SOSIOLOGI HUKUM PDF

Title SOSIOLOGI HUKUM
Author M. Umanailo
Pages 242
File Size 15.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 3
Total Views 600

Summary

SOSIOLOGI HUKUM Penulis: M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO, M.Si i BUKU AJAR SOSIOLOGI HUKUM Penulis M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si Judul Buku : Sosiologi Hukum Nama : M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si NIPS : 137 030 233 Program Studi : Ilmu Hukum Fakultas : Hukum Universitas : Iqra Buru Ala...


Description

Accelerat ing t he world's research.

SOSIOLOGI HUKUM M Chairul Basrun Umanailo

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MODUL SOSIOLOGI KELAS X puji wuryant ini

Sociological Jurisprudence walhadi 27 'Solidarit as Mekanis' dan 'Solidarit as Organis' Pada masyarakat dan Hukum di Indonesia Muhammad Eko Purwant o

SOSIOLOGI HUKUM

Penulis: M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO, M.Si i

BUKU AJAR SOSIOLOGI HUKUM

Penulis M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si Judul Buku : Sosiologi Hukum Nama : M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si NIPS : 137 030 233 Program Studi : Ilmu Hukum Fakultas : Hukum Universitas : Iqra Buru Alamat e-mail : [email protected]

SOSIOLOGI HUKUM vii + 167 hal; 14,8 x 21 cm Hak Cipta @ M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si. 2016

Cetakan I, November 2013 (Belum ber-ISBN) Cetakan II, Maret 2016 Penerbit FAM PUBLISHING

ISBN 978-602-335-213-5

ii

Kata Pengantar Menjalani

aktifitas

sebagai

sivitas

akademika,

tentunya kita akan menyaksikan banyak fenomenafenomena yang terjadi dalam masyarakat, dan itulah realitas yang semestinya kita pikirkan. Banyak hal yang kemudian bisa kita analisa dan memberikan kontribusi untuk

meningkatkan

pengembangan

ilmu

pemahaman

kita

terhadap

pengetahuan,

tidak

terkecuali

Sosiologi Hukum. Buku ini berupaya menyajikan berbagai gambaran umum serta kajian materi yang sederhana namun komprehensif, setidaknya dapat membantu mahasiswa untuk memahami proses belajar dan proses penciptaan pemahaman. Tulisan yang sederhana, coba ditampilkan dengan tujuan untuk menggugah rasa keingintahuan mahasiswa, agar

nantinya

upaya

untuk

menyempurnakan

pemahaman Sosiologi Hukum lebih terjewantahkan lewat berbagai kajian yang ada pada buku ajar ini. Banyak hal yang kemudian penulis rasakan belum terakomodir

dalam

penulisan

buku

ajar

ini

yakni iii

perkembangan terupdate menjelang akhir tahun 2013 hingga saat buku ini diterbitkan, dengan harapan besar untuk

tahun-tahun

mendatang

akan

bisa

lebih

disempurnakan lagi. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan dorongan moral, khususnya, Istri tercinta, Yusmidar Umanailo serta kedua anak-anakku, Annisa Retrofilia Umanailo dan Askar Daffa Sophia

Umanailo,

yang

selalu

mendorong

dan

memberikan kekuatan moral selama penulisan buku ajar ini. Tak lupa kepada mahasiswa-mahasiswa saya tercinta di Fakultas Hukum Universitas Iqra Buru yang mau membantu memfasilitasi berdiskusi selama penyusunan penulisan. Melalui kajian-kajian dalam buku ini, sekiranya ada nilai lebih yang bisa kita dapatkan bersama-sama, dan semoga juga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa, penulis harapkan adanya dinamika berpikir yang lebih konstruktif demi perbaikan dalam buku ini, maka saran kritik sangat penulis harapkan. Namlea, Maret 2016 M. Chairul Basrun Umanailo, S.Sos.,M.Si iv

Daftar Isi Sampul ………………………………………...........................................

i

Identitas Penulis ……………………..……………….………..………... ii Kata P‘ngantar …………….................…………………………........... iii Da’tar Is” ………………………………...............……………...…….…….. v Glosar”um ………………………………............………………………...... vi Bahan Pelajaran I Pemahaman Dasar Tentang Sosiologi Hukum...............................……...................................... 1 Bahan Pelajaran II Sejarah dan Perkembangan Sosiologi Hukum .............................……....…......…................….. 21 Bahan Pelajaran III Pendekatan dan Aliran Yang Ada Dalam Sosiologi Hukum........…….................................... 31 Bahan Pelajaran IV Paradigma-Paradigma Dalam Sosiologi Hukum ..................................……………… 47 Bahan Pelajaran V Teori-Teori Sosiologi Hukum ……..

66

Bahan Pelajaran VI Hukum dan Solidaritas Sosial….....

98

Bahan Pelajaran VII Hukum dan Perubahan Sosial…….

177

Bahan Pelajaran VIII Hukum dan Pembangunan di Indonesia............ ………………………………………………………. 134 Bahan Pelajaran IX Perencanaan Penelitian Sosiologi Hukum ......................……...................…………..…….. 155 Daftar Pustaka ….......................................……..….…............... 165

v

Glosarium Civil Law

Das sein Das sollen

Deskriptif Difusi hukum

Dimensi hukum Egosentris

Fakta

Fungsionalisme

Hukum positif

Hukum

Sistem hukum yang berkembang di dataran Eropa. Titik tekan pada sistem hukum ini adalah, penggunaan aturan-aturan hukum yang sifatnya tertulis. Merupakan peristiwa konkrit yang terjadi Segala sesuatu yang merupakan keharusan, atau yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap tindak secara tertentu dalam menghadapi pekerjaan atau masalah tertentu. Bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan apa adanya Penyebaran hukum di kalangan masyarakat agar diketahui dan dipahami meskipun belum tentu ditaati oleh warganya Segi hukum yg menjadi pusat tinjauan ilmiah Menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat pemikiran (perbuatan); berpusat pada diri sendiri (menilai segalanya dari sudut diri sendiri) Hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi Teori yg menekankan bahwa unsur-unsur di dl suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling bergantung dan menjadi kesatuan yg berfungsi; doktrin atau ajaran yg menekankan manfaat kepraktisan atau hubungan fungsional Adalah Peraturan hukum yang berlaku pada saat ini/ sekarang untuk masyarakat dari dalam suatu daerah tertentu. Ius Constitutum merupakan hukum yang berlaku untuk suatu masyarakat dalam suatu tempat pada suatu waktu tertentu Peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; 2 undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; 4 keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis;

vi

Integritas

Komprehensif

Kontekstual

Metafisika Objek hukum

Mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran; Bersifat mampu menangkap (menerima) dng baik; luas dan lengkap (tata ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan yg luas Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna. Kontekstual adalah makna kata yang sesuai dengan konteks nya. Ilmu pengetahuan yg berhubungan dng hal-hal yg nonfisik atau tidak kelihatan Objek atau kepentingan yg dilindungi dalam hukum

Objektifikasi

Adjektiva objektifikasi (komparatif lebih objektifikasi, superlatif yang paling objektifikasi) Diperlakukan sebagai objek Positivisme Positivisme hukum (dihitung dan tak terhitung, positivisms hukum plural) Sebuah sekolah pemikiran dalam yurisprudensi di mana hukum dipandang sebagai terpisah dari nilai-nilai moral Positivisme Sebuah sistem filsafat berasal oleh Tengah August Comte, yang berkaitan dengan hanya positif. Ini tidak termasuk dari filsafat segala sesuatu tetapi fenomena alam atau sifat-sifat hal dapat diketahui, bersama dengan hubungan mereka berubah-ubah koeksistensi dan suksesi, seperti yang terjadi dalam ruang dan waktu. Preskriptif Bersifat memberi petunjuk atau ketentuan; (2) bergantung pada atau menurut ketentuan resmi yg berlaku Strukturalisme Sebuah teori sosiologi yang memandang elemen masyarakat sebagai bagian dari kohesif, struktur mandiri. (Biologi) Sebuah sekolah pemikiran biologis yang berhubungan dengan perilaku hukum seperti struktur organisme dan bagaimana hal itu dapat berubah, menekankan bahwa organisme keutuhan, dan karena itu perubahan dalam satu bagian harus selalu mempertimbangkan sifat saling terkait dari seluruh organisme Yurisprudensi Hukum berdasarkan putusan hakim yang mengandung kaidah hukum tertentu yang dijadikan ajaran, pedoman dan/atau diikuti oleh hakim lain dalam memutuskan perkara yang serupa atau sejenis

vii

BAHAN PEMBELAJARAN I Pemahaman Dasar Tentang Sosiologi Hukum A. Pendahuluan Sosiologi Hukum merupakan cabang yang termuda pada pohon ilmu pengetahuan hukum dan usianya yang muda itu tampak pada hasil-hasilnya yang hingga kini masih sedikit (Alpeldoorn, 1983:425). Itu disebabkan karena ilmu pengetahuan yang baru itu harus mempertahankan diri pada dua kancah perang, sebab hak hidupnya sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri ditentang baik oleh para ahli Hukum maupun oleh para ahli Sosiologi. Sosiologi mempelajari

Hukum

tidak

pertama-tama

hendak

hukum sebagai perangkat norma atau

sejumlah kaidah khusus yang berlaku, itu adalah bagian dari kajian-kajian ilmu hukum yang dikonsepkan dan dibataskan sebagai Jurisprudence. Sosiologi Hukum adalah cabang kajian khusus dalam keluarga besar ilmu-ilmu sosial yang disebut Sosiologi. Kalaupun Sosiologi Hukum juga mempelajari

hukum

sebagai seperangkat kaidah khusus, maka yang dikaji bukanlah kaidah-kaidah itu sendiri melainkan kaidah-kaidah positif dalam fungsinya yang diperlukan untuk menegakkan ketertiban di dalam kehidupan bermasyarakat dengan

1

segala keberhasilan dan kegagalanya (Wignjosoebroto, 2002). Dibalik

semua

itu,

tidak

perlu

dipertentangkan

konsepsi dasar bagaimana Hukum ataupun Sosiologi mendeterminasi setiap pemahaman yang berlaku didalam terminologi masing-masing. Ada kekhawatiran akan muncul segmentasi metodologis yang semakin membuka jarak egosentris kedua disiplin tersebut semakin melebar. ada pemaknaan

yang

pemahaman

sangat

Sosiologi

berarti

Hukum

ketika

konstruksi

dibangun

dengan

mengakulturasikan hukum pada ranah subtansi sementara Sosiologi berada pada metodologi yang saling terkait. Alhasil, Sosiologi Hukum sebagai suatu disiplin yang mandiri tidak akan terdeterminasi oleh Hukum maupun Sosiologi bahkan termarjinalkan tapi sebaliknya mampu menjadi disiplin yang memiliki integritas dan kerangka pikir yang konstruktif serta metodologi yang semakin baik. Sering yang terjadi pada kajian-kajian yang selalu menafsir secara subjektifitas integritas dari Sosiologi Hukum, sebagaimana dikuti Ada beberapa faktor sebagai penyebab kurangnya

perhatian

para

Sosiolog

terhadap

hukum

(Mastur, 2013);

Pertama : Para Sosiolog mengalami kesulitan untuk menyoroti sistem hukum semata-mata 2

sebagai himpunan kaedah-kaedah yang bersifat

normatif

sebagimana

halnya

dengan para yuris. Para Sosiolog sulit menempatkan diri dalam normatif karena Sosiologi merupkan suatu disiplin yang kategoris.

Kedua :

Pada umumnya para Sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat bahwa hukum merupakan himpunan peratuaranperaturan yang statis. Hal ini tercermin pada

pertanyaan-pertanyaan

yang

biasanya diajukan para ahli hukum; hukum apakah yang mengatur Perpajakan, hukum apakah yang mengatur penanaman modal asing dan lain sebagainya.

Ketiga :

Sosiolog sering mengalami kesulitan untuk menguasai

keseluruhan

data

tentang

hukum yang demikian banyaknya yang pernah dihasilkan oleh beberapa generasi ahli-ahli hukum.

Keempat: Lambatnya Hukum

perkembangan adalah

Sosiologi

kesulitan-kesulitan

terjadinya hubungan antara para Sosiolog dengan para ahli hukum karena kedua 3

belah pihak tidak mempergunakan bahasa dan

kerangka

pemikiran

yang

sama.

Sosiologi Hukum diperlukan dan bukan merupakan penanaman yang baru bagi suatu ilmu pengetahuan yang telah lama ada. Dalam kajian Soejono Soekanto, suatu fakta yang merupakan penghalang besar terhadap hubungan antara Sosiologi dengan Hukum dan pada kahirnya menyebabkan lambatnya

perkembangan

kesulitan-kesulitan

terjadinya

Sosiologi

Hukum

hubungan

antara

adalah para

Sosiolog dengan para ahli hukum, karena kedua belah pihak tidak mempergunakan bahasa dan kerangka pemikiran yang sama. Bahasa yang dimengerti oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan, merupakan suatu persyaratan mutlak bagi terjadinya dan berhasilnya komunikasi antara pihak-pihak tersebut. Hal itu menyebabkan ketidakpastian pada pihak-pihak yang mengadakan hubungan, sehinga sulit untuk mengadakan pendekatan yang interdisipliner. Sulitnya komunkasi antara seorang Sosiolog dengan ahli hukum dipertajam dengan kenyataan, bahwa masingmasing mempunyai pusat perhatian yang berbeda.

4

Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan, maka haruslah berbeda denan pengetahuan yang non-ilmiah, untuk itu Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan memiliki konsekuensi yang harus dipenuhi yaitu: 1.

Sosiologi Hukum harus memiliki proses yang merupakan aktivitas penelitian, yang terdiri dari rasional, kognitif, dan teleologis.

2.

Sosiologi Hukum harus memiliki aktivitas berupa metode ilmiah paling tidak menyangkut polapola, analitis, penggolongan, perbandingan dan survey.

3.

Sosiologi Hukum sebagai ilmu harus merupakan produk pengetahuan yang sistematis (Utsman, 2013:87).

5

B. Uraiaan Bahan Pembelajaran Defenisi Sosiologi Hukum Sosiologi Hukum adalah satu cabang dari Sosiologi yang

merupakan

penerapan

pendekatan

Sosiologis

terhadap realitas maupun masalah-masalah hukum. Oleh karena itu harus dipahami bahwa Sosiologi Hukum bukanlah suatu cabang dari studi ilmu hukum, melainkan cabang dari studi Sosiologi. Sosiologi Hukum berkembang atas dasar suatu anggapan bahwa proses hukum berlangsungnya di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat (Chairuddin, 1991:30). Sosiologi Hukum adalah bagian dari Sosiologi Jiwa manusia yang menelaah sepenuhnya realitas Sosial Hukum, dimulai dari hal-hal yang nyata dan observasi perwujudan lahiriah, di dalam kebiasaan-kebiasaan kolektif yang efektif. Sosiologi Hukum menafsirkan kebiasaan-kebiasaan ini dan perwujudan-perwujudan materi hukum berdasarkan intinya, pada saat mengilhami dan meresapi mereka, pada saat bersamaan

mengubah

sebagian

dari

antara

mereka

(kebiasaan dan perwujudan materi hukum). Sosiologi Hukum memulai khususnya dari pola-pola pelambang

hukum

tertentu

sebelumnya,

seperti

mengorganisasi hukum, prosedur-prosedur, dan sanksisanksinya, sampai pada simbol-simbol smbol-simbol hukum 6

yang sesuai, seperti kefleksibelan peraturan-peraturan dan kespontanan hukum (Johnson, 1994;64). Pemikiran Sosiologi Hukum lebih berfokus pada keberlakuan empiric atau factual dari hukum. Hal ini memperlihatkan bahwa Sosiologi Hukum tidak secara langsung diarahkan pada hukum sebagai sistem konseptual, melainkan pada kenyataan sistem kemasyarakatan yang didalamnya hukum hadir sebagai pemeran utama. Objek utama Sosiologi Hukum adalah masyarakat dan pada tingkatan kedua adalah kaidah-kaidah hukum. Hal tersebut di atas berbeda dengan ilmu hukum normative yang memandang hukum dalam hukum itu sendiri (apa yang tertuang dalam peraturan). Dalam hal ini Sosiologi Hukum mencoba untuk memperlakukan sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. Pada dasarnya, Sosiologi Hukum berpendapat bahwa hukum hanyalah salah satu dari banyak sistem sosial dan bahwa justru sistem sosial lain, yang terdapat dalam masyarakat, memberi arti dan pengaruh terhadap hukum (Anwar, 2008). Untuk lebih mengkonseptualisasikan Sosiologi Hukum, kita perlu mengadopsi beberapa pengertian Sosiologi Hukum dari beberapa ahli terkemuka;

7

-

Soejono Soekanto Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya.

-

Satjipto Raharjo Sosiologi Hukum (Sociology of Law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.

-

R. Otje Salman Sosiologi Hukum adalah ilmu yan mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis

-

H.L.A. Hart menurut

Hart,

mengandung

suatu

unsur-unsur

konsep

hukum

kekuasaan

yang

terpusatkan kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan masyarakat (Ali, 2005; 1). C.J.M. Schuyt, mengemukakan bahwa yang menjadi pusat perhatiannya adalah peranan hukum

di dalam

masyarakat dalam hal pertahanan pembagian kesempatan hidup serta bagaimana peranan nisbi hukum untuk 8

mengubah pembagian yang tidak merata, dan pembagian kesempatan hidup itu sendiri tidak bisa terlepas dari adanya struktur kelas di dalam masyarakat sehingga karenanya muncullah persoalan ketidakadilan dan ketidakmerataan.

……sala“ satu tugas Sos”olog” Hukum…… tak la”n adalah mengungkapkan sebab musabab ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan tertib masyarakat dalam kenyataan (Utsman, 2013;2). George Gurvitch (1961) seorang professor terkemuka bidang Sosiologi Hukum

yang berasal dari Universitas

Sorbonne, secara runtut mendefenisikan sebagai berikut:

Sos”olog” Hukum ”ala“ bag”an dar” Sos”olog” sukma manusia yang menelaah kenyataan sosial sepenuhnya dari hukum, mulai dengan pernyataan yang nyata dan dapat diperiksa dari luar, dalam kelakuan kolektif yang efektif. Sosiologi Hukum menafsirkan kelakuan dan manifestasi material hukum ini menurut makna batinnya seraya mengilhami meresapinya, sementara itupun

untuk

sebahagian

dirubahnya.

Sosiologi

Hukum khususnya bertindak dari pola hukum ke lambang yang ditetapkan sebelumnya, seperti hukum, prosedur dan sanksi-sanksi yang reorganisasi, sampai pada

lambang-lambang

hukum semata,

seperti

peraturan yang mudah menyesuaikan diri dan hukum yang serta merta. dari yang tersebut belakangan ini 9

Sosiologi Hukum bertindak kepada nilai-nilai dan gagasan hukum, dan kepada kepercayaan serta lembaga-lembaga kolektif yang bercita-citakan nilai ini

dan

memahami

gagasan-gagasan

ini,

dan

mewujudkan dirinya dalam fakta-fakta normative yang serta

merta

sumber

kesahan

(validity),

yakni

k‘absa“an dar” k‘pos”t”’an s‘gala “ukum (Utsman, 203; 116).

Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum Sosiologi...


Similar Free PDFs