Yudaisme dan Kekristenan: Studi Kasus Tradisi Paskah PDF

Title Yudaisme dan Kekristenan: Studi Kasus Tradisi Paskah
Author L. Epafras
Pages 42
File Size 4 MB
File Type PDF
Total Downloads 3
Total Views 24

Summary

Yudaisme dan Kekristenan Studi Kasus Tradisi Paskah leonard chrysostomos epafras GKI Kedoya 5 Februari 2021 Leonard “Leo” Chrysostomos Epafras LECTURER ● RESEARCHER ● TRAINING INSTRUCTOR Universitas Kristen Duta Wacana ● Indonesian Consortium for Religious Studies Research Interests Religion Online;...


Description

Yudaisme dan Kekristenan Studi Kasus Tradisi Paskah leonard chrysostomos epafras GKI Kedoya 5 Februari 2021

Leonard “Leo” Chrysostomos Epafras LECTURER ● RESEARCHER ● TRAINING INSTRUCTOR Universitas Kristen Duta Wacana ● Indonesian Consortium for Religious Studies

Research Interests Religion Online; Interreligious Studies; Jewish Studies Check out Leo’s publications in s.id/LC-AcademiaEdu1

s.id/LC-ResearchGate

connect with Leo in social media leo epafras

leo_epafras

LeonardCEpafras

Yudaisme & Kekristenan Perdana

Yesus dan murid-muridNya adalah orang Yahudi dan taat menjalani tradisi Yahudi. Yesus seorang Yahudi saleh yang sampai Ia naik ke sorga tetap Yahudi. Perjanjian Baru (Injil - Kitab Wahyu) ditulis dalam bahasa Yunani Koine bagi umat Kristen perdana yang sebagian Yahudi, Yahudi diaspora & non-Yahudi. Namun demikian tetap menyimpan dan mencatat lapis-lapis ekspresi dan konteks Yudaisme. Yudaisme zaman Yesus, sebelum kehancuran Bait Allah tahun 70 M disebut dengan Yudaisme Bait Allah Kedua. Ciri menonjol adalah beragamnya ekspresi Keyahudian (Farisi, Saduki, Zelot, Qum’ran, Helenis, dll.) dan intensifnya perjumpaan dengan budaya dan agama lain.

Konteks geografis & demografis bagi perjumpaan intensif dgn budaya & agama lain

Dunia Yahudi Palestina dan Diaspora awal Millenia

Multi-lingual Multi-kultural Bahasa komunikasi umum: Yunani Koine (Yunani pasaran), Latin (pejabat Romawi) (mis. Yoh. 19:20), & Nabatea (Arab Utara) Bahasa komunikasi orang Yahudi: • Yunani Koine • Latin • Yudeo-Yunani Koine • Aram-Ibrani Bahasa komunikasi orang Yahudi kampung Yesus (Galilea): Aram Barat, dialek Galilea

Contoh jejak Yudaisme dalam PB shalom, amen, halleluyah

qorban (Mrk. 7:11)

’am ha-arets (Yoh. 7:49; Kis. 4:13)

tsitsit (Mat. 9:20)

bat qol (Mat. 3:17)

tefillin (Kel. 13:1-16; Ul. 6:8; Mat. 23:5)

berit millah (Kej. 17, Luk. 1:59)

ha-‘olam ha-ba & ha-‘olam ha-zeh (Ef. 1:21)

netilat yadayim (Mat. 15:2)

mekhitzah (Ef. 2:14)

Contoh jejak Yudaisme dalam PB Permainan kata (paranomasia, lashon nofel al lashon) Mat. 3:9: batu2 dan anak2 (avanim & banim) Mat. 23:24: nyamuk & unta (kamal & gamal) Luk, 10:25-37 (orang Samaria yang baik hati): sesama & musuh (re’a & ra’) Luk. 18:25: unta/tambang (gamal) & jarum

Contoh jejak Yudaisme dalam PB Berbagi gagasan dengan karya Yudaisme lainnya Kepercayaan tentang arwah yg masih bersemayam selama 3 hari setelah kematian (kisah kebangkitan Lazarus dalam Yoh. 11) Logos & memra (Yoh. 1 & Kej. 1:3 Targum Neofiti) Iblis menyamar malaikat terang (2 Kor. 11:14 & Vita Adae et Evae 9:1) Jalan kebinasaan (Mat. 7:13 & 2 Baruch 85:13) Sorga sbg istana (Yoh. 14:2 & 1 Henokh 17,18) Yesus & Melkizedek (Ibr. 7, 2 Henokh 71,72 & Naskah Qum’ran/NLM 11QMelch) Henokh (Yudas 14-15 & 1 Henokh 1:9)

Tradisi Makan-Makan Yahudi utk memahami makan Paskah

Sebagai seorang Yahudi, Yesus menghidupi tradisi makan-makan Yahudi Persembahan korban Bait Allah adalah persekutuan “makan2” antara Tuhan & umat Perumpamaan: garam, benih, biji sesawi, ragi, pesta, dll. Yesus memberi makan ribuan orang, makan bersama kaum pendosa Perjamuan malam terakhir Perjamuan eskatologis Mesianik & sorgawi (Yes. 25:6; Luk. 16:19-31, dll.) Sama seperti banyak tradisi dan budaya, persekutuan di sekitar meja makan bermakna sosial, budaya, dan ritual/teologis. Dalam tradisi Yahudi makanan juga menunjukkan integritas & identitas kelompok (in/out-group), persekutuan, posisi moral & politik. Tradisi makan-makan Yahudi juga dipengaruhi oleh tradisi makanmakan Yunani & Romawi. Orang Yahudi punya aturan ketat soal makanan yang diperkenankan atau tidak (Im. 11, Ul. 14).

“Memecah roti” bermakna solidaritas, persekutuan, penerimaan terhadap pihak luar. Dalam kisah Yesus memberi makan ribuan orang (Mat. 14, Luk. 9) makna ini diperluas menjadi karya keselamatan badaniah (sama spt Doa Bapa Kami: “berilah kami makanan pada hari ini”). Bagi orang Yahudi tradisional zaman Yesus, tidak lazim makan-makan bersama orang asing non-Yahudi. Yesus, khususnya Paulus mentransformasi makan Paskah menjadi bagian dari skenario penebusan Kristus dan “memecah roti” menjadi lambang tubuh Kristus yang dikorbankan bagi penebusan. Dengan demikian cukup banyak tradisi Yahudi yang melatar belakangi Perjanjian Baru (PB), khususnya Injil, Kisah Para Rasul dan Surat-surat Paulus.

Namun tetaplah PB adalah kitab suci gereja perdana, dokumen Kristen dan mencerminkan pergumulan mereka terhadap dunia maupun tradisi Yahudi. Mis. Injil Matius mencerminkan pergumulan komunitas Matius yg sebagian besar Yahudi, Injil Lukas dgn komunitas non-Yahudi, dst. Mungkin sekitar tahun 1960an sampai sekarang ada upaya rekonsiliasi Kristen-Yahudi di negara2 Barat, yang salah satunya melalui Passover/Pesach Seder lintasiman. Kedua belah pihak merayakan karya pembebasan Tuhan sekaligus menghormati tradisi masing2. Salah satu klaim inisiatif ini adalah Perjamuan Terakhir adalah Paskah Yahudi (pesach seder).

Paskah Yahudi

“Hari ini akan menjadi hari peringatan (ha-yom le-zikaron) bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.”

–Keluaran 12:14

hag ha-pesakh (Kel. 34:25). Salah satu dari 3 hari raya ziarah (shalosh regalim): Pesakh, Sukkot (Pondok Daun) & Shavu’ot (Pentakosta). Memperingati penebusan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Bangsa Israel diperintahkan mempersembahkan domba pada petang tanggal 14 Nisan sebelum matahari terbenam — perhitungan hari bangsa Israel & Yahudi dimulai petang hingga petang, bukan tengah malam hingga tengah malam spt di Indonesia Malam itu bangsa Israel makan daging domba dgn roti tak beragi dan sayur pahit. Darah domba harus diusap di ambang pintu, sehingga ketika Malaikat Tuhan melihatnya, rumah tersebut “dilewati” (pass over, pasakh) sehingga seisi rumah selamat. Sebaliknya rumah2 bangsa Mesir terkena tulah kematian anak sulung mereka.

Makan Paskah terjadi di tgl 15 Nisan dan selanjutnya ada perayaan roti tidak beragi selama 7 hari (di Israel) Hari raya ini disebut hari raya Roti Tidak Beragi (hag ha-matsot). Ketika bangsa Israel menetap di Kanaan dan berdiri Bait Allah Yerusalem, Paskah menjadi hari raya ziarah (naik haji versi Yahudi). Ada Paskah Kedua (pesakh sheni, Bil. 9:1-14) bagi mereka yg berhalangan atau tinggal jauh dari Bait Allah. Di samping ritual Bait Allah, ritual perayaan rumah tangga semakin berkembang dengan tata ibadah (seder) yang kompleks termasuk ritual memecah roti, meminum anggur dan puji-pujian. Pada malam 15 Nisan orang tua akan bercerita kisah Keluaran dan mengapa ada roti tidak beragi (matsah/matzah) dan sayur pahit (maror).

Semula perayaan Paskah dan Hari Raya Roti Tak Beragi adalah perayaan yg berbeda. Ketika Pembuangan Yehuda ke Babilonia, perayaan ini dijadikan satu. Pesakh seder yang dikenal sampai hari ini di kalangan Yahudi adalah formulasi sesudah kehancuran Bait Allah tahun 70 M, ketika domba Paskah tidak bisa dikorbankan lagi. Rekoleksi dan kenangan ibadah Paskah Bait Allah diformulasi ulang dalam buku liturgi Haggadah. Mis. keberadaan telur rebus adalah simbolisme korban domba di Bait Allah. Sebaliknya Orang Samaria mempertahankan dengan ketat Paskah menurut Alkitab. Sampai hari ini mereka mempersembahkan domba Paskah di Gunung Gerizim.

Haggadah Teks Kisah & Liturgi Paskah

Ada banyak ragam & variasi tradisi Yahudi untuk Pesach Seder. Silahkan menelusuri YouTube untuk melihat variasinya: Yang umum (Yahudi Ashkenazim): https://www.youtube.com/watch? v=LzsuL9U1a_k Yahudi Sefardim: https://www.youtube.com/watch?v=APS55CASwnw Orang Samaria: https://www.youtube.com/watch?v=Joe5CgQe2cg Yahudi Karaim: https://www.youtube.com/watch?v=SWRsk0KA4WE Yahudi Maroko: https://www.youtube.com/watch?v=8MarFp3yBYc Yahudi Falasha: https://www.youtube.com/watch?v=8NvkpVU7DEQ

Paskah Kristen

“Induk dari semua hari, hari raya dari hari raya, dan kekhidmatan dari segala kekhidmatan”

“Festival Paskah” –Yustinus Martir (kl. 100-165)

–Gregorius dr Nazianzus (329-389)

“Hari Kudus Penebusan” –Sirilus dr Yerusalem (kl. 315-386)

sedemikian penting perayaan Paskah bagi orang Kristen perdana sehingga sangat kuat dugaan bahwa penanggalan Natal dimulai dari hari Paskah lihat Belajar Bersama Sejarah Natal: Melampaui Polemik https://www.academia.edu/attachments/65109822/ download_file?s=portfolio

paska atau paskah?? mana aja okeyy!! tidak perlu diperdebatkan. Jika merujuk dari bahasa Ibrani, pesach/pesakh (‫ )פסח‬tidak masalah diucapkan Paskah, karena ada huruf khet (‫ )ח‬di akhir kata. Sama seperti mizbeach/mizbeakh (‫ )מזבח‬lewat transliterasi Arab, menjadi mezbah atau ruakh menjadi roh. Juga dalam KBBI & Alkitab LAI, paskah. Jika merujuk dari bahasa Aram pisha, pasha (‫ )פסהא‬maka ditransliterasi menjadi paskha/pascha (πασχα) dalam bahasa Yunani, sama seperti bahasa2 Indo-Eropa, Paschen (Belanda), Paaske (Denmark), Påsk (Swedia), Pasqua (Italia), Pascoa (Portugis), Pâques (Perancis), dan Pascua (Spanyol).

Passover atau Easter?? Passover adalah terjemahan langsung dari pesakh oleh Alkitab Tyndale (pendahulu Alkitab Terjemahan King James). Easter adalah istilah Paskah dalam tradisi Kristenisasi orang Inggris (Anglo-Sakson) pada abad 5 M. Teori umum: Easter dari Eostre dewi Anglo-Sakson. Namun masih dalam perdebatan para pakar. Namun demikian Easter merujuk perayaan Paskah Kristen yg di tempat lain menggunakan istilah Pasque (Perancis), Pascua (Italia), dll. Akhir2 ini muncul lagi polemik di kalangan Kristen Indonesia (yang bergaung dari perdebatan serupa di Kekristenan Barat) soal Easter dan Passover ini. Ini adalah ciri menguatnya politik identitas, purifikasi agama. Lih. catatan saya soal Natal di tautan sebelumnya.

Ada dinamika soal Perjamuan Terakhir: Injil Sinoptik menyamakan Perjamuan ini Makan Paskah. Ini yang menyebabkan banyak pakar dan perjumpaan antariman Yahudi-Kristen menyamakan Perjamuan Terakhir dengan Pesakh Seder. Namun Injil Yohanes menyebutkan Perjamuan Terakhir sebelum Makan Paskah. Pesakh Seder yg dikenal sekarang kemungkinan besar muncul sesudah zaman Yesus & sesudah kehancuran Bait Allah Kedua tahun 70 M. Apapun dinamikanya, Paskah Kristen adalah penghayatan teologis (bukan semata kalender) karya penyelamatan Tuhan melalui Yesus sebagai domba Paskah. Namun tetap bertumpu pada materi dasar Paskah Alkitabiah. Sebagai perayaan berinti pada triduum (perayaan 3 hari, Jum’at-Sabtu-Minggu), peringatan Yesus dari kematian hingga kebangkitanNya. Perayaan ini sangat kaya karena berkembang dari beragam tradisi yang dijadikan satu rangkaian liturgi. Maupun berbagai tradisi dalam berbagai gereja. Mis. tradisi puasa 40 hari sebelum Paskah yang diinspirasi puasa Yesus sesudah pembaptisan.

mengapa terjadi perbedaan??

proses sejarah, budaya & agama Cross-pollination — serbuk silang. Saling belajar antara Yudaisme & Kristen. Demarkasi sosial — identitas terbentuk dgn menciptakan jarak dgn “sumber” atau tradisi yang sudah berubah. Kristen Perdana menegaskan Paskah Kristen yg berbeda dari Paskah Yahudi. Demikian juga Paskah Yahudi Entekstualisasi — mengekstrak wacana dari konteks awal, mengemas ulang Kontekstualisasi — penyesuaian dengan konteks yang ada Translokasi — memindahkan makna pada konteks yangberbeda Paralelisme — berbagi konteks dalam alam pikir

Perjumpaan tradisi Yahudi & Kristen

“Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” –1 Korintus 11:23-25

dimensi Yudaisme dalam 1 Korintus 11:23-25 [1] Meneruskan [mesorah] … menerima [qibel] = tradisi turun temurun. Dalam Islam disebut sanad atau isnad (periwayatan). Dalam Yudaisme, khususnya Yudaisme Rabinis tradisi turun temurun sangat penting dalam membangun keagamaan Yahudi. Tradisi yang memungkinkan mengembangkan ritual, teologi, budaya, hukum, dll. Tradisi dibangun dari Taurat tertulis/taurat Musa (torah she-bi ktav, atau sefer torat moshe, Neh. 8:1) dan Taurat lisan (torah she-be al-peh). Taurat lisan disebut “adat istiadat nenek moyang” dalam Injil (mis. Mat. 15:2)— lih. Mishnah Pirqe Avot 1:1 Peristiwa Keluaran Mesir sangat penting bagi identitas dan iman Yahudi tidak saja lewat Paskah tetapi juga tiap Sabat melalui kiddush. Mereka menghadirkan kembali pergumulan keluar dari Mesir melalui tradisi dan kenangan — lih. Mishnah Pesakhim 10:5

“Etika Bapa Leluhur” 1:1 Musa menerima [qibel] Taurat dari Sinai dan memberikannya [mesorah] kepada Yosua. Yosua memberikannya pada para tua-tua. Para tua-tua kepada para Nabi. Para Nabi memberikannya [mesorah] kepada anggota Dewan Agung [knesset ha-gedolah / Sanhedrin]

‫פרקי‬ ‫אבות‬

Pirqe Avot

Mishnah Pesakhim 10:5 Setiap dan seluruh generasi [be-kol dor va-dor], haruslah menempatkan dirinya seakan-akan mengalami langsung keluar dari Mesir

dimensi Yudaisme dalam 1 Korintus 11:23-25 [2] Mengucap syukur [berakhah] … sesudah makan Merujuk pada Lukas 22:19 Dalam tradisi Yudaisme ada dua berkat setiap kali makan, termasuk makan besar: sebelum makan, birkhat ha-motsi = mengucap syukur atas tersedianya makanan sesudah makan, birkhat ha-mazon = mengucap syukur karena telah dikenyangkan (Ul. 8:10) Karena itu konteksnya pada masa gereja perdana, makan Paskah adalah makan besar, sama seperti makan sehari-hari. Baru belakangan setelah diritualkan, makan Paskah menjadi simbolis dan hanya memakai sepotong hosti.

dimensi Yudaisme dalam 1 Korintus 11:23-25 [3] Memecah-mecahkannya Seperti disinggung sebelumnya, makan-makan/perjamuan, khususnya tradisi Yahudi bermakna identitas, sosial, budaya, moral dan teologis. Dalam hal ini jelas merujuk pada peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus, karena itu bersifat simbolis-teologis dan titik kenang akan penebusan Tuhan melalui Kristus. Namun Paulus mengembangkan lebih jauh dengan menekankan juga aspek solidaritas bahkan hingga di luar komunitas Yahudi. Kis. 27:33-37 dalam peristiwa terdamparnya kapal di sebuah Pulau, Rasul Paulus menggabungkan penghayatan Keyahudiannya dengan pemahaman “memecah-mecahkan roti” sebagai persekutuan dgn sesama manusia, baik Yahudi maupun bukan. Dalam peristiwa itu Paulus mengulang perbuatan Yesus memberi makan bagi banyak orang.

dimensi Yudaisme dalam 1 Korintus 11:23-25 [4] Perjanjian Baru [berit khadashah] Merujuk pada Perjanjian Baru dalam nubuatan Nabi Yeremia (Yer. 31:31) yang meliputi pertobatan dan hati yang baru. Menegaskan Perjamuan Terakhir sebagai Kristus memenuhi janji perjanjian baru bagi Israel. Oleh Paulus gagasan ini diperkuat dengan landasan Israel sbg terang bangsa-bangsa dan karena itu Perjanjian Baru meliputi bagi bangsa-bangsa juga (goyim).

[5] Peringatan … Teologi Hari Raya Yahudi & Kristen adalah Teologi Mengenang (zakhor) “Mengenang” (zakhor) Janji Tuhan (mis. Yes. 65:17, Zak. 10:9) Peringatan (mis. Kel. 12:14; Mal. 4:4) — Paskah sbg kenangan penebusan Penuntun (mis. Ul. 8:2) Pertobatan (Yes. 63:11)

“Melupakan” (shakah) Menyembah Tuhan lain (Ul. 8:19) — dalam konteks masa kini termasuk dewa2 moderen Tidak memelihara Firman Tuhan (Ul. 8:11) Ditinggalkan Tuhan (Yes. 49:14)

Kesimpulan Inti hari raya seperti Paskah Kristen dan Natal adalah mengenang & menghadirkan kembali karya keselamatan Tuhan. Bagi bangsa Israel & Yahudi Paskah adalah mengenang & menghadirkan kembali karya penebusan dari perbudakan Mesir dan permulaan identitas mereka sebagai umat Tuhan. Bagi orang Kristen Paskah adalah karya penebusan melalui tipologi Paskah Yahudi melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Karena itu perlu dipahami dalam semangat saling menghormati, lintasiman dan rekonsiliasi.

Bacaan lanjutan: Yudaisme & Kristen Alan Brill, Judaism & Other Religions (Palgrave Macmillan, 2010). Alan Brill, Judaism & World Religions (Palgrave Macmillan, 2012). Amy-Jill Levine & Marc Zvi Brettler, The Jewish Annotated New Testament (Oxford University Press, 2011). Beragam esai di dalamnya. Brad H. Young, Jesus the Jewish Theologian (Hendrickson Pub., 1993). Brad H. Young, Meet the Rabbis: Rabbinic Thought and the Teachings of Jesus (Hendrickson Pub., 2007). Craig A. Evans, Ancient Texts for New Testament Studies (Hendrickson Pub., 2005). Daniel Boyarin, “The Gospel of the Memra: Jewish Binitarianism and the Prologue to John,” The Harvard Theological Review 94/3 (2001): 243-84. Daniel Boyarin, The Jewish Gospels: the story of the Jewish Christ (The New Press, 2012).

Bacaan lanjutan: Yudaisme & Kristen Mishnah traktat Pesakhim berbicara soal tradisi Paskah ketika Bait Allah masih berdiri. https://www.sefaria.org/Mishnah_Pesachim.1?lang=bi Eli Lizorkin-Eyzenberg, The Jewish Gospel of John (Israel Bible Center, 2015). Herbert W. Basser & Marsha B. Cohen, The Gospel of Matthew & Judaic Traditions (Brill, 2015). Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi (LAI, 2010, 2012). Beragam esai khususnya di bagian Perjanjian Baru, semisal “Dunia Zaman Yesus” (h. 1533-51) sebagai pengantar tradisi Yudaisme zaman Yesus dan para murid. Marvin R. Wilson, Exploring Our Hebraic Heritage (William Eerdmans, 2014). Morton Smith, Tannaitic Parallels to the Gospel (Society of Biblical Literature, 1968). Peter Schäfer, Jesus in the Talmud (Princeton University Press, 2009). Zev Garber (ed.), The Jewish Jesus: Revelation, Reflection, Reclamation (Purdue University Press, 2011).

Bacaan lanjutan: Paskah Yahudi & Kristen Archbishop Basilios, “Major Feasts,” The Coptic Encyclopaedia, Vol. 4 (Macmillan, 1991), h. 1104-5. David M. Friedenreich, “Food & Table Fellowship,” The Jewish Annotated New Testament (Oxford University Press, 2011), h. 521-4. Eviatar Zerubavel, “Easter & Passover: On Calendars & Group Identity,” American Sociological Review 47 (1982): 284-89. John F. Baldovin, “Easter,” Encyclopedia of Religion, Second Edition, vol. 4 (Macmillan Reference USA, 2005), h. 2579-80. Jonathan Klawans, “Was Jesus’ Last Supper a Seder?” Bible Review, Oktober 2001, republikasi Biblical Archeology Review, 7 April 2020. https:// www.biblicalarchaeology.org/daily/people-cultures-in-the-bible/jesus-historical-jesus/ was-jesus-last-supper-a-seder/

Bacaan lanjutan: Paskah Yahudi & Kristen Jonathan Klawans, “Jesus’ Last Supper Still Wasn’t a Passover Seder Meal,” Biblical Archeology Review, 19 April 2019. https://www.biblicalarchaeology.org/daily/peoplecultures-in-the-bible/jesus-historical-jesus/jesus-last-supper-passover-seder-meal/ Lawrence A. Hoffman, “The Passover Meal in Jewish Tradition,” Passover & Easter: Origin & History to Modern Times (University of Notre Dame Press, 1999), h. 8-26. Louis Jacobs, “Passover,” Encyclopedia of Religion, Second Edition, vol. 10 (Macmillan Reference USA, 2005), h. 7003-5. Louis Jacobs, Ernst Kutsch, Rela M. Geffen, & Abraham Kanof, “Passover,” Encyclopaedia Judaica, Second Edition, vol. 15 (Thomson-Gale, 2007) h. 678-83. Paul F. Bradshaw, “Easter in Christian Tradition,” Passover & Easter: Origin & History to Modern Times (University of Notre Dame Press, 1999), h. 1-7. Tanya Gulevich, Encyclopedia of Easter, Carnival & Lent (Omnigraphics, 2002). Berbagai artikel di dalamnya, termasuk tradisi Telur & Kelinci Paskah....


Similar Free PDFs