingkatkan dikurangi penyisihan untuk kerugian operasi aset yang dimiliki (biaya operasi yang lebih tinggi atau potensi output yang lebih rendah) dan penyisihan penyusutan.

2. Current cost in the United Kingdom Pada tahun 1975, komite Sandilands yang dibentuk oleh pemerintah inggris merekomendasikan sistem akuntansi current cost. Komite ini menilai bahwa laporan nilai historis termasuk yang sudah disesuaikan dengan perubahan pada beberapa tingkat harga tidak cukup berguna. Laporan ini menyajikan opini yang terlalu rumit untuk laporan tingkat harga yang telah disesuaikan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna, diputuskan bahwa informasi yang relevan adalah penilaian dari keuntungan masa depan yang diperoleh dari aset bersih perusahaan. Komite meyakini bahwa holding gain mencerminkan kondisi ekonomi saat ini yang berada di luar kontrol manajemen perusahaan dan tidak dapat diindikasikan sebagai aktivitas normal. Komite Sandland memutuskan bahwa holding gain tetap harus diungkapkan tetapi tidak termasuk dalam laba. Proposal dari komite sandilands ditembuskan kepada pemerintah inggris dan diterima oleh Accounting Standar Comitee. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pembentukan Inflation Accounting Steering Group (IASG) pada tahun 1976. IASG kemudian menyusun draft (ED 18) pada akhir athun 1976 yang berisi panduan pelaksanaan akuntansi current cost bagi perusahaan. Setelah melewati banyak perdebatan, revisi, dan percobaan, Accounting Standar Comitee kemudian mengeluarkan Statement On Current Cost Accounting (SSAP 16) yang mensyaratkan current cost sebagai laporan utama dan nilai historis sebagai data tambahan. Standar ini kemudian digunakan oleh banyak perusahaan besar. Pada

tahun 1985, stelah melalui perdebatan panjang, ASC mencabut status wajib atas SSAP 16.

3. Current cost in Australia Di Australia, profesi akuntansi mengeluarkan DPS 1.1 , Statement of Provisional Accounting Standards (PAS) Current Cost Accounting pada bulan oktober 1976. Amademen dari pernyataan tersebut (PAS 1) dan petunjuk pelaksanaannya dikeluarkan pada bulan Agustus 1978. Sistem current cost yang direkomendasikan didasarkan atas kapasitas operasi yang dijalankan perusahaan secara utuh. Pada saat itu diharapkan bahwa sistem yang baru akan menggantikan sistem konvensional secara keseluruhan apabila sistem baru ini sudah familiar di kalangan pengguna. Statement of accounting practice (SAP) 1 Current Cost Accounting kemudian diterbitkan pada bulan November 1983. Terbitnya SAP 1 menimbulkan perubahan arah yang signifikan. SAP 1 merekomendasikan semua entitas untuk menyajikan laporan akuntansi current cost sebagai tambahan untuk laporan keuangan yang menyajikan nilai historis. Sebagai alternatif, laporan current cost dapat disajikan sebagai dasar laporan keuangan utama untuk menggantikan laporan keuangan yang berdasarkan nilai historis. SAP 1 tidak diterapkan secara penuh di Australia.

4. Current cost in Netherlands Teori yang mendukung sistem yang digunakan Perusahaan Philips adalah Value Theory oleh Theodore Limperg. Namun beberapa bagian dari teori Limperg direvisi oleh Philips untuk menyesuaikan terhadap permintaan. Harapan dari pengelola / manajemen Philips serupa dengan yang diskusikan oleh Edward dan Bell. Karena perhitungan angka index adalah elemen yang penting pada siste sebagai sebuah deskripsi terhadap prosedur, seperti yang dijelaskan Enthoven, yang melakukan penelitian pada perusaahaan : 1. Perhitungan

angka

pengestimasian

indeks

adalah

tanggung

jawab

departemen

2. Departemen pembelian menyimpan bukti harga pembelian bahan baku berdasarkan kuota pasar, para tender, pembelian terakhir, dll dan menginformasikan departemen pengestimasian mengenai perubahan harga 3. Departemen Pengestimasian menyimpan daftar harga baku dari item utama yang dibeli . Daftar ini harus terus diperbaharui 4. Departemen estimasi juga harus menyimpan daftar detail dari item yang berhubungan pada setiap kelompoknya. Angka indeks pada item utama pada daftar harga baku menentukan angka indeks dari kelompok yang berhubungan Berdasarkan Enthoven, para manajer Philips dan publik puas dengan sistem current value. Para manajer percaya bahwa sistem ini tidak lebih mahal dari sistem historical cost untuk digunakan dan keuntungan yang lebih penting dari biaya yang dikeluarkan

5. Standar Akuntansi Internasional dan Current Cost Pada pemaparan sebelumnya diketahui bahwa beberapa negara telah mencoba menerapkan sistem akuntansi current cost akan tetapi sistem tersebut tidak dapat diterapkan secara menyeluruh. Pada tanggal 15 Juli 2004, AASB mengadopsi standar akuntansi internasional untuk semua komponen laporan keuangan setelah 1 Januari 2005. Selanjutnya IASB dan FASB sepakat bahwa basis terbaik untuk melakukan pengukuran adalah nilai wajar. IAS 39/AASB 139 dan IFRS 3/AASB 3 mendifinisikan nilai wajar sebagai nilai sebuah aset apabila digantikan atau nilai hutang apabila dilunasi/ diselesaikan. Pada pasar yang aktif, nilai wajar adalah harga transaksi dan apabila tidak terdapat pasar aktif maka pendekatan untuk menghitung nilai wajar dapat digunakan, antara lain discounted cash flow, option pricing models, depreciated replacement cost, market indexes dan appraisal value. Meskipun nilai wajar yang diterima pada umumnya adalah harga pasar, pengertian biaya transaksi bukan merupakan sesuatu yang baku dan harga transaksi tidak selalu diterapkan secara konsisten. Sebagai contoh, menurut IAS 39 /AASB 139, nilai wajar untuk marketable securities dan aset keuangan adalah harga jual, untuk held to maturity securities, nilai wajar yang digunakan adalah biaya amortisasi. Menurut IAS 16/AASB 116 untukProperty, Plant, and Equipment, nilai wajar yang dipakai adalah harga perolehan pada saat pemilik

benar-benar memperoleh kontrol atas aset tersebut pada saat proses akuisisi. Setelah akuisisi, pada setiap kelas aset harus diputuskan mengenai model pengukuran yang akan diterapkan. Semua aset dalam satu kelas yang sama harus menggunakan prinsip pengukuran yang sama, tetapi tidak semua kelas harus menggunakan model yang sama. Tidak terdapat waktu / periode spesifik untuk revaluasi aset. IAS 16/AASB 116 mengijinkan tiap entitas untuk memilih antara cost model dan current cost model. Menurut IAS 40/ AASB 140, tiap entitas dapat memilih antara model depresiasi atau model nilai wajar ketika melakukan pengukuran terhadap investment property. Menurut standar akuntasi internasional, difinisi atas nilai wajar dapat bervariasi mulai dari model biaya perolehan dan harga penjualan sampai dengan model penilaian yang berdasarkan discounted cash flows atauoption pricing. Tidak terdapat standar yang menentukan konsep capital maintenanced , oleh karena itu tidak terdapat penerapan yang baku untuk pengukuran pendapatan berdasarkan perubahan atas modal.

III.

Capital Maintenance (Pemeliharaan Modal) – based on IFRS staff paper 1. Konsep Laba Usaha Berkenaan dengan laba, manajemen sering menghadapi dua keputusan: 

Holding decision, tentang apakah asset dan kewajiban akan ‘ditahan’ atau akan mempergunakannya (misalnya melalui penjualan asset atau pembayaran utang)



Operating decision, tentang bagaimana menggunakan dan membiayai operasi entitas.

Karena penggunaan laba akuntansi yang merupakan selisih antara harga jual dan biaya produksi produk kurang relevan, untuk mengevaluasi baik induk dan operasi keputusan manajer, Edwards dan Bell menawarkan konsep keuntungan yang mereka sebut terdiri dari “laba usaha/bisnis”. Ada dua komponen yaitu laba operasi saat ini (current operating profit) dan penghematan biaya terealisasi (realizable cost saving). Laba operasi saat ini adalah selisih dari nilai saat ini dari harga jual dengan harga kini. Penghematan biaya realisasi adalah peningkatan biaya saat ini aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan, atau sama dengan selisih harga kini aset dan harga beli aset. Istilah yang kita gunakan untuk

menghemat biaya realisasi adalah “holding gains and losses”, yang dapat direalisasikan atau belum direalisasi. Contohnya: (a) harga beli barang A 100 unit adalah Rp 1000 per unit; (b) harga jual Rp 1400 per unit, barang yang terjual 90 unit; (c) harga barang A jika dibeli sekarang adalah Rp 1100 per unit. Sehingga laba bersih dapat dihitung:

Laba akuntansi Penjualan 90 unit x Rp 1400

= Rp 126.000

HPP 90 unit x 1000

= Rp 90.000

Laba

= Rp 36.000

Laba bisnis COR = 90 unit (1400 – 1100)

= Rp 27.000

RCS = 10 unit (1100 – 1000)

= Rp 1.000

Laba bisnis

= Rp 28.000

2. Holding Gains and Losses Holding gains and losses merupakan selisih antara harga kini dengan harga pada saat pembelian (nilai tercatat) bagi aset perusahaan yang masih dikuasai pada tanggal neraca. Dalam akuntansi konvensional laba atau rugi semacam itu belum boleh diakui sampai aset benar-benar terjual sehingga tidak dapat mengukur kinerja manajer dengan akurat. Akibatnya, kinerja manajer tidak dapat diketahui sebelum aset dijual Akuntansi konvensional juga dapat memberikan kesesatan dalam membandingkan perusahaan Contohnya perusahaan A berdiri sejak 10 tahun yangg lalu sedangkan perusahaan B baru berdiri selama 2 tahun. Perusahaan A mempunyai laba yang lebih tinggi karena beban penyusutannya lebih rendah maka perusahaan A terkesan lebih efisien dibanding B. Hal tersebut mencerminkan tercampurnya holding gain dengan operational profit sehingga tidak tampak upaya manajer yang sebenarnya maka harus dipisah. Namun, pemisahan antara laba yang diperoleh melalui operasi perusahaan dan kenaikan aset tidak disetujui. Karena aktivitas holding berkaitan dengan hasil dari aktivitas operasi dan juga kenaikan aset. Contohnya perusahaan membeli mesin baru yangg dapat melakukan efisiensi operasi masa depan karena bahan bakar irit dan lebih canggih. Maka laba diperoleh dari operasi akan lebih

menonjol dibanding karena kenaikan aset. Hal tersebut disebut sebagai holding gain yang diakui sebagai income, sedangkan penurunan aset (holding loss) diakui sebagai kerugian. Namun holding gain tersebut menyebabkan adanya operating profit sehingga saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Alasan Holding Gain/Loss Diakui sebagai Pendapatan/Kerugian 1. Laba didapat dari kenaikan harga aset, karena jika tidak maka cash outflow yang dibutuhkan akan lebih banyak jika membeli sekarang. Penghematan kas tersebut dianggap sebagai pendapatan 2. Jika dibandingkan dengan perusahaan lain, maka cash ousflow yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli sekarang akan lebih besar 3. Holding gain dikualifikasikan sebagai income karena harga meningkat akibat refleksi dari peningkatan kekuatan untuk memperoleh earning yang lebih besar 4. Terdapat dua konsep untuk menentukan apakah holding gain/loss diakui sebagai pendapatan atau bukan: 

Modal Finansial



Modal Fisik

3. Capital Maintenance Konsep pemeliharaan modal sangat penting karena hanya pendapatan yang lebih dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan modal yang dapat dianggap sebagai keuntungan. a. Financial Capital Maintenance Dengan konsep ini keuntungan diperoleh hanya jika jumlah aset bersih (atau uang) keuangan pada akhir tahun periode melebihi jumlah aset bersih (atau uang) keuangan pada awal periode, setelah mengecualikan distribusi keluar, dan kontribusi dari pemilik selama periode tersebut. Konsep ini meyakini bahwa informasi harga kini bermanfaat bagi manajemen untuk mengevaluasi keputusan masa lalu sehingga meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan mampu memprediksi arus kas masa yang akan datang. Holding gain/loss diakui sebagai keuntungan atau kerugian. b. Physical Capital Maintenance

Dengan konsep ini, keuntungan hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kapasitas operasi) dari entitas pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal tahun periode. Konsep ini menekankan pada apakah perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk melanjutkan operasi perusahaan secara berkesinambungan. Holding gain/loss tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Sebagian besar entitas mengadopsi konsep finansial tentang pemeliharaan modal. Namun, Kerangka Konseptual yang ada tidak memberi patokan model modal tertentu pemeliharaan. Kerangka Konseptual yang ada mencatat bahwa pengelolaan suatu entitas harus melakukan penilaian dan memilih konsep pemeliharaan keuangan yang memberikan informasi yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan. Konsep pemeliharaan modal digunakan dalam IAS 29 Financial Reporting.

IV.

Kritik terhadap Penggunaan Current Cost Acounting 1. Dari kubu pendukung akuntansi konvensional. Kubu ini identik dengan penggunaan harga historis. Kubu pendukung akuntansi konvensional mengatakan bahwa mencatat atau mengakuntansikan kenaikan harga tetap (terutama aktiva tetap) sebelum terjadi realisasi penjualan merupakan hal yang sangat menyulitkan. Mereka menganggap aktiva tetap dibeli bukan untuk dijual kembali, melainkan digunakan dalam proses produksi, sehingga mengakuntansikan perubahan harga dirasa tidak perlu karena tidak relevan dengan pengambilan keputusan. Mereka juga berpendapat bahwa penggunaan current cost accounting merupakan antisipasi terhadap kemungkinan laba di masa yang akan datang dan bila ternyata kondisi memburuk, laba tersebut tidak akan pernah terealisasi. Penggunaan current cost accounting juga lebih banyak subjektif karena tidak ada informasi pasar yang benar-benar handal.

2. Dari kubu pendukung exit price. Kubu pendukung exit price menyatakan bahwa current cost accounting mengistilahkan pengorbanan masa yang akan datang (opprtunity cost). Mereka berpendapat bahwa aset tersebut dibeli untuk dimiliki untuk dalam jangka panjang

dan untuk proses produksi sehingga harga bila dibeli dalam keadaan baru sebagai ukuran (harga kini/current cost) menjadi tidak relevan dan harga realisasi (exit price) lebih logis bila dianggap sebagai opportunity cost....


Similar Free PDFs