STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PDF

Title STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Author Hendro Prayogo
Pages 55
File Size 1.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 310
Total Views 495

Summary

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BIDANG KONSTRUKSI SOP-K3 KONSTRUKSI 1 KATA PENGANTAR Standar Operasional Prosedur (SOP) ini merupakan pedoman untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi yang dapat menjadi acuan oleh siapapun yang terlibat da...


Description

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BIDANG KONSTRUKSI

SOP-K3 KONSTRUKSI

1

KATA PENGANTAR Standar Operasional Prosedur (SOP) ini merupakan pedoman untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi yang dapat menjadi acuan oleh siapapun yang

terlibat

dalam

pekerjaan

konstruksi

baik

sebagai

pekerja,

pengawas

dan

penanggungjawab kegiatan proyek konstruksi. Standar Operasional Prosedur (SOP) berisi petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan seperti persiapan pribadi, pekerjaan, bahan, peralatan dan metode kerja yang aman dan selamat. Standar Operasional Prosedur (SOP) akan di evaluasi kembali minimal setiap 1 (satu) tahun sekali untuk penyempurnaannya.

……………, ………….. 20….

_________________

SOP-K3 KONSTRUKSI

2

DAFTAR ISI 1. Judul dan Pengesahan ……………………………………………………………

1

2. Kata Pengantar ………………………………………………………………………

2

3. Daftar Isi ………………………………………………………………………………

3

4. Daftar Perubahan/Revisi …………………………………………………………..

4

5. Pendahuluan ………………………………………………..………………………

5

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ………………………………………….

7

7. Pedoman Umum K3 …………………………………………………………………

11

8. Pedoman Khusus K3 ……..…………………………………………………………

16

9. Bahaya Kebakaran …..……………………………………..………………………

27

10. Kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ………………..

29

11. Lampiran a. Lampiran 1 Piramida Kecelakaan Kerja b. Lampiran 2 Form Laporan Kecelakaan Kerja c. Lampiran 3 Alat Pelindung Diri (APD) d. Lampiran 4 Rambu-Rambu K3 e. Lampiran 5 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) f. Lampiran 6 Petugas dan Fasilitas P3K g. Lampiran 7 Ilustrasi K3

SOP-K3 KONSTRUKSI

3

DAFTAR PERUBAHAN/REVISI No

Tgl

Halaman

Uraian yang dirubah

Uraian Perubahan

SOP-K3 KONSTRUKSI

4

PENDAHULUAN Lingkup

Standar

Operasional

kegiatan pengawas

saat

Prosedur

konstruksi

dan

ini

mencakup

berlangsung

penanggungjawab

seluruh

bagi

pekerja,

kegiatan

proyek

konstruksi. Tujuan

1. Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan proyek konstruksi 2. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja. 3. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. 4. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja

Refrensi

1. Undang-Undang Nomor 1

Tahun

1970

tentang

Keselamatan Kerja 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemsangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. 3. Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

No.

PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. 4. Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

No.

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. 5. Keputusan

Menteri

Tenaga

Kerja

No.

PER.150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu 6. Pedoman Pelaksanaan Tentang Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 174/MEN/1986

dan

No.

104/KPTS/1986

Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi 7. Program Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kementrian Kesehatan, Tahun 2010.

SOP-K3 KONSTRUKSI

5

8. Pedoman

Umum

3-R,

Direktorat

Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 2007 9. 10 Standard for Fire Portable Extinguisher, National Fire Protection Association (NFPA), Tahun 2002 10. Pedoman Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bidang Konstruksi, ILO, Tahun 2006. 11. Buku Saku Pedoman Untuk Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, PT. Jasa Marga (Persero). Tbk, Tahun 2010 12. Pedoman

Pelatihan

untuk

Manajer

dan

Pekerja,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas, ILO, Tahun 2013

SOP-K3 KONSTRUKSI

6

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Slogan

1. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja 2. Mulailah keselamatan dan kesehatan dari lingkungan terdekat. 3. Pikirkanlah

keselamatan

dan

kesehatan

sebelum

bekerja. 4. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan kerja. 5. Hindarilah kecelakaan kerja, keluarga anda menunggu dirumah. 6. Pastikan kerjaan anda benar. 7. Periksalah alat-alat sebelum dipergunakan. Keselamatan dan

Multidisiplin ilmu yang berfokus pada penerapan prinsip

Kesehatan Kerja

ilmiah

dalam

memahami

resiko

yang

mempengaruhi

keselamatan dan kesehatan manusia dalam lingkungan kerja Kecelakaan Kerja

Kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi dalam lingkungan kerja

Penyebab Kecelakaan Kerja

1. Tindakan tidak aman seseorang  Kurangnya

pengetahuan

seseorang

tentang

keselamatan kerja  Bekerja pada kondisi kurang/tidak sehat.  Tidak memakai APD atau menggunakan dengan cara yang salah  Menggunakan alat kerja dan/atau APD yang rusak  Kerja tanpa izin/ wewenang  Bekerja dengan kecepatan yang tidak aman  Berolok-olok, berselisih, tidak konsentrasi dan/atau mabuk/penyalahgunaan obat-obat terlarang  Dan lain-lain. 2. Keadaan tidak aman  APD

tidak

memenuhi

syarat

atau

tidak

berfungsi/rusak  Peralatan kerja yang telah rusak

SOP-K3 KONSTRUKSI

7

 Bising, keadaan sesak/sempit, penerangan kurang atau berlebihan.  Kesalahan perencanaan dan Instruksi yang salah  Dan lain-lain. 3. Faktor alam  Hujan/ Banjir  Gempa bumi  Tornado/Puting Beliung  Dan lain-lain. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Setiap tenaga kerja yang bekerja wajib mengetahui, memahami

dan

menerapkan

Keselamatan

dan

Kesehatan Kerja. 2. Seluruh tenaga kerja yang bekerja wajib diberikan pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja secara jelas melalui pelatihan yang dilakukan oleh pengawas K3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

1. Membuat laporan identitas dan jumlah seluruh tenaga kerja

yang

bekerja

yang

disampaikan

kepada

Dinas/Instasi terkait. 2. Semua tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu wajib dipertanggungkan kedalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3. Jaminan sosial tenaga kerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

dan Jaminan Kematian (JKM)

yang

diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan Pelaporan dan

1. Setiap

tenaga

kerja

yang

mengetahui

adanya

Penanganan Kecelakaan

kecelakaan kerja (kecelakaan fatal, kecelakaan ringan

Kerja

dan/atau hamper celaka) memberikan informasi kepada mandor dan pengawas K3. 2. Penanganan korban dilakukan sesuai prosedur P3K. 3. Melakukan kecelakaan

penyelidikan kerja,

sebab-sebab

kemudian

melakukan

terjadinya tindakan

perbaikan dan pencegahan 4. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi dibuat laporan dan disampaikan kepada Dinas/Instasi terkait.

SOP-K3 KONSTRUKSI

8

Organisasi Keselamatan

1. Kontraktor/

dan Kesehatan Kerja

pemborong

harus

menunjuk

petugas

keselamatan kerja (safety officer) yang ditugaskan untuk mengurus keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek yang jumlah pekerjanya 25 orang atau lebih. 2. Pada semua proyek -proyek

yang

mempekerjakan

secara teratur 250 orang atau lebih, safety officer harus bekerja secara full-time untuk mengurus keselamatan dan kesehatan kerja. 3.

Pantia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (safety committee) harus dibentuk;  Pada

setiap proyek

yang

keadaan

lingkungan

memerlukannya.  Proyek yang mempekerjakan 100 pekerja. 4. Petugas keselamatan & kesehatan kerja (safety officer) harus

mengumpulkan

laporan

individu

yang berisi

keterangan lengkap atas sebab- sebab dan tiap kejadian kecelakaan kecil dan bahaya- bahaya yang timbul untuk mencegah hal-hal tersebut tidak terulang lagi. 5. Petugas keselamatan & kesehatan kerja (safety officer) atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (safety committee) harus:  Mengetahui

sebab-sebab

keadaan-keadaan

dan

sebab-sebab semua kecelakaan terjadi di proyek.  Membuat

rekomendasi

pada kontraktor-kontraktor

untuk mencegah kecelakaan atau mencegah supaya kecelakaan tidak terjadi lagi.  Mengadakan inspeksi/peninjauan secara teratur pada tempat

kerja

dan

seluruh peralatannya

yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan.  Meneliti

dan

mengontrol

langkah-langkah

yang

diambil untuk mencegah kecelakaan-kecelakaan.  Meneliti

dan

mengontrol

peraturan-peraturan,

instruksi-instruksi dan lain-lain yang berhubungan dengan keamanan dan kebersihan.

SOP-K3 KONSTRUKSI

9

 Berusaha untuk

menyakinkan

(mendorong)

kerjasama seluruh pekerja dalam menjaga kesehatan dan kebersihan.  Berpartisipasi di dalam menjalankan peraturanperaturan keselamatan.  Mempelajari statistik dari kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di proyek.  Agar semua tenaga kerja baru, dan tenaga kerja yang pindah ke pekerjaan baru, menerima latihan (training) instruksi dan petunjuk. 6. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus terdiri dari:  Wakil pemerintah yang diwakili oleh Dinas/Instasi terkait.  Pemberi kerja/pengusaha.  Manager produksi atau yang setingkat.  Pejabat/unit-unit/bagian yang penting antara lain petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (safety officer) dan Petugas Kesehatan (medical officer).

SOP-K3 KONSTRUKSI

10

PEDOMAN UMUM Persiapan Sebelum Bekerja

1. Kesiapan pribadi, apakah saya  Bersyukur atas nikmat yang saya terima ?  Sehat, kondisi badan saya saat ini ?  Senang, tidak emosi saat ini ?  Tenang, tidak ada keraguan saya saat ini ?  Sadar, adanya potensi bahaya disekitar saya ?  Alat Pelindung Diri yang saya gunakan sesuai untuk mengatasi potensi bahaya ?  Prosedur dan Cara Kerja yang aman, telah saya pahami  Jika semua pertanyaan diatas saya jawab “ya” maka saya boleh memulai pekerjaan hari ini  Jika ada yang saya jawab “tidak”, maka saya berusaha

untuk

cari

tahu,

berusaha

berubah

hingga saya menjawab “ya” untuk siap

memulai

pekerjaan hari ini 2. Kesiapan izin kerja khusus (jika diperlukan) 3. Kesiapan

peralatan

dan

perkakas

kerja

dengan

mengecek kondisinya, apakah kondisi baik/normal atau rusak 4. Brifing keselamatan dan kesehatan kerja  Kondisi kesehatan tenaga kerja yang akan bekerja ?  Jenis pekerjaan apa saja yang akan dilakukan ?  Potensi kecelakaan apa saja yang mungkin dapat terjadi ?  Alat pelindung diri apa saja yang akan digunakan ? Fasilitas Umum

1. Denah lokasi tempat fasilitas umum tersedia dan dipasang agar mudah dilihat dan dibaca oleh semua pekerja dan yang berkepentingan. 2. Ada tempat istirahat dan tempat makan serta jumlah toilet yang memadai bagi pekerja 3. Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi menjaga kebersihan

SOP-K3 KONSTRUKSI

11

4. Tersedia air minum untuk pekerja, tempat ganti pakaian dan penyimpanan pakaian yang aman 5. Tersedia tempat untuk beribadah dan dilengkap sarana yang dibutuhkan 6. Tempat kerja memiliki ventilasi/lubang angin sirkulasi udara untuk menekan bahaya debu, uap, asap, bau dan lainnya yang sejenis. 7. Tersedia dan terpasang rambu peringatan seperti “JAGALAH KEBERSIHAN” 1. Ada tempat tersendiri untuk pekerja yang merokok terpisah dengan tempat umum lainnya. Kebersihan dan Kerapihan

2. Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama kerja dan setelah jam kerja. 3. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi

dan

membahayakan

akses

kerja

dan

disimpan setelah selesai jam kerja 4. Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume timbulan sampah, selalu dibersihkan dan dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek 5. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan yang rutin 6. Tempat kerja yang licin karena air, minyak atau zat lainnya harus segera dibersihkan 7. Semua

orang

wajib

menyingkirkan

paku

yang

berserakan, kawat/besi menonjol, potongan logam yang tajam semuanya yang dapat membahayakan 8. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan

hari

mengganggu

ini

dan

tidak

berlebihan

membahayakan

agar akses

tidak kerja

(selebihnya dikembalikan ke gudang umum). Akses Kerja di Proyek

1. Tersedia pintu masuk dan pintu keluar, baik untuk rutin dan darurat di kantor proyek serta terjaga dengan baik

SOP-K3 KONSTRUKSI

12

2. Ada batas atau tanda peringatan atau pagar yang memberi tanda area kerja kantor proyek, pabrikasi area kerja lapangan dan jalur/akses penghubung terhadap area umum masyarakat 3. Jalan dan jalur lintas pekerja diberi batas dan pengaman serta tanda peringatan yang jelas 4. Lubang yang terbuka diberi tutup sementara dan ada tanda peringatan agar pekerja berhati-hati dan tidak terperosok 5. Material dan peralatan yang berada di jalur lintas pekerja harus dipindahkan (harus bebas, bersih dan tidak licin) 6. Penerangan yang cukup baik siang (jika gelap) maupun malam. 7. Tangga kerja yang memadai dan aman untuk akses dan jalur pekerja pada kondisi area kerja yang curam/terjal dan tinggi Orang Yang Tidak Berwenang

1. Di daerah bangunan yang sedang dibangun dan di samping jalan raya harus dipagari. 2. Orang yang tidak berwenang tidak diijinkan memasuki daerah pembangunan kecuali jika disertai oleh orang yang

berwenang

dan

diperlengkapi

dengan

alat

pelindung diri. Ijin Kerja Khusus

Beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan Ijin kerja khusus 1. Bekerja diruang terbatas (confined area). 2. Bekerja yang bersinggungan langsung dengan jalan yang sedang digunakan 3. Menggunakan bahan kimia berbahaya 4. Menggunakan bahan mudah terbakar 5. Menggunakan bahan mudah meledak 6. Bekerja berhubungan dengan listrik 7. Bekerja dengan cara menyelam 8. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding) 9. Memindahkan barang/benda berat 10. Pekerjaan pembongkaran 11. Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas

SOP-K3 KONSTRUKSI

13

12. Penggalian lebih dari 2 (dua) meter 13. Bekerja di ketinggian Perkakas Tangan

1. Perkakas

tangan

adalah

semua

alat

kerja

yang

dioperasikan langsung dengan tangan yang elektrik, bertekanan

udara,

berbahan

peledak,

dan

yang

digunakan secara manual seperti palu, obeng, tang, catut, gergaji tangan dan lain lain. 2. Setiap perkakas diperuntukan sesuai dengan standard penggunaan dan batas kekuatannya, jika dipaksakan maka akan cepat rusak dan berbahaya karena patahan dan terpelanting 3. Setiap perkakas harus diperiksa sebelum digunakan, yang menggunakan aliran listrik harus dalam keadaan lepas, kemudian dicoba terlebih dulu dalam keadaan tanpa beban atau sasaran obyek 4. Setiap

perkakas

diperuntukan

sesuai

dengan

kegunaannya, jangan dipaksakan jika tidak maka akan cepat rusak, 5. Alat pelindung diri selalu digunakan, tidak boleh dilepas walaupun sekejap selama masih aktif menggunakan perkakas, 6. Semua perkakas tangan dibersihkan setelah selesai digunakan pada hari itu dan disimpan rapi Struktur Bangunan dan

Konstruksi Bangunan.

Peralatan Konstruksi

1. Struktur

bangunan

misalnya,

perancah

pelataran

(platform), gang, dan menara dan peralatan (misalnya mesin-mesin

alat-alat

kendaraan-kendaraan,

angkat, yang

bejana

digunakan

tekan di

dan

daerah

bangunan) harus:  Terdiri dari bahan yang berkwalitas baik.  Bebas dari kerusakan dan  Merupakan konstruksi yang sempurna sesuai dengan prinsip- prinsip engineering yang baik.

SOP-K3 KONSTRUKSI

14

2. Struktur bangunan dan peralatan harus cukup kuat dan aman untuk menahan tekanan-tekanan dan muatanmuatan yang dapat terjadi. 3. Bagian

bagian

struktur

bangunan

dan

peralatan-

peralatan yang terbuat dari logam harus:  Tidak boleh retak, berkarat, keropos dan  Jika perlu untuk mencegah bahaya harus dilapisi dengan cat/alat anti karat (protective coating). 4.

Bagian-bagian

struktur

bangunan

dan

peralatan-

peralatan yang terbuat dari kayu misalnya perancah, penunjang, tangga harus:  Bersih dari kulit kayu.  Tidak boleh dicat untuk menutupi bagian-bagian yang rusak. 5.

Kayu bekas pakai harus bersih dari paku-paku, sisa-sisa potongan besi yang mencuat tertanam, dan lain-lain sebelum kayu bekas pakai tersebut dipergunakan lagi.

Pemeriksaan, Pengujian Pemeliharaan. 1. Struktur bangunan dan peralatan harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang, sebelum

struktur

bangunan

dan peralatannya

dipakai/dibuat/dibangun. 2. Struktur

bangunan

dan

peralatan

yang

mungkin

menyebabkan kecelakaan bangunan, misalnya bejana tekan, alat-alat pengerek dan perancah sebelum dipakai harus diuji oleh orang yang berwenang. 3. Struktur bangunan dan peralatan har...


Similar Free PDFs