Title | 379079164 Analisis Rasio ICBP |
---|---|
Course | Manajemen Keuangan/ Financial Management |
Institution | Institut Teknologi Sepuluh Nopember |
Pages | 48 |
File Size | 1.6 MB |
File Type | |
Total Downloads | 121 |
Total Views | 352 |
ANALISIS LAPORAN KEUANGANPT. Indofood CBP Sukses Makmur. TbkPAPERUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHAnalisis Laporan Keuangan yang dibina oleh Bapak Yuli Soesetio, S, M.oleh : Kelompok 7 Ariq Viki Irawan 160413600355 Aulia Claraning Sukmawati 160413607226 Chintya Noliviasari 160413607221 Cholifah Nur A...
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Tbk
PAPER UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Analisis Laporan Keuangan yang dibina oleh Bapak Yuli Soesetio, S.E, M.M.
oleh : Kelompok 7 Ariq Viki Irawan Aulia Claraning Sukmawati Chintya Noliviasari Cholifah Nur Anggraeni Muhammad Ilyas Ninik Rian Puspitasari Nurul Muzdalifah
160413600355 160413607226 160413607221 160413607220 150413603239 150413601319 150413604655
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Mei 2018
BAGIAN 1
1. Analisis Rasio Profitabilitas Rasio yang digunakaan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Gross Profit Margin On Sales (GPM) Rasio ini adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari hasil penjualan.Rasio ini mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar rasio ini maka semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan yang berguna untuk audit operasional. 𝐆𝐏𝐌 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 − 𝑯𝑷𝑷 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Sumber :www.adra.biz/ekonomi-keuangan-profitabilitas-profitability-ratio b. Return On Sales Ratio (ROS) Rasio ini mengetahui seberapa baik perusahaan memproduksi produk atau layanan utamanya dan juga seberapa baik manajemen mengoperasikan bisnis intinya untuk menghasilkan laba untuk perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional atau margin pendapatan operasional. (𝑹𝑶𝑺) =
𝑬𝑩𝑰𝑻 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Sumber : www.kajianpustaka.com c. Net Profit Margin(NMP) Rasio ini menggambarkan seberapa besar penjualan mampu menghasilkan laba bersih bagi perusahaan.Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik operasi suatu perusahaan. 𝐍𝐌𝐏 =
𝑬𝑨𝑻 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Sumber : www.adra.biz/ekonomi-keuangan-profitabilitas-profitability-ratio d. Return On Investment(ROI) Rasio ini menggambarakan hasil pengembalian investasi. ROI merupakan suatu ukuran tentang efektivitas dalam mengelola investasinya. Semakin besar rasio ini semakin baik. 𝐑𝐎𝐈 =
𝑬𝑨𝑻 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
Sumber: www.kajianpustaka.com e. Return On Assets(ROA) ROA digunakan untuk mengukur imbal hasil atau laba bersih perusahaan melalui pengelolaan aset total perusahaan. Semakin tinggi ROA, maka artinya perusahaan dapat memanfaatkan aset totalnya secara efisien untuk menghasilkan laba bersih. 𝑹𝑶𝑨 =
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Sumber: Hanafi, Mamduh. M. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
f. Return On Equit (ROE) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.Rasio ini menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya sehingga tingkat keuntungan diukur dari dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. 𝑬𝑨𝑻 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 Sumber: Hanafi, M, dan Halim, A. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: STIM YKPN. 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 (𝑹𝑶𝑬) =
g. Operating Margin (OM) Mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba operasi (laba usaha) dari penjualan bersih perusahaan selama periode waktu tertentu. 𝑶𝑴 =
𝑬𝑩𝑰𝑻 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.
2. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.Rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Debt to Asset Ratio (DAR) Adalah rasio yang mengukur seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan yang didanai oleh seluruh krediturnya. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. 𝑫𝑨𝑹 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Sumber :https://ilmumanajemenindustri.com b. Debt to Equity Ratio (DER) Adalah rasio yang mengukur perbandingan antara utang dan ekuitas atau modal perusahaan. 𝑫𝑬𝑹 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Sumber: Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. c. Time Interest Earned Ratio Adalah rasio yang menggambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. 𝑻𝒊𝒎𝒆𝒔 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒆𝒅 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝐄𝐁𝐈𝐓 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂
Sumber: Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. d. Current Liabilities to NetWorth Adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan dana pinjaman yang segera ditagih terdapat sekian kalinya modal sendiri. Tujuan rasio ini untuk
mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang lancar. 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒕𝒐 𝑵𝒆𝒕 𝑾𝒐𝒓𝒕𝒉 =
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒆𝒌 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Sumber: Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. e. Solvency Ratio (SR) Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 𝑺𝒐𝒍𝒗𝒆𝒏𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙 𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 + 𝑫𝒆𝒑𝒓𝒆𝒄𝒊𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑳𝒐𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒎 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 + 𝑺𝒉𝒐𝒓𝒕 𝑻𝒆𝒓𝒎 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. f. Long-Term Debt To Equity Ratio Adalah rasio yang mengukur perbandingan antara utang jangka panjang dan ekuitas perusahaan. 𝑳𝑻𝑫𝑬 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒎 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. g. Total Utang terhadap Total Aset (Aktiva) Adalah rasio yang mengukur kemampuan aset perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutangnya. 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 Sumber : Hanafi, Mamduh. M. 2016. Analisis Laporan Keuangan. 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 =
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
3. Rasio Likuiditas Rasio yang menggambarkan kemmapuan suautu perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang jangka pendek). Formula rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Current Ratio Rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar / melunasi kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang dimiliki. 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. b. Quick Ratio Adalah rasio yang mengukur kemampuan aset lancar perusahaan setelah dikurangi persediaan dan prepayment untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. 𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 − (𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒊𝒆𝒔 + 𝑷𝒓𝒆𝒑𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕) 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. c. Cash Ratio Adalah rasio yang mengukur kemampuan kas dan setara kas ditambah marketabel securities perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. 𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑪𝒂𝒔𝒉 + 𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑺𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Sumber : Murhadi, Warner, R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.
BAGIAN 2
1. Profil Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) beroperasi di sektor makanan dan minuman dimana perusahaan mempunyai berbagai macam produk seperti: mie instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, dan makanan bernutrisi dan spesial. ICBP telah tercatat pada bursa saham Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Perusahaan Indofood ini didirikan sebagai produk konsumen bermerek (CBP) grup dari PT. Indofood Sukses Makmur (ISM), perusahaan induk yang tercatat pada bursa saham Indonesia sejak tahun 1994. ISM memberikan solusi total makanan melalui empat kelompok usaha strategis, yaitu produk makanan bermerek, Bogasari (produser tepung), agribisnis, dan distribusi. Melalui restrukturisasi internal, semua kegiatan usaha CBP yang menyangkut mie instan, produk susu, bumbu makanan, makanan ringan, makanan bernutrisi dan khusus, dan juga biskuit dimana sebelumnya di bawah Grup Bogasari, telah dipindahkan dari ISM ke ICBP, dimana terbentuk pada September 2009. Merek utama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbkmeliputi berbagai macam merek mie instan (Indomie, Supermi, dan Sarimi), produk susu (Indomilk), bumbu makanan (Sambal Indofood, Sirup Indofood, dan Bumbu Racik), makanan ringan (Chitato dan Qtela), dan juga makanan bernutrisi dan khusus (Promina dan SUN).
2. Laporan Keuangan Reklsifikasi a. Laporan Posisi Keuangan PT.INDOFOODCBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (DALAM JUTAAN RUPIAH) Tahun No. A 1 2 3 4
B 1 2 3
Keterangan Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Persediaan Aset lain-lain Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Tetap Goodwill Aset lain-lain Total Aktiva Tetap Total Aktiva
C 1 2 3
D
Hutang/Liabilitas Hutang Dagang/Hutang Usaha Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Panjang Total Hutang Ekuitas
2012 (Rp)
2013 (Rp)
2014 (Rp)
2015 (Rp)
2016 (Rp)
2017 (Rp)
5,484,318
5,526,173
7,342,986
7,657,510
8,371,980
8,796,690
2,359,334
2,549,415
2,902,202
3,363,697
3,893,925
4,126,439
1,812,887
2,868,722
2,821,618
2,546,835
3,109,916
3,261,635
536,721
393,458
195,541
394,567
231,901
377,405
9,888,440
11,321,715
13,603,527
13,961,500
15,571,362
16,579,331
3,839,756
4,844,407
5,838,843
6,555,660
7,114,288
8,120,254
1,424,030
1,424,030
1,424,030
1,424,030
1,424,030
1,424,030
2,601,254
3,677,318
4,043,811
4,619,434
4,792,268
5,495,899
7,865,040
9,945,755
11,306,684
12,599,124
13,330,586
15,040,183
17,753,480
21,267,470
24,910,211
26,560,624
28,901,948
31,619,514
1,928,370
2,530,602
2,813,284
2,580,953
3,083,114
3,519,343
1,651,117
2,165,981
3,417,713
3,421,391
3,386,671
3,308,245
2,187,195
3,305,156
3,639,267
4,171,369
3,931,340
4,467,596
5,766,682
8,001,739
9,870,264
10,173,713
10,401,125
11,295,184
11,986,798
13,265,731
15,039,947
16,386,911
18,500,823
20,324,330
b. Laporan Laba Rugi PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN (DALAM JUTAAN RUPIAH) No. 1 2 3 4
Keterangan Laba Operasi Laba Kotor EBIT EAT
2012 (Rp)
2013 (Rp)
Tahun 2014 (Rp)
2015 (Rp)
2016 (Rp)
2,842,060
2,771,924
3,128,693
3,992,132
4,864,168
5,778,609
6,425,691
8,059,854
9,619,137
10,859,314
3,027,190
2,966,990
3,388,725
4,009,634
4,989,254
2,282,371
2,235,040
2,531,681
2,923,148
3,631,301
c. Laporan Arus Kas PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (DALAM JUTAAN RUPIAH) No. 1 2 3
Keterangan
2012 (Rp)
2013 (Rp)
Arus Kas 3,041,616 1,993,496 Operasi Arus Kas (1,492,041) (2,378,918) Investasi Arus Kas (592,602) 207,792 Pendanaan
Tahun 2014 (Rp)
2015 (Rp)
2016 (Rp)
3,860,843
3,485,533
4,584,964
(1,749,908)
(2,047,434)
(1,560,132)
(286,458)
(1,264,853)
(2,159,227)
3. PERHITUNGAN a. Analisis Akun dalam Laporan Keuangan PT. Indofood 1) Kas Tahun
2012
2013
2014
2015
Pertumb
100 %
100,76%
133,890%
139,62%
2016
2017
152,65%
160,39%
uhan
Analisis Trend pada Kas PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
KAS 200% 150% 100%
100.76%
2012
2013
133.89%
139.62%
2014
2015
152.65%
100% 50% 0% 2016
2017
Analisis:Kondisi kas pada PT. Indofood adalah naik landai. Hal Ini menandakan bahwa PT. Sariguna Primatirta telah berhasil dalam melakukan
peningkatan
pada
penjualan
sehingga
dapat
meningkatkan kas perusahaan.
2) Piutang Tahun
2012
2013
2014
100% 108,05% 123%
2015
2016
2017
142,56% 165,04% 174,89%
Analisis Trend pada Piutang PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
PIUTANG 200% 150%
100%
108.05%
2012
2013
123%
165.04%
174.89%
2016
2017
142.56%
100% 50% 0% 2014
2015
Analisis:Kondisi piutang perusahaan 2012-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi piutang, maka semakin banyak perusahaan melakukan penjualan kredit dan pihak yang melakukan pembelian kredit banyak yang belum melakukan pembayaran. Kondisi ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam
mengelola piutang kurang baik. Semakin
tinggi piutang menunjukkan semakin banyak modal kerja yang tertanam dalam piutang yang tidak dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan semakin tinggi pula risiko piutang tidak tertagih.
3) Persediaam Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pertumbuhan 100% 158,240% 155,64% 140,48% 171,54% 179,91% Analisis Trend pada Persediaan PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
PERSEDIAAN 200% 150% 100% 50% 0% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Analisis:Persentase
persediaan
perusahaan
bersifat
fluktuatif
dan
cenderung naik, hal ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap produk perusahaan mengalami kenaikan. Namun, ini juga menandakan bahwa perusahaan belum cukup mampu dalam mengelola persediaannya. Tingginya tingkat persediaan tidak menguntungkan perusahaan karena dapat menimbulkan biaya penyimpanan, risiko kerusakan dan menghambat cash flow karena banyaknya dana yang tertanam pada persediaan (dana menganggur). 4) Aset Tetap Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pertumbuhan 100% 126,16% 152,06% 170,73% 185,27% 211,47% Analisis Trend pada Aset Tetap PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
ASET TETAP 250%
211.47%
200%
170.73%
185.27%
152.06% 126.16%
150% 100% 100% 50% 0% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Analisis:Kondisi aset tetap perusahaan periode 2012-2017 seperti pada grafik diatas adalah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dengan adanya kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan kurang efisien dalam mengelola aktiva tetapnya. Pada tanggal 31 Desember 20122017, aset tetap Kelompok Usaha yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan terutama terdiri dari (i) bangunan, struktur dan pengembangan bangunan; (ii) mesin dan peralatan; dan (iii) alatalat transportasi dengan nilai perolehan. Pada tanggal 31 Desember
2012-7 aset tetap dilindungi dengan asuransi terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan paket polis dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp7.995.290, Rp 10.747.355, Rp12.429.248, Rp 14.186.517, Rp 14.949.625, Rp 16.101.173 yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko yang dipertanggungkan.
5) Liabilitas Jangka Pendek Tahun 2012 2013 2014 100%
2015
131,20% 174,07%
2016
2017
167,68% 180,74% 190,73%
Analisis Trend pada Liabilitas Jangka Pendek PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
LIABILITAS JANGKA PENDEK 250% 200% 150% 100% 50% 0% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Analisis: Liabilitas jangka pendek dari tahun 2012 - 2017 mengalami tren naik. Hal ini disebabkan karena hutang pendek perusahaan, yaitu hutang kepada pihak bank terus mengalami peningkatan serta hutang jangka pendek perusahaan yang telah jatuh tempo terus meningkat setiap tahunnya. 6) Liabilitas Jangka Panjang Tahun 2012 2013 2014 100% 151,11% 166,38%
2015
2016
2017
190,71% 179,74% 204,26%
Analisis Trend pada Persediaan PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
LIABILITAS JANGKA PANJANG 250% 190.71%
200% 151.11%
166.38%
204.26% 179.74%
150% 100%
100% 50% 0% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Analisis: Liabilitas jangka pendek dari tahun 2012 - 2017 mengalami tren naik. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013-2015 hutang panjang perusahaan yaitu hutang kepada pihak bank terus mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2016 perusahaan berupaya untuk mengurangi hutang jangka panjangnya kepada pihak bank. Namun pada tahun 2017 hutang jangka panjang perusahaan kepada pihak bank kembali meningkat serta liabilitas perusahaan pada karyawan juga meningkat. Hal inilah yang menyebabkan liabilitas hutang jangka panjag perusahaan pada tahun 2017 kembali meningkat. 7) Ekuitas Tahun 2012
2013
100% 110,66%
2014
2015
2016
2017
125,47% 136,70% 154,34% 169,55%
Analisis Trend pada Ekuitas PT. Indofood CBP Periode 2012-2017
EKUITAS 169.55%
180%
154.34%
160% 140% 120%
125.47%
136.70%
110.66%
100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% 2012
2013
2014
2015
2016
2017
Analisis:Ekuitas perusahaan dari tahun 2012 - 2017 mengalami tren naik. Hal ini disebabkan karena saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya terus mengalami peningktan setiap tahunnya sehingga menyebabkan tren ekuitas naik. Hal ini menandakan bahwa perusa...