Tinjauan Pustaka - buffer PDF

Preview

Summary

buffer...

Description

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan perubahan pH ketika larutan asam atau basa ditambahkan. Larutan penyangga terbagi atas dua jenis yaitu, larutan penyangga yang bersifat asam yang memiliki pH < 7 dan larutan penyangga basa yang memiliki pH > 7. Penyusun dari larutan penyangga terdiri dari asam lemah dan basa konjugasinya, begitupun sebaliknya. Ketika asam kuat ditambahkan dengan jumlah yang minim ke larutan penyangga, maka ion H+ dari asam kuat itu akan dinetralkan oleh ion konjugasinya sehingga tidak akan ada perubahan dalam pH (Kusumaningrum, 2017). Pada pasangan larutan berair yang mengandung asam dan basa akan memperlihatkan kecenderungan ketika menahan perubahan pH larutan jika ditambahkan dengan asam ataupun basa. Hal tersebut merupakan sifat dari kerja penyangga, sedangkan jika larutan yang memiliki perilaku seperti itu disebut dengan larutan penyangga atau penyangga saja. Cara kerja dari penyangga ini sangat terlihat terutama ketika tingkat kepekatan molar dari asam atau basa berada dalam lingkup yang sama (Rivai, 1995). Larutan penyangga atau disebut juga dengan larutan buffer merupakan metode yang mempertahankan pH pada lingkungannya sendiri agar tidak terkontaminasi atau mengalami perubahan saat ditambahkan dengan sedikit asam atau basa kuat, ataupun dengan pengenceran. Metode dari buffer ini terdiri atas dua komponen, yaitu komponen pelarut yang pada umumnya adalah air dan komponen zat terlarutnya yaitu asam lemah dan garam kuatnya, basa lemah dan

3

5

garam kuatnya, sepasang dari asam-basa konjugasi, serta sepasang dari pendonor-penerima proton (Ham, 2005). Pada umumnya, larutan penyangga ini sering diterapkan di banyak cabang analisis klasik dan instrumental, elektroforesis kapiler, dan polarografi. Efektivitas larutan penyangga berada pada pH tertentu yang ditentukan oleh kapasitas larutan penyangganya yang didefenisikan oleh Van Slyke. Konsep ini biasanya mengacu pada sistem elektrolit dimana hanya ada satu pasangan proton/akseptor (Kaczmarczyk dan Michalowski, 2015). Untuk penghitungan pH larutan penyangga yang berubah ketika sedikit asam kuat atau basa kuat ditambahkan, pertama-tama kita harus menggunakan prinsip stoikiometri untuk memperkirakan berapa banyak penyusun penyangga yang dikonsumsi dan berapa banyak penyusun lain yang diproduksi. Kemudian konsentrasi asam lemah baru ataupun basa lemah dan garamnya dapat digunakan untuk menghitung pH larutan penyangga (Petrucci, 1993). Salah satu pereduksi yang kuat adalah senyawa K 2C2O4 yang lebih mudah diperoleh daripada pereduksi yang lainnya. K2C2O4 juga merupakan senyawa yang stabil dalam temperatur dan tekanan yang normal. Kita dapat menguji kemampuan pereduksi K2C2O4 dalam mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dengan cara melakukan variasi kondisi pH dan konsentrasi optimumnya

(Ariyanti dan

Sugiarso, 2018). Buffer memiliki kandungan unsur logam dengan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk sintesa komponen sel yang menghasilkan energi, seperi kalium dan natrium yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pada bakteri. Dan pada katoda, penambahan buffer berfungsi dalam mempertahankan perubahan pH supaya tidak

5

mengalami kenaikan pH, karena pH yang tinggi dapat menyebabkan OH- masuk ke dalam anoda dan dapat menghambat proses transfer proton dari anoda ke katoda yang menyebabkan tidak terbacanya potensial pada multimeter (Sari, dkk., 2016). Dalam reaksi laboratorium, dalam proses industri, dan dalam tubuh tumbuhan dan hewan sangat penting untuk menjaga pH yang hampir konstan meskipun ada penambahan asam atau basa. Kapasitas pembawa oksigen dari hemoglobin dalam darah dan aktivitas enzim dalam sel manusia sangat bergantung pada pH cairan tubuh kita. Tubuh menggunakan kombinasi senyawa yang dikenal sebagai sistem penyangga untuk menjaga pH dalam ruang yang sempit (Whitten, dkk., 1981)....