RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL PDF

Title RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL
Author Ence Surahman
Pages 26
File Size 121.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 390
Total Views 549

Summary

MAKALAH RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah pengembangan kurikulum Dosen : Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: Azizah, S.Pd.I | 14707251029 Ence Surahman, S.Pd | 14707251039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YO...


Description

MAKALAH RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah pengembangan kurikulum Dosen : Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Oleh: Azizah, S.Pd.I

| 14707251029

Ence Surahman, S.Pd | 14707251039

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita semua berlimpahan nikmat yang tidak sembanding dengan rasa syukur yang kita ucapkan. Selawat dan salam kepada Rasulullah yaitu Nabi Muhammad S.A.W. dengan perjuangannya kita bisa merasakan kebebesan dalam menutut ilmu tanpa dibatasi oleh golongan ras dan suku. Selawat dan salam juga kepada ahli keluarga dan sahabat beliau yang ikut membantu beliau dengan harta dan tenaga. Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ali Muhtadi, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Kurikulum”, semoga ilmu yang beliau berikan diberkahi oleh Allah S.W.T. dan segala jerih payah beliau dalam mentrasfer ilmunya kepada kami mendapat balasan kebaikan yang lebih besar dari Allah S.W.T., amiin. Ucapan terima kasih juga kepada pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan menjadi sumber refrensi dalam mempelajara rumpun model pembelajaran personal. Dan di dalam tentu ada kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu mohon kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaki kesalahan dan kekeliruan yang di dalam penulisan makalah ini. Selamat membaca! Yogyakarta, 16 Maret 2015 Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2 BAB I .................................................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3 A.

Latar Belakang ........................................................................................................ 3

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C.

Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................ 6 A.

Konsep Dasar Model Pembelajaran Pembelajaran ................................................. 6

B. Jenis - Jenis Model Pembelajaran Personal dan Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran................................................................................................................... 9 BAB .................................................................................................................................. 23 PENUTUP ........................................................................................................................ 23 A.

Simpulan ............................................................................................................... 23

B.

Saran ..................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bukti Tuhan Maha Kuasa adalah kemampuan menciptakan makhluk-Nya dalam wujud yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Manusia memiliki karakteristik, ciri pisik, dan sifat yang unik/berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak ada satupun manusia yang diciptakan dalam wujud dan bentuk yang sama persis bahkan kembar siam sekalipun. Disamping itu beberapa faktor eksternal diluar diri manusia seperti faktor budaya, agama, adat, bahasa, suku, pendidikan, bahkan cara berpikir turut memperkuat keunikan perbedaan antara satu individu dengan individu yang lainnya. Di

dalam

bidang

pendidikan,

keragaman

karakter,

kecerdasan,

kecenderungan, kemampuan, minat, bakat, motivasi yang ada dalam diri seorang peserta didik mendapatkan banyak perhatian dari para ahli. Terutama para ahli yang konsen dalam bidang ilmu perkembangan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dengan karakter yang beraneka ragam tersebut, sudah pasti tidak mudah dalam menyatukan mereka dalam satu cara belajar yang sama. Karena tiap mereka memiliki gaya dan cara belajar sendiri. Perbedaan yang unik dalam setiap peserta didik tadi merupakan salah satu faktor yang kemudian melatarbelakangi temuan-temuan dalam bidang pendidikan, baik temuan yang berkaitan dengan bagaimana pendidikan yang sesuai dengan

3

tugas perkembangan peserta didik, maupun temuan tentang bagaimana alternatifalternatif model layanan pendidikan yang efektif dalam membelajarkan siswa dengan keanekaragamannya tersebut. Contoh nyata berkaitan dengan hal tersebut adalah temuan

para ahli

dalam merancang dan mengembangkan model-model pembelajaran sehingga munculnya rumpun-rumpun model pembelajaran. Diantara rumpun model pembelajaran yang populer diantaraya ada empat rumpun model yaitu rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi yang merupakan pengembangan dari teori belajar kognitif, rumpun model pembelajaran personal yang merupakan pengembangan dari teori belajar humanis, rumpun model pembelajaran sosial yang bertolak pada teori rekayasa sosial dan rumpun model pembelajaran perubahan tingkat laku yang merupakan produk pemikiran dan temuan dalam bidang teknologi pendidik yang didasarkan pada teori belajar behavioristik. Dalam makalah ini, penyusun mencoba menjelaskan topik berkaitan dengan rumpun model pembelajaran personal. Model ini berpijak pada teori humanis yang memandang pendidikan yang baik adalah pendidikan yang benarbenar mampu memanusiakan manusia, sesuai dengan harkat derajatnya sebagai manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan cara pandang, cita-cita, tujuan dan harapan hidupnya secara personal. Pendidikan harus sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh para peserta didik dan dilaksanakan secara humanis, tidak boleh menjadi beban, terjadi paksaan dan sejenisnya yang menyebabkan terkekangnya potensi dan minat bakat para peserta didik.

4

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya : 1. Bagaimana konsep dasar rumpun model pembelajaran personal? 2. Apa sajakah jenis model pembelajaran personal? 3. Bagaimana penerapan rumpun model personal

dalam proses

pembelajaran? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu membahas topik tentang : 1. Memahami konsep dasar model pembelajaran personal. 2. Memahami jenis-jenis model pembelajaran personal. 3. Memahami penerapan model pembelajaran personal dalam proses pembelajaran.

5

BAB II RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Pembelajaran 1. Definisi model pembelajaran personal Dibeberapa referensi penyusun belum menemukan definisi secara utuh. Para pakar hanya mendefinikan secara parsial tentang pengertian model pembelajaran personal. Dari beberapa uraian tentang model pembelajaran personal penyusun mendefisikan model pembelajaran personal adalah model pembelajaran yang bertitik tolak dari teori belajar humanistik. Model pembelajaran ini

berorientasi terhadap pengembangan diri individu.

Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan potensi dan minat bakatnya, baik potensi emosional maupun intelektual. Menurut Rusman (2014) implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut: a. Bertingkal laku dan belajar adalah hasil pengamatan. b. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang (learning to do). c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.

6

d. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri bukan dari pengaruh orang lain (guru). e. Guru mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn how to learn). f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow, R.Roger, C.Bruner, dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya belajar dan mengembangkan

dirinya,

baik

emosional

maupun

intelektual.

Teori

Humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Menurut

Soemantrie

(Abdullah:

160-161)

dalam

pandangan

humanistik kurikulum berpusat pada siswa dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humasnistik yakin, bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal. Prioritasnya adalah pengalaman belajar yang diarahkan pada tanggapan minat, kebutuhan dan kemampuan anak. 2. Tujuan model pembelajaran personal Menurut Syaharudin (2012;1) model pembelajaran personal memiliki beberapa tujuan. Pertama, menuntun siswa untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik dan kesehatan emosi yang lebih memadai dengan cara mengembangkan kepercayaan diri dan perasaan realistis serta menumbuhkan

7

empati pada orang lain. Kedua, meningkatkan proporsi pendidikan yang berasal dari kebutuhan dan aspirasi siswa sendiri, melibatkan semua siswa dalam proses menentukkan apa yang akan dikerjakannya atau bagaimana cara ia mempelajarinya. Ketiga, mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif tertentu, seperti kreativitas dan ekspresi pribadi. 3. Prinsip dan Karakteristik Umum Model Pembelajaran Personal Beberapa prinsip dan karakteristik umum model pembelajaran personal adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered). Siswa diberikan kebebasan berkreativitas mencapai tujuan pembelajarannya. Bahkan dalam teori model pembelajaran humanis murni tujuan pembelajaran tidak dinyatakan dan disamakan. Semua siswa diberikan kebebasan menentukan tujuan yang diinginkannya. b. Pembelajaran berfokus pada pengembangan mental belajar dan penajaman kreativitas siswa. Mental belajar berupa kesadaran diri, konsep diri, pemahaman diri tentang segala potensinya dan memahami cara mengembangkannya sesuai dengan gaya belajar yang disukainya. c. Kegiatan pembelajaran harus dikemas secara fleksibel, menarik dan tidak membosankan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sepenuh hati. Karena tidak ada paksaan dan tidak ada standar baku yang disamakan kepada

semua

siswa.

Sehingga

masing-masing

siswa

akan

menampilkan performanya masing-masing. d. Guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah proses belajar siswa

8

e. Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan cara, metode, strategi bahkan bahan ajar dan lingkungan belajarnya sesuai dengan keinginan dan gaya belajarnya masing-masing yang penting tujuan umum pembelajaran tercapai f. Proses penilaian berfokus pada produktivitas karya kreatif siswa. Sesuai dengan minat dan bakat serta potensi yang dikembangkannya. Proses evaluasi tidak mengenal standar yang disamakan antara semua siswa sebagaimana proses evaluasi dalam teori pembelajaran berhavioristik.

B. Jenis - Jenis Model Pembelajaran Personal dan Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran Ada beberapa model pembelajaran yang menurut para ahli dikategorikan kedalam rumpun model pembelajaran personal. Secara umum tergambar dalam tabel berikuut ini: Tabel 2.1 Rumpun model pembelajaran personal No 1

Model pembelajaran Pengajaran

Tokoh Carl Rogers

non – direktif

Tujuan Penekanan

pada

pembentukan

kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.

2

Latihan

Fritz Peris, Meningkatkan

Kesadaran

Willian

seseorang untuk eksplorasi diri dan

Schultz

kesadaran

9

kemampuan

diri.

Banyak

menekankan pada perkembangan kesadaran dan pmehaman antar pribadi. 3

Sinetik

Wilian

Perkembangan

pribadi

dalam

Gordon

kreativitas dan pemecahan masalah kreatif

4

Sistem-sistem

Davit Hunt

Dirancang

Konseptual

untuk

kekomplekan

dan

meningkatkan keluwesan

pribadi 5

Pertemuan

William

Perkembangan

pemahaman

diri

Kelas

Glasser

dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial

Sumber : Rusman, (2014:143). Penjelasan masing-masing model pembelajaran personal 1. Pengajaran Non direktif Pembelajaran non direktif ini pertama kali ditemukan oleh Carl Rogers.

Pembelajaran

ini

memberikan

perhatian

dalam

hal

pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, dan kemandirian. Aplikasi Pembelajaran non-direktif Penerapan

model

pembelajaran

non-direktif

menurut

Aunurrahman (2013: 165) lebih banyak dilakukan dalam bentuk interview tidak langsung yang dilakukan dalam beberap urutan yang terbagi dalam lima fase.

10

Fase pertama, membantu siswa mendefinisikan situasi. Pada fase ini

guru

berupaya

mendorong

tumbuhnya

kebebasan

untuk

mengekpresikan perasaan siswa. Fase kedua, menemukan masalah. Pada fase ini siswa dimotivasi untuk mendefinisikan masalah. Pada situasi ini guru berupaya menerma dan memahami perasaan-perasaan siswa. Fase ketiga, mengembangkan/pengertian siswa. Pada tahap ini siswa difokuskan kegiatannya untuk mendiskusikan masalah, dan guru berperan memberikan dorongan sehingga tumbuh motivasi dan keterlibatan siswa. Fase keempat, merencanakan danmerumuskan keputusan. Pada tahap ini siswa-siswa didorong untuk merencanakan bentuk-bentuk keputusan yang akan diambil dari masalah yang dibahas. Guru berperan memberikan klarifikasi tentang bentuk-bentuk keputusan yang mungkin dapat dirumuskan. Fase kelima, integrasi dimana para siswa mendapat pemahaman paling mendalam dan mengembangkan tindakan-tindakan positif. Guru berperan memberikan dorongan agar siswa memiliki motivasi di dalam kegiatan tersebut. Fase keenam, siswa melakukan bentuk tindakan-tindakan positif. 2. Latihan kesadaran

11

Pembelajaran latihan kesadaran ini ditemukan oleh Fritz Perls dan Wilian Schultz. Ia menekankanpentingnyan pelatihan interpersonal sebagai sarana peningkatan kesadaran pribadi. Khoiru,

Sofan,

dkk

(2011)

menjelaskan

ada

enpat

tipe

perkembangan yang dibutuhkan untuk merealisasikan potensi diri secara utuh, yaitu. a. Fungsi tubuh, b. Fungsi personal, termasuk di dalamnya akuisi pengetahuan dan pengalaman, kemampuan berpikir logis dan kreatif dan integrasi intelektual. c. Perkembangan interpersonal, dan d. Hubungan individu dengan institusi sosial, organisasi sosial dan budaya masyarakat. Landasan prosedur pembelajaran ini adalah teori encounter. Penjelasan yang terdapat dalam teori ini merupakan penjelasan seputar metode untuk meningkatkan kesadaran hubungan antarmanusia yang didasarkan atas keterbukaan, kejuuran, kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain, dan berorientasi pada keadaan sekarang. Pelaksanaan pembelajaran ini tidak menghabiskan waktu terlalu banyak. Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam bentuk diskusi, keterbukaan dan kejujuran merupakan hal yang penting dalam pelaksanaannya. Penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan perkembangan emosi.

12

Penerapan pengajaran latihan kesadaran Sampai saat ini, masih sangat sedikit sekolah atau guru yang menerapkan model ini. Permainan-permainan sederhana dapat dilakukan untuk keperiuan ini. Model ini juga dapat dilakukan sebagai selingan yang tidak memakan waktu terlalu banyak. Dalam pelaksanaan diskusi, keterbukaan dan kejujuran menjadi sangat penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan perkembangan emosi.

13

Prosedur pembelajaran pelatihan kesadaran hanya meliputi dua tahap, yaitu: Fase

Kegiatan

Fase satu

Mengamati aliran udara, membuat alat ukur

- Menyampaikan

kecepatan udara dan menggunakan alat ukur

tugas. - Menyelesaikan

yang dibuat untuk mengukur kecepatan aliran udara.

tugas. Fase dua. - Mendiskusikan hasil

- Membuat alat ukur kecepatan udara dari bahan sederhana dan menentukan berapa

pembuatan alat

besar alairan kecepatan udara di alam

ukur.

terbuka dan menghitung kecepatan aliran

- Menggunakan alat ukur untuk

udara yang di hasilkan oleh kipas angin. - Menganalisis

fungsi

alat

dan

dan

mengukur kecepatan

kemampuan alat yang di buat dapat dapat

aliran udara dan

di gunakan untuk mengukur kecepatan

kecepatan aliran air

aliran

di alam terbuka,

kemampuan alat untuk dapat digunakan

kecepatan aliran

untuk mengukur kecepatan aliran udara

angin dari kipas

di alam terbuka, kecepatan aliran air di

angin, dan

sungai dan mengukur kecepatan aliran

kecepatan aliran air

udara dari kipas angin dan kecepatan

di kran

aliran air dari kran air di rumah.

- Mempresentasikan

udara,

aliran

air

dan

batas

- Mempresentasikan hasil yang diperoleh.

hasil

14

3. Sinetik Menurut Aunurrahman (2013; 162) sinektik merupakan salah satu model pembelajaran yang didesain oleh Gordon yang pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan kreativitas. Gordon menggagas model sinektik dalam empat gagasan yang intinya. Menampilkan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas. Pertama, kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Ia menekankan bahwa kreativitas sebagai bagaian dari keseharian dari kehidupan kita. Bahwa setiap individu selalu menghubungkan proses kreativitas dengan kegiatan yang ia lakukan. Karena kreativitas dilihat sebagai bagian dari pekerjaan keseharian. Maka model sinektik ini dirancang untuk mendorong kapasitas pemecahan masalah, mengekspresikan kreatif empati dan dorongan untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial...


Similar Free PDFs