STRATEGI TRANSFORMASI PT KIMIA FARMA, TBK PDF

Title STRATEGI TRANSFORMASI PT KIMIA FARMA, TBK
Author Yusuf Hidayat
Pages 56
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 495
Total Views 896

Summary

STRATEGI TRANSFORMASI PT KIMIA FARMA, TBK. Disusun oleh : Andre Rizki Dewo 2018070799 Bobby Abigail Pratama 2018070812 Erika Gracia 2018070819 Hafizul Rahman 2018070825 Luthfiyah Aviadini Arifin 2018070833 Satria Tarigan 2018070850 Syofrendi Andika Harun 2018070854 Yusup 2018070856 MAGISTER MANAJEME...


Description

STRATEGI TRANSFORMASI PT KIMIA FARMA, TBK.

Disusun oleh : Andre Rizki Dewo Bobby Abigail Pratama Erika Gracia Hafizul Rahman Luthfiyah Aviadini Arifin Satria Tarigan Syofrendi Andika Harun Yusup

2018070799 2018070812 2018070819 2018070825 2018070833 2018070850 2018070854 2018070856

MAGISTER MANAJEMEN EKSEKUTIF MUDA SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN PPM MANAJEMEN JAKARTA 2019

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

iv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................... 1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4. Batasan Penelitian ...............................................................

1 2 2 3

KAJIAN TEORI 2.1. Analisis Lingkungan Eksternal ........................................... 2.2. Analisis Lingkungan Internal ............................................. 2.3. Delapan Langkah Transformasi Organisasi ......................... 2.4. Transformasi Rantai Pasok di Perusahaan Farmasi ............ 2.5. Transformasi dalam Struktur dan Budaya Perusahaan yang Kuat ..................................................................................... 2.6. Kerangka Analisis ...............................................................

9 10

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Data ............................................................................ 3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 3.3. Pengolahan Data .................................................................

11 11 11

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah PT Kimia Farma, Tbk ............................................ 4.2. Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 4.3. Visi dan Misi PT Kimia Farma, Tbk .................................. 4.4. Struktur Organisasi ............................................................. 4.5. Anak Perusahaan PT Kimia Farma .....................................

13 13 15 15 15

BAB V

TRANSFORMASI PT KIMIA FARMA, TBK ...........................

17

BAB VI

PEMBAHASAN 6.1. Analisis Lingkungan Eksternal ........................................... 6.2. Analisis Lingkungan Internal ............................................. 6.3. Penentuan SWOT ............................................................... 6.4. Penentuan Delapan Langkah Transformasi Organisasi ...... 6.5. Dampak Transformasi Organisasi ......................................

20 23 31 32 38

SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan ............................................................................. 7.2. Saran ...................................................................................

39 39

BAB VIII REFLEKSI PRIBADI 8.1. Andre Rizki ......................................................................... 8.2. Bobby Abigail Pratama .......................................................

41 42

BAB III

BAB IV

BAB VII

ii

4 6 6 8

8.3. 8.4. 8.5. 8.6. 8.7. 8.8.

Erika Gracia ........................................................................ Hafizul Rahman .................................................................. Luthfiyah Aviadini Arifin ................................................... Satria Tarigan ...................................................................... Syofrendi Andika Harun ..................................................... Yusup ..................................................................................

43 44 45 46 47 48

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

50

iii

DAFTAR GAMBAR Halaman 1

Skema Porter’s Five Forces ..................................................................

5

2

Ilustrasi analisis value chain ..................................................................

6

3

Kerangka analisis makalah ....................................................................

10

4

Struktur Organisasi Kimia Farma ..........................................................

15

5

Logo I-Care terbaru ...............................................................................

37

6

Ilustrasi refleksi Andre Rizki .................................................................

42

7

Ilustrasi refleksi Bobby Abigail Pratama ...............................................

43

8

Ilustrasi refleksi Erika Gracia ................................................................

44

9

Ilustrasi refleksi Hafizul Rahman ..........................................................

45

10

Ilustrasi refleksi Luthfiyah Aviadini Arifin ...........................................

46

11

Ilustrasi refleksi Satria Tarigan ..............................................................

47

12

Ilustrasi refleksi Syofrendi Andika Harun .............................................

48

13

Ilustrasi refleksi Yusup ..........................................................................

49

iv

DAFTAR TABEL Halaman 1

Analisis Porter’s Five Forces ................................................................

22

2

Entitas bisnis dan aktivitas utama ..........................................................

24

3

Produk-produk yang didistribusikan .....................................................

24

v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan yang ingin berkembang. Seiring berkembangnya suatu negara, perusahaan di dalamnya dituntut untuk terus melakukan inovasi dan perubahan agar dapat terus mengikuti perkembangan zaman. Alasan perusahaan melakukan perubahan bergantung dari tuntutan atau dorongannya masing-masing. Secara garis besar terdapat dua faktor yang menuntut suatu perusahaan harus melakukan perubahan, yaitu faktor internal (masalah dari dalam perusahaan) dan faktor eksternal (masalah dari luar perusahaan). Namun, perubahan yang dilakukan perusahaan tidak selalu berdampak baik, bergantung dari keseriusan dan kesiapan perusahaan untuk menghadapi perubahan yang direncanakan. Semakin banyak perubahan yang dilakukan, semakin banyak pula dampak yang akan dirasakan dari perubahan itu. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan perusahaan berubah adalah faktor ekonomi. Terkait hal ini, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun 2015 yang tumbuh dibawah 5% berdampak negatif terhadap beberapa sektor industri dalam negeri. Namun tidak bagi industri farmasi. Walaupun pertumbuhannya terus menurun, industri farmasi tetap mempertahankan pertumbuhan dengan omzet pasar mencapai US$ 4,6 milyar atau setara Rp 56 triliun. Obat dengan resep dokter berkontribusi 59% atau setara US$ 2,7 milyar dan obat bebas berkontribusi 41% atau setara US$ 1,9 milyar. Indonesia jauh mengalahkan industri farmasi Thailand yang tumbuh 7%, Jepang 2%, Korea Selatan 7% dan Australia 2%. Namun pertumbuhan industri farmasi Indonesia, kalah dibanding China yang tumbuh 21%, India 19% dan Malaysia 11%. Hasil investigasi CDMI dalam empat tahun terakhir (2012-2015) terhadap perusahaan farmasi di Indonesia menemukan fakta, banyak di antara perusahaan tersebut yang sukses meningkatkan total aset, penjualan, dan labanya. Memasuki tahun 2016, industri farmasi diprediksi masih mendapat tekanan berat, ditengah ketergantungan impor bahan baku yang masih diatas 90% dan turunnya pertumbuhan obat resep. Namun daya tarik investor di sektor farmasi

1

masih tetap tinggi. CDMI juga menemukan beberapa perusahaan farmasi, baik lokal maupun asing memperbesar modal awalnya yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring meningkatnya permintaan obat dari dalam dan luar negeri. Menyikapi hal ini, salah satu perusahaan farmasi yang melakukan perubahan untuk berkembang menjadi lebih baik adalah PT Kimia Farma, Tbk (Kimia Farma). Kimia Farma merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi di Indonesia. Perubahan yang mereka lakukan dapat dikatakan berhasil karena dapat membuktikan kesuksesan perusahaan ini hingga sekarang. Salah satu perubahan yang mereka lakukan yaitu perubahan model bisnis, di mana perubahan itu dilatarbelakangi oleh perubahan zaman. Kimia Farma pertama kali melakukan transformasi di tahun 2011 yang mencakup tujuh pilar perubahan, yaitu Good Corporate Governance (GCG), visi dan misi, strategi korporasi, strategi bersaing, portofolio bisnis produk, supply chain management, dan reorganisasi. Tidak berhenti sampai di situ, dalam lima tahun terakhir, Kimia Farma

gencar

melakukan

transformasi

bisnis

dari

yang

semula

sebagai pharmaceutical company menjadi health care company pada 2015. Transformasi ini pun terus dilakukan, hingga pada tahun 2017 dilakukan transformasi digital oleh Kimia Farma agar terus dapat bersaing di tengah era digitalisasi.

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa faktor yang membuat Kimia Farma melakukan transformasi selama lima tahun terakhir? 1.2.2. Bagaimana Kimia Farma menyusun strategi transformasi selama lima tahun terakhir? 1.2.3. Apa dampak yang dirasakan oleh Kimia Farma setelah melakukan transformasi?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengetahui penyebab Kimia Farma melakukan transformasi.

2

1.3.2. Mengidentifikasi tahapan strategi transformasi yang dilakukan oleh Kimia Farma. 1.3.3. Mengetahui bagaimana dampak transformasi terhadap Kimia Farma.

1.4. Batasan Penelitian 1.4.1. Penelitian ini membahas strategi transformasi Kimia Farma, bagaimana proses transformasinya, dan dampaknya terhadap bisnis perusahaan selama 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2015-2019. 1.4.2. Penelitian dilakukan dalam batasan data sekunder yang diambil dari laporan tahunan dan website resmi Kimia Farma serta artikel jurnal ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.

3

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Analisis Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengevaluasi keadaan industri secara makro. 2.1.1. Analisis PESTEL Analisis ini melihat aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum. Dalam analisis ini, seluruh aspek yang berpengaruh dalam industri dilihat dan dianalisis. Dalam menganalisis aspek tersebut, waktu analisis sangat berpengaruh karena sebisa mungkin aspek tersebut mengikuti perkembangan waktu, karena belum tentu aspek yang berpengaruh pada tahun tertentu masih berpengaruh hingga saat analisis dilakukan (Robbins dan Coulter 2016). Faktor-faktor ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, nilai suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, dan lainnya sangat mempengaruhi cara industri bermanuver dalam bisnis karena terkait dengan posisi industri. Sementara pendapatan dan faktor ekonomi mikro lainnya akan mempengaruhi industri, terutama yang berfokus pada bisnis pada konsumen. Faktor-faktor sosial (atau sosio-kultural) seperti pertumbuhan penduduk,

sebaran

usia

penduduk,

kesadaran

akan

kesehatan,

perkembangan karier, dan lainnya wajib menjadi perhatian industri (dan perusahaan

di

dalamnya)

untuk

memperoleh

gambaran

mengenai

kepercayaan dan perilaku populasi, serta menganalisis latar belakang terjadinya perilaku tersebut. Teknologi dapat menjadi pedang bermata dua bagi industri. Mengikuti perkembangan teknologi berarti investasi lebih, namun mendapatkan produk yang lebih inovatif dan efisien dalam pembuatannya. Dengan teknologi pula, informasi dapat disampaikan kepada masyarakat dengan lebih luas. Maka dari itu, industri sebaiknya memperhatikan sejauh mana teknologi berkembang dan dampaknya bagi industri.

4

Dalam industri, faktor lingkungan dapat dikerucutkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelangkaan dan berkelanjutan. Kedua faktor ini yang menjadi perhatian selama satu atau dua dekade terakhir. Semakin langkanya sumber daya alam, semakin tingginya polusi, dan perhatian akan jejak karbon dalam produk membuat industri berlomba-lomba semakin berkelanjutan dan memperhatikan etika dalam berbisnis, seiring dengan permintaan dari konsumen. Setiap industri memiliki peraturan masing-masing yang pada akhirnya menghasilkan produk yang aman dan bermanfaat bagi konsumen. Kepatuhan pada peraturan ini merupakan hal yang tidak dapat ditawar untuk memastikan kesuksesan dalam pemasaran produk. 2.1.2. Analisis Porter’s Five Forces Analisis ini dilakukan untuk melihat tantangan lingkungan industri yang lebih mengerucut. Dalam melakukan analisis ini, tekanan-tekanan yang mempengaruhi industri diperhatikan untuk nantinya digunakan sebagai acuan pembuatan strategi. Adapun tekanan yang dimaksud adalah persaingan di antara kompetitor yang sudah ada, ancaman pemain baru, ancaman substitusi produk barang atau jasa, daya tawar pemasok, dan daya tawar pembeli (Porter 2008).

Gambar 1 Skema Porter’s Five Forces (Porter 2008)

5

2.2. Analisis Internal Perusahaan Setiap perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnisnya. Kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk menjadi pembeda

dari

perusahaan

lainnya

(competitive

advantage).

Sementara,

kekurangan yang dimiliki terus menerus ditingkatkan agar dapat menjadi kekuatan perusahaan (David dan David 2017). Salah satu analisis yang dapat digunakan adalah analisis value chain. Analisis value chain memperlihatkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menyediakan produk bagi pelanggannya. Aktivitas tersebut adalah aktivitas yang memberikan nilai bagi pelanggannya, mulai dari desain produk, pemasaran, penyampaian (delivery), hingga layanan kepada pelanggan. Seluruh proses ini menjadikan perusahaan unik dan menghasilkan competitive advantage. Aktivitas tersebut digambarkan ke dalam aktivitas utama, yaitu inbound logistics, operations, outbound logistics, marketing and sales, dan service. Selain itu, ada juga aktivitas pendukung lainnya, yaitu infrastruktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, perkembangan teknologi, dan procurement (Ensign 2001).

Gambar 2 Ilustrasi analisis value chain (de Mozota 1998)

2.3. Delapan Langkah Transformasi Organisasi Seluruh organisasi perlu melakukan perubahan agar dapat menghadapi perkembangan teknologi, kompetisi dengan pesaing, ataupun demographic forces. Untuk melakukan perubahan atau transformasi tersebut, perusahaan perlu

6

melakukan delapan langkah agar transformasi dapat dilakukan secara efektif (Kotter 1998), yaitu sebagai berikut. 2.3.1. Establish a sense of urgency Dalam

tahap

ini,

perusahaan

harus

mengidentifikasi

dan

mendiskusikan krisis yang dihadapi, krisis yang berpotensi untuk terjadi, ataupun peluang yang dapat dimanfaatkan. Hal ini dilakukan dengan melihat kondisi pasar dan kompetitor. 2.3.2. Form a powerful guiding coalition Setelah mengetahui urgensi dilakukannya perubahan, perusahaan perlu membuat sebuah tim yang memiliki kekuatan yang cukup untuk memimpin perubahan. Tim yang telah terbentuk terus didorong untuk bekerjasama, bukan bekerja secara kolektif. Orang yang berada dalam tim tidak harus merupakan pemimpin tertinggi perusahaan, namun seseorang yang memiliki kekuatan dan memiliki posisi yang kuat, memiliki banyak pengalaman,

berkredibilitas

tinggi,

dan

memiliki

kemampuan

kepemimpinan. 2.3.3. Create a vision Tim tersebut kemudian perlumembuat suatu visi yang mendukung pekrubahaan yang akan dilaksanakan. Selain itu, perlu juga dibuat strategistrategi untuk mencapai misi tersebut. 2.3.4. Communicate the vision Visi dan strategi yang telah dibuat hendaknya dikomunikasikan terus menerus melalui berbagai channel yang dimiliki perusahaan. Hal ini dilakukan karena perusahaan perlu menularkan sikap dan sifat baru. Pertama-tama hal ini dilakukan oleh tim penggerak transformasi dengan memberikan contoh yang akan diikuti oleh pekerja lainnya. 2.3.5. Empower others to act on the vision Pada tahap selanjutnya, perusahaan harus menyingkirkan hambatan yang ada untuk dapat berubah. Hal itu dilakukan dengan mengubah sistem ataupun struktur yang menghalangi tercapainya visi. Selain itu, perusahaan harus mendukung pekerja dapat mengambil risiko dan menghasilkan ide,

7

aktivitas, dan tindakan yang tidak biasanya dilakukan namun mendukung terciptanya perubahan. 2.3.6. Plan for and create short term wins Perubahan yang dilakukan perlu didukung dengan adanya rencana pengembangan kinerja yang jelas. Tidak hanya dirancang, rencana tersebut harus diimplementasikan. Pekerja yang berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana tersebut juga diperhatikan dan diberikan penghargaan secara khusus. 2.3.7. Consolidate improvements and produce still more change Ketika sudah mencapai tahap ini, pekerja seharusnya sudah dapat melihat arah dan tujuan perubahan dengan lebih jelas. Hal ini akan membantu perusahaan memberikan pengertian kepada pekerja saat dilakukan perubahan sistem, struktur, ataupun peraturan yang tidak mendukung

pencapaian

mempromosikan,

dan

visi.

Perusahaan

mengembangkan

dapat pekerja

mempekerjakan, yang

dapat

mengimplementasikan visi perusahaan. Perusahaan juga dapat melakukan inisiatif yang dapat membantu terciptanya perubahan dengan proyek, tema, ataupun change agent yang baru. 2.3.8. Institutionalize new approaches Pada tahap ini, perusahaan harus dapat mengartikulasikan hubungan antara perilaku yang baru dengan kesuksesan perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan sarana untuk menjamin terjadinya pengembangan dan suksesi pemimpin. Hal ini dilakukan agar keberlangsungan perusahaan setelah dilakukannya transformasi tetap berjalan.

2.4. Transformasi Rantai Pasok di Perusahaan Farmasi Rantai pasok merupakan pokok masalah dalam industri farmasi, mulai dari produksi, distribusi, penyimpanan, hingga penanganan produk. Banyaknya pemangku kepentingan yang terlibat dalam alur prosesnya juga menyumbang permasalahan. Menurut Nachtman dan Pohl (2009), rantai pasok dan aktivitas yang berhubungan memiliki potensi sangat besar untuk ditingkatkan di mana

8

bagian-bagian tersebut merupakan pengeluaran terbesar kedua dalam operasional rumah sakit. Sekarang ini, rantai pasok di dunia kesehatan umumnya tidak efisien karena kurangnya penggunaan data standar rantai pasok, sistem yang kuno dan proses yang dilakukan secara manual, struktur yang bercabang, data yang terbatas, serta pertukaran informasi antar pemangku kepentingan (Jayaraman et al. 2015). Saat ini, penggunaan teknologi menjadi keharusan bagi perusahaan agar dapat meningkatkan...


Similar Free PDFs