2112 ECON6098038 T4EA TK4-W9-S13-R0 TEAM8 PDF

Title 2112 ECON6098038 T4EA TK4-W9-S13-R0 TEAM8
Author Natasya Cels
Course business economics
Institution Universitas Bina Nusantara
Pages 6
File Size 254.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 48
Total Views 148

Summary

Tugas kelompok ke-Week 9/ Sesi 13Kasus virus corona COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia yang dinyatakan sebagaipandemi. Virus ini telah menginfeksi hampir 4 juta orang di seluruh dunia. Menurut data yangdihimpun Worldometers, kasus COVID-19 per tanggal 8 Mei 2020 mencapai 3.917 denganjumlah kem...


Description

AXL VIRELINIO MAHARA ZULFAN [250205850 CHELSEA NATASYA [2502044699 KEVIN EGA ADRIANTO [250203823 NUR ROFIKOH [250204695

Tugas kelompok ke-4 Week 9/ Sesi 13

Kasus virus corona COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia yang dinyatakan sebagai pandemi. Virus ini telah menginfeksi hampir 4 juta orang di seluruh dunia. Menurut data yang dihimpun Worldometers, kasus COVID-19 per tanggal 8 Mei 2020 mencapai 3.917.532 dengan jumlah kematian mencapai 270.720 dan yang sembuh sebanyak 1.344.120 orang. Kasus positif covid 19 di Indonesia per tanggal 9 Mei 2020 mencapai 13.645 orang, pasien yang meninggal dunia adalah 959 orang dan pasien yang sembuh sudah mencapai 2.607 orang. Penyebaran pandemi global Covid-19 memiliki implikasi besar pada perekonomian dunia, dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan turun dari 3% menjadi 1,5% atau mungkin lebih dari itu. Pertumbuhan ekonomi negara kita yang semula diproyeksikan 5 sampai 5,4% juga akan mengalami penurunan.

Pertanyaan: Berikan tanggapan bagaimana kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dapat anda usulkan untuk menghadapi kondisi ekonomi akibat covid 19 ini! (Gunakan teori-teori kebijakan fiskal dan moneter yang telah anda pelajari pada materi LN) (Score 100) Jawaban : Kebijakan Fiskal adalah suatu strategi atau kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Lebih lengkapnya, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang memengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Instrumen Kebijakan Fiskal: -

Pajak

Sektor penting dalam instrumen kebijakan fiskal adalah pajak baik dari sektor domestik maupun luar negeri. Demi mencapai tujuan ekonomi, pemerintah dapat meningkatkan maupun

ECON6098 – Business Economics-R0

menurunkan daya beli masyarakat melalui pajak. Contohnya jika pajak diturunkan, jumlah output barang dan jasa akan semakin meningkat sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Namun sebaliknya, jika pajak dinaikkan, akan menurunkan output barang dan jasa serta menurunkan daya beli masyarakat. -

Pengeluaran Belanja

Instrumen kebijakan fiskal yang kita bahas selanjutnya ialah pengeluaran belanja negara, Hal ini seperti konsep dasar dari apapun yang terjadi, bahkan dalam hidup kita sendiri. Misal pendapatan keluarga menurun, tentunya kita akan berusaha untuk berhemat dan menekan pengeluaran agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Dalam konteks negara, nilai belanja negara dapat dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu, misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS. -

Obligasi Publik

Instrumen kebijakan fiskal yang terakhir yakni tentang penerbitan obligasi atau surat utang bagi warga negara. Surat utang ini terkenal dalam bidang investasi, dimana rakyat yang memiliki dana, ditawarkan untuk membeli surat utang dari negara, dan negara akan mencicil hutang tersebut beserta bunga pinjaman. Salah satu produknya yakni SBN Ritel atau Surat Berharga Negara yang diperjual belikan.

Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dengan tujuan memelihara dan menstabilkan mata uang agar perekonomian negara tersebut tidak anjlok. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Contoh kebijakan moneter adalah pengendalian inflasi. Saat inflasi tinggi, artinya uang yang beredar terlalu banyak, sehingga bank sentral akan mengambil kebijakan moneter dengan menarik uang yang beredar lewat kebijakan kenaikan suku bunga. Instrumen Kebijakan Moneter: -

Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di pasar modal.

ECON6098 – Business Economics-R0

-

Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung. -

Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan. -

Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang. Kebijakan Fiskal Menghadapi Covid-19 Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang komprehensif di bidang fiskal dan moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal, Pemerintah melakukan kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu, Presiden RI, Joko Widodo, menerbitkan Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota mempercepat refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan Covid-19. Selanjutnya, Kementerian Keuangan akan merealokasi dana APBN sebesar Rp62,3 triliun. Dana tersebut diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, honorhonor, untuk penanganan/pengendalian Covid-19, perlindungan sosial (social safety net) dan insentif dunia usaha. APBD juga diharapkan di-refocusing dan realokasi untuk 3 hal tersebut. Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan

ECON6098 – Business Economics-R0

lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera. Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan memperbanyak program padat karya termasuk Dana Desa. Sedangkan insentif dunia usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM dan sektor informal. Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah, pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25. Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-19. Presiden RI juga memberikan arahan agar Kementerian/Lembaga memprioritaskan pembelian produk UMKM, mendorong BUMN memberdayakan UMKM dan produk UMKM masuk e-catalog. Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Merangkum beberapa usul kebijakan yang bisa diterapkan dalam menghadapi kondisi pandemi ini, khususnya pada kebijakan moneter mengacu pada instrument-nya adalah sebagai berikut : a. Tingkat Bunga Diskonto (Discount Rate) Selama masa Pandemi Bank Indonesia dapat melakukan penurunan suku bunga acuan, harapannya adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) juga turut menurunkan suku bunga pinjaman (kredit). Penurunan suku bunga kredit ini diharapkan akan mendorong peningkatan sektor usaha karena turunnya biaya modal perusahaan (kredit lebih murah) dan lebih berani untuk melakukan peminjaman yang nantinya dapat mendorong produktivitas sektor usaha terutama bisa memberdayakan UMKM yang berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat, sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. b. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Operation) Dengan dilakukannya jual beli surat berharga oleh Bank Indonesia, maka uang dari pemerintah akan mengalir ke masyarakat sehingga jumlah uang beredar meningkat. Ketika jumlah uang yang beredar meningkat, diharapkan dapat meningkatkan investasi. Meningkatnya investasi diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terdampak covid-19 dan dapat

ECON6098 – Business Economics-R0

meningkatkan transaksi ekonomi di masyarakat sehingga ekonomi masyarakat bisa membaik dan memulihkan perekonomian nasional. c. Giro Wajib Minimum Selama masa Pandemi, BI sudah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar 300 bps. Kebijakan ini dinilai efektif dilakukan selama masa pandem, dengan tujuan bank memiliki lebih banyak likuiditas yang bisa digunakan untuk penyaluran kredit. banyak porsi pinjaman yang dapat disalurkan kepada masyarakat dan menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi dan berinvestasi. Selain itu, penurunan cadangan kas ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar mata uang rupiah dan para dunia usaha bisa terus melakukan ekspor dan impor karena biayanya murah. Karena bank-bank ini mampu memenuhi pembiayaan ekspor dan impor dan mendukung sector-sektor usaha yang sedang lesu agar bisa bangkit dan bahkan memberikan sumbangan pendapatan yang lebih kepada negara, yang nantinya kegiatan ekonomi nasional bisa lebih bergairah

ECON6098 – Business Economics-R0

Sumber :

https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-kebijakan-fiskal https://www.cnbcindonesia.com/opini/20200508151106-14-157161/formula-moneter-dalampeperangan-melawan-covid-19 https://kumparan.com/oktavia-nuratika/pentingnya-kebijakan-moneter-yang-tepat-di-tengahpandemi-1usFki6jGdY/1 https://www.ruangguru.com/blog/5-instrumen-kebijakan-moneter https://www.idxchannel.com/market-news/mitigasi-risiko-korona-bank-indonesia-turunkanrasio-giro-wajib-minimum https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13017/Kebijakan-Fiskal-dan-MoneterMengadapi-Dampak-Covid-19.html

ECON6098 – Business Economics-R0...


Similar Free PDFs