08 194Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi PDF

Title 08 194Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi
Pages 9
File Size 679.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 496
Total Views 561

Summary

TINJAUAN PUSTAKA Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi Yanhendri, Satya Wydya Yenny Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RS Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia ABSTRAK Obat topikal merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

08 194Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi Afiah Robithoh

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Farmakologi Kulit khususnya obat t opikal yuni asih

anat omi kulit riri lakasa RINGKASAN MAT ERI ILMU KULIT DAN KELAMIN PPD FK UMM '09 INFEKSI VIRUS PADA KULIT DAN MUK… Hadi El-Maskury

TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi Yanhendri, Satya Wydya Yenny Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RS Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia

ABSTRAK Obat topikal merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi dermatologi. Obat ini terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif. Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi kelainan kulit merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi topikal, di samping faktor lain seperti: konsentrasi zat aktif obat, efek isika dan kimia, cara pakai, lama penggunaan obat agar diperoleh eikasi yang maksimal dan efek samping minimal. Kata kunci: sediaan topikal, dermatologi, vehikulum ABSTRACT Topical medication is one form of drug therapy is often used in dermatology. This drug consists of vehiculum (carrier) and the active substance. Accuracy choosing topical dosage forms in accordance with the conditions of the skin disorder is one of the factors that play a role in the success of topical therapy, in addition to other factors such as: concentration of active drug substances, efects of physics and chemistry, how to use, duration of the drug use in order to obtain maximum eicacy and minimal side efects. Yanhendri, Satya Wydya Yenny. Various Topical Preparations in Dermatology. Key words: topical preparation, dermatology, vehiculum

PENDAHULUAN Obat topikal terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif. Saat ini, banyaknya sediaan topikal yang tersedia ditujukan untuk mendapat eikasi maksimal zat aktif obat dan menyediakan alternatif pilihan bentuk sediaan yang terbaik.1,2 Obat topikal merupakan salah satu bentuk obat yang sering dipakai dalam terapi dermatologi. Banyaknya pilihan bentuk sediaan, memerlukan kecermatan dalam memilih, karena di samping pertimbangan bahan aktif, bentuk sediaan berpengaruh terhadap keberhasilan terapi. Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi kelainan kulit diperlukan, karena merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi topikal di samping faktor lain seperti: konsentrasi zat aktif obat, efek isika dan kimia, cara pakai, lama penggunaan obat agar diperoleh eikasi maksimal dengan efek samping minimal.1,2 Suatu uji coba efektivitas yang membandingkan sediaan losion dan salep untuk kulit kepala memperlihatkan banyaknya kasus drop out karena ketidaknyamanan terhadap bentuk sediaan obat.6

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 423

Berbagai laporan mencoba membandingkan efektiitas berbagai bentuk sediaan topikal pada satu macam penyakit; terlihat bahwa sediaan baru memiliki kelebihan dibandingkan bentuk konvensional.3-5 BENTUK SEDIAAN TOPIKAL Deinisi topikal Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan daerah permukaan tertentu.7 Dalam literatur lain disebutkan kata topikal berasal dari kata topos yang berarti lokasi atau tempat.8 Secara luas obat topikal dideinisikan sebagai obat yang dipakai di tempat lesi.9 Berbagai bentuk sediaan obat topikal Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa (vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersih-

kan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan.1,2,9-11 Untuk mendapatkan sifat zat pembawa yang demikian, maka ditambahkanlah bahan atau unsur senyawa tertentu yang berperan dalam memaksimalkan fungsi dari zat pembawa.2 BAHAN PEMBAWA Bahan pembawa yang banyak dipakai: 1. Lanolin Disebut juga adeps lanae, merupakan lemak bulu domba. Banyak digunakan pada produk kosmetik dan pelumas. Sebagai bahan dasar salep lanolin bersifat hipoalergik diserap oleh kulit, memfasilitasi bahan aktif obat yang dibawa.9,11 2. Paraben Paraben (para-hidroksibenzoat) banyak digunakan sebagai pengawet sediaan topikal. Paraben dapat juga bersifat fungisid dan bakterisid lemah. Paraben banyak dipakai pada shampo, sediaan pelembab, gel, pelumas, pasta gigi.2,9,11

423 6/8/2012 2:33:43 PM

TINJAUAN PUSTAKA 3. Petrolatum Merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari hidrokarbon (jumlah karbon lebih dari 25). Petrolatum (vaselin), misalnya vaselin album, diperoleh dari minyak bumi. Titik cair 10-50°C, dapat mengikat kira-kira 30% air.9,11

Tabel 1 Bahan pembawa yang umum digunakan dalam sediaan topikal4

Bahan emulsi

Pelarut

Kolesterol

Alkohol

Dinatrium monooleaamidosulisuksinat

Diisopropil adipat

Lilin emulsi

Gliserin

Polioksil 40 stearat

1,2,6-heksanetriol

Polisorbat

Isopropil miristat

Natrium lauril eter sulfat

Propilen karbonat

Natrium lauril sulfat

Air

Bahan emulsi tambahan/penstabil emulsi

Bahan pengental

Karbomer

Beeswax

Katearil alkohol

Karbomer

Setil alkohol

Petrolatum

Gliseril monostearat

Polietilen

Polietilen glikol

Xantan gum

Stearil alkohol

Emolien

Stabilizer

Kaprilat/kaprat trigliserida

Benzil alkohol

Setil alkohol

Butylated hydroxyanisole

Gliserin

Butylated hydroxytoluena

Isopropil miristat

Asam sitrat

Isopropil palmitat

Dinatrium adetat

Lanolin dan derivatnya

Gliserin

Minyak mineral

Paraben

Petrolatum

Propil galat

Asam stearat

Natrium bisulfat

Stearil alkohol

4. Gliserin Berupa senyawa cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau. Gliserin memiliki 3 kelompok hidroksil hidroilik yang berperan sebagai pelarut dalam air.9,11 Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan salep. Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang disebut juga sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa krim, pasta, bedak kocok dan pasta pendingin.1,2,11,12 Cairan Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba.1,2,10,11

Humectan

Indikasi cairan Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada11: a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi. b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas. c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi bersih.

Gliserin Propilen glikol Solusio sorbitol

Powder

Paste

Shake lotion Cooling Paste

Grease

Bedak Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superisial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi.1,2,10,11

Liquid Cream

Monophasic

Gambar 1 Formulasi vehikulum sediaan topikal3

424 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 424

Biphasic

Triphasic

Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Dua bahan ini

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

6/8/2012 2:33:44 PM

TINJAUAN PUSTAKA dipakai sebagai komponen bedak, bedak kocok dan pasta.1,2,10,11 Indikasi bedak Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan. Salep Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep tersebut.1,2,9-11 a. Dasar salep hidrokarbon Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin album (petrolatum), parain liquidum. Vaselin album adalah golongan lemak mineral diperoleh dari minyak bumi. titik cair sekitar 10-50°C, mengikat 30% air, tidak berbau, transparan, konsistensi lunak.2,9,11,13,14 Hanya sejumlah kecil komponen air dapat dicampurkan ke dalamnya. Sifat dasar salep hidrokarbon sukar dicuci, tidak mengering dan tidak berubah dalam waktu lama. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup. Dasar salep hidrokarbon terutama digunakan sebagai bahan emolien.

c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep hidroilik. Dasar ini dinyatakan “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari kulit, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini tampilannya menyerupai krim karena fase terluarnya adalah air. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologi.5,9,13,14 d. Dasar salep larut dalam air Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” terdiri dari komponen cair. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti halnya dasar salep yang dapat dicuci dengan air karena tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parain, lanolin anhidrat. Contoh dasar salep ini ialah polietilen glikol.5,9,13,14 Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi salep bergantung pada beberapa faktor, seperti kecepatan pelepasan bahan obat dari dasar salep, absorpsi obat, kemampuan mempertahankan kelembaban kulit oleh dasar salep, waktu obat stabil dalam dasar salep, pengaruh obat terhadap dasar salep.6 Pada dasarnya tidak ada dasar salep yang ideal. Namun, dengan pertimbangan faktor di atas diharapkan dapat diperoleh bentuk sediaan yang paling baik.11,15

Contoh krim W/O11: R/ Cerae alba Cetacei Olei olivarum Aquae ad

5 10 60 100

Contoh krim O/W11: R/ Cerae lanett N Olei sesami aa Aquae ad

15 100

Dalam praktik, umumnya apotek tidak bersedia membuat krim karena tidak tersedia emulgator dan pembuatannya lebih sulit dari salep. Jadi, jika hendak menulis resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim yang sudah jadi, misalnya biocream. Krim ini bersifat ambiilik artinya berkhasiat sebagai W/O atau O/W. Krim dipakai pada kelainan yang kering, superisial. Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di daerah lipatan dan kulit berambut.11 Contoh emulsi O/W16: R/ Acid salicyl Liq carb deterg Biocream Aqua

5% 5% 20 40

Contoh emulsi W/O16: R/ Acid salicyl Liq carb deterg Biocream Ol. oliv

5% 5% 20 20

2,9,11,13-14

b. Dasar salep serap Dasar salep serap dibagi dalam 2 tipe, yaitu bentuk anhidrat (parain hidroilik dan lanolin anhidrat [adeps lanae]) dan bentuk emulsi (lanolin dan cold cream) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan tambahan. Adeps lanae ialah lemak murni dari lemak bulu domba, keras dan melekat sehingga sukar dioleskan, mudah mengikat air. Adeps lanae hydrosue atau lanolin ialah adeps lanae dengan akua 25-27%.5,9,13,14 Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa masih ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk sediaan kosmetik. Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.5,9,13,14

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 425

Indikasi salep Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk likeniikasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah bersih.11,12 Kontraindikasi salep Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena tidak dapat melekat, juga pada daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan perlekatan.11,12 Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing cream.4,5,9,11,13-15

Indikasi krim Krim dipakai pada lesi kering dan superisial, lesi pada rambut, daerah intertriginosa.11,12 Pasta Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.9,11-15 Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.11-14 Indikasi pasta Pasta digunakan untuk lesi akut dan superisial.9,11

425 6/8/2012 2:33:45 PM

TINJAUAN PUSTAKA Bedak kocok Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit. 5,9,11,14 Indikasi bedak kocok Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superisial seperti miliaria. Beberapa contoh komposisi bedak kocok11: R/ Oxidi zincici Talci aa 20 Glycerini 15 Aguae ad 100 R/ Oxidi zincici Talci aa 20 Gliserini 15 Aquae Spirit dil. Aa ad 100 Keuntungan penambahan spritus dilitus ialah memberikan efek pendingin karena akan menguap, dapat melarutkan bahan aktif yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol, misalnya mentholium dan camphora. Kedua zat tersebut bersifat antipruritik.11 Jika hendak menambahkan bahan padat berupa bubuk hendaknya diperhitungkan sehingga berat bahan padat tetap 40%. Misalnya, jika ditambahkan sulfur precipitatum 20 gram, maka berat oxydum zincicum dan talcum harus dikurangi.11 R/ Sulfuris precipitatum Oxidi zincici Talci aa Glycerini Aquae Spiritus dil aa ad

20 10 15 100

Pasta pendingin Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak, salep dan cairan. Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti krim.11 Indikasi Pasta dipakai pada lesi kulit yang kering.11 Beberapa vehikulum yang merupakan pengembangan dari bentuk dasar monofase

426 CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 426

sediaan lain, yaitu gel, aerosol foam, cat, jelly, losion.2,9,10,13 Gel Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal dan fase ganda.9 Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besar yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam (seperti tragakan). Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu gel yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumunium hidroksida. Gel ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumunium hidroksida yang tidak larut dan alumunium oksida hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk menetralkan asam klorida dalam lambung.9,13-15 Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang berambut. 9, 13,15 Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki keistimewaan:9,12 a. Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim. b. Sangat baik dipakai untuk area berambut. c. Disukai secara kosmetika. Jelly Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami seperti tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.9 Losion Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larut terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidak tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu. Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena evaporasi komponen air.1,9,10,13 Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar rata, favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid, losion faberi.1,9,10,13

Foam aerosol Aerosol merupakan sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian lokal pada kulit, hidung, mulut, paru. Komponen dasar aerosol adalah wadah, propelen, konsentrat zat aktif, katup dan penyemprot.2,13 Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah. Foam aerosol merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif dalam formulasi emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang pernah dilaporkan antara lain ketokonazol foam dan betametasone foam.2,4,13 Keistimewaan foam: 1. Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat aktif tersisa cepat berpenetrasi.2 2. Sediaan foam memberikan efek iritasi yang minimal.2 Cat Pada dasarnya, cat merupakan bentuk lain solusio yang berisi komponen air dan alkohol. Penggabungan komponen alkohol dan air menjadikan sediaan ini mampu bertahan lama. Sediaan baru pernah dilaporkan berupa solusio ciclopirox 8% sebagai cat kuku untuk terapi onikomikosis.10,17 MEKANISME KERJA Farmakokinetik umum Farmakokinetik sediaan topikal secara umum menggambarkan perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang diaplikasikan pada kulit dan kemudian diserap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan secara sistemik. Mekanisme ini penting dipahami untuk membantu memilih sediaan topikal yang akan digunakan dalam terapi.2,18 Perjalanan sediaan topikal setelah diaplikasikan pada kulit tergambar pada Gambar 2. Secara umum perjalanan sediaan topikal setelah diaplikasikan melewati tiga kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat. Stratum korneum dapat berperan sebagai reservoir bagi vehikulum tempat sejumlah unsur pada obat masih berkontak dengan permukaan kulit namun

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

6/8/2012 2:33:45 PM

TINJAUAN PUSTAKA Jalur penetrasi sediaan topikal5,9,19-22 Penetrasi sediaan topikal melewati beberapa macam jalur seperti pada Gambar 3.19 Saat sediaan topikal diaplikasikan pada kulit, terjadi 3 interaksi: 1. Solute vehicle interaction: interaksi bahan aktif terlarut dalam vehikulum. Idealnya zat aktif terlarut dalam vehikulum tetap stabil dan mudah dilepaskan. Interaksi ini telah ada dalam sediaan.9,19 2. Vehicle skin interaction: merupakan interaksi vehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasi fungsi reservoir kulit terhadap vehikulum.9,19 3. Solute Skin interaction: interaksi bahan aktif terlarut dengan kulit (lag phase, rising pha...


Similar Free PDFs