SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PDF

Title SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)
Pages 10
File Size 93.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 352
Total Views 595

Summary

SERTIFIKAT BANK INDONESIA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan Disusun Oleh : Kelompok SBI SQUAD Ketua : Roby Prananta Munthe (1805072093) Anggota : Edward Maruli Simanjuntak (1805072101) Jessica Siregar (1805072105) Rosinta Manna Putri Panjaitan (1805072094) Sonia...


Description

SERTIFIKAT BANK INDONESIA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan

Disusun Oleh : Kelompok SBI SQUAD Ketua : Roby Prananta Munthe (1805072093) Anggota : Edward Maruli Simanjuntak (1805072101) Jessica Siregar (1805072105) Rosinta Manna Putri Panjaitan (1805072094) Sonia Nurhabibah Manurung (1805072008)

Dosen Pengampu : Dr. Nurlinda.,SE.,Ak.,M.Si.,CA

PRODI PERBANKAN & KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN TA 2020/2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2 1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 3 2.1 Sertifikat Bank Indonesia ................................................................................................. 3 2.2 Inflasi ............................................................................................................................... 3 BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 4 3.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia............................................................................... 4 3.1.1 Tujuan Penerbitan SBI ............................................................................................ 4 3.1.2 Karakteristik SBI .................................................................................................... 5 3.1.3 Pemilik SBI ............................................................................................................. 5 3.1.4 Tata Cara Transaksi Penjualan SBI ........................................................................ 6 3.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Inflasi ....................................................... 7 3.3 SBI Repo dengan Bank Indonesia ................................................................................... 7 BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik (warkat) atau elektronik yang bisa diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan. Sekuritas diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa pemilik sekuritas mempunyai sebagian kepemilikan atas perusahaan, atau memiliki piutang pada perusahaan yang menerbitkan. Sekuritas adalah suatu bentuk kepemilikan berupa secarik kertas yang berisikan bentuk kepemilikan untuk mendapatkan bagian dari suatu kekayaan ataupun prospek atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas itu dan juga apapun kondisi yang bisa melaksanakan hak tersebut. Melakukan investasi di sekuritas adalah hal yang tepat bagi perusahaan, perbankan atau lembaga keuangan yang mengeluarkan sekuritas agar terhindar atau meminimalisir terjadinya kehilangan dana yang kita investasikan dan agar dana yang kita investasikan dapat mengahsilkan return yang maksimal. Maka kita perlu mengetahui dan memahami analisis sekuritas agar dapat menganalisis sekuritas yang akan kita invetasikan khususnya dalam bidang perbankan. Secara umum investasi sekuritas dilakukan bank untuk memperoleh pendapatan bunga dan capital gain, tidak hanya sekedar untuk kepentingan likuiditas. Jadi investasi pada sekuritas merupakan residual commitment, didanai setelah bank mempunyai cadangan primer dan sekunder yang mencukupi kebutuhan. Di dalam paper ini kami akan membahas tentang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan pengaruh SBI tehadap inflasi dan harga saham.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dibuatnya paper ini adalah 1. Untuk mengetahui apa itu Sertifikat Deposito 2. Untuk mengetahui pengaruh SBI terhadap inflasi dan harga saham 3. Untuk mengetahui apa itu SBI Repo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yangdilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.SBI merupakan instrumen yang menawarkan return yang cukup kompetitif sertabebas risiko (risk free) gagal bayar. Fakta mengungkapkan bahwa saat ini banyak institusi keuangan sudah menganggap SBI sebagai salah satu instrumen investasi yang menarik. Suku bunga SBI yang terlalu tinggi membuat perbankan betah menempatkan dananya di SBI ketimbang menyalurkan kredit.

2.2 INFLASI Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem bungadiskonto. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakanBank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga SBI yang berlaku pada setiap penjualanSBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate”, BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikapatau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. BI rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada di sekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga SBI 1 bulan diharapkan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar bank dan suku bunga jangka yang lebih panjang. Perubahan BI rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkan secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps).

3.1.1 Tujuan penerbitan SBI Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal + uang giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.

3.1.2 Karakteristik SBI Berikut ini merupakan Karakteristik SBI, yaitu sebagai berikut : 1. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan. 2. Denominasi: dari yang terendah Rp50 juta sampai dengan tertinggi Rp100 miliar. 3. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp100 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp50 juta, khusus untuk mahasiswa satuan terkecilnya adalah Rp 1 juta diterbitkan tanpa warkat. 4. Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari rumus Untuk membeli SBI, bank perlu memperhitungkan nilai tunai sebagai akibat system diskonto tersebut. Nilai tunai SBI bisa ditentukan dengan diskonto murni sebagai berikut: Nilai Tunai =

Nilai Nominal x 360

360+(Tingkat Diskonto x Jangka Waktu)

Dengan demikian nilai diskonto dalam rupiah sebenarnya bisa ditentukan sebagai berikut: Nilai Diskonto = Nilai Nominal − Nilai Tunai

5. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar dimuka. Besarnya diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai. 6. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15% 3.1.3 Pemilik SBI Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, penjualan SBI diprioritaskan kepada lembaga perbankan. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI. Pembelian surat berharga ini dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat baik instansi, masyarakat umum dan warga negara asing. Bisnis investasi ini dapat dilakukan oleh semua pihak termasuk mahasiswa. Bahkan hanya dengan uang 1 juta rupiah para mahasiswa ini sudah dapat melakukan pembelian SBI. Sedangkan bagi masyarakat umum, pembelian minimal SBI adalah 100 juta dan kelipatan 50 juta rupiah setiap pembelian. Bank Indonesia melakukan penjualannya melalui sistem lelang. Surat berharga ini diterbitkan dalam 3 macam bentuk. Pertama adalah SBI dengan jangka waktu 1 bulan, bulan dan yang terlama adalah satu tahun. Nominal dari surat berharga ini dimulai dari nilai 50 juta rupiah hingga 100 miliar.

SBI yang diterbitkan oleh Bank Indonesia diterbitkan dengan sistem diskonto. Sistem ini memberikan imbalan dari selisih nilai nominal dan nilai tunai dari SBI tersebut. Pembayaran diskonto ini dilakukan di muka sehingga pada tenggat waktu pembayaran, BI hanya akan mengembalikan uang anda. Pembelian SBI tidak bisa dilakukan oleh pembeli secara langsung. Jika anda tertarik untuk membeli anda harus datang ke bank-bank umum untuk melakukan pembelian SBI. Pembelian juga dapat dilakukan kepada pialang-pialang yang telah mendapatkan wewenang untuk menjual kepada pembeli. Metode pembelian SBI dilakukan setiap hari Rabu sedangkan pengumuman terjadinya lelang pada satu hari sebelumnya atau pada hari selasa.

3.1.4 Tata Cara Transaksi Penjualan SBI 1. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang 2. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa 3. Lelang SBI diadakan setiap hari Rabu dan dapat diikuti oleh seluruh bank umum, pialang pasar uang dan pialang pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari Kamis 4. Dalam pelaksanaan lelang SBI, masing-masing peserta mengajukan penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang terendah sampai dengan jumlah SBI lelang yang diumumkan tercapai. 5. Atas transaksi SBI, pihak pembeli SBI memperoleh fisik warkat SBI. Namun demikian, untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian serta untuk mengindari terjadinya pemalsuan, BI memberikan pelayanan berupa penyimpanan fisik warkat SBI yang dimiliki oleh masyarakat maupun bank. Sebagai bukti atas penyimpanan fisik SBI tersebut, BI memberikan Bilyet Depot Simpanan (BDS) SBI kepada pemilik SBI. Artinya fisik Warkat SBI disimpan di BI tidak beredar di dunia mediator jalanan. 6. Metode lelang penerbitan SBI dilakukan dengan menggunakan 2(dua) cara yaitu melalui Variable Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia) dan dengan Fixed Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia).

3.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Inflasi dan Harga Saham Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu instrumen untuk mengendalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan. Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya kedeposito. Hal ini terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko. Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham.

3.3. SBI Repo dengan Bank Indonesia Pembelian sekuritas SBI dilakukan karena sekuritas ini memang marketable. Maksudnya sekuritas ini mudah dijual sewaktu-waktu membutuhkan dana untuk kepentingan likuiditas. Penjualan kembali SBI ke BI disebut SBI Repo atau Repurchase Agreement. BI melakukan SBI repo dengan mekanisme non lelang dan BI mengumumkan tingkat diskonto SBI Repo yang berlaku pada hari transaksi dengan mencantumkan antara lain nominal transaksi dan seri SBI yang akan direpokan, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Rumus untuk menghitung nilai tunai SBI Repo: Nilai Tunai =

Nilai Nominal x 360 360 + (Tingkat Diskonto SBI Repo x Jangka Waktu SBI Repo)

BAB IV KESIMPULAN

Tanggal lelang SBI 3 April 2019, tanggal setelmen 4 April 2019. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000,00 tingkat diskonoto 15% yang akan jatuh tempo pada 2009. Untuk SBI dengan jangka waktu 1 bulan jangka waktu yang dinyatakan dalam hari dihitung dari tanggal 5 April 2019 atau satu hari sejak tanggal setelmen transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo atau 28 hari. Dengan demikian nilai tunainya dapat ditentukan sebagai berikut : Nilai Tunai =

(Nilai Nominal) x 360 360 + (Tingkat Diskonto)x( Jangka Waktu) =

(Rp 500.000.000,00 x 360 = Rp 494.233.937,40 360 + (15% x 28)

Nilai Diskonto = Nilai Nominal − Nilai Tunai

= 𝑅𝑝 500.000.000,00 − 𝑅𝑝 494.233.937,40 = 𝑅𝑝 5.766.062,40

DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.academia.edu/37742710/Makalah_perbankan_New...


Similar Free PDFs