Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa PDF

Title Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Author Arief Fahmie
Pages 12
File Size 789.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 174
Total Views 419

Summary

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan 59 Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Irwan Nuryana Kurniawan, Arief Fahmie Tim Penelitian Institusi Fakultas Psikologi Uni...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia terhadap Indeks Prestasi Kumula... Arief Fahmie Jurnal Fenomena

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

HUBUNGAN CONSCIENT IOUSNESS DENGAN RESILIENSI AKADEMIK MAHASISWA PENERIMA BE… yuliana mukt i Heri Ret nawat i Samsul Lut fi T ESIS JAROT AP NIM 1029031077 Jarot Syamsurizal

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan

59

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Irwan Nuryana Kurniawan, Arief Fahmie Tim Penelitian Institusi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Abstract This research aims to know, is the UPCM Test can predict the successful of the acceptance student in UII measuring by GPA. The hypothesis of This research is that there is a positive correlation between score of the UPCM Test with the student's GPA. The sample of this research consist of 2400 respondents from 12 study program in the UII from 1999 and 20000 periods. The measuring of UPCM Test variable and the student's GPA are by using seconder data taken from the Center Information of UII. The hypothesis of this research is generally measured by statistic by using the double regression analysis with stews method. The result of this research shows that UPCM Test is not becomes as a significant predictor yet and consistence for getting the student's academic grade forwards. The next research about the UPCM tests qualities, reliability and distribution restriction score of academic grade variable, and also the psychology factor as a non cognitive will give a comprehensive description for UPCM Test predictions.

Key words: The validity predictive, UII UPCM, and GPA Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang telah dilakukan dengan manusia sejak dahulu. Secara sadar atau tidak sadar manusia telah mendidik diri sendiri maupun orang lain dengan berbagai cara. Metode, materi, tujuan, dan permasalahan yang ada di sekitar proses pendidikan tentu pada awalnya dalam bentuk yang sederhana dan seiring dengan berjalannya waktu akan berkembang ke arah yang kompleks. Perkembangan kehidupan manusia dari jaman ke jaman juga terjadi dalam bidang pendidikan. Secara sederhana, bila dibandingkan 10 tahun yang lalu maka dinamika di dunia pendidikan akan berbeda dengan 10 tahun yang akan datang. Masrun (2000) mengungkapkan bahwa dalam dunia modern, di mana masalah yang dihadapi pendidikan sangat kompleks, maka bentuk sistem maupun tujuan pendidikan jelas berbeda dengan dunia yang masih diliputi oleh suasana hidup yang serba primitif. Bahkan di negara-negara yang sudah berkembang, tujuan pendidikan tetap menunjukkakn lebih banyak perbedaan daripada persamaan. Berbagai inovasi baru dikembangkan dan menghasilkan kompleksitas yang baru pula. Banyak metode dan sistem yang baru diterapkan di dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Tentu saja sejalan dengan perkembangan tersebut permasalahan yang muncul juga semakin bervariasi. Salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan adalah kualitas prestasi belajar. Prestasi belajar yang tingi selalu menjadi harapan bagi semua pihak. Pihak sekolah menganggap bahwa prestasi akademik merupakan salah satu indikator efektivitas proses belajar mengajar, sekaligus dapat digunakan untuk meningkatkan citra sekolah tersebut. Bagi orangtua, prestasi yang tinggi Fenomena: Vol. 3 No. 1 Maret 2005

ISSN : 1693-4296

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan 60

merupakan kebanggan dalam mengarahkan dan membiayai sekolah anak mereka; sedangkan bagi siswa sendiri tentu sebagai sarana untuk membuktikan kemampuan akademiknya. Universitas Islam Indonesia telah melakukan berbagai macam usaha secara menyeluruh untuk mendapatkan mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang tinggi. Salah satu usaha yang dilakukan UII adalah menyeleksi secara ketat calon-calon mahasiswanya lewat proses seleksi yang dinamakan Tes UPCM (Ujian Potensi Calon Mahasiswa). Tes UPCM UII adalah tes yang dilakukan calon mahasiswa UII dengan materi bahasa Inggris, Matematika, Logika, Analitik, dan Agama Islam. Tes UPCM UII yang dimulai diterapkan sejak tahun 1997 ini, bertujuan untuk mengetahui apakah calon mahasiswa mempunyai potensi yang cukup untuk mengikuti sistem perkuliahan di UII sehingga dapat memperoleh gelar sarjana. Calon mahasiswa harus memiliki skor minimal tertentu agar dapat dinyatakan lolos seleksi. Diharapkan dari skor UPCM dapat diprediksi bahwa calon mahasiswa tersebut dapat mempunyai IPK yang memuaskan. Kajian tentang validitas prediktif UPCM berkaitan dengan IPK perlu dilakukan sehingga diperoleh gambaran kelayakan UPCM UII sebagai alat untuk menyeleksi calon mahasiswa dan memprediksi prestasi belajar mahasiswa setelah menempuh studi di UII. Rumusan Masalah Menjadi pertanyaan adalah sudahkah Tes UPCM UII terbukti mampu memprediksi prestasi belajar mahasiswa UII? Hal ini penting diketahui mengingat sampai saat penelitian ini akan dilakukan, salah satu sasaran mutu yang ditetapkan UII yaitu tepat waktu masa studi minimal 80%, sampai saat ini masih belum dapat dicapai. Belum tercapainya sasaran mutu tersebut kemungkinan berhubungan dengan masih banyaknya mahasiswa UII yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Salah satu bukti adanyan permasalahan tentang lamanya masa studi terkait dengan prestasi belajar yang rendah, ditemukan dalam penelitian Pusat Psikologi Terapan F. Psikologi UII (2003) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah benar Tes UPCM UII mampu memprediksi IPK mahasiswa UII? Tinjauan Pustaka Prestasi belajar merupakan indikator dari kualitas proses belajar seseorang yang dapat diketahui dari suatu pengukuran yang dibakukan. Prestasi belajar secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi fisik dan psikologis (Azwar, 1996). Fisik dalam arti panca indra dan kondisi fisik secara umum, sedangkan psikologis terdiri dari kemampuan kognitif (bakat, inteligensi) dan non kognitif (minat, motivasi, kepribadian). Faktor eksternal terdiri dari fisik dan sosial. Fisik meliputi kondisi tempat belajar, sarana, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan belajar, sedangkan sosial yang terdiri dari dukungan sosial dan pengaruh budaya. Prestasi belajar di perguruan tinggi tentu juga disebabkan oleh faktorfaktor yang seperti yang telah disebutkan. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Sorenson (Alsa dan Hardjito, 2001) yang mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah inteligensi, kondisi fisik dan psikis anak, kemmpuan belajar, sikap siswa terhadap guru dan pelajaran, dan bimbingan belajar yang diterima siswa; sedangkan Walgito (Alsa dan Hardjito, 2001) mengemukakan bahwa faktor individu siswa, lingkungan, instrumen, dan bahan yang dipelajari akan mempengaruhi prestasi belajar. Di perguruan tinggi keberhasilan belajar ditunjukkan dengan prestasi belajar yang dicapainya berdasar evaluasi hasil belajar (Andrianto, dkk, 2001). Ukuran yang digunakan adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks Prestasi adalah nilai yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti sejumlah mata kuliah. Nilai IPK berkisar antara 0,0 sampai dengan 4,0 di mana semakin besar Fenomena: Vol. 3 No. 1 Maret 2005

ISSN : 1693-4296

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan

61

nilai IPK maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, sebaliknya semakin kecil nilai IPK maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Komponen pemberian nilai untuk tiap mata kuliah biasanya terdiri dari tugas atau praktikum, ujian tengah semester, dan ujian akhir. Perhitungan IPK adalah jumlah nilai tiap mata kuliah dikalikan SKS mata kuliah tersebut lalu dibagi jumlah SKS yang telah diselesaikan. Azwar (1997) mengatakan bahwa salah satu indikator terpenting suatu alat ukur psikologis dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik jika alat ukur psikologis tersebut memiliki validitas yang tinggi—selain reliabel, standar, ekonomis, dan praktis. Validitas, menurut Messick (1999) merupakan the appropriateness or correctness of inferences, decisions, or descriptions made about individuals, groups, or institutions from test results. Tidak ada tes yang valid secara umum. Kebenaran validitas harus ditekankan pada ketepatan sebuah kesimpulan untuk mereka yang mengikuti pengetesan. Meskipun terdapat berbagai sumber pembuktian yang berbeda, validitas merupakan sebuah konsep yang tunggal. Menurut Azwar (1997) dan Messick (1999) secara umum pembuktian validitas terbagi menjadi tiga bentuk: Content, Construct and Criterion-related evidence. Content-related Validity Sampel-sampel pertanyaan dalam sebuah tes seharusnya merepresentasikan isi, keterampilan atau perilaku yang penting dari domain of interest. Bukti validitas isi biasanya diperoleh dengan bertanya pada orang yang ahli tentang aitem-aitem test yang dikembangkan dan meminta mereka melakukan penilaian atas ketepatan setiap aitem dan mencakup keseluruhan domain. Criterion-related Validity Kadang-kadang, hasil tes digunakan untuk membuat inferensi tentang bagaimana kemungkinan penampilan seseorang dalam domain yang berbeda. Bukti validitas berdasar kriteria dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan tentang performansi seseorang saat ini atau masa mendatang dengan menunjukkan bahwa skor tes secara sistematik berhubungan dengan indikator-indikator atau kriteria-kriteria lain. Construct-related Validity Dari hasil tes kita membuat kesimpulan tentang tingkatan sejauhmana seseorang memiliki sejumlah trait or konstrak teoritis yang diungkap. Validitas konstrak menanyakan: Sebenarnya skor tes ini menggambarkan apa? Bukti validitas konstrak melibatkan pembuatan hipotesis dan mengumpulkan informasi selama periode waktu tertentu, menggunakan berbagai sumber dan metode. Sebagai tambahan, untuk meyakinkan bahwa inferensi yang diambil dari tes adalah tepat, para pengguna tes seharusnya juga mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi dari penggunaan skor tes untuk pembuatan keputusan. Adakah konsekuensi-konsekuensi sosial, baik potensial maupun aktual, dari interpretasi tes yang dilakukan dan apakah mendukung tujuan pengukuran? Apakah hal tersebut juga konsisten dengan nilai-nilai sosial lain? Validitas yang dikaji dalam penelitian ini adalah validitas prediktif yang didefinisikan sebagai ketepatan suatu alat ukur untuk memprediksikan performansi di masa yang akan datang atau secara ringkas disebut hubungan antara hubungan antara skor prediktor dengan kriteria. Tinggi rendahnya validitas prediktif ditentukan oleh besarnya hubungan antara prediktor dan kriteria, dan selanjutnya disebut koefisien validitas prediktif. Validitas prediktif merupakan salah satu jenis dari validitas criterion-related, sedangkan jenis yang lain adalah validitas konkuren. Fenomena: Vol. 3 No. 1 Maret 2005

ISSN : 1693-4296

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan 62

Perbedaan validitas prediktif dengan validitas konkuren adalah waktu pengukuran kriteria. Pengukuran kriteria untuk mengetahui validitas konkuren dilakukan bersamaan dengan pengukuran prediktor, contohnya tes seleksi masuk bagi mahasiswa baru UII sebagai prediktor dan besarnya sumbangan Tri Dharma mahasiswa baru yang harus dibayar ketika registrasi mahasiswa baru UII. Sedangkan pengukuran kriteria untuk mengetahui validitas prediktif dilakukan setelah beberapa waktu dari pengukuran prediktor, contohnya Tes UPCM UII sebagai prediktor dan Indeks Prestasi Akademik Kumulatif sebagai kriteria pada saat seleksi masuk bagi karyawan. Sebagai ilustrasi, perbandingan antara validitas prediktif dan validitas konkuren dapat dilihat pada gambar berikut:

UPCM UII

Penalaran Analitis Agama Islam Bahasa Inggris

Penalaran Logis Matematika Bahasa Indonesia

Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa

Besarnya Sumbangan Tri Dharma UII

Gambar 1. Bagan Alur Penelitian Kuat lemahnya hubungan antara prediktor dan kriteria ditentukan dengan besarnya harga mutlak koefisien yang bergerak dari 0,0 sampai dengan 1,0. Koefisien tersebut bersifat kontinum, artinya koefisien bergerak dalam koefisien 0 sampai dengan 1 dan semakin besar nilai koefisiennya maka semakin kuat hubungan antara prediktor dan kriteria. Koefisien 0 berarti bahwa tidak terdapat hubungan sama sekali antara prediktor dan kriteria, sedangkan koefisien 1 menunjukkan bahwa hubungan tersebut sempurna. Suatu alat ukur yang baik tentu diharapkan memiliki koefisien sebesar 1,0 tetapi dalam kenyataan sangat sulit untuk mencapainya sehingga terdapat kesepakatan umum yang menyatakan bahwa koefisien validitas dianggap memuaskan bila melebihi nilai koefisien 0,3 (Azwar, 1996). Validitas prediktif UPCM UII juga mengikuti konsep umum dari validitas. UPCM UII, sebagai alat untuk mengukur kemampuan kognitif calon mahasiwa, dikatakan sebagai alat ukur yang baik bila mempunyai kriteria reliabel, valid, standar, ekonomis, dan praktis. Validitas UPCM UII adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan UPCM UII melaksanakan fungsi ukurnya. Berkaitan validitas prediktif maka validitas prediktif UPCM UII dapat didefinisikan sebagai ketepatan UPCM UII untuk memprediksikan performansi di masa yang akan datang yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulutatif (IPK). Tinggi rendahnya validitas prediktif ditentukan oleh besarnya hubungan antara skor UPCM UII yang dimiliki seorang calon mahasiswa dengan IPK yang diperoleh ketika dia telah menjadi mahasiswa. Fenomena: Vol. 3 No. 1 Maret 2005

ISSN : 1693-4296

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan 63

Landasan Teori Setiap tahun beribu-ribu pelajar sekolah menengah atas berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi, termasuk Universitas Islam Indonesia. UPCM UII adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah para pendaftar tersebut mempunyai potensi yang cukup untuk mengikuti sistem perkuliahan di UII. Peserta harus memiliki skor minimal tertentu agar dapat dinyatakan lolos seleksi. Bila dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar maka UPCM UII merupakan alat untuk memilih calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang sesuai dengan persyaratan dari bidang ilmu yang akan ditekuni mereka. Diharapkan dari skor UPCM dapat diprediksi bahwa calon mahasiswa tersebut dapat mempunyai IPK yang memuaskan. Kajian tentang validitas prediktif UPCM berkaitan dengan IPK perlu dilakukan sehingga diperoleh gambaran kelayakan UPCM UII sebagai alat untuk menyeleksi calon mahasiswa dan memprediksi prestasi belajar mahasiswa setelah menempuh studi di UII. UPCM UII mirip dengan Scholastic Aptitude Test (SAT I) yang digunakan di Amerika Serikat sebagai tes masuk perguruan tinggi. Berbeda dengan SAT II yang merupakan tes prestasi maka SAT I adalah tes potensi yang menitikberatkan pada pengukuran kemampuan verbal dan matematika. Materi tes berbeda dengan kurikulum sekolah menengah umum sehingga memungkinkan bagi siswa yang punya potensi tinggi tetapi prestasinya rendah untuk masuk perguruan tinggi (Atkinson, 2001). UPCM UII adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah calon mahasiswa mempunyai potensi yang cukup untuk mengikuti sistem perkuliahan di UII sehingga dapat memperoleh gelar sarjana. Materi UPCM adalah Bahasa Inggris, Matematika, Logika, Analitik, dan Agama Islam. Calon mahasiswa harus memiliki skor minimal tertentu agar dapat dinyatakan lolos seleksi. Bila dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar maka UPCM UII merupakan alat untuk memilih calon mahasiswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang sesuai dengan persyaratan dari bidang ilmu yang akan ditekuni mereka. UPCM UII merupakan salah sat jenis tes psikologi sehingga mengikuti konsep umum dari validitas. Validitas UPCM UII adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan UPCM UII melaksanakan fungsi ukurnya. Berkaitan validitas prediktif maka validitas prediktif UPCM UII dapat didefinisikan sebagai ketepatan UPCM UII untuk memprediksikan prestasi belajar setelah menempuh kuliah dengan satuan ukurannya adalah Indeks Prestasi Kumulutatif (IPK). Diharapkan dari skor UPCM dapat diprediksi bahwa calon mahasiswa tersebut dapat mempunyai IPK yang memuaskan. Konsep ini sesuai dengan pengertian tes bakat dan tes prestasi. Anastasi (Woolfolk, 1995) mengatakan bahwa tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi belajar sedangkan tes bakat digunakan untuk memprediksi apakah seseorang dapat mengikuti proses belajar mengajar. Tinggi rendahnya validitas prediktif ditentukan dengan besarnya harga mutlak koefisien yang bergerak dari 0,0 sampai dengan 1,0. Koefisien tersebut bersifat kontinum, artinya koefisien bergerak dalam koefisien 0 sampai dengan 1 dan semakin besar nilai koefisiennya maka semakin kuat hubungan antara UPCM dan IPK. Koefisien 0 berarti bahwa tidak terdapat hubungan sama sekali sedangkan koefisien 1 menunjukkan bahwa hubungan tersebut sempurna. Penyusunan UPCM UII tentu diupayakan agar dapat mempunyai validitas prediktif yang tinggi atau dengan kata lain nilai koefisien hubungan antara UPCM dan IPK mendekati 1,0. Bagaimanakah UPCM UII dapat berhubungan dengan IPK mahasiswa? Alasan apa yang mendasari bahwa UPCM UII dapat menjadi prediktor yang valid bagi IPK mahasiswa? Prestasi belajar secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi fisik dan psikologis (Azwar, 1996). Fisik dalam arti panca indra dan kondisi Fenomena: Vol. 3 No. 1 Maret 2005

ISSN : 1693-4296

Validitas Prediktif Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa... oleh: Irwan Nuryana Kurniawan 64

fisik secara umum, sedangkan psikologis terdiri dari kemampuan kognitif (bakat, inteligensi) dan non kognitif (minat, motivasi, kepribadian). UPCM UII tergolong tes bakat sedangkan IPK dapat disimpulkan sebagai skor dari tes prestasi UPCM UII yang berisi Matematika, Agama Islam, Bahasa Inggris, Logika, dan Analitik merupakan alat ukur untuk mengetahui bakat yang dimiliki seorang calon mahasiswa sehingga dapat berprestasi dengan baik. Contohnya untuk belajar di Fakultas Psikologi dibutuhkan mahasiswa yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang tinggi sedangkan Logika, Analitik, dan Matematika dalam taraf sedang, sedangkan di Fakultas Hukum skor yang tinggi di tes Matematika tidak dibutuhkan. Hal in sejalan dengan yang dilakukan di Amerika Serikat yang menggunakan SAT I untuk persyaratan masuk perguruan tinggi. SAT I merupakan tes terhadap kemampuan mental dasar yang dapat memberikan gambaran prestasi belajar di masa yang akan datang (Atkinson, 2001). Hipotesa Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara nilai-nilai komponen UPCM dengan indeks prestasi akademik mahasiswa UII. Metodologi Penelitian Identifikasi variabel Variabel Independen Variabel Dependen

: Skor Ujian Penerimaan Calon Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UPCM UII). : Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 angkatan tahun 1999-2000 UII pada 2400 mahasiswa UII angkatan 1999 dan angkatan 2000 yang tersebar pada 12 program studi yaitu Ekonomi Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Hukum, Psikologi, Teknik Industri, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Informatika, Teknik Kimia, dan Farmasi. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, yaitu skor UPCM UII dan nilai IPK. Skor UPCM UII diperoleh dari skor UPCM UII tahun 1999 dan 2000 sedangkan nilai IP dihitung dari nilai IP mahasiswa angkatan tahun 1999 dan 2000 dari program studi Ekonomi Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Hukum, Psikologi, Teknik Industri, Teknik Elektro...


Similar Free PDFs