Tugas Makalah - Lingkungan Maritim PDF

Title Tugas Makalah - Lingkungan Maritim
Author Muslimin S.
Pages 15
File Size 231.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 448
Total Views 741

Summary

Tugas Makalah LINGKUNGAN MARITIM OLEH : Isma Kariani (A1C4130) Nur Listiyanti (A1C413065) Kesie Nur Ainun (A1C413067) Merry Andani Lido (A1C413073) Muh. Endy Heryawan (A1C4130) Iin Yuniati Salim (A1C413079) Amalia Suliska Eka Wulandari (A1C413083) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HA...


Description

Tugas Makalah

LINGKUNGAN MARITIM

OLEH :

Isma Kariani (A1C4130) Nur Listiyanti (A1C413065) Kesie Nur Ainun (A1C413067) Merry Andani Lido (A1C413073) Muh. Endy Heryawan (A1C4130) Iin Yuniati Salim (A1C413079) Amalia Suliska Eka Wulandari (A1C413083)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudulkan “Lingkungan Maritim”. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep tentang lingkungan maritim serta menyadari perlunya memanfaatkan serta mempertahankan lingkungan maritim Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Kendari, 16 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................................... C. Tujuan ..................................................................................................... BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................... A. Ekosistem di Laut .................................................................................... B. Pemanfaatan Lingkungan Maritim.......................................................... BAB III. PENUTUP ................................................................................................. A.

Kesimpulan .......................................................................................

B.

Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki luas wilayah laut dan Zona Ekonomi Eksklusif berturut-turut 3,1 dan 2,7 juta km, dikarunia sumber daya pesisir dan lautan yang sangat beragam dengan jumlah besar. Kondisi ekologis eilayah laut Indonesia merupakan wilayah yang penuh daya tarik dan menantang dari sudut pengkajian berbagai ilmu pengetahuan. Ekosistem laut Indonesia mengandung sejumlah fenomena yang menarik untuk dikaji dari berbagai dimensi dan sudut pandang, baik dimensi fisik ekologis, maupun dimensi yang berkaitan dengan masalah sosiobudaya, termasuk didalamnya penggunaan teknologi dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan laut. Sumberdaya potensil bagi ekosistem laut Indonesia, baik sumber daya yang dapat pulih (renewble resources), seperti perikanan tangkap, perikanan budidaya pantai (tambak) dan marikultur, mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan rumput laut pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal. Demikian pula dengan sumberdaya yang tidak dapat pulih (urenewble resources), seperti minyak dan gas bumi, dan mineral lainnya serta jasa-jasa lingkungan (environmental service), yang meliputi energi, kawasan rekreasi dan pariwisata, masih banyak yang belum terjamah dan dimanfaatkan secara optimal (Dahuri, 1999 : 2). Belum termanfaatkannya secara optimal dari segenap potensi sumberdaya laut tersebut terkait erat dengan masalah perkembangan teknologi yang dikuasai, baik oleh pemerintah maupun masyarakat maritim sendiri. Pemanfaatan lingkungan alam laut sesungguhnya merupakan serangkaian upaya yang dilakukan oleh individu maupun kelompok masyarakat dengan mendayagunakan sejumlah potensi yang terkandung di dalam lingkungan laut tersebut untuk memenuhi sejumlah kebutuhan manusia. Dalam upaya pemanfaatan lingkungan laut itu, teknologi sebagai wujud dan fungsi kebudayaan memegang peranan yang sangat penting.

B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.

Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Bagaimanakah pembagian ekosistem laut ? Apa-apa saja yang menyebabkan ekosistem laut menjadi tercemar? Bagaimana cara pemanfaatan lingkungan maritim?

C. Tujuan 1. 2. 3. 4.

Dapat mengetahui pengertian dari ekosistem Dapat mengetahui pembagian dari ekosistem dilaut Dapat mengetahui penyebab dari pencemaran laut Dapat mengetahui cara memanfaatkan lingkungan maritim

BAB II PEMBAHASAN

A. Ekosistem di Laut Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993). 1. Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut : a. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman

spesies

(species

diversity).

Ekosistem

yang

mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen ekosistem.

b. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahanbahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya. c. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997). d. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983). e. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

2. Pembagian daerah ekosistem air laut, berdasarkan kedalamannya: a) Litoral/Daerah Pasang Surut Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat.Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut. b) Daerah Neritik Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos. c) Daerah Batial atau Daerah Remang-remang: Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen.Hewannya berupa nekton. d) Daerah Abisal: Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen. Masih ada pembagian eksosistem laut lainnya yang didasarkan pada intensitas cahaya, yakni: 1. Wilayah fotik, yakni bagian laut yang bisa ditembus cahaya. Kedalamannya sampai 200 meter. 2. Wilayah Twilight, adalah titik remang-remang yang minim cahaya sehingga produsen kurang sebab tidak bisa melakukan aktifitas fotosintesis. Kedalamannya antara 200 sampai 200 meter. 3. Wilayah afotik, adalah titik dimana tak ada sama sekali cahaya matahari yang mampu menembusi lautan.

3. Komunitas di dalam ekosistem air laut Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: 

Produsen, terdiri dari fitoplankton dan ganggang laut lainnya



Konsumen, terdiri dari berbagai jenis hewan.Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.



Zooplankton, terdiri atas bakteri dan hewan hewan pemakan bangkai atau sampah

Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja.Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

B. Pemanfaatan Lingkungan Maritim

Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan sumber daya pesisir dan pemanfaatan lingkungan alam tersebut, memiliki makna yang sangat strategis karena dengan itu, masyarakat nelayan memenuhi kebutuhan ekonominya, di samping kebutuhan sosial, budaya dan biologis lainnya. Hal tersebut memang sesuai dengan prinsip alamai yang dimiliki oleh manusia, yakni di samping rangsangan dan dorongan untuk memanfaatkan lingkungan alam sebesar-besarnya guna memenuhi sejumlah kebutuhan, baik kebutuhan dasar (biologis) maupun kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial. Akan tetapi, lebih dari itu, disamping memanfaatkan lingkungan alam laut untuk memenuhi sejumlah kebutuhannya, masyarakat nelayan bagang rambo di Barru juga memiliki seperangkat tatanan (norma dan nilai) yang mengarahkan

mereka untuk tetap menjadi bagian dari lingkungan yang lestari. Fenomena empirik yang dapat dijadikan acuan atas pembenaran dari fakta ini adalah dilakukannya sejumlah kegiatan ritual yang bermakna mewujudkan hubungan harmonis antara mereka dengan lingkungannya. Juga telah disepakatinya sejumlah nilai yang menganggap perbuatan negatif dan pemberian sanksi sosial segala hal yang merupakan tindakan destruktif bagi tindakan yang merusak lingkungan seperti penggunaan bom dan sejenisnya untuk kegiatan penangkapan. Dengan demikian, nelayan yang memainkan posisi sebagai antroposentris bagi lingkungan telah memainkan peran ganda, yakni di smaping sebagai pegnambil manfaat dari lingkungan, juga telah memposisikan diri sebagai pemelihara lingkungan, sehingga tercipta keserasian yang harmonis antara lingkungan di satu pihak dengan masyarakat nelayan itu sendiri pada pihak lain. Dalam rangka memanfaatkan lingkungan laut, masyarakat nelayan mengembangkan seperangkat kebudayaan dalam bentuk idea, gagasan, aktivitas atau tindakan, serta teknologi yang berupa materi dan cara-cara atau strategi tertentu sebagai wujud dari penerapan ilmu pengetahuan yang mereka miliki (Abu Hamid, 1996). Elaborasi konsep teknologi dalam konteks ini mengacu pada pemahaman operasional bahwa teknologi, khususnya teknologi penangkapan dan teknologi transfortasi laut harus dipahami dengan penekanan pada bagaimana aggota masyarakat memberi tanggapan dan harapan serta bagaimana mekanisme pemanfaatannya (Abu Hamid, 1986 : 8). Secara empirik, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat nelayan adalah bagian dari kelompok masyarakat yang memanfaatkan lingkungan alam laut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sejak beberapa dasawarsa yang laluhingga saat ini mengalami dinamikanya sendiri sebagai suatu proses menuju terciptanya sebuah perubahan, baik perubahan yang bersifat microsopic maupun perubahan yang bersifat macrosopic.

Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu: 1) Pencemaran Minyak Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaankecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai. Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuhtumbuhan yang hidup disuatu daerah.Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun. 2) Pencemaran logam berat Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka.Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar (ikan dimakan oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam tropik level.Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat. Contoh pencemaran logam berat : “Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri). Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat.

“Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd. Menyebabkan nyeri/ngilu pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium. Perkembangan dan reproduksi; menyebabkan terjadinya perubahan morfologi; merubah tingkah laku organisme. 3) Sampah Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan cacing.Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka. 4) Pestisida Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride, misalnya DDT.Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat

ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah tersebut. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya. 5) Limbah Industri Dan Domestic Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup

yang saling

memengaruhi. 2.

3.

Pembagian daerah ekosistem air laut, berdasarkan kedalamannya: 

Litoral/Daerah Pasang Surut



Daerah Neritik



Daerah Batial atau Daerah Remang-remang



Daerah Abisal

Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu: Pencemaran Minyak, Pencemaran logam berat, Sampah, Pestisida, Limbah Industri Dan Domestic.

4.

Cara memanfaatkan Lingkungan Maritim yaitu dengan memanfaatkan biota bawah laut dengan baik, dan juga sebagai jalur perdagangan internasional serta sebagai wisata bahari Indonesia.

B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan kali ini bahwa wilayah maritime Indonesia sangatlah luas untuk itu marilah kita manfaatkan dengan sebaik mungkin dan menjaganya jangan sampai wilayah maritime Indonesia menjadi tercemar untuk itu perlu adanya kesadaran dari segenap warga Indonesia untuk bekerja sama menjaga kelestarian biota dalam laut kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://sahabatnadzhttp://ncupphe30jan.blogspot.com/ri.blogspot.com/2008/08/teknolo gi-dan-pemanfaatan-lingkungan.html http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mengenal-ekosistem-laut.html http://ciahh.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://lautmaritim.blogspot.com/2013/03/hukum-maritim.html http://indomaritimeinstitute.org/2011/07/pencemaran-laut-%E2%80%9Cmengancam potensi-sumberdaya-dan-lingkungan-maritim%E2%80%9D/...


Similar Free PDFs