SAP tanda bahaya masa nifas PDF

Title SAP tanda bahaya masa nifas
Author Fitriani Nassyam
Pages 19
File Size 118.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 9
Total Views 987

Summary

Departemen Keperawatan Maternitas SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS” DI RUANG LONTARA IV BAWAH BELAKANG RS WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR OLEH: KELOMPOK I M. HASIM JAYA, S.KEP (70900115067) IMTY AMALIYAH, S.KEP (70900115061) LYSSA SUMIARSIH, S.KEP (70900115023) HELMI JUWITA...


Description

Departemen Keperawatan Maternitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS” DI RUANG LONTARA IV BAWAH BELAKANG RS WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH: KELOMPOK I M. HASIM JAYA, S.KEP

(70900115067)

IMTY AMALIYAH, S.KEP (70900115061) LYSSA SUMIARSIH, S.KEP (70900115023) HELMI JUWITA, S.KEP

(70900115010)

FITRIANI , S.KEP

(70900115001)

PRESEPTOR LAHAN

(

PRESEPTOR INSTITUSI

)

(

)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IX FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2016

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP ) PENYULUHAN KESEHATAN “TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS”

Cabang Ilmu

: Keperawatan Maternitas

Topik

: Tanda-tanda bahaya masa nifas

Sasaran

: Pasien dan keluarga pasien nifas

Hari/ tanggal

: Jumat, 08 Maret 2016

Waktu

: 10.00 wita - selesai

Tempat

: Ruang Lontara IV Bawah Belakang RS Wahidin Sudirohusodo

A. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas termasuk infeksi dan perdarahan. B. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dapat : a.

Menyebutkan pengertian nifas

b.

Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas

c.

Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas.

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

C. Setting Tempat

Keterangan: = Moderator

= Peserta

= Pemateri

= Fasilitator

= Pembimbing

= Observer

D. Susunan Kegiatan : Kegiatan No.

Tahap

Kegiatan Penyuluhan

Waktu Sasaran

1.

Pendahuluan (Pembukaan)

2.

a. Memberikan salam

3 menit

Menjawab salam

terapeutik b. Memperkenalkan diri

Memperhatikan

c. Menjelaskan tujuan

Memperhatikan

d. Kontrak waktu

Memperhatikan

Pelaksanaan

a. Menggali pengetahuan

(Penyajian)

peserta tentang nifas b. Menyebutkan

15 menit

Menjawab

Memperhatikan

pengertian nifas

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

c. Menyebutkan

Memperhatikan

pengertian tanda bahaya nifas

Memperhatikan

d. Menyebutkan dan menjelaskan macammacam tanda bahaya nifas 3

Evaluasi

a. Menanyakan kepada

5 menit

peserta tentang materi

Menjawab pertanyaan

yang telah diberikan b. Memberi reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan c. Membagikan leaflet 4

Terminasi

a. Mengucapkan terimakasih

2 menit

Mendengarkan

atas peran serta peserta b. Mengucapkan salam

Menjawab salam

penutup

E. Evaluasi 1. Proses a. Peserta mengikuti penyuluhan dan bertanya b. Peserta mengobservasi/mengikuti dengan saksama 2. Akhir a. Peserta dapat megikuti penyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100 %

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

b. Peserta mampu: 1) Menyebutkan pengertian nifas 2) Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas 3) Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas.

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

TINJAUAN PUSTAKA “TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS”

A. Pengertian Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama kira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran anak (Hutahaean, 2009; Sulistyawati, 2009). B. Pengertian Tanda Bahaya Nifas Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003). C. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas 1. Perdarahan pasca persalinan (post partum) a. Pengertian Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu : 1) Perdarahan

post

partum

primer

(Early

post

partum

hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. 2) Perdarahan

post

partum

sekunder

(Late

post

partum

hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal. b. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum 1) Paritas lebih dari 5 2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun 3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala

uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008). c. Penanganan Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008). 2. Lochea yang berbau busuk a. Pengertian Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007). b. Faktor penyebab Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008). c. Penanganan Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008). 3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus) a. Pengertian Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009). b. Faktor penyebab Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

d. Penanganan Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005). 4. Nyeri pada perut dan pelvis a. Pengertian Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium. b. Faktor penyebab Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan menyebabkan

peritonitis

(Prawirihardjo,

2007).

Gejala

klinik

peritonoitis dibagi 2 yaitu : 1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis

Gejala-gejalanya

tidak

seberapa

berat

seperti

pada

peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007). 2) Peritonitis umum

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense

Profesi Ners Ang. IX UIN Alauddin Makassar

Departemen Keperawatan Maternitas

musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007). c. Penanganan Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8 jam) (Pamilih, 2006). 5. Pusing dan lemas yang berlebihan Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole >110 mmHg). Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol...


Similar Free PDFs