SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PDF

Title SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
Author Logistik Proyek
Pages 11
File Size 120.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 188
Total Views 430

Summary

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI) Keterangan: Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakanny a produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mu...


Description

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI) Keterangan: Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1.

Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakanny a produksi dalam negeri;

2.

Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3.

Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;

4.

Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5.

Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6.

Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7.

Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8.

Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9.

Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. URAIAN UMUM 1. Nama Proyek

: Pembangunan Kantor Lurah Bakung

2. Lokasi Proyek

: Kec. Batui, Kabupaten Banggai

3. Pekerjaan Pokok yang dilaksanakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN

PERSIAPAN GALIAN TANAH PASANGAN DAN PLESTERAN BETON/BETON BERTULANG LANTAI DAN TEGEL KAYU/KACA ATAP/PLAFOND KUNCI DAN GANTUNGAN SANITASI DAN INSTALASI AIR INSTALASI LISTRIK CAT LAIN-LAIN

4. Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan uraian-uraian lain yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan/Perencanaan/Bestek serta berdasarkan ketentuan pada : a. Ketentuan perubahan/tambahan penjelasan maupun gambar susulan yang dimuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. b. Petunjuk/perintah Direksi/Pengawas selama dalam pelaksanaan pekerjaan. c. Mengikuti persyaratan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard Konsep Nasional Indonesia (SK-SNI), Normalisasi Indonesia serta Peraturan-peraturan Nasional dan Internasional lain yang berhubungan dengan Pekerjaan ini : 1. SNI 1728-1989, SKBI 1.3.53.1989; Tentang Tata Cara Mendirikan Bangunan Gedung. 2. SNI 03-1734-1989, SNI 03-1734-1989-F, tentangTata Cara Perencanaan Beton Bertulang untuk Rumah dan Gedung. Spesifikasi Teknis

Page 1

3. SNI 03 – 3233 – 1992; UDC. 674.048, tentang Panduan Pengawetan Kayu dengan Cara Pemulasan, Pencelupan dan Peredaman. 4. SKBI – 4.3.53.1987, UDC 699.048.004.1, tentang Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumahan dan Gedung. 5. SNI 03 – 2404 – 1991 ; SK SNI T – 05 1990 – F tentang Tata Cara Pencegahan Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung. 6. SNI 03 – 2410 – 1991 ; SK SNI T – 11 – 1990 – F tentang Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi. 7. SNI 03 – 2417 – 1991 SK SNI T – 08 – 1990 – F; tentang Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung. 8. SK SNI S – 04 – 1989 – F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C ( Bahan Bangunan dari Logam Besi / Besi ). 9. SKBI 1.3.53.1987, UDC 699.887, tentang Pedoman Perencanaan Penangkal Petir. 10. SNI 03 – 1735 – 1989; SKBI – 2.5.53.1987, tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. 11. SNI edisi Revisi Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. 12. Standar Industri Indonesia ( SII ). 13. Pedoman Plumbing Indonesia. 14. ASTM, JIS dan lain – lain yang ada hubungannya dengan Pekerjaan ini. 5. Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ini adalah termasuk juga mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan bahan -bahan sampai selesai. 6. Pemborong harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaannya dalam ke adaan selesai dalam keadaan baik termasuk kebersihan lokasi/lingkungannya. 7. Perbedaan ukuran. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara : a. Gambar rencana dan Detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar. b. Bilamana terdapat perbedaan antara gambar dengan bestek, harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. B. UKURAN 1. Satuan ukura yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam meter (m), Centimeter (Cm) dan Milimeter (mm). 2. Titik Duga lantai adalah 0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat peninjauan lokasi. 3. Dibawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga diatas tanah bangunan sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton yang dipasang kokoh dan dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi. 4. Memasang Bouwplank : a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi. b. Patok yang dipasang harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya dibuat dari kayu 5/7 atau dolken. c. Papan/kayu horisontal harus dipasang dengan kuat dan pada bagian atas harus diketam rata, bila dipasang dengan menggunakan papan maka ketebalan papan ninimal 2,5 Cm. d. Pemborong harus menyediakan sedikitnya 3 (tiga) orang pembantu yang ahli dalam cara-cara pengukuran, alat-alat ukur seperti penyipat datar (theodolith, waterpass), prisma silang dan peralatan lain yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi lokasi.

Spesifikasi Teknis

Page 2

5. Penetapan ukuran dan sudut siku harus diperhatikan dan dijaga ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya sampai pekerjaan selesai. 6. Profil untuk pasangan batu merah dibuat dari kayu lurus dan kering sedang untuk pekerjaan tanah dan pemasangan pondasi dapat menggu nakan bambu. C. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Lokasi pekerjaan diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu pemberian pekerjaan/penjelasan lapangan. 2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pemborong dan Pemborong wajib memperbaikinya, untuk itu diharapkan Pemborong terlebih dahulu meminta ijin kepada pemilik untuk mendapatkan persetujuan. 3. Pembersihan dan perataan antara lain dengan penebangan tanaman, pemoto ngan semak, penutupan lubang, penimbunan daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan humus/lumpur sedalam minimal 20 Cm pada area seluas daerah pelaksanaan. 4. Pekerjaan pembongkaran bangunan lama meliputi merobohkan, membersihkan dan mengangkut/membuangnya ke tempat yang telah ditentukan. 5. Atas biaya sendiri Pemborong harus membuat : a. Papan Nama Proyek dibuat dari bahan kayu/papan kls II dengan u kuran 100 x 120

Cm dipasang pada tiang penyanggah sesuai petunjuk Direksi. b. Kantor Direksi dan Barak Kerja meliputi : - kualitas pembuatan dan penempatannya harus seijin Direksi; - bangunan harus mempunyai pencahayaan/penerangan secukupnya, serta tidak bocor; - Gudang penyimpanan bahan bangunan harus terlindung dari hujan / panas matahai langsung; - Kantor Direksi dilengkapi perabotan secukupnya; - bangunan terjamin kebersihan, keamanan dan fungsinya.

D. PEKERJAAN PEMBERSIHAN 1. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus mengadakan pembersihan tanah dari rumput, semak - semak dan tumbuhan lainnya, puing - puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan dan dapat mengganggu jalannya pekerjaan. 2. Tanah - tanah yang berbukit harus diratakan, tanah humus pada permukaan tanah pada garis bangunan harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan. 3. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana (Site Plan), dan pemborong harus mengerjakan pengurugan tanah termasuk pemadatannya pada daerah bangunan dengan jarak minimum 1 m dari dinding bangunan. E. PENGKURUN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK 1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilakukan sekaligus untuk seluruh site agar pengaturan perletakan bangunan dan pagar tidak meleset serta menjaga kemungkinan perubahan - perubahan atau pergeseran - pergeseran sesuai keadaan. 2. Untuk mendapatkan urutan yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib dilaksanakan dengan menggunakan Waterpass dan atau Theodolite. 3. Sebelum papan bouwplank dipasang, terlebih dahulu papan yang akan digunakan diserut hingga rata dan halus.

Spesifikasi Teknis

Page 3

F. TINGGI TITIK DUGA (PEIL) 1. 2.

Ukuran titik duga (peil) yang dinyatakan dengan suatu tanda tetap, pasti dan dipasang pada tempat yang tidak mudah terganggu. Pembuatan/ pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh pemborong, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi/ pengawas teknik.

G. GAMBAR DAN UKURAN 1. 2.

Denah, tampak - tampak dan potongan - potongan dinyatakan dalam gambar- gambar rencana Arsitektur dan Struktur dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran ukurannya. Apabila terdapat ketidak jelasan ukuran pada gambar, maka pemborong wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi / Pengawas Teknis sebelum pekerjaan dilaksanakan.

H. PENGADAAN BAHAN-BAHAN 1. 2. 3. 4.

5. 6.

Bahan - bahan yang boleh ditempatkan dilokasi pekerjaan, hanyalah bahan – bahan sebagimana disyaratkan dalan RKS maupun Gambar – Gambar rencana. Cara dan tempat penimbunan / penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut petunjuk Direksi Pengawas Teknik. Bahan bangunan yang dipakai adalah bahan bangunan yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun Gambar. A p a b il a s u a t u b a h a n y a n g d is y a r a t k a n t id a k t e r d a p a t d ip a s a r a n , m a k a s e b e l u m d ia d a k a n p e n g g a l ia n p e m b o r o n g a n h a r u s b e r k o n s u l t a s i t e r le b ih d a h u l u k e p a d a D ir e k s i/ p e n g a w a s t e k n ik . P e n g g a n t ia n d im a k s u d h a n y a d ib e n a r k a n setelah mendapat persetujuan t e r l e b ih dahulu dari D ir e k s i/ p e n g a w a s t e k n i k . Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan lain, disyaratkan minimal harus sama/setingkat kualitasnya dengan bahan bangunan yang diganti. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/pengawas teknik karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dipindahkan dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

I. PEKERJAAN PENGGALIAN 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi, saluran dan galian septictank serta galian lainnya sebagaimana tertera dalam gambar. 2. Pelaksanaan. 2.1. Pada gambar galian tanah pondasi, dimensinya minimal sama dengan ga mbar dan maksimal mencapai tanah dasar/keras. kecuali tanah dasar/keras melebihi 2 x dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/pengawas teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatannya. 2.2. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1 meter dari tepi lubang galian. 2.3. Jika pada galian terdapat air menggenang, maka terlebih dahulu harus dipompa keluar, Untuk ini pemborong harus menyiapkan pompa air yang siap dipakai. 2.4. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar dari lokasi pekerjaan. 2.5. Pengukuran kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan menggunakan alat mekanis (Stamer), hingga minimal sama keadaan tanah sebelum digali.

Spesifikasi Teknis

Page 4

2.6. Tidak dibenarkan mengurug lumpur dan sisa tumbuhan.

bekas

galian

dengan

tanah

yang mengandung

J. PEKERJAAN URUGAN 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan tanah dan pasir dibawah lantai/pondasi, peninggian tanah, pekerjaan akhir sub drainase dan pekerjaan lainnya sebagaimana tertera dalam gambar. 2. Pelaksanaan 2.1. Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar, dan dilaksanakan harus lapis demi lapis. 2.2. Ketebalan lapisan urugan kembali tanah yang diperkenankan maksimum 15 20 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sampai mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan hingga pada ketebalan yang ditentukan. 2.3. Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah pasangan lantai ataupun pada pekerjaan -pekerjaan lain yang menurut direksi/pengawas teknis diangggap perlu. 2.4. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air sehingga didapat angka kepadatan maksimal. 2.5. Pasir yang digunakan harus pasir kali d engan persyaratan pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan kotoran -kotoran lainnya serta tidak mengandung garam serta mineral lainnya. K. PASANGAN BATU KALI 1. Lingkup pekerjaan Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk pondasi praktis dibawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar. 2. Material . 2.1. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta mempunyai gradasi baik. 2.2. Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi i ni terdiri dari 1 PC dan 5 Pasir. 2.3. Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran lainnya. 3. Pelaksanaan 3.1. Sebelum pasangan pondasi batu kali dilaksanakan terlebih dahulu harus diberi urugan pasir dan batu kosong dibawahnya. 3.2. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan ukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar. 3.3. Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi -sisi batu kali saling bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi dengan specie (adukan). L. PEKERJAAN BATU BATA 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pasangan dinding batu bata dilaksanakan pada dinding pengisi dan pada tempattempat lainnya sebagaimana dinyatakan dalam gambar. 2. Material. 2.1. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar baik, keras dan tidak mudah patah. 2.2. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 bagian PC : 5 bagian pasir, sedangkan untuk pasangan trastraam digunakan adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir. Spesifikasi Teknis

Page 5

2.3. Sebelum batu bata dipasang, pemborong diwajibkan terlebih dahulu memperlihatkan contoh batu bata yang akan digunakan kepada Direksi/pengawas teknik untuk '|mendapat persetujuannya. 3. Pelaksanaan 3.1. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi/pengawas teknis memberikan petunjuk lain. 3.2. Sebelum batu bata dipasang hendaknya direndam terlebih dahulu dalam air hingga jenuh dan pasangannya harus rapi sesuai dengan sya rat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang kecuali pada pertemuan-pertemuan kosen atau kolom. 3.3. Pada jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis (Beton), dengan dimensi penulangan dan penempatan sesuai dengan gambar. 3.4. Segera setelah pasangan batu bata selesai terpasang, siar -siarnya harus dikeruk sedalam 1 cm agar pelesteran dapat melekat dengan baik.

M. PEKERJAAN BETON BERTULANG 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan pada sloof, kolom, balok, lantai, plat lantai, tangga, meja beton, ring balok, dan lain - lainnya sebagaimana dijelaskan dalam gambar dengan memakai adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil. 2. M a t e r i a l Bahan-bahan/material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 2.1. S e m e n / PC a. Semen yang dipakai harus semen portland satu jenis, bermutu baik dan dalam segala hal harus memenuhi ketentuan dalam PBI 1971. b. Semen harus disimpan dalam gudang yang terlindung dari air hujan dan mempunyai ventilasi yang cukup, dan diletakan pada tempat yang tinggikan minimal 30 cm dari lantai yang diberi alas. c. Semen yang kantongnya rusak dan membatu dalam kantong, tidak diperkenankan untuk dipergunakan pada pekerjaan beton. 2.2. A g r e g a t Agregat harus terdiri dari gradasi halus sampai kasar, bebas dari segala macam kotoran tanah dan tidak mengandung air garam atau bahan organik serta kotoran-kotoran lainnya yang dapat merusak beton. Persyaratan agregat dalam segala hal harus memenuhi ketentuan dalam PBI 1971. 2.3. Besi tulangan (Besi beton) 2.3.1. Besi tulangan/ besi beton yang akan dipergunakan harus bersih dan bebas dari karat yang dapat merusak, serta tidak mengandung olie atau minyak. 2.3.2. Pengikat tulangan/ besi beton harus menggunakan kawat pengikat yang mempunyai diameter miminal 1 mm. 2.4. A i r Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur, garam, dan bahan kimia lainnya yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. 2.5. Bekesting Bahan cetakan beton (bekesting) mengunakan papan terentang dari ka yu kelas II dan diberi penguat dari balok 5/7 cm. 2.6. Beton Dekking 2.6.1. Beton dekking atau ganjalan beton harus dibuat dari campuran 1 bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dicetak dalam persegi panjang lengkap dengan tali kawatnya. Spesifikasi Teknis

Page 6

2.6.2.

Ketebalan beton dekking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang sebanyak 3 (tiga) buah dalam tiap - tiap 1 m Sedangkan ketebalan beton dekking untuk plat lantai adalah 2 cm dan dipasang sebanyak 5 (lima) buah untuk setiap 1 m selain itu, untuk tulangan plat beton dengan tulangan rangkap (atas dan bawah) harus diberi pengganjal dari besi beton yang dilengkungkan (sesuai dengan jarak tulangan) sebanyak 3 (tiga) buah untuk setiap luasan 1 m.

3. Pelaksanaan 3.1. Sebelum pengecoran dimulai, pemborong diwajibkan untuk memeriksa tulangan agar tepat pada posisinya. Selain itu, bekesting, alat pengaduk (concrete mixer/ beton molen) dan lata pengangkut adukan sudah harus bersih dari segala macam kotoran. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Teknik. 3.2. Dimensi semua bagian beton tertera pada Gambar Rencana dan Detailnya. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran, pemborong diwajibkan untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi/ Pengawas Teknik. 3.3. Besar diameter tulangan minimal harus sesuai dengan ketentuan gambar. Dan jika suatu diameter tulangan tidak terdapat dipasaran, pemborong diwajibkan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas Teknik sebelum menggantinya. 3.4. Untuk mendapatkan hasil cetakkan beton yang memenuhi syarat, pekerjaan bekesting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli. 3.5. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam bakesting harus disiram air dan dibersihkan dari segala macam kotoran. Sisi - sisi papan bekesting harus cukup rata dan rapat sehingga pada waktu pengecoran dilaksanakan tidak ada air adukan yang lolos. 3.6. Bekesting hanya diperbolehkan untuk dibongkar setelah beton telah mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971. Sementara itu, penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.

N. PEKERJAAN PLESTERAN 1. Lingkup Pekerjaan Bagian ini meliputi semua plesteran dan acian dinding bata, beton dan lain lainnya sebagimana dinyatakan dalam gambar. 2. Material 2.1. Pasir yang digunakan harus pasir halus (ayak), bebas dari segala macam kotoran, tidak mengandung lumpur, tanah dan garam. 2.2. Semen yang digunakan harus baru, tidak terdapat bagian yang mengeras (membatu) dan dalam kemasan asli dari pabriknya. 2.3. Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur, garam dan bahan kimia lainnya. 3. Pelaksanaan 3.1 Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, semua bidang yang akan diplester harus terlebih dahulu disiram air hingga jenuh, dan siar - siarnya harus telah dikeruk sedalam 3.2. Untuk semua plesteran dinding, menggunakan adukan 1 bagian semen dan 5 bagian Pasir. 3.3. Plesteran kedap air (trasraam) dipasang setinggi 30 cm dari lantai, plesteran beton dan dinding bagian dalam septictank menggunakan adukan 1 bag ian semen dan 2 bagian pasir. 3.4. Semua bidang plesteran harus diaci dengan menggunakan adukan 1 bagian semen dan 7 bagian kapur, terkecuali pada kaki plesteran kaki pondasi dan beton digunakan air semen.

Spesifikasi Teknis

Page 7

O. PEKERJAAN KAYU 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan kayu meliputi pengadaan dan pembuatan kusen - kusen pintu, jendela, ventilasi, daun pintu, daun je...


Similar Free PDFs