Tugas Refleksi Mata Kuliah Filsafat Ilmu_Perkembangan Filsafat dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Di Indonesia PDF

Title Tugas Refleksi Mata Kuliah Filsafat Ilmu_Perkembangan Filsafat dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Di Indonesia
Author Dessi Kristiyani
Pages 5
File Size 86.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 3
Total Views 29

Summary

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Dosen : Prof. Dr. Marsigit, M.A Oleh : Dessi kristiyani (PPs PM P2TK 2013 / NIM 13709259010) A. Pendahuluan Filfafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak...


Description

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA

Refleksi Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Dosen : Prof. Dr. Marsigit, M.A Oleh : Dessi kristiyani (PPs PM P2TK 2013 / NIM 13709259010)

A. Pendahuluan Filfafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat. Pada waktu itu sekitar abad VI SM di wilayah Yunani muncul pemikir-pemikir yang disebut filsof alam. Seiring perkembangannya, maka bermunculan aliran – aliran filsafat. B. Refleksi materi kuliah a. Perkembangan Filsafat Permasalahan dalam filsafat pada jaman Yunani kuno bermula dari dua pendapat, yaitu yang disampaikan oleh Parmenides dan heraclitos. Parmenides berpendapat bahwa yang ada dan yang mungkin ada bersifat tetap sedangkan Heraclitos berpendapat bahwa yang ada dan yang mungkin ada berubah. Filsafat adalah olah pikir, maka yang tetap ada didalam pikiran dan yang berubah ada diluar pikiran, contohnya di dalam pikiran Pak Marsigit wanita itu satu , tapi diluar pikiran Beliau wanita itu banyak. Oleh karena itu, yang di dalam pikiran itu bersifat ideal sedangkan yang di luar pikiran itu bersifat real. Aliran – aliran filsafat baik yang sependapat dengan Parmenides maupun Heraclitos , sebagai berikut: 1. Idealisme Idealisme yang dipelopori oleh Plato, merupakan salah satu filsuf yang sependapat dengan Parmenides. Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. 2. Realisme Realisme yang dipelopori Aristoteles, yang merupakan salah satu filsuf terkenal yang sependapat dengan Heraclitos. Menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Kalau dibuat sebuah strata dalam bentuk gunung es, maka idealism berada di puncak sedangkan realism berada didasarnya. 3. Rasionalisme Rasionalisme yang lebih menekankan pada pemikiran atau akal dipelopori oleh Rene Descartes.

1

Refleksi Filsafat Ilmu Dessi Kristiyani_PPs PMat P2TK 2013/NIM. 13709259010

4. Empirisme Empirisme lebih menekankan pada pengalaman dipelopori oleh Thomas Hobbes. Epistemologisempiris hobbes mengajarkan bahwa pengenalan atau pengetahuan didapat karena pengalaman dan pengalaman merupakan awal segala pengetahuan. 5. Kantianisme Kantianisme di pelopori oleh Imanuel Kant. Filsuf Jerman ini dianggap sebagai inspirator dan sebagai peletak dasar pondasi ilmu, yakni dengan mendamaikan pertentangan epistemologik pengetahuan antara kaum rasionalisme dengan kaum empirisme. Immanuel Kant dalam karya utamanya yang terkenal ,terbit pada tahun 1781 yang berjudul Critique of Pure Reason, memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Menurut Kant, yang tetap ada dua yaitu yang tetap di dalam pikiran meliputi analitik (menggunakan pikiran) dan apriori(bisa memikirkan walau belum melihat), sedangkan yang tetap di luar pikiran meliputi sintetik(menggunakan pengalaman) dan aposteriori(bisa memikirkan tapi harus melihat objeknya). 6. Positivisme Pelopor utama positivisme adalah Auguste Comte. Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu tahap teologis, Metafisis, dan Positif-ilmiah. Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktual-fisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode scientific yang ketat. b. Implikasi Perkembangan Filsafat Pada Perkembangan Pengetahuan Sekarang Pemikiran Plato dan Aristoteles tentang yang ada dan yang mungkin ada, berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Kalau ditinjau lebih jauh mengenai kedua aliran dan implikasinya terhadap dunia pendidikan khususnya dalam matematika, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk mendidik matematika di sekolah khususnya untuk anak kecil , maka pengertian matematika itu ada di luar pikiran sehingga harus real, konkrit, sehingga yang namanya matematika itu tidak lain adalah kegiatan. Hal ini sesuai dengan aliran realism. Sedangkan aliran idealism lebih cocok diterapkan pada pembelajaran matematika yang dikenakan pada orang dewasa, dimana matematika merupakan suatu definisi, symbol – symbol. Plato maupun Aristoteles punya pendapat sendiri tentang matematika. Plato menganggap matematika ada di dalam pikiran , yang ada di dalam pikiran sudah jadi, sudah lengkap dan sudah tetap, sedangkan menurut Aristoteles, matematika itu beda di luar pikiranku, contohnya lingkaran itu berbeda, karena lingkaranmu merah dan lingkaranku kuning. Hal itu menggambarkan hidup secara filsafat, merupakan jarak antara Plato dan Aristoteles, dimana hidup itu harus kreatif, kalau hidup itu tetap artinya kita terjebak dalam ruang yang gelap, disamping itu hidup itu harus dinamis, kalau hidup itu berubah maka kita terjebak dalam mitos, disamping itu kita juga harus sensitive terhadap ruang dan waktu.

2

Refleksi Filsafat Ilmu Dessi Kristiyani_PPs PMat P2TK 2013/NIM. 13709259010

Implikasi perkembangan filsafat pada pendidikan tidak berhenti pada Plato dan Aristoteles, menurut Paul Ernest peta pendidikan secara umum dapat dibagi menjadi lima dunia pendidikan yaitu: 1. Dunia pendidikan kaum industrialis ,bahwa pendidikan hanya bertumpu pada keuntungan yang terlihat nyata dan dikerahkan untuk kepentingan industri. 2. Dunia pendidikan kaum Konservatif kerajaan/feodal yang ingin mempertahankan dan mewariskan nilai-nilai lama. 3. Dunia pendidikan kaum old humanis yang berpusat pada diri manusia dan aspek spiritual ditiadakan. 4. Dunia pendidikan kaum progresif yang berorientasi kepada siswa, hasil pendidikan diperoleh melalui portofolio. 5. Dunia pendidikan kaum socio-constructivist berorientasi kepada sosial dan diri siswa. Apabila ditelaah lebih jauh tentang hasil pemikiran Paul Ernest dan perkembangan pendidikan yang ada saat ini, maka yang paling banyak berperan dalam perkembangan pengetahuan adalah hasil pemikiran A de Comte. Implikasi dari filsafat de Comte terhadap pengetahuan di era modern saat ini adalah pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Positivisme menawarkan pendekatan “sain” untuk melampaui dikotomi membuka tabir dunia, dengan resiko spiritualitas yang “terpinggirkan” .Kaum Positivisme (Auguste Compte) menganggap agama berada di wilayah primitive dan tradisional. Agama dalam hal tertentu dianggap sebagai irrasional, oleh karena itu dapat menghambat kemajuan untuk memperoleh masyarakat modern. Dengan demikian agama tidak dijadikan sentral dalam tata cara dan perikehidupan masyarakat Positisme. Selanjutnya ,Positivisme mengembangkan metode “sain” sebagai jawaban untuk menaklukan dunia; maka berkembanglah segala macam cabang ilmu pengetahuan berbasis sain termasuk ilmu-ilmu dasar dan ilmu alam (natureweistenssafften). Sedangkan ilmu-ilmu humaniora termasuk agama, seni, budaya, filsafat (geistesweistensafften) dipinggirkan. Kinerja kaum Positivisme begitu mengagumkan karena telah menghasilkan ilmu-ilmu baru, teknologi dan masyarakat industri. Komunitas spiritual diliputi kecanggungan dan kegamangan dalam bayang-bayang reduksionisme untuk tidak punya pilihan lain kecuali terlibat setengah hati.Di luar kesadaran komunitas spiritual, dia telah menjelma menjadi sang Kontemporer atau Post Modern atau Post Post Modern yang menguasai segala aspek dan sendi kehidupan komtemporer dengan 4 ujung tombak: neo kapitalisme, neo pragmatisme, neo utiltarianisme dan neo hedonisme. Dibanding Positivisme awal, maka Kontemporer menampilkan sosok struktur dunia yang lebih lengkap, lebih canggih, dan lebih mampu merangkum semua persoalan dunia, seperti tampak pada diagram berikut:

3

Refleksi Filsafat Ilmu Dessi Kristiyani_PPs PMat P2TK 2013/NIM. 13709259010

Kontemporer/ Post Post Modern Post Modern Modern Feodal Tradisional Tribal Archaic

Gb. 1 Struktur Dunia Sekarang Sumber : Perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Bp. Marsigit

Di dalam struktur dunia nya Kontemporer, spiritualitas dipinggirkan dan ditempatkan tidak boleh melampaui fase Tradisional. Itulah sebabnya mengapa pada jaman sekarang lebih banyak fenomena bermoduskan non-agamis. Agama dipandang tidak mampu memecahkan persoalan-persoalan teknis dan pragmatis dari kehidupan kontemporer. Interaksi antara dunia spiritualitas dengan dunia Kontemporer dirasakan sangat tidak imbang. c. Implikasi Perkembangan Filsafat Pada Perkembangan Pendidikan di Indonesia Sekarang Pengaruh positivism ternyata tidak hanya terjadi pada negara – negara maju, akan tetapi gejalanya juga sudah mulai masuk ke negara – negara berkembang diantaranya Indonesia. Pola pendidikan yang berkembang dalam masyarakat kita saat ini, juga lebih cenderung pada aliran positivism tersebut. Hal ini terlihat pada pola pembelajaran siswa. Orang tua jaman sekarang lebih bangga kalau anak – anak mereka berprestasi dalam bidang akademik yang mulai dari semenjak mereka kecil, dimana pada tahap tersebut seharusnya masih dalam tahap bermain tapi malah sudah di jejali dengan segudang materi pelajaran, dimana tujuannya adalah membentuk anak – anak mereka menjadi ilmuwan – ilmuwan dan ahli – ahli dibidang tertentu misalnya matematika, fisika, biologi dan yang lain. Fenomena – fenomena yang muncul dan berkembang tidak hanya berhenti di situ saja, akan tetapi munculnya paradigm baru khususnya dalam kurikulum pendidikan saat ini, dimana kurikukum 2013 yang dicanangkan oleh pemerintah lebih menekankan pada penggunaan metode scientific, banyak menimbulkan pro dan kontra, C. Refleksi Diri Proses perkembangan anak dan pola pendidikan yang diberikan seharusnya disesuaikan dalam hal ini diharapkan pendidikan harus mendorong konstruksi pengetahuan malalui keterlibatan aktif dan interaksi siswa dengan tanpa meninggalkan spiritualitas, agar nantinya tidak lahir generasi yang punya akal ilmuwan, tapi bermental tidak baik. Hal ini dikarenakan pola pendidikan yang hanya menekankan scientific tanpa adanya keseimbangan dengan spiritualisme, dan spiritualisme yang ditanamkan bukan hanya dalam tulisan saja , akan tetapi benar – benar bisa diwujudkan dalam jiwanya dan dalam setiap aktivitasnya, khususnya dalam pembentukan pola pemikirannya.

4

Refleksi Filsafat Ilmu Dessi Kristiyani_PPs PMat P2TK 2013/NIM. 13709259010

Oleh karena itu, marilah kita berfilsafat tanpa meninggalkan spiritualisme. Menurut pak Marsigit, untuk menyingkapi itu semua, maka dapat dimulai dari diri kita sendiri. Beliau juga mengatakan bahwa spiritual adalah segala-galanya. Setelah membuat refleksi ini, timbul pertanyaan dalam benak saya , yaitu : Bilamana metode scientific yang diterapkan pada kurikulum 2013 berkiblat pada pemikiran Augus de Comte, maka apa yang akan terjadi pada generasi penerus kita?

Referensi : 1. Materi Perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Bp. Prof. Dr. Marsigit, M.A 2. Marsigit.(2013). Peta 1- Pendidikan Dunia _ Dibuat oleh Marsigit dari Paul Ernes (online).

Tersedia: http://powermathematics.blogspot.com/2012/11/peta-1-peta-pendidikan-duniadibuat.html#comment-form (29 Januari 2013) 3. Marsigit.(2013). Peta 2- Pendidikan Dunia _ Dibuat oleh Marsigit dari Paul Ernes (online). Tersedia: http://powermathematics.blogspot.com/2012/11/peta-1-peta-pendidikan-duniadibuat.html#comment-form (29 Januari 2013) 4. Marsigit.(2013). Peta 3- Pendidikan Dunia _ Dibuat oleh Marsigit dari Paul Ernes (online). Tersedia: http://powermathematics.blogspot.com/2012/11/peta-1-peta-pendidikan-duniadibuat.html#comment-form (29 Januari 2013) 5. Marsigit.(2013). Peta 4- Pendidikan Dunia _ Dibuat oleh Marsigit dari Paul Ernes (online). Tersedia: http://powermathematics.blogspot.com/2012/11/peta-1-peta-pendidikan-duniadibuat.html#comment-form (29 Januari 2013) 6. Marsigit.(2013). Urgensi Filsafat Dalam Pendidikan Islam Untuk Pendidikan Karakter (online). Tersedia:https://www.academia.edu/3634496/Urgensi_Filsafat_dalam_Pendidikan_Islam_untuk _Pendidikan_Karakter (29 Januari 2013)

7. http://powermathematics.blogspot.com 8. http://www.rbjones.com/rbjpub/philos/maths/ 9. http://en.wikipedia.org/wiki/Auguste_Comte

5

Refleksi Filsafat Ilmu Dessi Kristiyani_PPs PMat P2TK 2013/NIM. 13709259010...


Similar Free PDFs